Home / Romansa / Om Duda! 2 / Chapter 59: Kesepakatan

Share

Chapter 59: Kesepakatan

Author: Anaa
last update Last Updated: 2024-07-27 10:21:39

Duduk setengah berbaring di atas karpet dengan alas tumpukan beberapa selimut bedcover yang menjadi satu, punggungnya bersandar di sofa, Devan memperhatikan kuku jari jemarinya yang sedang dipotong oleh Disya.

"Sini Disya potongin kukunya, udah pada panjang itu." Hanya kalimat itu yang sebelumnya diucap oleh Disya, dan Devan menjawab dengan anggukkan kepala mengiyakan. Sudah, tidak ada obrolan lagi setelahnya, keduanya sama-sama terdiam.

Hampir tiga Minggu keduanya tidak bertemu bahkan berkomunikasi, tentu saja ada rasa canggung berada dalam situasi ini, apalagi ketika mengingat pertemuan terakhir keduanya yang bisa dibilang tidak baik sama sekali.

"Sudah malam, Pak Devan harus istirahat. Semoga besok lebih mendingan ya sakitnya," kata Disya setelah selesai dengan kegiatan memotong kuku Devan.

Devan mengangguk pelan lalu berkata, "Terimakasih."

"Pak Devan beneran ngga mau tidur di kamar tamu aja?" tanya Disya kembali memastikan.

"Saya ingin tidur di kamar saya—"

"Tapi Pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Nova Ugara
nangis khan aku ny...makin kemari kok makin sedih.... semoga kalian cepat bersatu...dan dpat restu dri keluarga disya.... mbak anaa besok up lagi ya
goodnovel comment avatar
Hanna Rose
jgn lama" ah kak update nya,,disya Devan harus bersatuuuu
goodnovel comment avatar
Dominika Tabita
thanks kesayangan.. lanjut lg donk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Om Duda! 2   Chapter 60: Restu?

    Hening. Hanya ada suara detak jarum jam yang terdengar, menjelaskan situasi canggung saat ini. Disya mengulum bibir, kembali meremas pakainnya gugup, masih enggan menatap lelaki yang sedang duduk di sofa memperhatikannya dengan tatapan yang—entah sedang kesal atau bagaimana, Disya tidak bisa menebak karena sedari tadi lelaki itu juga hanya diam. "Saya salah, saya minta maaf," kata Devan memulai obrolan, memecah kesunyian yang sebelumnya tercipta. "Semalaman kalian bersama?" tanya Samudra dengan tatapan mengintimidasi, bersedekap dada, menatap Disya dan Devan yang masih duduk di atas alas tidur semalam. "Iya." Devan mengiyakan, lelaki itu jelas lebih bisa bersikap tenang jika dibandingkan dengan Disya yang tampak gelisah dalam duduknya. "Demi Tuhan kita ngga ngelakuin apapun, Bang Sam," ucap Disya menjelaskan. "Sya, Abang—" Disya menggeleng, kembali berbicara memotong cepat ucapan yang akan dilontarkan Kakak lelakinya. "Pak Devan sakit Bang, kasihan ngga ada yang nemenin di sin

    Last Updated : 2024-08-04
  • Om Duda! 2   Chapter 61: Pertemuan Cinta

    Disya berjalan mondar-mandir di dalam kamar sembari memegang handphonenya, sesekali mengulum bibirnya yang tidak bisa menahan senyum sedari tadi. Masih memikirkan tentang ucapan Samudra, bukankah secara tidak langsung Samudra mengijinkan Devan ke rumah untuk melamarnya kembali? Itu artinya Samudra memberikan restu nantinya? Disya berniat untuk menghubungi Devan, tetapi masih ragu—ini sudah sangat larut malam, Devan baru pulih dari sakitnya, lelaki itu harus istirahat. Tapi Disya terlalu bersemangat sekarang, ingin memberitahukan tentang ini kepada Devan. Menggeleng pelan, menyimpan handphonenya di atas nakas samping tempat tidur, Disya memutuskan untuk menghubungi Devan besok. Ia harus menahan kegembiraannya ini untuk sementara. Pak Devan |Mari bertemu besok, Sya. Handphone yang sebelumnya tergeletak di atas nakas, secepat kilat sudah berpindah kembali berada di tangan Disya, senyumnya kembali merekah ketika membaca pesan dari Devan. Kemarin malam, keduanya menangis memb

    Last Updated : 2024-08-25
  • Om Duda! 2   Chapter 62: Lamaran?

    Devan menyunggingkan senyum kecil ketika melihat wajah Disya yang memberengut sedih karena mendengar perkataannya. "Saya bercanda, Sya. Ayo...." Lelaki itu kembali mengusap bagian atas kepala Disya, mengajaknya untuk kembali melangkah memasuki caffe. Langsung memesan es krim kesukaannya, Disya sedang dalam mood yang baik hari ini. Bertemu Devan, dan es krim kesukaannya adalah perpaduan luar biasa. "Kenapa baru ke caffe ini lagi kalau memang kamu sangat menyukai salah satu menu es krim di sini, Sya?" tanya Devan mengusap bagian bibir Disya yang sedikit belepotan karena perempuan itu memakan es krimnya dengan sedikit tergesa. Tidak menjawab, Disya hanya menggelengkan kepala pelan sembari tetap melahap es krim miliknya. "Maaf ya." "Maaf buat apa?" "Saya menjadi alasan kamu tidak pernah ke caffe ini lagi." "Tapi Disya hari ini ke sini sama Pak Devan kan," jawab Disya sembari menampilkan senyumnya. Devan balas tersenyum, kembali mengusap bibir Disya yang belepotan karena s

    Last Updated : 2024-08-31
  • Om Duda! 2   Chapter 63: Disetujui

    Devan menatap gaun pengantin di depannya dengan binar bahagia. Semoga gaun itu tidak lama lagi hanya akan terpajang di balik etalase ruang wardrobe kamarnya saja, tetapi akan dipakai oleh Disya di acara pernikahannya nanti.Lelaki itu tersenyum, kembali menatap cermin untuk melihat penampilannya, membenarkan dasi yang sedikit miring lalu melangkah meninggalkan ruangan dengan jas yang tersampir di tangan.Pagi ini dia sudah ada janji menjemput Disya, mereka akan sarapan bersama, lalu mengantar Disya ke store, begitu juga dengan Devan yang akan menghadapi beberapa pekerjaan di kantor, dan.... malam harinya Devan akan menemui kedua orangtua Disya.Semoga hari ini berjalan baik."Selamat pagi Pak Devan...," sapa Disya tersenyum cerah ketika sudah berada di hadapan Devan."Selamat pagi, Queen...," balas Devan, tangan kanannya terulur untuk mengusap bagian atas rambut Disya lembut.Membukakan pintu mobil untuk Disya, setelahnya lelaki itu juga masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.

    Last Updated : 2024-09-13
  • Om Duda! 2   Chapter 64: Persiapan Pernikahan

    "Kok ngga sama Bang Sam?" Disya bertanya ketika menyambut Naya di depan pintu rumah. Naya merentangkan kedua tangannya untuk berpelukan dengan Disya lalu menjawab pertanyaannya, "Dokter Sam ke rumah Mamah Gina katanya, mau nganterin pesenannya, aku minta dianterin dulu ke sini...." Disya mengangguk paham. Ia tidak tahu pasti bagaimana hubungan antara Gina juga Naya, tapi sepenglihatannya keduanya tidak terlalu akrab padahal berstatus sebagai mertua dan menantu. "Bang Devan udah pulang?" tanya Naya ketika keduanya sudah melangkah masuk ke dalam rumah. Disya mengangguk. "Udah, ada di halaman samping sama Ayah, lagi ngobrol urusan lelaki katanya." Naya mengangguk. "Btw, congrats ya untuk lamarannya! Akhirnya ya, Sya!" Naya merangkul lengan Disya dengan wajah gembira. "Semoga semuanya lancar sampai hari pernikahan." Disya mengusap punggung tangan Naya yang masih merangkulnya, mengangguk sembari tersenyum hangat. "Thanks, Nay." "Pak Devan lamar kamu di mana?" "Hmm... caffe

    Last Updated : 2024-09-16
  • Om Duda! 2   Chapter 65: Wedding

    "Untuk yang terakhir, say happy wedding!" "Happy Wedding!" Serempak semuanya menuruti perintah si fotografer diakhiri dengan foto gaya bebas. Pelaminan yang cukup panjang dan lebar itu rupanya tidak bisa menampung keseluruhan anggota kedua keluarga mempelai, ada beberapa anak muda yang berdiri di depan pelaminan untuk ikut masuk ke dalam foto keluarga. "Thankyou guys!" Selesai. Acara resepsi sudah selesai, para tamu undangan sudah meninggalkan area venue, menyisakkan keluarga besar kedua mempelai juga crew wedding yang akan membereskan area venue. "Capek, Sya?" tanya Dina menghampiri Disya yang sedang duduk di pelaminan, mencoba melepaskan heels yang dipakainya. Disya mendongak menatap Dina lalu menggeleng pelan dengan senyuman manis menghiasi bibirnya. "Saya kan sudah bilang lepas saja heelsnya kalau memang tidak nyaman...," ucap Devan yang sudah berlutut membantu Disya melepaskan heels yang sedaritadi dipakainya selama acara resepsi. "Padahal saya sudah menyuruh Sasya untuk me

    Last Updated : 2024-09-22
  • Om Duda! 2   Chapter 66: Bucin

    Disya mengerjapkan matanya perlahan, menatap jam yang sudah menunjukkan pukul satu siang, bukannya bangun dari tidurnya Disya malah semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Devan, semakin menyamankan posisi tidurnya. "Sudah siang sayang," ucap Devan mengecup bagian atas rambut Disya. "Disya lapar, tapi males bangun." "Delivery makanan, lagi?" "Boleh....." "Jangan junkfood ya, Sya. Kemarin kan sudah, jangan terlalu sering makan makanan seperti itu." Devan tetaplah Devan dengan ke-antiannya memakan junkfood—bukan anti sih, tetapi sangat menjaga pola makannya, masih sering memperingati Disya untuk mengurangi makanan yang tidak sehat. "Iya Pak Devan." Devan mengambil handphonenya yang berada di atas nakas, membuka salah satu aplikasi untuk memesan makanan secara online. Selama tiga hari ini, kedua pasangan pengantin baru itu sama sekali tidak meninggalkan rumah, bahkan lebih sering menghabiskan waktunya di kamar. Membeli makan secara online, Disya bahkan belum menyentuh are

    Last Updated : 2024-09-29
  • Om Duda! 2   Chapter 67: Hidup Baru

    Tidak ada acara honeymoon dan sejenisnya. Disya menolak ketika Devan memberi pernyataan seperti ini—"Saya tidak masalah dengan tempat honeymoon yang akan kita kunjungi, terserah ke mana kamu ingin pergi, satu hal yang pasti, kita akan lebih banyak menghabiskan waktu di kasur nantinya." Disya menggeleng pelan mendengar jawaban Devan ketika ia bertanya tentang tujuan dan rencana keduanya untuk honeymoon sesuai saran dari kedua orangtuanya waktu itu. Toh belum ada tempat yang ingin Disya kunjungi, untuk saat ini memulai hidup baru dengan Devan saja sudah cukup baginya. Bangun pagi dengan posisi berada dalam pelukan Devan, lalu memasak untuk sarapan bersama, suaminya yang mengantarnya ke store sebelum berangkat bekerja, lalu pulang ke rumah bersama, memasak untuk makan malam, lalu berbagi cerita sebelum tidur—walaupun sebelumnya pasti akan melakukan hal 'itu' terlebih dahulu sebelum benar-benar tertidur, Disya tidak mengira Devan akan seperti seorang hyper, jangan mengira hanya sekali d

    Last Updated : 2024-10-14

Latest chapter

  • Om Duda! 2   Chapter 73: Double Date - II

    Devan tidak berhenti memperhatikan wajah istrinya yang sudah terlelap tidur setengah jam yang lalu, mengusap sisa peluh yang membasahi kening istrinya dengan lembut—entah itu karena kegiatan bercinta sebelumnya, atau memang suhu di ruangan yang memang cukup panas karena pendingin ruangan di dalam sini tidak terlalu berfungsi. Devan juga kegerahan sebenarnya, sedari tadi matanya tidak kunjung mau terpejam. Menyunggingkan senyum ketika mengingat kegiatan keduanya, mereka belum pernah bercinta menggunakan alat kontrasepsi, pengalaman baru, dan itu berakhir begitu saja, baik Devan dan Disya setuju tidak menyukainya. Segala sesuatu tentang Disya selalu membuat Devan candu—semuanya, tidak akan pernah membuatnya bosan. Devan begitu sangat mencintai istri kecilnya itu. Mencium kening Disya untuk beberapa saat sebelum dia beranjak dari atas kasur, lelaki itu memutuskan untuk ke luar dari kamar, berniat mencari udara segar karena demi Tuhan di dalam kamar menurutnya sumpek sekali. "B

  • Om Duda! 2   Chapter 72: Double Date - I

    Hening Mungkin bisa menggambarkan situasi di dalam mobil saat ini, tidak ada yang mengeluarkan suara seolah keempatnya punya dunia masing-masing—sebenarnya Disya dan Naya yang merasa tidak nyaman dengan situasi canggung ini, keduanya sudah mencoba mencairkan suasana, beberapa kali mencari topik obrolan, tetapi kedua lelaki di sana tidak terlalu menanggapi, yang satu sibuk dengan kemudinya, yang satu sibuk dengan i-Pad di tangannya. "Mumpung lagi lewat sini, ayo kita ke caffe Rainbow, aku kangen cakenya...," rengek Naya menyentuh lengan suaminya manja. "Sudah jam segini, nanti kamu pulang kemaleman. Abang kan sudah bilang kamu menginap saja di rumah untuk malam ini, tidak usah langsung berangkat ke Bandung." Devan yang menjawab, tidak memperbolehkan untuk mengunjungi caffe yang tadi disebut oleh adiknya. Naya terlihat memanyunkan bibirnya. "Kita aja nurutin kemauannya Bang Devan yang mau makan di restonya Bu Eliza ya!" "Kalian kan masih bingung ingin makan di mana, saya hanya meny

  • Om Duda! 2   Chapter 71: Titik Terang

    "Yakin tidak papa jika saya berangkat kerja, sayang?" tanya Devan, ini adalah pertanyaan kesekian yang lelaki itu berikan kepada istrinya. Yang semulanya Disya menjawab 'Tidak papa' perempuan itu kini menatap Devan dengan bibir yang ditekuk sembari menampilkan puppy eyesnya. "Kamu ingin saya tidak berangkat kerja?" Kali ini Disya mengangguk, merentangkan kedua tangannya meminta pelukan dari sang suami. Devan menyunggingkan senyum, menyimpan jasnya di atas sofa, lalu melangkah untuk duduk di tepi kasur, setelahnya memberikan pelukan kepada istrinya. "Manja sekali, sedang datang bulan, hm?" Disya menggeleng pelan dalam dekapan suaminya, lelaki itu semakin mengeratkan pelukannya, bahkan mengusap rambut Disya lembut. Sedari tadi Disya belum menuruni kasur, perempuan itu sudah bangun tetapi memilih berdiam di kasur lengkap dengan selimut yang masih menutupi tubuhnya. Devan sudah bertanya apakah dia boleh berangkat kerja, atau Disya ingin dirinya tetap di rumah menemani istrinya

  • Om Duda! 2   Chapter 70: Istri Kedua?

    Alif menjelaskan bahwa dia bertemu dengan Layla di salah satu club malam, keduanya tertarik secara fisik satu sama lain sehingga terjadihal hal yang tidak diinginkan, apalagi keduanya dalam pengaruh alkohol malam itu, nafsu benar-benar menguasai mereka. Disya percaya? Tidak— Yang benar saja? Bisa jadi Alif hanya ingin menutupi kesalahan Samudra. Tidak masuk ke dalam apartemen yang ditinggali Layla, Disya memilih untuk pergi dari sana setelah Alif menjelaskan tentang Layla dan bayinya. Hatinya masih gundah. "Maaf menunggu lama sayang," kata Devan yang baru saja memasuki ruang kerjanya, tersenyum menatap sang istri, lalu melangkah menghampiri Disya yang sedang duduk di sofa seorang diri. Disya menatap Devan, memanyunkan bibirnya, bahkan maniknya sudah berkaca sekarang. "Kenapa, hm?" Perempuan itu menggeleng pelan, kedua tangannya terulur untuk meminta pelukan dari suaminya yang baru tiba setelah menyelesaikan meeting dengan beberapa pekerjanya. Disya memilih untuk me

  • Om Duda! 2   Chapter 69: Bayi Layla

    Sekali lagi Devan memperhatikan wajah Disya, keningnya mengernyit seolah sedang menelisik wajah cantik itu yang tampak terlihat sendu—mendung, seperti cuaca di luar pagi ini. "Sya, kamu benar tidak apa-apa?" Kembali mengajukan pertanyaan yang jelas mendapatkan jawaban yang sama dari Disya— "Aku ngga papa, Pak Devan." Disya mendongak untuk menatap suaminya sambil tersenyum manis, lalu detik berikutnya kembali fokus pada kegiatannya yang sedang memasangkan dasi di leher sang suami. "Selesai!" ucap Disya menatap puas hasil tangannya, mengusap bagian pundak Devan dengan lembut. "Semoga hal-hal baik selalu menyertai Pak Devan, dan semua urusan Pak Devan hari ini dilancarkan." "Terimakasih sayang," balas Devan mengusap bagian atas kepala Disya, lalu memeluk tubuh perempuan itu. "Kamu berjanji akan menceritakan apapun yang kamu rasakan kepada saya, jangan memendamnya sendiri ya." Disya terkekeh pelan. "Pak Devan, Disya beneran ngga papa kok," jawabnya, perempuan itu tahu ini masih tentan

  • Om Duda! 2   Chapter 68: Berita Baik?

    "Tokcer juga ya Pak Devan," ucap Fani menatap lembaran hasil USG milik Disya dengan senyuman lebar menghiasi bibirnya. "Iyalah tokcer! Kamu ngga lihat Pak Devan tuh aura-auranya hyper—" "Al!" Yumna menyenggol lengan Alya, memperingati agar ia berhati-hati dengan ucapannya. Tidak masalah jika hanya mereka berempat di sana, tetapi ini ada Bundanya Disya. Mengulum bibirnya, Alya menatap Dina lalu menampilkan cengiran tanpa dosa. "Maksud aku, Pak Devan auranya ganteng banget, Bun... hehehe." Dina menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, lalu mengacak bagian atas rambut Alya dengan gemas. "Jadi, kalian mau langsung pulang atau bagaimana?" tanya Dina mencoba mengalihkan topik pembicaraan. "Masa langsung pulang sih, Bun. Makan dulu yuk!" ajak Fani. Alya, Yumna, dan Fani tadinya berniat untuk berkunjung ke rumah Disya, tetapi Disya memberi tahu jika ia sedang tidak ada di rumah, tanpa sengaja juga ia memberikan informasi jika sedang berada di salah satu rumah sakit—mereka yang jelas khawat

  • Om Duda! 2   Chapter 67: Hidup Baru

    Tidak ada acara honeymoon dan sejenisnya. Disya menolak ketika Devan memberi pernyataan seperti ini—"Saya tidak masalah dengan tempat honeymoon yang akan kita kunjungi, terserah ke mana kamu ingin pergi, satu hal yang pasti, kita akan lebih banyak menghabiskan waktu di kasur nantinya." Disya menggeleng pelan mendengar jawaban Devan ketika ia bertanya tentang tujuan dan rencana keduanya untuk honeymoon sesuai saran dari kedua orangtuanya waktu itu. Toh belum ada tempat yang ingin Disya kunjungi, untuk saat ini memulai hidup baru dengan Devan saja sudah cukup baginya. Bangun pagi dengan posisi berada dalam pelukan Devan, lalu memasak untuk sarapan bersama, suaminya yang mengantarnya ke store sebelum berangkat bekerja, lalu pulang ke rumah bersama, memasak untuk makan malam, lalu berbagi cerita sebelum tidur—walaupun sebelumnya pasti akan melakukan hal 'itu' terlebih dahulu sebelum benar-benar tertidur, Disya tidak mengira Devan akan seperti seorang hyper, jangan mengira hanya sekali d

  • Om Duda! 2   Chapter 66: Bucin

    Disya mengerjapkan matanya perlahan, menatap jam yang sudah menunjukkan pukul satu siang, bukannya bangun dari tidurnya Disya malah semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Devan, semakin menyamankan posisi tidurnya. "Sudah siang sayang," ucap Devan mengecup bagian atas rambut Disya. "Disya lapar, tapi males bangun." "Delivery makanan, lagi?" "Boleh....." "Jangan junkfood ya, Sya. Kemarin kan sudah, jangan terlalu sering makan makanan seperti itu." Devan tetaplah Devan dengan ke-antiannya memakan junkfood—bukan anti sih, tetapi sangat menjaga pola makannya, masih sering memperingati Disya untuk mengurangi makanan yang tidak sehat. "Iya Pak Devan." Devan mengambil handphonenya yang berada di atas nakas, membuka salah satu aplikasi untuk memesan makanan secara online. Selama tiga hari ini, kedua pasangan pengantin baru itu sama sekali tidak meninggalkan rumah, bahkan lebih sering menghabiskan waktunya di kamar. Membeli makan secara online, Disya bahkan belum menyentuh are

  • Om Duda! 2   Chapter 65: Wedding

    "Untuk yang terakhir, say happy wedding!" "Happy Wedding!" Serempak semuanya menuruti perintah si fotografer diakhiri dengan foto gaya bebas. Pelaminan yang cukup panjang dan lebar itu rupanya tidak bisa menampung keseluruhan anggota kedua keluarga mempelai, ada beberapa anak muda yang berdiri di depan pelaminan untuk ikut masuk ke dalam foto keluarga. "Thankyou guys!" Selesai. Acara resepsi sudah selesai, para tamu undangan sudah meninggalkan area venue, menyisakkan keluarga besar kedua mempelai juga crew wedding yang akan membereskan area venue. "Capek, Sya?" tanya Dina menghampiri Disya yang sedang duduk di pelaminan, mencoba melepaskan heels yang dipakainya. Disya mendongak menatap Dina lalu menggeleng pelan dengan senyuman manis menghiasi bibirnya. "Saya kan sudah bilang lepas saja heelsnya kalau memang tidak nyaman...," ucap Devan yang sudah berlutut membantu Disya melepaskan heels yang sedaritadi dipakainya selama acara resepsi. "Padahal saya sudah menyuruh Sasya untuk me

DMCA.com Protection Status