Home / Romansa / Ojol Menantu CEO / Dicaci Di Depan Hotel Milik Mertua

Share

Dicaci Di Depan Hotel Milik Mertua

Author: Meyyis
last update Last Updated: 2021-01-25 17:47:13

“Kamu lagi, kamu lagi. Memang bandel, ya? Ojek online tidak boleh masuk ke hotel ini. Mengerti tidak?!” Satpam itu sedikit membentak.

“Maaf, Pak. saya di suruh menunggu pak Agung. Saya tidak berani untuk pergi, atau saya akan dimarahi.” Bayu mengatakan kepada pak satpam itu. Bayu berada duduk di atas motornya sekarang. Dia berada di tempat parkir, diantara banyak mobil mewah terparkir di sana.

Sementara itu, didalam Agung sudah sedikit gelisah menunggu partner bisnisnya tida juga datang dia menelpon orang itu, untuk memberi tahu bahwa dirinya sudah sampai di tempat mereka janji bertemu.

Tidak lama kemudian, sebuah mobil mewah datang. Mobil berwarna hitam itu terlihat mengkilap. Bayu tidak peduli. Dia hanya melihat ke arah gawainya saja. Seorang lelaki paruh baya keluar dari mobil warna hitam itu. Biasanya, dia diantar oleh sang sopir. Akan tetapi, hari ini dia tidak di antar, karena sopir mengantar anaknya.

“Kamu? Ngapain kamu di sini? Mau mencuri?” Lelaki itu menunjuk ke arah Bayu.

“Tidak, Tuan. Saya menunggu penumpang di sini.” Bayu menjawabnya dengan sopan. Dia menunduk, karena menghormati orang yang lebih tua.

“Jangan mengada-ada. Menunggu penumpang? Di sini? Mana ada yang mau naik ojek? Apalagi, motormu butut begitu. Di sini para orang-orang kaya. Tidak mungkin akan mau naik motor butut punya kamu!” Lelaki itu tetap tidak percaya, alasannya Bayu berada di sini.

“Tapi , sa ...” Kalimat Bayu terpotong oleh lelaki itu.

“Tapi, tapi apa? Jangan mengajak berdebat! Pergi kamu dari sini. Mukamu itu menyebalkan sekali. Bahkan sampah daun ini lebih berharga dari pada kamu.” Lelaki itu menunjuk ke arah sampah itu.

“Saya tidak berani pergi, Tuan. Saya sudah ....” Belum selesai perkataan Bayu, lelaki itu sudah mengangkat keranjang sampah yang berisi dedaunan itu, di guyurkan ke rambut Bayu. Bayu hanya terdiam. Lelaki itu sudah sering memperlakukan buruk padanya. Lelaki itu adalah ayah dari Miranda. Dia juga tega mengusir Bayu dalam keadaan hujan, saat Bayu melamar ke rumahnya. Bayu memang pernah datang ke rumahnya melamar Miranda. Akan tetapi cacian dan hinaan yang di dapat.

Agung di dalam restoran hotel geleng-geleng kepala melihat  tingkah lelaki itu. Dia menyaksikan dari balik kaca.

“Kau pantas mendapatkannya! Bahkan kamu dan sampah-sampah itu masih berharga sampah itu, dapat dijual untuk bahan pupuk. Lah kamu? Sudah miskin, dekil.” Bayu hanya membersihkan rambutnya yang terkena sampah dedaunan. Dia tetap saja terdiam. Dia tidak mau memancing keributan.

“Kenapa kamu diam! Karena sesuai memang yang aku katakan? Kau tahu, kau ini hanya sampah masayarakat. Tidak berguna!” Lelaki itu terus mendorong-dorong tubuh Bayu, sehingga dia sedikit terpental ke belakang. Karena sudah tidak terkendali, maka Agung keluar untuk melerai. Agung sedikit berlari menyambangi mereka berdua.

“Lama-lama aku pingin ....” Lelaki itu hampir menjambak Bayu, namun Agung memanggil lelaki itu.

“Pambudi, ada apa ini?” tanya Agung.

“Oh, Pak Agung sudah datang? Sudah lama atau bagaimana?” tanya Pambudi sambil maju dan bersalaman. Agung membantu membersihkan sampah yang ada di rambut Bayu.

“Sudah lumayan. Dan lumayan juga melihat perlakuanmu pada seorang ojek online ini. Kenapa?” tanya Agung. Dia ingin tahu alasan dari Pambudi mengganggu ojek on line tersebut.

“Ini, dia mangkal di sini. Hotel ini adalah hotel berkelas. Kalau ada dia di sini akan merusak pemandangan. Nanti orang-orang kaya akan malas pergi ke mari.” Pambudi memberikan perhatian pada hotel itu, seolah-olah dia yang memiliki hotel itu.

“Masa? Aku tidak merasa terganggu. Aku malah senang, ada anak muda yang mau bekerja keras. Memang mengganggunya kenapa?” Agung mengerutkan keningnya. Sepertinya Pambudi memang orang yang sombong.

“Ya, pokoknya mengganggu. Tidak pantas!” Pambudi tetap saja ngotot tidak suka jika ada ojek on line di wilayah itu.

“Tunggu-tunggu, sebenarnya ini hotel punya siapa? Sepertinya kamu repot sekali siapa yang harus dan boleh datang ke hotel ini, dan siapa yang tidak boleh. Apakah ini punyamu?” tanya Agung. Sepertinya, Pambudi seolah-olah ingin melindungi hotel, seolah-olah dia pemilik hotel tersebut.

“Ya, tidak. Tapi calon mantu saya meneger di hotel ini. Jadi, saya juga harus ikut menjaga wibawa hotel ini,” tukas Pambudi.

“Oh, begitu. Tapi kamu bisa bicara baik-baik. tidak perlu seperti ini. Kau merendahkan martabatnya.” Agung tidak suka dengan tindakan Pambudi yang membedakan orang  dengan kasta. Agung termasuk orang yang sederhana. Dia juga pernah merasakan bagaimana di hina, dicemooh, disudutkan dan berakhir ditinggalkan. Maka dari itu, dia tidak pernah membedakan seseorang dari tingkat kekayaan.

“Anak ini yang bandel, susah di bilangin. Memang kenapa? Wong hanya ojek on line saja. Tunggangan orang miskin!” sarkas Pambudi. Dia belum menyadari, bahwa yang dia hina adalah menantu dari Agung. Dia terlalu sombong dan membanggakan kekayaannya. Perangainya memang sangat buruk.

“Saya suka naik ojek on line. Berarti saya orang miskin, begitu?” Bagai sebuah tamparan hebat di wajah Pambudi. Ternyata, seorang Agung pengusaha terkenal suka sekali naik ojek on line. Akan tetapi, dia belum percaya. Hingga dia menganggap Agung hanya bercanda saja.

“Bapak jangan bercanda. Mana mungkin bapak pakai ojek? Bapak pasti mau membohongi saya, karena membela anak ini saja ‘kan?” Pambudi mengatakannya pada Agung. Tapi, memang Agung datang naik ojek. Kenyataannya memang demikian.

“Tapi, memang saya pakai ojek online. Saya kemari dengan membonceng dia.” Pambudi tetap saja tidak percaya. Dia melongok ke sana- ke mari untuk mencari di mana mobil milik Agung. Akan tetapi, dia tidak menemukannya. Yang terparkir di sana semua mobil biasa. Sedangkan mobil Agung, standarnya memang mobil super mewah berharga sangat mahal.

“Mana? Mobil bapak tidak ada?” Pambudi mengerutkan keningnya, kemudian bertanya pada Bayu, “heh, Kau. Kau membawa siapa kemari?”

“Saya memboncengkan beliau.” Jempol Bayu menunjuk ke arah Agung. Perlakuan demikian adalah menunjuk seseorang yang dihormati. Karena di Indonesia, menunjuk langsung dengan jari telunjuk dianggap tidak sopan.

“Kamu sengaja, kamu sengaja mau mempermalukan saya? Kenapa tidak bilang?” Pambudi tetap saja menyalahkan Bayu. Dia menonyor kepala Bayu, hingga lelaki itu oleng dan hampir terjatuh.

“Sudah, sudah. Emangnya, kalau Bayu bilang kamu percaya? Saya yang bilang saja, kamu tidak percaya. Lagian saya sangat heran, mengapa jaman sekarang masih berbicara kasta. Orang-orang seperti kamu tidak layak untuk saya beri kepercayaan. Ayo, Bayu kita pulang!” ajak Agung kepada menantunya.

“Loh, loh ... tunggu dulu. Bapak mau pulang? Terus urusan kita bagaimana?” tanya Pambudi. Dia sedikit gusar. Dia tidak menyangka, jika akhirnya akan seperti ini.

“Batal. Semua kerjasama kita batalkan. Saya tidak suka kelakuanmu. Jangan-jangan, kamu tidak jujur juga mengelola bisnis. Ingat, kita bisa di sebut kaya karena ada orang miskin. Kita dapat besar karena jasa orang-orang kecil. Semoga anda dapat investor yang lebih baik.” Bayu bingung harus bagaimana. Akan tetapi, mertuanya tersebut menyuruhnya untuk pulang, maka dari itu dia pulang. Bayu menyetarter motornya, kemudian Agung membonceng di belakang.

Pambudi hanya bisa melongo saja. Dia baru saja kehilangan uang yang sangat banyak, karena gagal mendapatkan investor. Dia memukul pohon yang ada di sampingnya. Tangannya dikibas-kibaskan karena merasa sakit. Berganti dengan menendang ban mobil milik seseorang, hingga dia di tegur oleh orang yang punya mobil.

Related chapters

  • Ojol Menantu CEO   Orang Songong Ditangkap Polisi

    Pambudi hanya bisa melongo saja. Dia baru saja kehilangan uang yang sangat banyak, karena gagal mendapatkan investor. Dia memukul pohon yang ada di sampingnya. Tangannya dikibas-kibaskan karena merasa sakit. Berganti dengan menendang ban mobil milik seseorang, hingga dia di tegur oleh orang yang punya mobil.“Bangsat! Anak itu mmnag pembawa sial. Aku sekali lagi kehilangan milyaran karena dia.” Pambudi mengumpat sedalam-dalamnya.“Heh, ada apa dengan mobilku? Kau tendang-tenang? Kurang kerjaan saja!” Dia berlalu saja tanpa peduli omelan ddari orang tersebut yang mobilnya dia tend

    Last Updated : 2021-01-26
  • Ojol Menantu CEO   Makan Siang Di Atas Ranjang

    “Ya, papa lihat sendiri.” Agung mengangkat cangkir kopinya kemudian menyeruputnya.“Memang, siapa yang dihina?” Eliana penasaran, mengapa sampai papanya semarah itu?Papanya meletakkan kopinya di meja, kemudian menengok ke arah Eliana. Dia akan mengatakan sejujurnya. Papanya menepuk pundaknya, kemudian menangkupkan jari-jari ke sela jarinya yang lain.“Eliana, dia menghina suamimu, karena jadi tukang ojek. Papa kira, suamimu ada hubungan dengannya sebelumnya. Sebab, dia sangat kesal walau sudah papa tunjukkan kebenarannya. Dia tetap menganggap suamimu ini tidak berguna

    Last Updated : 2021-01-28
  • Ojol Menantu CEO   Basah-basah

    “Beri aku lebih, Sayang.” Bayu menarik tangan istrinya, agar posisinya di bawah. Dia memberikan kenikmatan kepada istrinya dengan klimaks bersama setelah saling bersatu dalam lautan madu.Hari sudah mulai sore. Setelah melihat semua rating di aplikasinya, Bayu siap-siap akan berangkat. Dia menerima beberapa orderan. Seperti biasa, istrinya sudah menyiapkan jaketnya, dan semua peralatan keamanan berkendara untuk suaminya tersebut.“Aku pergi, Sayang. Hati-hati di rumah.” Bayu mengedipkan sebelah matanya setelah mencium kening istrinya. Lelaki itu kemudian menekan gasnya dan bergerak menuju jalanan. Kali ini, pelanggan yang dia jemput adalah ibu hamil yang akan periksa ke rumah sakit. Dia melajukan motornya menuju gang-gang sempit sesuai arah a

    Last Updated : 2021-01-29
  • Ojol Menantu CEO   Ancaman Stefan

    “Susumu, Sayang. Nggak nunggu aku untuk jamaah?” tanya Eliana melihat suaminya sudah siap dengan baju muslimnya.“Cepatlah! Aku mau sholat sunah dulu.” Eliana meletakkan susu di meja kemudian berlari ke kamar mandi.Setelah Eliana selesai mandi dan juga widhu, maka mereka melakukan sholat shubuh dengan berjamaah. Selesai sholat subuh, karena Bayu memang belum tidur, dia langsung tidur. Sedangkan Eliana keluar kamar untuk olah raga pagi.***Eliana sudah rapi mau berangkat kantor. Dia melihat suaminya tersebut sudah terlelap dan mendengkur halus. Setelah siap dengan jilbabnya yang menjuntai, di

    Last Updated : 2021-02-02
  • Ojol Menantu CEO   Rekam Jejak Perekrutan Stefan

    “Kau akan menyesal, Nyonya Eliana karena sudah berurusan denganku!” Stefan melangkah pergi dikuti oleh Miranda di belakangnya. Eliana menggeleng-gelengkan kepalanya karena ulah dari Stefan tersebut. Eliana juga beranjak dan mengajak Zahra untuk keluar dari ruangan itu. Wanita itu menuju ke ruangannya. Mungkin untuk sementara, kopi susu sangat cocok untuk dirinya.Zahra membuat dua kopi susu untuk dirinya dan bosnya itu. Dia pergi ke dapur dan di sana sudah ada beberapa karyawan hotel yang lainnya juga membuat minuman.“Mbak Zahra, membuat dua dengan bos, ya?” tanya salah satu office boy.“Iya, kamu sudah selesai?” tanya Zahra pada Jamal sang office boy.

    Last Updated : 2021-02-02
  • Ojol Menantu CEO   Gara-gara Ban Kempes

    “Baiklah, terima kasih informasinya.” Wisnu permisi dari ruangan Eliana. Eliana menatap punggung Wisnu yang menghilang di telan pintu itu. Kemudian dia menghirup nafasnya dalam-dalam dan kembali mengangkat cangkir kopi susunya dan menyeruput untuk menetralkan pikirannya. Eliana mengetuk-ngetuk meja untuk mengalihkan pikirannya. Tapi tidak bisa. Dia harus menyelesaikan ini segera. Dia meraih jasnya kemudian menyambar kunci mobilnya. Sebelumnya dia berpesan pada Zahra asistennya jika Miranda atau Stefan memberikan berkas, maka di terima saja. salah atau benar, urusannya biarkan besok dia yang menentukan. Hari ini masalah tentang Stefan harus jelas dan terang.Zahra mengiyakan perintah bosnya terseb

    Last Updated : 2021-02-03
  • Ojol Menantu CEO   Penyelidiakan Belum Berakhir

    “Iya, ini solal Stefan. Dia hari ini benar-benar menguji kesabaranku. Miranda juga. Bagai mana ceritanya, suamiku yang super tampan ini dulu suka sama wanita super duper oon dan nyebelin itu.” Eliana menjewr pipi Bayu yang sudah kosong karena baru saja menelan makanannya.“Khilaf, entahlah aku juga bingung.” Bayu nyengir.Mereka sudah selesai makan.setelah membayar dengan kartu debet, Bayu mengajak istrinya untuk pergi dari r

    Last Updated : 2021-02-04
  • Ojol Menantu CEO   Bercinta Di Ruang Kerja

    Keterangan Yudhistira sangat menentukan tindakannya. Dia akan memberinya waktu dan kesempatan sekali lagi, tapi jika Stefan dan Miranda mau memperbaiki diri. Jika masih sama, maka tinggal Tuhan yang dapat menolongnya.Mereka masuk ke kompleks itu. Setelah pasti itu rumahnya, Bayu menghentikan motornya dan Eliana menekan bel sebagai ganti permisi untuk bertamu ke rumah itu. Seorang wanita setengah baya keluar dengan mengenakan daster kembang-kembang. Dia menanyakan keperluan dari sang tamu.“Maaf, apakah benar ini kediaman tuan Yudhistira?” tanya Eliana.“Betul sekali. Maaf dengan siapa? Saya sampaikan kepada bapak.” Ibu itu meminta konfirmasi nama kepada Eliana dengan menunjuk menggunakan jempolnya. Mungkin bibi itu biasa andap asor karena Tuan Yudhistira adalah orang Yogyakarta.“Sampaikan kepada beliau, saya Eliana ingin berjumpa dengan beliau.” Ibu itu tersenyum kemudian menyuruhnya untuk menunggu. Tidak lupa Eliana

    Last Updated : 2021-02-21

Latest chapter

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Lihatlah Davin melongo,” bisik Rania. Apa ada yang salah? Apakah dia tahu jika belakang gaun ini terdapat banyak peneliti aku tiba-tiba tidak percaya diri.POV Davin“Ada apa?” tanyaku. Penasaran masih juga menggerayangi jiwaku. Aku tahu kekasihku itu hanya meggodaku. Ia memang membuat aku sangat gemas kepadanya. “Dilarang bertanya,” katanya. “Biar aku yang menyetir. Matamu begitu merah, kamu boleh tidur,” ucapnya. Aku tahu ia adalah kekasihku yang super pengertian. Jika tidak begitu, mana mungkin aku tergila-gila padanya. Biar aku lihat lagi, ada apa sebenarnya di matanya? Ia selalu membuatku tidak dapat berpaling darinya.“Tidak,” ucapku. Aku laki-laki, kalau hanya bertahan sebenatar sampai kantor, masa tidak bisa? Ah, Dia keras kepala. Punggungku didorong ke arah kursi penumpang di samping kemudi. Setelah itu ia segera berlari memutar untuk masuk ke ruang kemudi.“Hari ini aku yang akan menjadi sopirmu. Itu kejutan pertamanya.” Ia tersenyum sambil mengenakan sabuk pengaman. Bib

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Maafkan aku, Cinta. Ini yang aku takutkan. Aku lelaki dewasa dan membutuhkan ini.” Aku kembali membungkus tubuhnya dengan selimut walau sejujurnya aku ingin melanjutkan. “Kuharap kamu mengerti. Tolong ….” Aku pergi meninggalkannya yang meringkuk di dalam selimut.***Meyyis***POV Shasha Jam dinding berbentuk kepala kelinci sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi aku segera bersih-bersih untuk melaksanakan salat malam yang tinggal beberapa menit lagi waktunya, menuju ke subuh. Setelah salat malam dan sedikit dzikir mulai terdengar suara azan. Aku melaksanakan salat dua rakaat dan keluar dari kamar untuk sekedar olahraga pagi. Davin sudah siap di taman belakang, melakukan pemanasan tanpa banyak bicara. Aku menyusulnya dan melakukan pemanasan juga. “Mau cobain kita jogging di trek taman depan?” tanyanya.“Yuk, aku ingin membeli sarapan,” ucapku.“Pingin sarapan apa?” tanyanya. “Bubur ayam di tepian itu sepertinya enak.” Davin mengangguk.“Baiklah, sebentar aku ambil dompet dulu.” Lelakiku

  • Ojol Menantu CEO   Kamu Manis (21+)

    “Kamu sangat … please jangan seperti ini. Aku bisa mati penasaran.” Aku menggoyangkan telunjukku tanda memberinya kode bahwa dia tidak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia terlihat kesal, akan tetapi menurut. Sebenarnya, aku sedikit merasa kasihan tetapi juga merasa senang, bisa sekali-kali ngerjain dia.***Meyyis***POV DAVINSetelah pesta usai, kami tentu pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Sasha membuatku jengkel. Apa ia sudah tidak cinta lagi? sepertinya berubah, hal itu menjadi sering uring-uringan karena takut kehilangan dia. Leboh baik aku menghindar saja, biar ia merasa. Kalau tidak merasa juga, berarti memang sudah tidak mencintaiku. Apakah ada orang lain? Tidak mungkin … ia mencintaiku. Aku menghempaskan pikiran jahat yang menguasaiku.Dia memegang tangan, aku tahu itu trik untuk mengelabuhi, lebih baik aku menghempaskan tangannya saja. Tapi aku rindu memeluk tubuhnya, harum tubuhnya terutama bibirnya yang membuatku mabuk

  • Ojol Menantu CEO   Penasaran

    “Kamu mau mengatakannya atau mendapatkan hukuman dariku.” Davin akan menciumku kembali, akan tetapi aku dorong. “Tidak malam ini. Aku tidak akan mengalah padamu. Kalau kamu memberi hukuman, berarti tidak akan aku beritahu apa yang aku persiapkan.” Aku tahu ia sangat kesal. Biarkan saja.***Meyyis***POV Shasha“Kamu memang benar-benar,” tutur Davin. Ia merasa sangat kesal dengan sang keksih, tapi juga gemas.“Oke, kali ini kamu harus kalah, dan harus mengalah aku ….” Kedua lengaku, lepas dari leher Davin, dan berhasil kabur darinya. “Biarkan saja ia kesal. Makanya jadi orang jangan suka ngambil kesimpulan cepat.” Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Suara tutukan sepatu terdengar menjauh dari kamarku. Aku yakin lelakiku itu akan berpikir sepanjang malam dan tidak bisa tidur. Biarkan saja, aku sangat suka menggodanya seperti itu.Esok hari, telah tiba sebelum ayam berkokok. Davin sudah mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru saja bangun tidur bahkan belum sempat mencuci wajah, m

  • Ojol Menantu CEO   Davin Ngambek

    Tepuk tangan menggema di taman itu. Setelah sesi tukar cincin, maka selanjutnya mereka berjalan turun dari pelaminan untuk menemui tamu. Aku sudah siap dengan keranjang kalau mawar untuk ditaburi sepanjang jalan. Sampai di ujung karpet, Elsa melempar buket bunga. Kami berdesakan agar mendapatkan buket itu.***Meyyis***POV ShashaSetelah pesta berlangsung aku dan Davin pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Davin menjadi sering uring-uringan. Aku tidak tahu kenapa? Bahkan hari ini dia dua kali marah. Davin memang berbeda dengan orang lain, dia kalau marah lebih suka diam. Ditanya diam dan menghindar. Aku mengingat-ingat salah apa hari ini, tetapi tidak juga menemukan kesalahanku. Kami sudah memasuki mobil untuk pulang ke rumah. Aku bermaksud untuk mengajaknya bicara sekarang, karena kami dalam wilayah santai sehingga akan sangat mudah berbicara dengannya.Aku memegang tangannya, akan tetapi Davin menghempaskan tanganku. Aku memilih untuk t

  • Ojol Menantu CEO   Lempar Bunga

    Aku tahu papa juga terharu melihat putri pertamanya sudah melangkah ke jenjang selanjutnya. Meskipun Papa menginginkan ini, aku yakin sebagai seorang ayah lelaki itu merasa dirampok ketika putrinya akan dinikahi oleh lelaki mana pun. Bisa dibilang, hati dan cintanya akan direbut oleh lelaki lain walaupun dalam konotasi yang berbeda.***Meyyis***POV ShashaPapa adalah orang Jawa tulen. Meskipun sekarang berada di Singapura, ia menghendaki suara gamelan, alih-alih lagu romantic. Maka saat Elsa keluar, walaupun menggunakan gaun bertema internasional, akan tetapi suara gamelan mulai terdengar. Hatiku ikut merasa tersenyum mendengar suara music pentatonic itu. Betapa indahnya, sebuah musik yang menjadi ciri khas Nusantara tersebut yang telah mengakar pada budaya kita.Aku menjadi pengiring pengantin mengikuti langkah pengantin dari belakang. Setelah sampai ke pelaminan, Papa menyerahkan tangan pada Arya yang sudah berdiri di atas pelaminan dengan jas putih yang menawan. Rambutnya tertata

  • Ojol Menantu CEO   Elsa Menikah

    “Aku bawa ke rumah Davin. Di rumahnya akan banyak kesedihan jika ia melihat kamar mama.” Aku tahu karena kekasihku itu sudah bicara sebelumnya. Aku tersenyum dengan interaksi kedua orang itu. Setelah mengetahui yang dibicarakan Arya, aku memilih hengkang dari tempatku mengintip.***Meyyis***POV ShashaIni adalah pernikahan yang diimpikan oleh Elsa setelah banyak rintangan dengan Arya. Hari ini saatnya kedua sejoli itu melangkah ke jenjang selanjutnya, mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Bunga-bunga bernuansa putih sudah menghiasi nuansa taman golf tersebut.Pernikahannya dilakukan di Singapura karena mama dan papa berada di sini. Wanita yang menjadi kakakku dari ibu yang berbeda itu, kini sudah mengenakan gaun putih dengan hiasan kepala yang menjuntai. Dia sangat cantik dan menawan. Lekuk tubuhnya yang indah, tinggi badannya yang menjulang dan semampai membuatnya bak model.“Kak, kamu sangat cantik.” Aku memandang lekat ke mata indah kakakku itu. “Benarkah? Aku masih tidak

  • Ojol Menantu CEO   Pria Berkualitas

    Aku ke dapur untuk membuat yang kupikirkan itu. Setelah dua sendok sereal masuk ke gelas, dua sendok susu coklat masuk juga. Air panas segera meluncur untuk menyatukan keduanya. Aroma khas coklat semakin memperparah rasa laparku. Aku mulai meniup makanan itu, menyendoknya mengarahkan ke mulut. Hmmm … ini lebih nikmat. Sesuap demi suap makanan itu tandas meluncur ke perutku. Ini lebih dari cukup.***Meyyis***POV DAVINTeleponku berbunyi. Aku tersenyum saat di layar terlihat Sayangku memanggil. Langsung saja tombol terima aku usap.“Iya, Sayang.” Sapaan terakhir tidak akan pernah lupa agar wanitaku itu merasakan bahwa aku memang sangat menggilainya.“Bagaimana korbannya?” tanyanya. Aku tahu, hanya alasan saja bertanya tentang korban kecelakaan yang sedang kami urus. Akan tetapi aku paham bahwa sebenarnya ia sangat ingin bersamaku.“Kamu kangen sama aku?” Langsung saja aku tembak dengan perkataan begitu agar ia makin berbunga-bunga. Aku yakin saat ini perutnya penuh dengan taman bunga y

  • Ojol Menantu CEO   Tidak Apa-apa

    “Aku melihat korban penuh darah, Sha. Bagaimana keadaannya. Ia kasihan banget. Seandainya kita satu mobil saat itu, Arya akan lebih tenang memandangku. Aku yang salah.” Aku ingin tertawa rasanya. Bagaimana bisa Arya menyetir sambil memandang Elsa. Pantas saja kecelakaan.***Meyyis***POV Shasha“Kamu kok malah ketawa?” Elsa menghapus air matanya.“Maaf … aku tertawa karena itu lucu, Kak. Arya benar-benar mencintaimu. Aku akan cari tahu untukmu bagaimana keadaan dari korban.” Aku mengelus pundak Elsa. Setelahnya, menelepon Davin untuk mengetahui keadaan sang korban.“Iya, Sayang.” Suara Davin memang selalu bikin baper.“Bagaimana korbannya?” tanyaku.“Kamu kangen sama aku?” ‘Kan? Dia memang selalu begitu. Tapi … sebenarnya kangen juga, sih?“Jangan mengalihkan perhatian. Bagaimana keadaannya. Elsa masih ketakutan.” Davin terdengar tertawa sedikit.“Dia sudah ditangani. Bilang sama kakakmu tenang saja. Arya sedang diintrogasi. Tim legal dari kantornya juga sudah datang untuk membebaska

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status