Hanna menggerutu habis-habisan ketika Jeff dan Wolf kembali. Bagaimana tidak saat Hanna bangun dari tidurnya, dia tak mendapati siapapun di rumah itu dan juga ponselnya tidak ada. Kepanikan Hanna berubah menjadi ketakutan ketika dirinya tak mendapati makanan apapun di rumah itu.“Dari mana saja kalian? Apa kalian tidak merasa bersalah meninggalkanku sendirian di sini? Seharusnya aku tidak perlu ikut, biar kalian saja yang mencari Alyssa. Pria tidak bertanggung jawab, berani-beraninya meninggalkan wanita sendirian di Negara asing!” Hanna meneriaki wajah Jeff, lalu memukul-mukul dadanya dengan sangat kesal.Jeff hanya diam membiarkan Hanna puas dengan amarahnya. Membiarkan dirinya menjadi sasaran empuk Hanna, bahkan dia membiarkan kakinya diinjak oleh Hanna. Sampai kemudian Hanna lelah dan duduk di sofa.“Kau mau makan sesuatu?”“Tentu saja! Aku kelaparan sejak tadi. Kalian pergi bahkan tidak meninggalkan sepotong roti pun untukku. Sangat keterlaluan.”“Ayo, kita keluar. Kita cari maka
Monemvasia kota kecil di Yunani itu menyimpan keindahan yang luar biasa. Berada di sebuah pulau berbatu, Monemvasia menjadi sejarah lahirnya seorang penyair Yannis Ritsos. Terkenal karena hampir sebagian besar puisi-puisinya menyinggung soal politik meski, dia sendiri tidak mau disebut penyair politik.Langit di luar sudah gelap tapi, Assa belum bisa terlelap. Dia masih duduk di ruang tamu membaca buku Tractor under the nickname Sostir kumpulan puisi milik Yannis Ritsos dan juga sekaligus sebagai buku pertamanya. “Kamu sedang membaca apa?” tanya Alyssa yang keluar dari kamarnya dengan pakaian hangat.Assa menoleh melihat pada Alyssa dengan cemas. “Kenapa bangun?”“Tiba-tiba saja terbangun,” Alyssa mengambil tempat duduk di sisi Assa. “Jadi buka apa yang kamu baca?”“Puisi milik Yannis Ritsos, penyair besar Yunani pada masanya.”“Apa yang menarik dari puisi itu?”Assa meski tengah membaca buku tersebut, tapi dia tidak ingin membahasnya. Melihat Alyssa yang bangun dari tidurnya pada
London, pukul sebelas siang.Jane duduk berhadapan dengan Samuel di sebuah restoran yang dipesan secara privat. Hanya ada mereka berdua di sana dengan makanan tersaji di meja. Makanan yang lebih seperti formalitas karena mereka menggunakan restoran itu untuk bertemu. Samuel dan Jane bahkan belum menyentuh makanan itu.“Kau akan bergabung bersama Edmund? Bukankah itu sama dengan kau bunuh diri? Edmund tidak akan bisa percaya dengan seseorang yang pernah terlibat dengan musuhnya.”“Hanya ini satu-satunya cara agar bisa menyentuh Edmund lebih dekat. Paling tidak kita bisa menyingkirkan Takeda lebih dahulu agar keluargamu aman.”“Caranya?”“Akan kubuat Edmund tak lagi percaya dengan pria Jepang itu. Perihal caranya biar aku yang akan pikirkan. Jane, apapun yang terjadi nanti kau harus percaya padaku.”Jane tak habis pikir dengan Samuel yang selalu mengambil resiko besar yang bisa membahayakan dirinya sendiri. “Kau tidak bisa bertindak sendirian, Samuel.”“Aku tidak sendirian. Ada beberapa
Samuel hari ini secara pribadi diminta datang oleh Edmund ke perusahaan Blue Eyes. Samuel datang memenuhi undangan Edmund. Pria itu datang sendiri dengan berani. Meski sebenarnya Samuel sudah beberapa kali menyusup ke dalam perusahaan tersebut tapi, apa yang dicarinya tidak pernah ditemukan. Menurut informasi yang didapat dari Jane yang pernah bekerja di perusahaan tersebut, bahwa Edmund mempunyai ruangan lain yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja di perusahaan. Kepada Samuel Jane juga menjelaskan bahwa ruangan itu tidak berada di lantai gedung manapun karena yang Jane ketahui perusahaan tersebut mempunyai ruang bawah tanah. "Silakan Tuan mari ikut saya, tuan Edmund sudah menunggu Anda di ruang kerjanya,” ucap seorang pegawai yang menunggu Samuel di lobby perusahaan. Samuel mengikuti langkah pria itu, masuk ke lift lalu sampai di lantai sepuluh tempat dimana kantor Edmund berada. Pintu ruangan diketuk, lalu pria yang mengantar Samuel masuk dan mempersilahkan Samuel u
Malam di Monemvasia sangat indah dengan langit yang bertabur bintang. Angin laut berhembus ke daratan membuat Alyssa merapatkan pakaian tebal yang dikenakannya. Dia duduk di teras rumah yang menghadap ke pantai. Di halaman ada Hanna, Jeff, Wolf dan Dastan tengah memanggang daging untuk makan malam mereka. Sementara Assa di dalam rumah tengah sibuk dengan pekerjaannya yang memang harus ditandatangani langsung olehnya. Ketimbang memikirkan Assa, kini fokus Alyssa tertuju pada interaksi Jeff dan Hanna. Selalu terlihat tidak akur tapi, juga selalu terlihat bersama. “Astaga! Apa yang kau masukan ke dalam sausnya, Jeff?” Hanna berteriak ketika mendapati Jeff memasukkan sesuatu ke dalam mangkuk saus yang dibuatnya.“Bukankah kau tadi mengatakan untuk memberinya kecap asin?”“Iya, tapi bukan pada saus yang sudah kubuat! Aku bilang kecap asin itu untuk memarinasi udangnya! Sialan kau bisa merubah rasa sausnya.”Hanna kemudian mencicipinya sausnya, dia langsung meringis kesal. Dastan kemudian
Assa tak bisa berlama-lama berada di Yunani. Hal terpenting adalah dia sudah menemukan Alyssa dalam kondisi baik-baik saja. Hari ini Assa akan kembali ke London. Dia mengemasi barang-barangnya dengan cepat. Assa tidak akan memaksa Alyssa untuk pulang bersamanya. Semalam Alyssa mengatakan sendiri bahwa dirinya akan kembali jika Assa memberikan bukti terkait kasus kecelakaan itu secara lengkap, bukan berdasarkan potongan-potongan video kamera pengawas. “Jadi kau menyerah?” tanya Dastan yang berdiri di ambang pintu kamar Assa.“Tidak, saya hanya harus menyelesaikan pekerjaan yang saya tinggalkan selama beberapa hari ini,” jawab Assa sambil terus mengemasi barang-barangnya.“Saya pikir Anda akan melakukan segala cara untuk bisa membawa Alyssa kembali.”“Bisa saja tapi, seperti yang kau katakan bahwa wanita hamil tidak boleh stres.”“Ya kau benar tapi, kali ini saya tidak akan menjaga Alyssa untuk Anda melainkan saya melakukannya untuk diri saya sendiri. Jadi jika selama Anda pergi, saya
Edmund berada di sebuah tempat untuk bertemu dengan Alfredo di sebuah restoran yang dipesan secara privat. Restoran yang terletak di pedesaan, jauh dari hiruk pikuk kota. Restoran jepang yang menjadi saksi persahabatan Alfredo dengan Jacob, ayah kandung Edmund. Meski sebenarnya Edmund sangat enggan bertemu dengan Alfredo tapi, dia tetap menemuinya.Lebih seperti rumah di pedesaan Jepang, restoran tersebut tidak terlalu besar tapi, cukup untuk sebuah pertemuan pribadi. Alfredo datang dengan dua mobil, sedangkan Edmund datang seorang diri menemui pria yang pernah dianggapnya sebagai seorang ayah itu.“Ada perlu kau memintaku datang kemari?” tanya Edmund begitu sampai di tempat tersebut dan menghampiri Alfredo yang berada di teras restoran sambil minum teh khas Jepang.“Duduklah, jangan menjadi kaku seperti itu Edmund.”Edmund duduk di atas bantalan sofa khas Jepang, dan melipat kakinya. “Apa lagi yang tengah kau rencanakan?” “Sepertinya kau sudah sangat lelah menghadapi kehidupan ini.
Melupakan sejenak permasalahannya dengan Assa, kini Alyssa dipertemukan Dastan dengan Mia dan juga nenek Elizabeth yang pernah merawatnya saat kabur dari Mansions milik Assa dan berakhir di kediaman Dastan. Alyssa juga memperkenal nenek Elizabeth pada Hanna. Kedatangan kedua orang itu membuat rumah mereka ramai.Hanna sangat mengapresiasi usaha Dastan meskipun pria itu mempunyai kemungkinan kecil bisa memiliki Alyssa tapi, Dastan rela menjaga suasana hati Alyssa agar selalu baik-baik saja. Hanna juga sering sekali memergoki Dastan yang memandang Alyssa penuh cinta.“Apa kau akan terus-terusan merahasiakan perasaanmu pada Alyssa?” tanya Hanna yang kali ini memergoki Dastan yang tengah memandangi Alyssa dari pantry dapur. Sementara Alyssa berada di meja makan bersama Elizabeth dan Mia tengah mengobrol sambil menikmati kudapan sore mereka.“Apa terlalu mencolok caraku memperhatikannya?” tanya Dastan, tangannya lalu mengambil keranjang sayuran dari tangan Hanna. “Sangat jelas terlihat t