Beranda / CEO / On CEO's Bed / 22. Lebih Baik

Share

22. Lebih Baik

Penulis: Yellowflies
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-01 17:22:56

Meluangkan waktunya hanya agar Alyssa mau makan, Assa kini ada di dapur memasak makan malam untuk berdua dengan Alyssa. Pan yang panas berdesis tatkala Assa memasukkan mentega di atasnya. Setelah mentega mencari sempurna, Assa memasukkan potongan daging.

Alyssa duduk memperhatikan Assa dalam balutan apron hitam. Sekali lagi dalam warasnya Alyssa mengakui bahwa Assa sosok yang diidam-idamkan kebanyakan wanita di muka bumi. Alyssa tak terlalu banyak mengenal Assa tapi, Assa mengenalnya dengan baik. Seolah-olah mereka pernah hidup bersama ribuan tahun yang lalu.

“Apa kamu benar-benar merasa jenuh di sini?” tanya Assa pada Alyssa di sela-sela kegiatan memasaknya. Dia memasukkan rosemary dan beberapa siung bawang putih di atas pan bersama daging yang lebih dulu dimasak.

“Entahlah, mungkin karena aku terbiasa hidup di luar jadi seharian berada di rumah terasa sangat melelahkan.”

Assa mengerti kondisi tersebut karena terkadang dirinya pun merasa jenuh ketika seharian ada di rumah. Hari-hari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • On CEO's Bed   23. Sebuah Nama

    Setelah selesai sarapan Alyssa dan Assa langsung menuju halaman samping. Tempat dimana greenhouse dan kandang bebeknya berada. Dua Bebek itu berada di sekitar kandang yang dipagar kayu. Mereka berkeliaran sambil sesekali mematuk sisa-sisa makanan mereka yang tercecer di rumput.Assa berdiri di dekat kandang memperhatikan dua Bebek yang terlihat menyebalkan di matanya. Satu hal yang masih dipertanyakan Assa dalam otaknya adalah dari sekian banyak hewan peliharaan kenapa Alyssa harus memilih Bebek? Kenapa tidak yang lebih bagus sedikit misalnya Angsa?“Kenapa kamu menatap mereka dengan kebencian?” tanya Alyssa sinis pada Assa. Gadis itu tak suka dari cara Assa menatap kedua Bebeknya.“Apa tatapanku terlihat seperti membenci mereka?” tanya Assa sambil bertolak pinggang.“Iya, kau bahkan seperti ingin menggoreng mereka.”Bibir Assa berkedut kesal tapi, dia menahan diri karena tidak ingin adu mulut lagi dengan Alyssa. “Kalau kamu berani kabur lagi, aku pastikan nasib dua Bebek itu akan ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • On CEO's Bed   24. Pergi

    Hal yang kemudian Alyssa sadari adalah bahwa terkurung di sangkar emas tidak selalu buruk. Dia mencoba untuk memperluas arti dari kata terkurung yang diciptakannya sendiri. Membenarkan bahwa dirinya kini ada di sangkar emas tapi, bukan sangkar yang sempit seperti kebanyakan sangkar yang ada di muka bumi ini. Alyssa tengah mencoba berpikir bahwa sangkar yang dihuninya ini adalah sangar yang sangat luas. Bahkan dia tetap bisa mengepakkan sayapnya lebar-lebar.Hal yang pada akhirnya berujung pada sebuah penerimaan. Alyssa tengah benar-benar berusaha menerima jalan hidupnya kini. Pikirannya tengah memikirkan hal-hal baik dari apa yang dia terima selama tinggal di kediaman Assa. Mencoba menurunkan egonya untuk bisa menjalani harinya dengan tenang. Tentu saja Alyssa lelah dengan tingkahnya sendiri yang selama ini menentang Assa. Sebab sejatinya Alyssa adalah gadis penurut.Malam hari setelah makan, Alyssa duduk di ruang kerja Assa. Pria itu memberikan gambar desain rumah pohon yang akan dib

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • On CEO's Bed   25. Pengawal Pribadi

    Setelah kedatangan Hanna untuk menemaninya, kali ini Alyssa juga kedatangan Dastan. Pria itu sampai di mansion tak lama setelah Assa pergi. Hanya saja Dastan tak sendiri. Dia datang bersama dua rekannya untuk bertugas menjaga Alyssa, sebagai masa percobaan. Ketiganya akan diawasi oleh Jeff, pria itu paling dipercaya oleh Assa. “Jadi kamu mendaftarkan diri untuk bekerja sebagai pengawal dan Assa memilih kamu untuk menjagaku?” tanya Alyssa begitu berdiri di hadapan Dastan, di depan pintu rumah. “Benar.”“Lalu bagaimana dengan nenek?”“Setelah kejadian itu nenek sedikit trauma jadi dia memilih tinggal bersama Mia.”Alyssa menarik tangan Dastan untuk masuk, dan duduk bersamanya di ruang tamu namun pria itu tetap memilih berdiri bersama dua temannya. “Kenapa?” tanya Alyssa kemudian.“Maafkan saya, tapi saya di sini untuk bekerja.”“Oh, begitu rupanya,” Alyssa menunduk tak suka dengan keadaan sekarang yang jelas sekali terlihat kesenjangan. “Tapi Dastan, kamu tetap temanku.”“Aku mengerti,

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • On CEO's Bed   26. Negosiasi

    Pukul lima sore Assa menghadiri sebuah pameran lukisan The National Museum Tokyo. Galeri pameran hari ini diisi oleh tiga pelukis ternama, salah satunya adalah Himura Ozora. Pelukis Jepang berusia Enam puluh tiga tahun yang menurut informasi adalah pria yang menahan Leonidas.Assa mendatangi pameran tersebut atas undangan dari penyelenggara. Kesempatan yang bagus untuk Assa bisa mengenal Himura. Assa yang datang bersama Argo berkeliling melihat-melihat aneka rupa lukisan yang dipamerkan."Kita bisa menemuinya jika membeli lukisannya yang paling mahal karena secara eksklusif akan diberikan tanda tangan,” Argo berkata pada Assa menyampaikan informasi yang didapatnya.“Apa hubungannya sangat dekat dengan pemilik Blue Eyes?”“Tidak terlalu, Edmund menitipkan Leonidas pada Himura sejak tiga tahun yang lalu, sebagai gantinya Himura mendapatkan gallery di Tokyo, dan dua kota lainnya di Jepang.”Kening Assa berkerut. “Hanya itu? Apa Himura tidak bertanya siapa Leonidas?”“Aku kurang tahu, tap

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • On CEO's Bed   27. Gelisah

    Hari sudah siang ketika Alyssa membuka matanya. Dia enggan beranjak dari tempat tidur. Sejak kemarin dia menunggu Assa menghubunginya tapi, penantiannya itu sia-sia. Hanya Hanna yang mengirimnya pesan mengatakan bahwa hari ini tidak bisa datang karena harus menemani ibunya ke rumah sakit.Alyssa menatap layar ponselnya. “Apa aku harus mengirim pesan padanya lebih dahulu?”Alyssa mengetikan pesan bertanya soal keadaan Assa, tapi langsung dihapus lagi. Otaknya berpikir mencari kalimat yang pas untuk dikirim pada Assa, tapi selalu berakhir dengan dihapus. Hal yang kemudian terjadi adalah Alyssa melempar ponselnya ke sisi.“Kenapa harus repot-repot memikirkan dia. Sebaiknya aku segera mandi, lalu mengajak Dexter dan Maggie berjalan-jalan,” Alyssa berkata pada dirinya sendiri, lantas dia segera bangun menuju kamar mandi.Di dalam kamar mandi ketika menatap cermin wastafel tiba-tiba saja wajah Assa muncul di sana. Alyssa terbelalak tak percaya, dia menyentuh cermin itu lalu seketika wajah A

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • On CEO's Bed   28. Membuat Kue

    Membuat kue mungkin menjadi salah satu cara yang dipilih para wanita untuk saling mendekatkan diri. Meski ini seperti sebuah penebusan dosa bagi Lucy, tapi wanita itu senang karena bisa lebih dekat lagi dengan Alyssa. Lucy berjanji pada dirinya sendiri untuk mengganti waktu Alyssa yang hilang bersama orang tuanya.Lain lagi bagi Alyssa yang semula berpikir dirinya bisa menemani Lucy membuat kue, tapi ternyata pikirannya kacau ketika melihat Lucy di dapur dengan apron dan juga rambut yang diikat. Terlebih lagi pakaian yang Lucy kenakan hari ini seperti gaya mendiang ibunya.Alyssa berdiri di ambang pintu memperhatikan Lucy yang tengah menyiapkan bahan-bahan dan juga peralatan untuk membuat kue hari ini. Ragu-ragu Alyssa mendekati Lucy.“Jadi apa yang bisa aku bantu?”“Tunggu sebentar,” Lucy mengambil ponselnya, lalu dia menghubungkan itu dengan wireless speaker. Suara musik Sugar milik salah satu penyanyi terkenal itu mengalun. “Membuat kue akan menjadi lebih menyenangkan sambil menden

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • On CEO's Bed   29. Misi Pembebasan

    Jauh di Negeri Sakura sana, Ada Assa yang tengah menghadiri makan malam di galeri pribadi Himura bersama beberapa pembeli lukisan dengan harga tertinggi. Jamuan makan malam benar-benar kental dengan nuansa Jepang. Galeri pribadi Himura juga berupa rumah tradisional Jepang yang disebut Minka. Halaman yang luas dihiasi bonsai-bonsai cantik dengan kelap-kelip lampu yang menggantung di atas kepala. Mushiko Mado atau pintu geser khas Jepang dibiarkan terbuka. Tatami digelar di setiap ruangan. Meja-meja berjajar rapi dilengkapi Zabuton sebagai alas duduk. Selain galeri lukisan, Hiburan juga mempunyai Tokonama, ruangan yang diisi khusus dengan benda-benda Artistik yang malam ini juga dipamerkan. Assa mengamati benda-benda di ruangan tersebut. Sepertinya didapatkan dari pelelangan. “Apa ada yang menarik hati Anda, Tuan?” tanya Jessica. “Ya, sangat menarik hanya saja ya bukan kolektor benda-benda antik. Saya lebih suka lukisan.”Jessica tersenyum menanggapi, dia bergerak dan berdiri di sisi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • On CEO's Bed   30. Pulang

    Ketika Alyssa membuka matanya, hal pertama kali dia lihat adalah jendela kamarnya yang semalam lupa dia tutup tirainya. Merasakan berat di atas perutnya, dan juga hembus nafas di tengkuknya Alyssa melihat pada tangan kekar yang memeluknya. Dia berbalik memutar posisi tidurnya, dan mendapati Assa yang lelap masih memeluknya.Jantung Alyssa berdebar kencang menatap wajah Assa. Ada rasa yang sukar dijabarkan ketika melihat Assa kembali berada di sisinya. Memanfaatkan keadaan Assa yang terlelap, Alyssa meraba rahang tegas pria itu. Jari telunjuknya bergerak dari pipi naik ke pelipis, lalu menyentuh alis Assa yang tebal. Gerakan itu turun dari alis ke hidung, dan berakhir di bibir.Alyssa kaget ketika pergelangan tangannya ditangkap Assa, dia melihat pada mata pria yang terbuka dengan sayu itu. “Jangan menggodaku pagi-pagi begini, Alyssa.”“Aku tidak menggodamu.”“Gerakan yang kamu lakukan di wajahku itu sudah cukup menjabarkan arti sebuah godaan.”Alyssa berusaha menarik tangannya tapi, As

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01

Bab terbaru

  • On CEO's Bed   147. Ending

    Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.

  • On CEO's Bed   146. Kelahiran Sang Pewaris

    Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa

  • On CEO's Bed   145. Kisah Jeff dan Hanna

    Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je

  • On CEO's Bed   144. Keluarga Mark

    Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi

  • On CEO's Bed   143. Bulan Madu

    Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s

  • On CEO's Bed   142. Semua Hal Berlalu

    Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H

  • On CEO's Bed   141. Kejutan Luar Biasa

    Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu

  • On CEO's Bed   140. Membalas Luka

    Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah

  • On CEO's Bed   139. Luka Tanpa Kata

    Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t

DMCA.com Protection Status