Share

Lima Milyar

Derap langkah Arunika terburu-buru di koridor rumah sakit. Dia lekas menuju ruang jenazah.

Saat tiba di ruangan tersebut. Perawat yang ada di sana sedari tadi menunggu Arunika datang, kini membuka kain putih yang menutupi sekujur tubuh Wulandari. 

"Ambu!! Tidak, Ambu jangan pergi." Dia menangis terisak sambil mendekap erat tubuh yang sudah terbujur kaku.

Untungnya ponsel yang ada di tas Wulandari tidak dikunci. Makanya Rino dapat menghubungi Arunika, mencari nomor teleponnya. Lelaki itu berdiri bergeming di depan pintu kamar jenazah menatap nanar punggung Arunika yang masih terisak-isak.

Satu-persatu orang yang Arunika sayangi meninggalkannya. Semakin hancur perasaan Arunika. Dia tenggelam di dalam lautan kesedihan.

Rino pun menepuk pundak Arunika. Gadis itu menoleh dengan tatapan sayu. 

"Ambu, sudah meninggal."

Lelaki itu membiarkan Arunika menangis di pundaknya. "Menangislah sepuasmu."

"Lisna mana?" tanya Arunika sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status