"Kirain gak bakal ngejemput," lontar Amel. Raffa yang mendengar itu langsung turun dan mendekati istrinya. Tak lupa membawakan cokelat dan bunga."Ini buat kamu, Sayang. Maafin aku ya," kata Raffa. Amel melihat bawaan suaminya hendak mengulas senyum tetapi ditahan. Ia langsung mengambil cokelat dan meminta Raffa agar memegang bunga. "Kamu pegang aja bunganya, aku lagi makan ice cream nih," seru Amel. Raffa mengangguk kepala, ia membuka pintu mobil mempersilahkan sang istri untuk masuk. Setelah Amel di dalam, Raffa bergegas menutup lalu duduk di kursi kemudi."Sayang, kita ke kantor aku dulu ya. Kita ke villa nanti bareng pas aku selesai," jelas sang suami.Amel tidak menyahuti, wanita itu hanya mengangguk. Karena fokus menghabiskan ice cream yang mulai mencair. Melihat hal tersebut, Raffa sangat gemas."Kamu ini cuma makan ice cream aja belepotan," lontar Raffa.Lelaki itu mengusap bibir sang istri membuat Amel terdiam. Melihat wanitanya begitu membikin Raffa gemas lalu hendak me
"Dia bisikin lebih semangat bikin anaknya kata dia," lontar Raffa. Mata wanita itu membulat lalu langsung meninju suaminya. Mendapatkan serangan tersebut, Raffa hanya mengaduh dan memamerkan cengiran."Ihh ... ninju-ninju terus, sesekali kasih kejutan cium ke," gerundel Raffa.Amel melotot menatap Raffa, seperti bola matanya hendak keluar. Melihat wajah sang istri, lelaki itu malah terkekeh lalu jemari membentuk huruf V."Mas ini suka banget ya godain aku, udah deh. Fokus aja nyetir bisa gak," omel Amel.Raffa yang mendengar itu terkekeh. "Nanti kangen lagi sama suara suamimu yang tampan gini kalau diem," lontar Raffa.Amel langsung mencebik mendengar hal itu. Ia memutarkan bola mata dan memilih memandang sekitar seraya memakan cokelat yang diberikan sang suami. Setelah sampai tujuan, lelaki tersebut memarkirkan mobil."Ayo, Sayang. Keluar, udah sampe lho," seru Raffa. Lelaki itu telah berada di luar dan kini membuka pintu untuk sang istri. "Ih ... kamumah gak peka banget, Mas!"
Kini suami Amel justru sibuk mengerjakan pekerjaannya. Sedangkan Amel memainkan ponsel yang tadi pagi disita Raffa. Mulai merasa bosan, wanita itu bangkit lalu mendekati lelaki tersebut. Wanita itu telah berganti pakaian yang dipilihkan oleh Raffa. Sedangkan yang lain disimpan disini untuk dibawa nanti saat rumah mereka siap ditempati. Beruntung ruangan lelaki tersebut ada sebuah kamar untuk istirahat dan mempunyai lemari di sana. "Mas ... aku bosen ih, pergi jalan-jalan dulu ya, gak perlu kamu anter aku bisa sendiri kok," celetuk Amel. Istri Raffa itu kini berdiri di samping suaminya, ia melirik berkas yang dipegang pria tersebut. Otakmya terasa pusing saat hendak meresapi apa yang tertulis di sana. Dia menyerah dan memilih memandang paras Raffa yang semakin tampan jika fokus bekerja."Kalau kamu gak jawab berarti aku artiin boleh ya, kalau gitu aku pergi dulu," lontar Amel.Raffa hanya menanggapi dengan anggukan, Amel melihal hal itu berinisiatif mengecup pipi sang suami. Ia lang
Kini sebentar lagi waktu sepasang suami istri itu berangkat untuk dinner. Siska mengetuk pintu, mendengar pemilik ruangan tersebut telah mempersilakan. Siska membukanya sambil menenteng sebuah tas belanja. Ia lekas mendekati Amel ternyata terlelap."Sebentar lagi waktunya berangkat, Bos. Saya boleh bangunin?" Siska memandang Raffa yang tengah memejamkan mata. Lelaki itu melirik bawahannya lalu mengangguk sebagai jawaban. Dia bangkit dan berlalu setelah mengatakan jika hendak mandi."Bilang kalau saya mandi di sini, suruh Amel mandi di tempat biasa saya istirahat," lontar Raffa. Setelah Raffa masuk ke toilet. Siska berusaha membangunkan istri Bosnya, Amel terlihat menggeliat dan menatap linglung ke arah perempuan tersebut. "Kumpulin dulu nyawanya, habis itu baru nanya," kata Siska.Amel hanya mengangguk, ia menatap sekitar dan tidak menemukan suaminya. Siska yang paham lalu memberitahu wanita tersebut. "Bos lagi mandi, kamu juga mandi gih! Jangan lupa pake baju ini, nanti aku bantu
Raffa tersadar dan mendengar perkataan istrinya ia langsung berlari menahan lengan wanita itu. "Jangan, Yang. Kamu cantik banget, aku sampe terpesona," lontar Raffa.Beberapa karyawati menjerit mendengar pujian lelaki itu. Apalagi saat seuntai senyum terlukis di bibir Raffa. Amel yang melihat hal tersebut langsung berdiri di samping suaminya dan tangan melingkar di lengan Raffa. "Ayo ahh ... katanya mau kasih suprise, ah ... kamu romantis banget sih, aku jadi makin love-love," tutur Amel. Wanita itu memang sengaja, apalagi saat melihat Erika merekamnya. Ia pasti mengirim pada Kayla dan Amel sangat senang membuat perempuan tersebut kepanasan."Istriku gak sabaran banget sih, ya udah ayo!" seru Raffa. Lelaki itu paham, apalagi saat matanya menatap jika Erika tengah merekam mereka. Ia saat mengatakan itu mencubit gemas pipi sang istri membuat Amel cemberut mrmbikin dia gemas."Sialan! Pamer banget sih. Dan gaunnya itu harganya lumayan mahal euy ... gue iri," geram Erika pelan.Raffa
Sedangkan di dalam mobil yang dikendarai Raffa. Sang istri tengah tertawa, membuat suaminya sesekali menoleh melihat paras menawan perempuan itu."Mas ... gak kebayang gimana wajah kesal Kayla, pasti Erika ngirim rekaman itu ke dia," celetuk Amel.Raffa hanya mengangguk mendengar celotehan sang istri. Ia fokus melajukan kendaraan, sesampai ke tujuan dia langsung turun tak lupa membuka pintu untuk Amel."Ayo my queen, ikut dengan king-mu ini," kata Raffa.Amel hanya menggelengkan kepala melihat tingkah suaminya. Tetapi ikut alur dan menyambut uluran tangan Raffa."Abis nonton drama ya? Terus kerasukan gitu," lontar Amel.Raffa menanggapi dengan senyuman. Lelaki itu memeluk pinggang ramping istrinya lalu mengecup pipi wanita itu membuat Amel melotot."Ihh ... Mas! Apaan sih, malu tau," omel Amel.Amel langsung menatap kesal suaminya sedangkan Raffa menampilkan raut tanpa dosa. Lelaki itu menggandeng sang istri dan melangkah agar wanita tersebut ikut."Wah ... bagus banget," lontar Amel.
Raffa yang menyadari sang istri terus memandangnya. Ia mengulum senyuman dan dengan sengaja menyentil dahi wanita itu."Ih ... apaan sih, Mas! Maen sentil-sentil aja,"omel Amel.Amel memegang keningnya yang hendak diusap tapi ditahan Raffa. Lelaki itu mendekati wajahnya ke kening sang istri lalu perlahan meniup. "Lagian kamu kenapa ngeliatinnya sampe begitu, aku tau kok kalau aku ini ganteng," tutur Raffa.Perempuan tersebut langsung memutarkan bola mata dengan malas. Ia memilih meninggalkan lelaki itu dan mulai mengupdate foto di instagram."Ahh ... gak sabar liat reaksi cewek itu saat lihat postingan gue," celoteh Amel. Raffa yang mengikuti dari belakang hanya mengulum senyum. Lelaki itu mensejajarkan langkah dan memeluk pinggang sang istri."Sayang, berhenti dulu boleh," pinta Raffa.Amel langsung menghentikan langkahnya lalu menoleh menatap sang suami. Raffa yang melihat hal tersebut lekas mendekatkan wajah seperti hendak mencium. Dada Amel berdebar kencang saat memandang paras
Mendengar perkataan suaminya, ia hanya memutarkan bola mata dengan malas. Lalu memilih melahap makanan, dia malah terfokus ke hidangan. Mengabaikan Raffa yang berada di hadapannya."Suka makanannya? Kalau iya nanti buat di rumah nanti kita pesan online aja, disini bisa kok," ujar Raffa.Amel hanya mengangguk dan dia fokus melahap makanan. Raffa hanya menggelengkan kepala, saat melihat ada sedikit noda di dekat bibir sang istri. Lelaki itu terfokus dengan gerakan mengunyah wanita tersebut."Sayang, kamu itu bukan anak kecil lagi lho. Tapi makan masih aja belepotan," celetuk Raffa. Lelaki itu mendekati sang istri, lalu mengusap bibir Amel membuat wanita tersebut mendongak menatap paras Raffa."Mas ini, nyari kesempatan dalam kesempitan aja," ketus wanita itu. Amel langsung menunduk lalu memilih melahap makanan lagi. Raffa yang melihat reaksi sang istri. Dia menebak jika perempuan tersebut kini tengah berdebar karena memegangi dada."Ya ... gak papa dong, ke istri sendiri ini. Kecuali
Beberapa bulan kemudian ...Besok memasuki empat puluh minggu kehamilan Amel. Wanita itu kini mulai kesulitan berjalan, karena perutnya yang lumayan besar. Karena hamil anak kembar, semua belum mengetahui. Hanya Raffa, Amel dan dokter yang memeriksa perempuan tersebut."Kapan yang anak kita lauching, kok belum ada tanda-tanda ya," ucap Amel sendu.Raffa yang mendengar itu mendekati istrinya di sofa. Kini keduanya tengah di ruang kerja lelaki tersebut. Karena Amel memaksa ikut ke kantor."Sabar aja, kalau udah waktunya mereka bakal meluncur kok, mungkin sekarang belum waktunya. Sabar aja, hplnya juga kan besok. Lagian kalau pas hpl belum lahiran kan itu cuma pekiraan manusia aja, nanti kalau udah waktunya kita bakal ngeliat mereka kok. Sekarang kamu berdoa aja, agar lahiran lancar dan sehat buat kalian," tutur lelaki itu.Amel mengulas senyum mendengar hal itu. Ia mengangguk kepala lalu menyandarkan kepalanya pada bahu sang suami."Mas, aku sekarang gendut. Jangan bosen pandangan aku y
Suasana malam kini sangat ramai, yang biasanya hanya suara Amel dan Raffa. Sekarang banyak orang yang berbicara. Shilla langsung menarik Raffa yang terus disamping istrinya."Gantian lah, Ka! Shilla juga pengen elus perut Amel. Pengen nyapa calon keponakan," seru perempuan itu. Raffa hanya menghela napas, lalu mengangguk. Ia pergi ke dapur untuk menyeduhkan susu Ibu hamil. Wulan yang lewat di sana langsung mendekat dan menepuk pundak anaknya. "Allhamdulilah, kamu jadi suami siaga. Mama bangga sama kamu," tutur Wulan. Lelaki itu menoleh dan mengusap senyum, ia berbalik dan memeluk wanita yang melahirkannya. "Makasih, Mah. Kamu udah melamarkan Amel menjadi istriku, Raffa sangat bahagia," ujar lelaki itu.Wulan mengangguk, wanita itu membalas dekapan anaknya. Lalu menepuk punggung lelaki tersebut, mereka langsung melepaskan pelukkan."Kamu harus kurangi porsi kerjamu, jangan terlalu sibuk. Amel sekarang sangat butuh perhatian dan bantuan kamu, apalagi nanti setelah lahiran," tegur Wu
Amel membulatkan mata, ia hendak menyerang perempuan itu tapi ditahan Raffa. "Udah, Sayang. Gak perlu urusin orang ginian, biar aku saja. Nanti calon anak kita kenapa-napa lagi," kata lelaki itu.Cewek itu terkekeh, ia bersidekap memandang mereka. Dengan lancarnya ia menghina Amel. "Haduh ... ternyata lo simpenan sugar dady ya, wah ... keliatannya aja polos ternyata," ucapannya terhenti kala karyawan lagi menarik lengannya."Diam! Udah lo gak perlu ngebacot lagi bisa gak."Wanita itu hanya memanyunkan bibirnya, ia memandang lawan jenis yang menatap berang. Sedangkan Raffa langsung merogoh saku, dan memperlihatkan pada perempuan tersebut. "Ini bukti kami udah menikah tahun lalu, jadi ucapan lo itu salah!" sinis Raffa.Suara dingin lelaki itu membuat perempuan tersebut bergidik ngeri. Ia bungkam saat disodorkan bukti oleh Raffa, sedangkan Amel tersenyum sinis. "Amit-amit jabang bayi, jangan sampe anak gue miring sama Tante nyebelin ini," kata Amel.Wanita itu melotot mendengar ucapa
Raffa sampai menjauhkan handphone dari kuping. Karena suara Sekar yang menggelegar, Amel melihat hal tersebut hanya meringis. Raffa menghela napas lalu menempelkan benda itu ke telinga kembali."Kami mau berbagi sedikit buat anak panti Bu. Raffa punya omongan soalnya," jelas Raffa.Sekar terdiam beberapa menit, karena ternyata Raffa yang memegang ponsel tersebut. Lelaki itu menegur dan bicara kalau ia tengah menyetir. "Apa ada pertanyaan lagi, Bu. Raffa lagi nyetir soalnya. Palingan kami menginap lusa ya," ucap lelaki itu.Wanita itu menggeleng lalu memukul keningnya sendiri. Karena sadar jika sang menantu tidak bisa melihat gelengannya. "Enggak, Raf. Boleh handphonenya kasih ke Amel. Ibu mau kasih wejangan buat dia," balas Sekar.Pria tersebut langsung memberikan pada istrinya, lalu Amel dan sang Ibu sangat lama berbincang. Bahkan dia mengerucutkan bibir karena banyak sekali pantangan yang diberikan oleh Sekar."Udah jangan cemberut gitu, Ibu ngebilangi gitu karena sayang sama kamu
Kala tersadar dengan ucapan, Amel langsung mendorong sang suami agar menjauh. Sedangkan Raffa terkekeh mendengar hal tersebut, kini lelaki itu menaik turunkan alis. "Apaan sih, Mas! Genit banget deh, aku tadi lagi ngimpi eh pas buka tidur ternyata ikut ngomong gitu. Gak usah geer deh," papar Amel. Raffa hanya mengangguk kepala tanda mengiyakan tetapi, wajahnya masih saja menggoda. Wanita itu jadi salah tinggal dengan tatapan sang suami, ia mengadahkan tangan. "Mana bubur kacang milikku, kan aku tadi nyuruh beliin terus baru bangunin. Berarti Mas udah beliin dong," pinta perempuan tersebut.Dia langsung memberikan bubur kacang tersebut, Amel menerima dengan senyum sumringah. Ia segera mengambil wadah plastik dan sendok, wanita itu menuangkan ke mangkuk. "Ah ... wanginya menggoda," pekiknya. Sang suami mengulas senyuman memandang Amel, ia terus menatap wanita itu. Membuat perempuan tersebut memalingkan wajah karena salah tingkah."Kamu ini kenapa sih! Lihatin aku terus. Mendingan
Lelaki itu menggeleng mendengar ucapan Amel, membuat wanita tersebut mengeryitkan alis bingung."Terus kamu kenapa natap aku sampe segitunya," sungut perempuan itu. Raffa memegang dagu lalu tangannya mengelus-elus jengot pendek."Katamu hamil kebo, kenapa kamu gak mirip kebo. Aku lagi nyari kemiripan itu dari kamu," jawab Raffa. Mata wanita itu melotot mendengar jawaban sang suami, ia langsung melemparkan tas. Beruntung lelaki tersebut tangkap, Amel bersidekap dan mendengkus kesal. "Punya laki gini amat, maksudnya ... ah sudahlah, kamu juga gak bakal ngerti! Aku udah gak mood buat makan," geram Amel. Perempuan tersebut bangkit lalu mendekati suaminya dan merebut tas yang tadi dilempar. Kala hendak pergi, tangan dicekal oleh Raffa."Kamu harus sarapan, ayo cepat duduk!" perintah lelaki itu. Amel menggeleng menolak perintah suaminya. Ia menarik tangan yang digenggam Raffa, dia langsung bersidekap. "Udah gak berselera lagi makan ini, aku mau bubur kacang ijo Mang Mamat," lontar san
Wulan dan Sekar dijemput Shilla, perempuan itu sangat senang saat ngetahui ia akan mempunyai keponakan. Kini hanya tinggal mereka, keduanya berbaring di kasur. Raffa mengusap lembut rambut Amel. "Sayang ... maaf ya, acaranya jadi berantakan gara-gara aku pingsan," tutur perempuan itu. Lelaki itu menggeleng lalu membenarkan posisi tiduran sang istri. Ia kini mendekap wanita tersebut, lalu mendaratkan kecupan di pipi Amel. "Gak papa, mereka nanti pasti paham kok. Udah gak usah pikirin apapun yang buat kamu stress, hayu ... mendingan sekarang tidur," ujar lelaki itu. Dia menuruti ucapan suaminya, ia membenarkan posisi tidur agar berhadapan lelaki itu. Lalu menyusupkan wajah ke dada bidang Raffa. Tak lama suara dengkuran terdengar, membuat Raffa mengulas senyum."Kayanya kamu capek banget ya, Sayang," bisik lelaki itu. "Makasih kamu udah mau jadi istri aku, aku sayang banget sama kamu."Setelah mengatakan demikian, lelaki itu ikut terlelap. Waktu pagi tiba, Amel dengan semangat memba
"Kenapa sekarang gak nyoba di cek, kali aja sesuatu harapan. Yang penting kalian sudah berusaha kan, kalau belum waktunya gak papa, kalian bisa terus berdua dan meminta pada sang maha kuasa," lontar dokter tersebut."Aku bawa nih, aku juga lagi mau nyecek, tapi di telepon Nyonya Wulan jadi ke sini dibawa-bawa deh," lanjutnya. Semua langsung memandang Amel, mereka mengangguk menyakinkan wanita itu. "Ya udah," kata Amel pelan. Mereka langsung tersenyum, dokter itu segera merogoh tespack dan memberikan pada Amel. "Ayo bantu Amel, ke kamar mandi, Raf. Kenapa malah diem aja," cecar Wulan. Mendengar perintah Mamanya, lelaki itu langsung mengangguk. Lalu membantu memapah sang istri menuju bilik mandi. Kala sampai dia disuruh keluar oleh Amel. Dia mengangguk paham dan memegang bahu wanita tersebut terlebih dulu. "Kalau hasilnya negatif gak papa, kok. Jangan sedih, kalau udah waktunya di kasih kok," tutur sang suami. Amel mengangguk kepala, Raffa langsung mengelus sayang puncuk kepala s
"Yang!" Raffa memekik, ia menepuk pipi sang istri. Semua orang sangat terkejut, mereka langsung mengerumi Amel. Wulan melihat menantu seperti ini, ia segera menyuruh Raffa membawa ke kamar dan dia menelepon dokter pribadi. "Makasih, Mah. Raffa bawa Amel ke kamar dulu," ucap lelaki itu gemetar.Lelaki itu sangat ketakutan, dia tergesa-gesa membawa istrinya. Sedangkan Sekar segera menyusul menantu dan anaknya. Kala sampai di pintu kamar, ibu mertua pria tersebut membantu untuk membuka benda tersebut. "Ayo cepat letakan hati-hati di kasur, Raf," perintah Sekar. Raffa mengangguk, ia dengan perlahan membaringkan sang istri ke kasur. Lalu Sekar segera menyelimuti perempuan itu, ia ikut naik ke ranjang dan membelai sayang kening anaknya. "Raf, ada minyak kayu putih gak?" tanya Sekar. Lelaki itu terdiam, lalu mengangguk dan segera mencari benda tersebut. Setelah ketemu, dia memberikan pada Sekar. "Ayo Nak, bangun! Jangan buat kami cemas," ujar wanita itu. Aroma minyak kayu putih, memb