Share

Sampai

Penulis: Meyyis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat mama dan papa bertengkar dulu, hanya kakek yang selalu menenagkanku. Tapi, kakek harus mengembuskan napas terakhir, entah penyebabnya apa? Aku bahkan tidak mengetahui penyebabnya. Tiba-tiba sudah berada di rumah sakit, dinyatakan meningggal.

Aku mengurai pelukan mama, pamit untuk masuk ke kamar. Lelah hati, lelah diri, membuat otakku juga seakan membeku.

***Meyyis***

POV DAVIN

Aku datang ke kota Jerman untuk menimba ilmu. Lebih tepatnya lari dari seluruh perasaan. Tidak mungkin, harus berebut dengan saudara kembarku sendiri. Biarkan, Shasha memilih dia. Hati ini juga akan bahagia untuk mereka. Hanya mama dan papa yang akan kuhubungi. Untuk Devan, biar tidak mendengar kabar Shasha, lebih baik tidak menghubunginya.

Kota ini sangat cantik. Banyak ragam peninggalan budaya abad kejayaan yang menakjubkan. Sebelum besok sibuk dengan urusan kuliah, lebih baik sekarang memilih bersan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ojol Menantu CEO   Kehilanganmu

    “Besok aku akan mulai menyibukkan diri. Harus lulus lebih cepat, supaya papa berhenti bekerja” Giliranklu untuk menjadi tulang punggung. Doakan aku Ma, Pa.” Aku membuka galeri berisi foto mesra mereka berdua. Senyumnya sangat bahagia. Ingin mengabadikan senyum itu agar tetap lestari.***Meyyis***POV SHASHAAku tidak tahan lagi. Sebelumnya, walaupun Davin selalu menghindar, aku masih bisa melihatnya. Masih bisa menemuinya. Namun, sudah dua minggu, dia tidak terlihat. Aku harus tanyakan sama Devan kalau dia berkunjung. Rasanya tidak sabar menunggu Devan berkunjung. Aku memang sudah kehilangan kewarasn. Mengapa sampai segelisah ini saat tidak bertemu dengannya? Tidak lama, Devan datang membawa banyak makanan seperti biasa.“Terima kasih kamu sudah datang. Tapi, tidak usah repot-repot. Kamu selalu datang memberiku makanan.” Devan menggeleng.&ldqu

  • Ojol Menantu CEO   Elsaku Telah Pergi

    Aku segera menarik batang kayu yang menumpuk di samping rumah. Ketika akan memukul, ternyata papa.“Ini papa, Sha. Ini papa!” Lelaki itu menjerit. Aku muak lihat wajahnya. Untuk apa dia datang, padahal selama ini tidak peduli.***Meyyis***POV SHASHA“Kenapa begini? Menakuti saja.” Aku membuang batang kayu yang dipegang.“Maafkan papa. Aku mendengar, mamamu sakit, jadi papa ingin menjagamu.” Aku melirik tajam, tersenyum miring.“Ingin menjagaku? Jangan pernah muncul di hadapanku. Apa kamu tahu, dengan muncul di hadapanku berarti memberikan anak kesayanganmu dari istrimu yang lain memiliki akses untuk menyakiti aku dan mama. Jadi, pergilah!” Aku masuk ke rumah dan membanting pintu. Tidak ingin begini, dengan kesadaran penuh, tahu bahwa yang kulakukan adalah dosa. Tidak benar berbuat tidak hormat kepada orang tua. Tapi, jika ku

  • Ojol Menantu CEO   Permintaan Set Romantis

    POV SHASHA“Sudah puluhan kali, Sha. Nggak bosen nonton Elsa?” tanya dia waktu itu.“Enggak, aku bayangkan Kakak sebagai Elsa dan aku Anna.” Aku semakin tergugu, saat kembali ke alam nyata, Elsaku sudah lenyap dari sisi, berubah menjadi nenek sihir yang menghancurkan boneka salju Olaf yang dibuatnya untuk menghiburku.Aku memilih untuk membaringan diri. Saat ini, demi apa pun aku malas hanya untuk sekedar mencuci muka. Rasa kesal dengan kehidupan dan diriku sendiri begitu dominan membayangi. Biar saja, hanya sekali jerawat nggak akan nempel. Mata ini baru akan terpejam, ketika ponsel berdering. Di layar tertera nama Elsa, membuat semakin bersungut.“Ada apa?” Langsung saja, perkataan itu muncul.“Begitulah caramu menyambut kakak?” Aku memutar bola mata. Apa yang dia katakana? Kakak? kalau memang dia kakakku, tidak

  • Ojol Menantu CEO   Ada Apa Mawar Putih?

    “Duduk, kamu nanti malam ngeset makan malam romantis untuk klien. Dia meminta yang spesial.” Aku beranikan diri memandang lurus kea rah wajah Pak Bryan.“Ada permintaan khusus seperti apa?” Pak Bryan menggeleng.“Tidak ada, hanya dia meminta yang romantis dan perfek. Sang wanita suka bunga mawar putih.” Aku mengerti, pamit untuk segera mempersiapkan.***Meyyis***POV SHASHABunga mawar putih identik dengan kakaknya Elsa. Sungguh ada ketidaksukaan pada bunga cantik itu. Namun ini sebuah pekerjaan yang harus dilakukan olehnya. Shasha menyetarter motornyamenuju ke toko bunga langganan restoran.“Paman Rano.” Seperti biasa langsung ke belakang.“Anak gadis teriak-teriak? Ada apa? Butuh bunga apa?” Shasha nyengir saja.“Gio mana?

  • Ojol Menantu CEO   Ternyata ....

    “Tidak, Nak. Dia kakakmu, kalau mama membantah ucapnnya, malah akan terkesan yang dikatakan benar. Kamu tidak penaasaran kisah mama dan papa Aji?” Shasha menggeleng. Aku percaya mama dan fakta. Papa bercerai dua tahun sebelum kalian menikah. Jadi secara logika tidak mungkin.”“Terima kasih, sudah percaya.” Shasha mengusap air matanya, saat kembali ke dalam kehidupan yang sebenarnya. Dia hampir menabrak pohon karena tidak fokus.***Meyyis***POV SHASHASeperti perintah Pak Bos, aku harus mendekor ruangan tersebut untuk acara candle dinner. Aku tersenyum kecut, melihat dekorasi yang sudah jadi. Orang lain, untuk makan saja setengah mati. Hanya untuk pasangannya yang nantinya dibuang, seseorang merogoh kocek demikian dalam. Paket candle dinner seperti itu tidak murah. Paling murah lima juta, itu juga tidak menggunakan privat. Ini, mereka menyewa seluruh area restoran untuk

  • Ojol Menantu CEO   Memantau

    “Tidak, pemborosan. Menurutku romantis tidak harus mewah dan bunga. Kebersamaan, selalu meluangkan waktu, makan bareng, saling mengerti, lebih dari kata romantis candle dinner. Satu set candle dinner sepuluh jutaan, kalau buat beli nasi bungkus, berapa anak yatim yang kenyang?” Devan tersenyum. Tidak salah memilih jatuh cinta dengan wanita itu, walau sepertinya masih jauh dari balasan.***Meyyis***POV DAVINMungkin aku memang pengecut. Hanya bisa memandang dia dari video tanpa bisa menghubunginya. Diam-diam, aku menolongnya, mengawasinya, menyuruh orang untuk selalu menjaganya. Seperti malam ini, aku live streaming dengan Rizki untuk memantau aktivitasnya. Elsa memang kakaknya, tapi dia begitu sangat jahat.Aku tahu malam ini wanita itu kesal setelah gagal mempermalukan Shasha, karena menjadi pelayannya malam ini.“Vin, hampir saja,” ucap Rizki.

  • Ojol Menantu CEO   Bikin Iri

    Ah, kacau, kenapa jadi gambar dia? Sepertinya memang inspirasi games saat ini kisahku sendiri besamanya. Untuk dia, hasilnya mungkin juga akan aku berikan Sebagian untuk dia. Atau semua? Ya, untuk pengobatan Tante Rara yang sedang berbaring lemah di rumah sakit. Ini sepertinya akan menjadi puncak aku membantunya.***Meyyis***POV SHASHAPagi ini, aku nggak mood datang bekerja. Tapi, tetaps aja harus datang. Seperti biasa, Devan akan menganatar aku sebelum dia datang ke kantor sang papa. Dia memang hebat, kuliah sudah bekerja di kantor papanya. Walau statusnya masih sama pegawai, namun setidaknya sudah jelas masa depannya.“Aku jemput nanti sore. Kita pergi kuliah bareng.” Aku mengangguk. Entah bagaimana, persahabatan kami ini sduah lekat. Namun, aku masih saja setia menunggu Davin. Bagiku, dia adalah masih yang terbaik di salam hatiku.“Cie, cie … kamu se

  • Ojol Menantu CEO   Pulanglah

    “Heh, kamu selalu begitu padaku, entar jodoh baru tahu rasa, aku kekepin tiap hari.” Aku hanya terkekeh.“Apa? Gue jodoh sama lo? Najis!” Mereka berdua memang tidak pernah akur, tapi saling merindukan satu sama lain ketika tidak ketemu.***Meyyis***POV DEVANAku sudah berusaha untuk meyakinkan Shasha, tapi ternyata dirinya masih saja tidak melirikku sama sekali. Aku masih penasaran, siapa sebenarnya yang ditaksirnya. Jujur, aku cemburu. Kenapa bukan aku? Tapi, anaehnya seperti orang bodoh tetap ingin dekat dengannya. Rasanya, aku ingin selalu melindunginya. Hanya saja, apakah dia sulit untuk dipahami? Mau curhat dengan Davin, percuma. Dia sudah jauh. Kalau dulu, dia menjadi penasehatku, sekarang … ah, ini membuatku frustrasi. Lebih baik aku telepon Davin saja.“Bro, sedang apa?” basa-basi dulu, sudah agak lama sejak terakhir aku telepon

Bab terbaru

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Lihatlah Davin melongo,” bisik Rania. Apa ada yang salah? Apakah dia tahu jika belakang gaun ini terdapat banyak peneliti aku tiba-tiba tidak percaya diri.POV Davin“Ada apa?” tanyaku. Penasaran masih juga menggerayangi jiwaku. Aku tahu kekasihku itu hanya meggodaku. Ia memang membuat aku sangat gemas kepadanya. “Dilarang bertanya,” katanya. “Biar aku yang menyetir. Matamu begitu merah, kamu boleh tidur,” ucapnya. Aku tahu ia adalah kekasihku yang super pengertian. Jika tidak begitu, mana mungkin aku tergila-gila padanya. Biar aku lihat lagi, ada apa sebenarnya di matanya? Ia selalu membuatku tidak dapat berpaling darinya.“Tidak,” ucapku. Aku laki-laki, kalau hanya bertahan sebenatar sampai kantor, masa tidak bisa? Ah, Dia keras kepala. Punggungku didorong ke arah kursi penumpang di samping kemudi. Setelah itu ia segera berlari memutar untuk masuk ke ruang kemudi.“Hari ini aku yang akan menjadi sopirmu. Itu kejutan pertamanya.” Ia tersenyum sambil mengenakan sabuk pengaman. Bib

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Maafkan aku, Cinta. Ini yang aku takutkan. Aku lelaki dewasa dan membutuhkan ini.” Aku kembali membungkus tubuhnya dengan selimut walau sejujurnya aku ingin melanjutkan. “Kuharap kamu mengerti. Tolong ….” Aku pergi meninggalkannya yang meringkuk di dalam selimut.***Meyyis***POV Shasha Jam dinding berbentuk kepala kelinci sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi aku segera bersih-bersih untuk melaksanakan salat malam yang tinggal beberapa menit lagi waktunya, menuju ke subuh. Setelah salat malam dan sedikit dzikir mulai terdengar suara azan. Aku melaksanakan salat dua rakaat dan keluar dari kamar untuk sekedar olahraga pagi. Davin sudah siap di taman belakang, melakukan pemanasan tanpa banyak bicara. Aku menyusulnya dan melakukan pemanasan juga. “Mau cobain kita jogging di trek taman depan?” tanyanya.“Yuk, aku ingin membeli sarapan,” ucapku.“Pingin sarapan apa?” tanyanya. “Bubur ayam di tepian itu sepertinya enak.” Davin mengangguk.“Baiklah, sebentar aku ambil dompet dulu.” Lelakiku

  • Ojol Menantu CEO   Kamu Manis (21+)

    “Kamu sangat … please jangan seperti ini. Aku bisa mati penasaran.” Aku menggoyangkan telunjukku tanda memberinya kode bahwa dia tidak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia terlihat kesal, akan tetapi menurut. Sebenarnya, aku sedikit merasa kasihan tetapi juga merasa senang, bisa sekali-kali ngerjain dia.***Meyyis***POV DAVINSetelah pesta usai, kami tentu pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Sasha membuatku jengkel. Apa ia sudah tidak cinta lagi? sepertinya berubah, hal itu menjadi sering uring-uringan karena takut kehilangan dia. Leboh baik aku menghindar saja, biar ia merasa. Kalau tidak merasa juga, berarti memang sudah tidak mencintaiku. Apakah ada orang lain? Tidak mungkin … ia mencintaiku. Aku menghempaskan pikiran jahat yang menguasaiku.Dia memegang tangan, aku tahu itu trik untuk mengelabuhi, lebih baik aku menghempaskan tangannya saja. Tapi aku rindu memeluk tubuhnya, harum tubuhnya terutama bibirnya yang membuatku mabuk

  • Ojol Menantu CEO   Penasaran

    “Kamu mau mengatakannya atau mendapatkan hukuman dariku.” Davin akan menciumku kembali, akan tetapi aku dorong. “Tidak malam ini. Aku tidak akan mengalah padamu. Kalau kamu memberi hukuman, berarti tidak akan aku beritahu apa yang aku persiapkan.” Aku tahu ia sangat kesal. Biarkan saja.***Meyyis***POV Shasha“Kamu memang benar-benar,” tutur Davin. Ia merasa sangat kesal dengan sang keksih, tapi juga gemas.“Oke, kali ini kamu harus kalah, dan harus mengalah aku ….” Kedua lengaku, lepas dari leher Davin, dan berhasil kabur darinya. “Biarkan saja ia kesal. Makanya jadi orang jangan suka ngambil kesimpulan cepat.” Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Suara tutukan sepatu terdengar menjauh dari kamarku. Aku yakin lelakiku itu akan berpikir sepanjang malam dan tidak bisa tidur. Biarkan saja, aku sangat suka menggodanya seperti itu.Esok hari, telah tiba sebelum ayam berkokok. Davin sudah mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru saja bangun tidur bahkan belum sempat mencuci wajah, m

  • Ojol Menantu CEO   Davin Ngambek

    Tepuk tangan menggema di taman itu. Setelah sesi tukar cincin, maka selanjutnya mereka berjalan turun dari pelaminan untuk menemui tamu. Aku sudah siap dengan keranjang kalau mawar untuk ditaburi sepanjang jalan. Sampai di ujung karpet, Elsa melempar buket bunga. Kami berdesakan agar mendapatkan buket itu.***Meyyis***POV ShashaSetelah pesta berlangsung aku dan Davin pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Davin menjadi sering uring-uringan. Aku tidak tahu kenapa? Bahkan hari ini dia dua kali marah. Davin memang berbeda dengan orang lain, dia kalau marah lebih suka diam. Ditanya diam dan menghindar. Aku mengingat-ingat salah apa hari ini, tetapi tidak juga menemukan kesalahanku. Kami sudah memasuki mobil untuk pulang ke rumah. Aku bermaksud untuk mengajaknya bicara sekarang, karena kami dalam wilayah santai sehingga akan sangat mudah berbicara dengannya.Aku memegang tangannya, akan tetapi Davin menghempaskan tanganku. Aku memilih untuk t

  • Ojol Menantu CEO   Lempar Bunga

    Aku tahu papa juga terharu melihat putri pertamanya sudah melangkah ke jenjang selanjutnya. Meskipun Papa menginginkan ini, aku yakin sebagai seorang ayah lelaki itu merasa dirampok ketika putrinya akan dinikahi oleh lelaki mana pun. Bisa dibilang, hati dan cintanya akan direbut oleh lelaki lain walaupun dalam konotasi yang berbeda.***Meyyis***POV ShashaPapa adalah orang Jawa tulen. Meskipun sekarang berada di Singapura, ia menghendaki suara gamelan, alih-alih lagu romantic. Maka saat Elsa keluar, walaupun menggunakan gaun bertema internasional, akan tetapi suara gamelan mulai terdengar. Hatiku ikut merasa tersenyum mendengar suara music pentatonic itu. Betapa indahnya, sebuah musik yang menjadi ciri khas Nusantara tersebut yang telah mengakar pada budaya kita.Aku menjadi pengiring pengantin mengikuti langkah pengantin dari belakang. Setelah sampai ke pelaminan, Papa menyerahkan tangan pada Arya yang sudah berdiri di atas pelaminan dengan jas putih yang menawan. Rambutnya tertata

  • Ojol Menantu CEO   Elsa Menikah

    “Aku bawa ke rumah Davin. Di rumahnya akan banyak kesedihan jika ia melihat kamar mama.” Aku tahu karena kekasihku itu sudah bicara sebelumnya. Aku tersenyum dengan interaksi kedua orang itu. Setelah mengetahui yang dibicarakan Arya, aku memilih hengkang dari tempatku mengintip.***Meyyis***POV ShashaIni adalah pernikahan yang diimpikan oleh Elsa setelah banyak rintangan dengan Arya. Hari ini saatnya kedua sejoli itu melangkah ke jenjang selanjutnya, mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Bunga-bunga bernuansa putih sudah menghiasi nuansa taman golf tersebut.Pernikahannya dilakukan di Singapura karena mama dan papa berada di sini. Wanita yang menjadi kakakku dari ibu yang berbeda itu, kini sudah mengenakan gaun putih dengan hiasan kepala yang menjuntai. Dia sangat cantik dan menawan. Lekuk tubuhnya yang indah, tinggi badannya yang menjulang dan semampai membuatnya bak model.“Kak, kamu sangat cantik.” Aku memandang lekat ke mata indah kakakku itu. “Benarkah? Aku masih tidak

  • Ojol Menantu CEO   Pria Berkualitas

    Aku ke dapur untuk membuat yang kupikirkan itu. Setelah dua sendok sereal masuk ke gelas, dua sendok susu coklat masuk juga. Air panas segera meluncur untuk menyatukan keduanya. Aroma khas coklat semakin memperparah rasa laparku. Aku mulai meniup makanan itu, menyendoknya mengarahkan ke mulut. Hmmm … ini lebih nikmat. Sesuap demi suap makanan itu tandas meluncur ke perutku. Ini lebih dari cukup.***Meyyis***POV DAVINTeleponku berbunyi. Aku tersenyum saat di layar terlihat Sayangku memanggil. Langsung saja tombol terima aku usap.“Iya, Sayang.” Sapaan terakhir tidak akan pernah lupa agar wanitaku itu merasakan bahwa aku memang sangat menggilainya.“Bagaimana korbannya?” tanyanya. Aku tahu, hanya alasan saja bertanya tentang korban kecelakaan yang sedang kami urus. Akan tetapi aku paham bahwa sebenarnya ia sangat ingin bersamaku.“Kamu kangen sama aku?” Langsung saja aku tembak dengan perkataan begitu agar ia makin berbunga-bunga. Aku yakin saat ini perutnya penuh dengan taman bunga y

  • Ojol Menantu CEO   Tidak Apa-apa

    “Aku melihat korban penuh darah, Sha. Bagaimana keadaannya. Ia kasihan banget. Seandainya kita satu mobil saat itu, Arya akan lebih tenang memandangku. Aku yang salah.” Aku ingin tertawa rasanya. Bagaimana bisa Arya menyetir sambil memandang Elsa. Pantas saja kecelakaan.***Meyyis***POV Shasha“Kamu kok malah ketawa?” Elsa menghapus air matanya.“Maaf … aku tertawa karena itu lucu, Kak. Arya benar-benar mencintaimu. Aku akan cari tahu untukmu bagaimana keadaan dari korban.” Aku mengelus pundak Elsa. Setelahnya, menelepon Davin untuk mengetahui keadaan sang korban.“Iya, Sayang.” Suara Davin memang selalu bikin baper.“Bagaimana korbannya?” tanyaku.“Kamu kangen sama aku?” ‘Kan? Dia memang selalu begitu. Tapi … sebenarnya kangen juga, sih?“Jangan mengalihkan perhatian. Bagaimana keadaannya. Elsa masih ketakutan.” Davin terdengar tertawa sedikit.“Dia sudah ditangani. Bilang sama kakakmu tenang saja. Arya sedang diintrogasi. Tim legal dari kantornya juga sudah datang untuk membebaska

DMCA.com Protection Status