Cleo masih diam saja ketika bel berbunyi beberapa kali. Emily mendekat, dia menatap Cleo dan ikut diam di tempatnya."Siapa itu Emily?" tanya Cleo sedikit takut dengan suara ketukan pintu beberapa kali."Nona diam saja di situ, biar aku yang membukanya." kata Emily.Dia mendekat ke pintu, pintunya tidak ada fitur untuk mengintai siapa yang datang ke apartemennya. Dia menarik napas panjang, memegang handle pintu lalu menariknya, membuka sedikit dan mengintai siapa yang bertamu."Selamat siang." sapa seorang perempuan dengan wajah ramah berdiri di depan pintu apartemen Cleo."Siang, cari siapa?" tanya Emily masih memegangi gagang pintu dan hanya sedikit saja membukanya, untuk berjaga-jaga."Cleo, apa dia ada? Oh, apa benar ini apartemennya?" tanya perempuan cantik itu."Anda siapa nona?" tanya Emily."Saya Nancy, teman kantor Cleo dulu. Apa dia ada?" tanya Nancy."Oh, nona Nancy. Maafkan saya." kata Emily.Dia membuka lebar pintunya, tersenyum manis pada Nancy. Dia menyuruh Nancy masuk,
Cleo dan Emily sudah berada di bandara untuk pergi ke China. Sejak dari apartemennya sepanjang jalan menuju bandara, dia lebih banyak diam. Ada rasa berat karena harus meninggalkan kota yang sangat dia cintai, di samping itu dia juga sangat berat harus pergi dan tidak akan bertemu lagi dengan Nick. Meski dia juga ingin menghindarinya, namun dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia sangat menginginkan Nick bersamanya. Apa lagi dia sedang mengandung anaknya.Emily memperhatikan wajah Cleo yang tampak sedih dan berat meninggalkan kota Queens. Dia juga tahu kalau hari ini pernikahan Nick dan juga Shopia, bahkan di siarkan secara langsung di stasiun televisi atau video streaming. Tentu saja itu membuat Cleo sedih dan juga kecewa, tapi mau bagaimana lagi. Dia tidak bisa berbuat banyak, bahkan dia harus terusir dari kotanya."Cleo, kamu baik-baik saja?" tanya Emily."Aku tidak tahu, Emily. Rasanya sedih sekali harus meninggalkan kota ini, hik hik hik." ucap Cleo sambil menangis.Emily menar
Acara pesta pernikahan yang meriah sudah selesai. Kini Nick dan Shopia sudah berada di kamar pangantin yang di hias begitu mewah dan indah di hotel. Kamar presiden suit itu benar- benar sangat indah, dengan taburan bunga mawar putih dan merah menghiasi kamar teraebut.Keduanya masih asyik dalam ponselnya masing-masing. Nick sedang menghubungi seseorang, entah apa yang di bicarakan, begitu juga dengan Shopia. Keduanya di tempat yang berbeda meski dalam satu kamar."Kamu audah memantau keadaan apartemen itu?" ucap Shopia."Sudah nona, apartemen itu bahkan sudah di jual. Dan sudah ganti pemiliknya." ucap seseorang di seberang sana."Bagus. Dan kamu tahu kemana mereka pergi?" tanya Shopia lagi sambil melirik ke arah Nick yang berada di balkon."Tidak ada yang tahu, tapi kata teman salah satunya yang bekerja di toko bunga itu. Mereka pergi ke Eropa, entah di negara mana itu." ucap seseorang itu lagi di seberang sana."Hemm, cari tahu kemana mereka tinggal. Jika jauh dari negara besar dan h
Setelah di beritahu oleh tetangga apartemen Cleo itu, Nick pun segera pergi dari gedung apartemen itu. Dia akan mencari tahu kemana Cleo dan Emily pergi, itu pasti berhubungan dengan istrinya Shopia."Aku harus cari tahu kemana Cleo pergi." gumam Nick.Dia mengendarai mobilnya, bingung mau kemana. Kembali ke hotel di mana dia menginap rasanya malas sekali, apa lagi bertemu dengan Shopia. Saat ini pikirannya sedang kacau, jadi dia belokkan mobilnya ke arah klub malam. Dia akan menghabiskan malam ini di sana dengan minum-minuman sampai mabuk, Nick tidak peduli dengan semuanya."Aku akan mabuk sampai pagi." gumam Nick.Mobil sudah terparkir di depan klub malam. Klub malam milik David, sahabatnya. Dia langsung masuk, suara hingar bingar musik keras dan juga para pengunjung yang menyukai dunia malam dengan berpesta atau sekedar mencari hiburan sekedar menghilangkan penat saja.Nick duduk di depan bar, dia meminta minuman pada bartender. Beberapa kali dia menenggak minumannya, sesekali kepa
Nick kembali mencari lagi kemana Cleo pergi. Pertama yang dia kunjungi kembali ke apartemen Cleo, sudah beberapa hari dia menyuruh seseorang untuk mencari tahu kemana Cleo pergi. Dia pergi juga karena memang ada kunjungan ke kota Queens, dia bertemu dengan klien di kota itu dan pulangnya langsung menuju apartemen Cleo.Tapi dia kecewa karena benar saja, apartemen itu sudah terjual beberapa hari lalu. Dia juga mencari tahu siapa yang membelinya dan siapa juga yang membantu Cleo menjualkan apartemen itu."Saya kurang tahu tuan, tapi sepertinya teman nona Emily yang menjualkan apartemen itu." kata satpam menjawab pertanyaan Nick ketika laki- laki itu mencari tahu pada laki-laki berperawaka tinggi tegap dan berkulit hitam."Teman Emily? Siapa dia?" tanya Nick."Itu teman yang bekerja di toko bunga di ujung jalan itu." jawab satpam itu lagi."Hmm, baiklah. Saya akan mencari tahu dari teman Emily itu." ucap Nick."Ya, coba saja datang ke toko bunga itu tuan. Barangkali dia tahu kemana nona
Nick bekerja setiap harinya, dia seperti biasa masih tinggal di rumahnya dengan Shopia. Kehidupannya seperti biasa, menjalani kehidupan rumah tangga dengan Shopia. Tapi kehidupan rumah tangga Nick dan Shopia terasa hambar, hanya Shopia yang selalu lebih dulu atau inisiatif untuk memenuhi hasratnya di atas ranjang. Tapi bagi Nick, semuanya hanya melakukan itu karena keinginan Shopia. Tidak ada gairah yang membuncah seperti dirinya bercinta dengan Cloe. Dia benar-benar rindu pada gadis itu, sejak dia pergi ke toko bunga itu dan menanyakan pada teman Emily. Dia belum mendapat kabar apa pun, sudah tiga bulan tidak ada kabar apa pun tentang Cleo dan Emily.Kini, di dalam ruangan kantornya Nick sering sekali melamun. Terkadang pekerjaannya terganggu karena sering sekali melamunkan Cleo. Akhirnya dia ingat akan Nancy, teman Cleo sewaktu masih bekerja di kantornya. Perempuan itu sering sekali mengobrol akrab dengan Cleo.Akhirnya Nick pun memanggil Nancy, berharap perempuan itu tahu kemana C
Janet mundur beberapa langkah ketika Nancy keluar dari ruangan Nick, keduanya saling tatap. Nancy heran dengan sikap Janet yang menguping pembicaraannya dengan sang bos."Nona Janet menguping?" tanya Nancy heran."Emm, itu. Saya hanya sedang berpikir apakah tuan Nick ingin minum, tadi saya ingin masuk. Tapi kamu keluar." jawab Janet dengan gugup."Baiklah, saya permisi dulu nona Janet." kata Nancy melangkah pergi.Janet menatap kepergian Nancy, dia ingi tahu apa pembicaraan antara Nancy dan Nick di dalam. Tapi sepertinya itu masalah Cleo."Hemm, apa mereka membicarakan gadis itu? Pergi kemana dia? Haruskah aku laporkan pada nona Shopia?" gumam Janet.Dia duduk kembali di kursi kerjanya, berharap dia mendapat informasi apa yang di bicarakan Nancy dan Nick tadi.Tuuut.Tiba-tiba ponselnya berbunyi, kebetulan nama Shopia tertera di layar ponsel. Janet tersenyum, dia menarik layar bertomobol hijau dan menempelkan ponselnya di telinganya."Halo nona Shopia?" "Janet, apa Nick ada di ruanga
Shopia pergi ke klub malam, dia ingin menghilangkan rasa kesal dan juga penat karena bekerja bolak balik antara kota New York dan New Jersey. Ya, sebagai pemilik agensi model terbesar di kota itu, pekerjaan Shopia sangat banyak. Apa lagi dia juga harus mengawasi perusahaan yang kini masih di pegang pucuk pimpinan oleh Nick.Dia di temani oleh teman dekatnya, Clara duduk di depan meja bar dan meminta minuman beralkohol, menenggak berkali-kali namun dia tidak mabuk juga."Hei, kemana laki-laki yang akan memuaskanku Clara?" tanya Shopia."Tenang saja sayang, dia dalam perjalanan. Tapi aku mau tanya, apa yang terjadi dengan suamimu? Apa dia tidak bisa memuaskanmu di ranjang?" tanya Clara heran."Huh, dia sering sekali menolak ajakanku bercinta. Jika dia mau, aku tidak merasakan kepuasan seperti dulu lagi. Sebelum gadis jalang itu hadir di rumah suamiku. Semuanya berubah berawal dari gadis jalang itu, akhirnya cinta Nick berpindah padanya. Menyebalkan sekali, aaaargh!" ucap Shopia dengan b
Tiga hari Cleo menginap di rumah sakit setelah melahirkan. Mereka akhirnya kembali ke apartemen dengan anak yang cantik dan lucu, Nick sangat bahagia. Kini dia menjadi seorang dady, dia juga harus membantu Cleo merawat anaknya itu."Aku akan membantumu mengurus anak kita, sayang," kata Nick menggendong anaknya.Dia mencoba menggendong anak yang baru empat hari itu, awalnya dia canggung dan takut jatuh. Tapi di rumah sakit dia belajar dengan suster yang merawat dan mengurus anaknya selama Cleo belum pulang. Nick sangat antusias menggendong anaknya itu, meski baru tiga kali belajar tapi dia sudah bisa dan menguasainya."Kamu sudah membantuku selama ini, Nick," ucap Cleo."Ya, tapi aku akan mengurus Agatha sampai dia besar. Aku sangat senang dengan anak-anak, dulu Shopia tidak menginginkan anak jika kelak aku bersama dengannya selamanya," kata Nick tersenyun getir mengingat waktu dia masih bersama dengan Shopia.Cleo menatap kekecewaan di wajah laki-laki itu, tapi seketika berubah wajah
Satu bulan kemudian, Cleo dan Emily pindah ke apartemen baru yang di beli Nick untuk kekasihnya dan juga pelayannya Emily. Ada dua kamar di apartemen baru itu, salah satunya memang untuk Cleo dan Nick dan satunya lagi untuk Emily. Nick sengaja mengambil apartemen dengan dua kamar, dapur yang terpisah juga bagian untuk tempat laundry.Mereka sedang membereskan barang-barang, Cleo tidak di izinkan ikut membereskan barang-barang. Dia hanya duduk saja, memperhatikan Emily dan Nick membereskan barang-barang di apartemen itu."Aku ikutan membereskan barangnya ya? Bosan kalau harus melihat kalian membereskan sendirian," kata Cleo."Siapa bilang sendiri? Aku dan Emily, sudah kamu diam saja. Jaga anak kita, jangan sampai protes karena mamanya bandel," ucap Nick.Cleo cemberut, tapi dia menurut. Alih-alih hanya diam saja, dia pun pergi menuju dapur membuat makanan cemilan untuk Nick dan Emily. Nick awalnya melarang Cleo beraktivitas, tapi Cleo memaksanya."Kalau aku diam saja, kalian makan apa?
Nick dan Liu sampai di tempat rumah teman Liu itu. Mereka melihat apartemen dari jauh tampak megah dan kelihatan bagus, jika melihat luas halaman sekitar itu, banyak sekali pepohonan dan juga area bermain anak- anak. Nick sangat suka dengan gedung apartemen itu, meski dia belum tahu di dalamnya."Ini sepertinya menyenangkan, di lihat sekeliking ada tamannya, juga taman untuk bermain anak-anak. Dan di ujung sana, ada sekolah? Waah, ini menarik sekali," ucap Nick merasa takjub dengan apartemen itu."Iya, temanku ini sebenarnya dia menanam saham juga di perusahaan yang membuat apartemen ini, dia juga mengambil satu unit di dalamnya. Katanya masih banyak yang belum mengambil, tapi karena gedungnya berlantai puluhan. Jadi meski sudah banyak yang mengambil, masih ada juga sisanya," kata Liu."Oh ya Liu, kamu kan tinggal di Amerika cukup lama. Dia tinggal di sini, kalian sering berhubungan?" tanya Nick."Hahah, dia itu yang memiliki toko di kota pecinan di sana. Ada beberapa toko, jadi aku t
Nick menginap di rumah susun milik Cleo, dia tidur sekamar dengan wanita pujaannya yang sedang mengandung anaknya itu. Mendekap erat dari belakang, sangat nyaman dan hangat. Sungguh, Nick begitu bahagia bisa menjumpai Cleo lagi. Lebih bahagia dia sudah tidak punya beban apa pun, perusahaan, Shopia semuanya sudah dia lepaskan. Kini dia hanya ingin membahagiakan Cleo dan calon anaknya."Cleo, apa kamu akan tetap tinggal di sini selamanya?" tanya Nick mencium tengkuk wanita buncit itu."Entahlah Nick, di negara ini nyaman buatku. Aku tidak mau kembali lagi ke New York, atau ke kota Queens," jawab Cleo."Ini bukan negara kita, Cleo. Kita harus membuat visa setiap dua tahun sekali, lagi pula visa kita juga harus di ganti," kata Nick."Iya, aku memalai visa turis selama ini. Apa harus di ganti?""Tentu saja, aku akan membuatkannya. Setelah melahirkan, kamu bisa melamar kerja di perusahaan orang Amerika. Aku juga akan mencari pekerjaan di sini," kata Nick.Cleo membalikkan tubuhnya, kini dia
Emily sudah menyiapkan makanan untuk Cleo, dia membawa nampan berisi makanan, buah serta jus jeruk. Nick menghampiri Emily, mengambil nampan dari tangannya."Aku yang bawa, Emily. Aku juga ingin bicara banyak dengannya," kata Nick."Baik tuan," ucap Nick.Nick tersenyum, dia pun segera membawa nampan berisi makanan. Dadanya berdetak kencang, ingin sekali dia memeluk wanita yang selama ini di rindukannya. Tapi dia harus beradaptasi lebih dulu, pastinya Cleo akan menolaknya lebih dulu.Tok tok tok.Nick mengetuk pintu, tak ada suara dari dalam kamar. Nick mengetuk sekali lagi, dan terdengar suara Cleo menyuruh masuk.Nick menarik handle, membuka perlahan pintu kamar. Tampak Cleo sedang membereskan beberapa baju di masukkan ke dalam lemari. Nick terdiam melihat apa yang di lakukan Cleo, dia melangkah masuk menuju meja. Meletakkan nampan berisi makanan untuk Cleo, berdiam diri menatap Cleo yang masih belum sadar akan kehadirannya.Nick tersenyum tipis, dia melangkah mendekati Cleo. Berdir
"Aku merindukanmu, Cleo."Cleo terpaku di depan pintu, matanya tidak berkedip beberapa detik. Tapi kemudian dia menunduk, tangannya memegangi perutnya yang sudah buncit. Arah mata Nick beralih pada perut Cleo, dia juga tertegun dengan perut yang sudah membesar itu.Baik Emily, Cleo, dan Nick masih diam saja. Tapi Liu, dia menatap ketiganya secara bergantian. Dia tersenyum kemudian membuyarkan ketiganya."Apa, kita akan di sini terus? Sampai kapan?" tanya Liu dengan senyuman di bibirnya.Emily tersadar, dia tersenyum kemudian menoleh ke arah Cleo."Nona, kita suruh masuk mereka? Anda juga harus bicara banyak dengan tuan Nick," kata Emily.Cleo akhirnya mengangguk, dia berbalik melangkah masuk ke dalam rumah susun berukuran kecil itu. Emily menyuruh Nick dan juga Liu masuk, dia merasa senang akhirnya Nick menemukannya dan juga Cleo.Beberapa bulan setelah tinggal di rumah susun itu, dia sering mendapati Cleo menangis karena merindukan Nick. Mungkin karena bawaan janin yang ada di kandun
"Nona, apa anda mau bekerja sama?" tanya Nick pada petugas informasi.Gadis berambut kuncir bermata sipit itu menatap aneh pada Nick, apa maksudnya bekerja sama dengannya?"Maksud anda apa tuan?" tanya gadis berambut di kuncir itu."Begini, saya sedang mencari seorang perempuan berkewarganegaraan Amerika. Dia pernah datang ke rumah sakit ini memeriksakan diri, apa anda bisa mencarikannya untukku?" tanya Nick."Pasien yang datang kesini itu banyak tuan, bahkan dari berbagai negara juga ada. Yang dari Eropa atau dari Rusia juga ada, dan bahkan dari Amerika juga ada banyak. Karena di rumah sakit ini memang bebas pengunjung, tapi data pengunjung juga di jaga oleh kami. Makanya kami tidak bisa memberitahukan data pada sembarang orang," kata petugas itu.Nick putus asa, dia bingung dengan informasi yang susah di dapatkan. Liu pun maju, dia berbicara dengan petugas itu dengan bahasanya sendiri. Entah apa yang di bicarakan Liu dengan petugas itu, Nick hanya memperhatikan saja. Tapi dia berhar
Beberapa hari Nick tinggal di rumah nenek Liu, dia sangat senang sekali meski masih ada kegundahan di hatinya belum menemukan keberadaan Cleo. Pagi ini dia bersiap untuk pergi ke rumah sakit X, di mana Cleo pernah melakukan pemeriksaan. Dan kali ini dia akan di antar oleh Liu, kini dia sedang bersiap setelah melakukan kegiatan membantu neneknya Liu."Jadi kamu ingin ke rumah sakit X itu?" tanya Liu."Ya, aku ingin pergi kesana. Kamu bisa mengantarku kesana?" tanya Nick."Tentu, aku akan mengantarmu kesana," jawab Liu."Terima kasih sebelumnya, Liu. Kamu banyak membantuku di sini," ucap Nick."Tidak masalah, aku senang membantumu Nick," ucap Liu lagi.Mereka pun segera pergi, sebelumnya berpamitan pada nenek Liu."Nek, aku dengan Nick pergi dulu. Mungkin pulang sore hari," kata Liu."Oh, benarkah? Apa kamu mau pergi ke rumah pamanmu?" tanya neneknya."Tidak nek, kami akan mencari kekasih Nick. Mungkin sampai sore," jawab Liu."Aah ya, kasihan sekali dia harus kehilangan kekasihnya di s
Sedari hotel pagi ini, Nick dan Liu cek out untuk pergi ke rumah neneknya Liu. Dia berniat tinggal sementara di rumah neneknya Liu, bila perlu dia akan membayar sewa tempat tinggal di sana. Agar tidak mencari apartemen atau rumah sewa lagi, karena di Guangzhou dia tidak mengenal siapa pun. Beruntung bisa bertemu dengan Liu, laki- laki yang sudah lama tinggal di New York tapi masih ingat akan neneknya di negara kelahirannya."Kamu masih ingat sama nenekmu saja, itu sangat mengharukan. Sepertinya kamu sangat sayang sekali dengan nenekmu," kata Nick."Ya, nenekku itu sekaligus orang tuaku. Papa dan mama sudah meninggal ketika aku masih tinggal di sini, dan menginjak dewasa aku mencoba merantau ke negeri Paman Sam. Dan ternyata aku di sana betah, akhirnya aku memutuskan tinggal di sana," kata Liu."Apa nenekmu tidak kamu ajak kesana?" tanya Nick."Dia tidak mau, katanya dia masih sangat senang tinggal di rumahnya. Sayang kalau harus di tinggalkan, meski hidup sendirian," ucap Liu lagi."B