Pagi ini Naufal langsung masuk ke ruangan admin sosial media untuk menuntaskan masalah yang memang harus segera ia urus. Herman sudah menyiapkan segala keperluan yang ada seperti ruang podcast. Semua orang tidak menyangka Firda akan berbuat seperti itu terutama para ustadz dan ustadzah setelah Naufal memberikan video asli kejadian hari itu.
"Siap, Ustadz?" tanya Herman pada Naufal."Siap."Herman mulai memposisikan kamera pada wajah Naufal. Setelah ustadz muda itu mendapatkan aba-aba Naufal mulai berbicara tanpa script karena ia hanya akan mengatakan seperlunya tanpa ingin berlama-lama."Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Naufal penanggungjawab pondok pesantren Al ma'arif. Ini mungkin bisa disebut klarifikasi dari pihak pesantren tentang video yang beredar yang di posting oleh akun @Firdasxs. Di mana dalam video tersebut mengatakan jika kedua orang tua saya meminta beliau untuk menjadi istri kedua saya dan saya meminta beliau untuKetenangan tidak akan didapatkan setelah mengusik hidup orang lain tanpa orang itu memiliki kesalahan sedikitpun. Rasa puas hanya didapatkan sebentar karena setelahnya ia gelisah apalagi saat mengusik tanpa memikirkan akibatnya. Hal itu saat ini dirasakan oleh Firda, walau ia berkata tenang tetap saja hatinya gelisah apalagi setelah mendapatkan notifikasi para followers yang menyebut dirinya dalam sebuah komentar. Ia yakin jika itu hanya sebuah gertakan dan tidak mungkin Naufal benar-benar akan melaporkannya ke pihak berwenang. Namun, satu hal yang Firda tidak tahu jika perbuatannya banyak merugikan Naufal terutama dalam masalah nama baik. Apalagi setelah itu identitas istrinya banyak dicari oleh para warganet tentang siapa Oncom dan orang tuanya. Hal itu benar-benar mengganggu karena banyaknya omongan simpang siur di sosial media yang mencemarkan nama baik bahkan yayasan pendidikan yang ia kelola."Da, kamu udah liat 'kan klarifikasi Naufal? Terus sekar
Firda benar-benar mengabaikan peringatan dari Naufal hingga ia tidak peduli dan tidak membuat video permintaan maaf apalagi datang ke pesantren. Namun, hal itu justru membuat Firda semakin gelisah apalagi sejak ia mendapatkan tatapan dari orang-orang setelah Naufal mengadakan klarifikasi. "Sial!!!"Firda berteriak di dalam mobil, ia belum selesai belanja tapi moodnya sudah hancur karena dua orang yang ia sebut gila. Banyak orang yang melihat perdebatan mereka hingga membuatnya malu dan pada akhirnya ia membatalkan semua belanjaan. Memang di dunia ini banyak sekali manusia yang suka mengurusi urusan orang lain apalagi ibu-ibu.Tanpa sadar Firda mengendalikan setir menuju apartment. Rencananya makan dengan puas setelah belanja sebelum meninggalkan kota penuh kenangan dan perjuangan itu gagal sudah karena mulut orang-orang yang suka ikut campur. Hari baiknya tiba-tiba menjadi buruk hanya karena sebuah omongan membuat hatinya kian marah."Kok cepet amat?" tanya Rima saat melihat Firda m
Memang jika mencintai hanya menggunakan perasaan tanpa logika akan berujung nestapa. Bukannya tidak mendengar ketukan dari luar Firda hanya belum mau membukakan pintu, tapi setelah ia mendengar suara lain lebih berat Firda tahu jika dirinya sedang tidak baik-baik saja. Firda tidak bisa tenang apalagi mendengar suara keras dari luar sana."Mbak Firda tolong kerjasamanya!"Tidak mau semakin mendapatkan tekanan Firda dengan cepat menyambar hijabnya dan bergegas membuka pintu. Memasang senyum untuk menetralkan perasaannya yang kacau berharap polisi tersebut akan luluh."Maaf, Pak. Saya lagi di kamar mandi tadi.""Baik, silahkan ikut kami ke kantor untuk pemeriksaan.""Mana surat perintahnya, Pak.""Silahkan dibaca. Saya harap Mbak kooperatif dan segera ikut kami."Firda membaca sebentar surat perintah penangkapan dirinya dengan pelapor atas nama Naufal. "Sebentar saya ambil tas dulu."Tidak memiliki piliha
Sebagai manusia harusnya kita menerapkan pertanyaan setiap malam sebelum tidur. Pertanyaan tentang apa yang terjadi hari ini dan juga apa yang sudah kita lakukan sebagai bahan untuk introspeksi diri. Terutama jika kita sudah memiliki pasangan karena hal itu berguna untuk mengoreksi kekurangan masing-masing. Pun sebagai pasangan suami istri harus lebih sering berbincang santai sebelum menuju alam mimpi atau kegiatan malam yang menyenangkan. Pertanyaan sederhana seperti apa yang dirasakan hari ini? Adakah hal yang membuatmu sedih? Sudahkah kamu memaafkan orang-orang yang menyakiti dirimu? Bagaimana perasaanmu? Percayalah pertanyaan sederhana dari orang yang dicintai akan menjadi pengobat gelisah setelah menjalani hari dengan lelah. Begitulah cara Naufal dalam menghadapi hari sejak istrinya sensitif dalam masa ngidam. Waktu mesra mereka hanya ada pada malam hari hingga Naufal kerap kali menuangkan banyak pertanyaan setiap malam sebelum mereka merajut kasih atau merangkai mimpi. "Aa u
Naufal membawa istrinya untuk menemui Abah Yai mengabarkan jika polisi sudah sampai di rumah mertuanya. Mereka akan sama-sama ke sana sesuai kesepakatan karena tidak mau heboh. Namun, hal itu diurungkan karena Oncom tidak mau menghampiri."Enggak ada yang namanya gentong nyamperin gayung, yang ada juga gayung nyamperin gentong. Dia yang salah kenapa kita yang nyamperin dia. Suruh dia yang ke sini," kata Oncom saat Naufal memberitahu Abah Yai."Bener juga sih," timpal Laila."Biar Neng yang telpon, Bapak."Oncom menghubungi Sukira, meminta mereka untuk datang ke pesantren yang disetujui oleh sang ayah. Setelah itu mereka kembali menunggu kedatangan tamu yang sudah mencemarkan nama baik mereka. "Biasa aja mukanya."Naufal mengusap wajah adiknya yang menampilkan raut tidak suka. Laila memang berwajah judes semakin menjadi saat dirubah kesal. Sebagai adik kakak mereka juga sama seperti orang lain di mana Naufal sebagai kakak lebih
Sebagai manusia biasa tentu Naufal memiliki amarah yang besar apalagi saat ada orang yang dengan sengaja memfitnahnya hingga membuat istrinya salah paham. Jika menuruti hawa nafsu ingin rasanya Naufal melayangkan tamparan pada wajah mulus Firda agar wanita itu sadar jika ia tidak mencintainya bahkan mungkin membenci dirinya. Naufal tidak terima apalagi saat mengingat caption Firda yang menuliskan jika umur istrinya tidak lama lagi. Hal itu sama saja seperti do'a. Jangankan untuk tersenyum melihat wajahnya saja Naufal seakan tidak sudi."Assalamu'alaikum," sapa Naufal dan Oncom secara bersamaan. "Waalaikumsalam," jawab mereka semua yang ada di sana kompak.Abah Yai dan Bu Nyai, Sukira dan Sutirah, Marsih dan Laila, Ustadz Herman sebagai bagian IT yang akan merekam semua pembicaraan mereka, juga empat orang polisi dua laki-laki dan dua perempuan termasuk Firda juga Rima . Banyaknya orang memenuhi area ruang tamu Abah Yai. Mereka duduk secara lesehan di tempat yang memang khusus menyamb
Sebagai manusia seberkuasa apa pun kita memang tidak bisa mengontrol pikiran orang walau kita bisa mengontrol gerakannya. Namun, kita tetap bisa menjaga nama baik dengan bertingkah baik juga tanpa memberikan celah sedikitpun untuk masuknya suatu keburukan. Hal itulah yang dilakukan Sukira, selama menjabat sangat sulit bagi para pengusaha yang mendapatkan izin karena Sukira akan meninjau terlebih dahulu usaha yang akan dibangun oleh mereka. Selagi tidak membuat masyarakatnya mengeluh maka akan Sukira berikan izin, tapi jika membuat masyarakatnya tidak nyaman maka izin itu akan diberikan atau dicabut tanpa bisa dicegah oleh mereka. Seperti pembangunan kandang ayam misalnya, para peternak cukup sulit mendapatkan izin karena banyaknya persyaratan yang diberikan oleh mantan kepala desa itu. Hal itu karena mengganggu warga dengan bau dan lalatnya jika sedang panen."Apa kamu mendapatkan bukti kekotoran saya selama menjabat? Saya baru menjabat kurang dari tiga bulan soalnya," bala
Firda merasa seperti dirinya dikepung dalam medan perang, mendapatkan serangan kanan kiri depan belakang yang membuat mentalnya jatuh tanpa bisa ia tahan untuk tetap tegak berdiri. Tidak ada satu orang pun menguatkan dirinya untuk tetap bertahan karena semua orang justru menyuruhnya untuk menyerah meminta maaf pada mereka. Ia yakin tidak ada satupun pejabat yang bersih selama mereka menjalankan tugas, karena mereka memang mencalonkan diri untuk menguasai agar lebih mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Begitupun Sukira pasti ada celahnya, hanya saja laki-laki itu terlalu pintar dalam menyembunyikan kebusukan. Namun, Firda mengingat pepatah lama yang mengatakan serapih apa pun manusia menyembunyikan bangkai bau busuknya pasti akan tercium juga. Dan Firda hanya tinggal menunggu itu semua."Kami di sini tidak berniat menyusahkan kamu. Kami hanya menuntut pertanggungjawaban kamu atas fitnah yang sudah kamu sebarkan di dunia maya. Kamu yang datang pada kami dengan yakin untuk meminta