Beranda / CEO / Ojol Menantu CEO / Makan Siang Di Atas Ranjang

Share

Makan Siang Di Atas Ranjang

Penulis: Meyyis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ya, papa lihat sendiri.” Agung mengangkat cangkir kopinya kemudian menyeruputnya.

“Memang, siapa yang dihina?” Eliana penasaran, mengapa sampai papanya semarah itu?

Papanya meletakkan kopinya di meja, kemudian menengok ke arah Eliana. Dia akan mengatakan sejujurnya. Papanya menepuk pundaknya, kemudian menangkupkan jari-jari ke sela jarinya yang lain.

“Eliana, dia menghina suamimu, karena jadi tukang ojek. Papa kira, suamimu ada hubungan dengannya sebelumnya. Sebab, dia sangat kesal walau sudah papa tunjukkan kebenarannya. Dia tetap menganggap suamimu ini tidak berguna.” Lelaki paruh baya itu kemudian menjelaskan apa yang dia alami bersama menantunya tersebut.

“Aku juga heran, Pa. Mengapa orang-orang masih usil mengurusi hal-hal yang bukan urusannya. Memang kalau kaya bisa dijamin manusiawi? Memang kalau kaya bisa selamanya? Kalau tidak usaha mana bisa kaya?” Eliana merasa saangat gemas mendengar suaminya itu dihina.

“Itulah, otak kerdil, selalu berpikir hanya harta saja yang berguna. Padahalmasih banyak hal lain di dunia ini yang bisa dibanggakan. Kemana suamimu? Aku mau tanya siapa sebenarnya Pambudi? Mengapa dia bisa sangat membancinya.” Agung bertanya pada Eliana anaknya.

“Dia ada di depan, Pa. Mau aku panggilkan?” Eliana berjalan meninggalkan papanya untuk memanggil suaminya. Eliana masuk ke dalam rumah untuk

memanggilkan Bayu. Eliana dengan anggun berjalan menuju ke dalam rumah. Tutukan suara sepatunya terdengar oleh Bayu yang mulai terpejam di atas kursi empuk di ruang tengah. Televisinya menyala, tapi bukan televisinya yang di tonton tetapi televisinya yang menontonnya.

“Hai, ada apa?” tanya Bayu melihat istrinya mendekatinya dan mencium rambutnya yang masih wangi walau sudah terkena matahari.

“Ditunggu papa di belakang.” Bayu berdiri kemudian mencuci wajahnya di wastafel kamar mandi tamu. Setelah mengelap bekas cuci mukanya, maka dia langsung menuju ke teras belakang untuk menemui mertuanya.

“Ada apa, Pa? Ada perlu dengan Bayu?” tanya Bayu sambil duduk di kursi sebelah mertuanya, yang dipisahkan oleh meja bulat dengan kaki bengkok berbentuk daun.

“Papa mau tanya, apa hubunganmu dengan Pambudi?” tanya Agung.

“Hubungan saya? Tidak ada, Pa.” Bukannya mau menutupi, akan tetapi memang tidak ada hubungan apapun dirinya dengan Pambudi.

“Baiklah, kalau demikian pertanyaan papa ganti. Kamu pernah ada masalah dengan Pambudi?” tanya Agung mengganti pertanyaanya.

“Iya, Pa. Kalau pernah punya masalah, saya pernah punya masalah sama dia. Waktu itu, saya ....” Bayu menjeda bicaranya. Ada perasaan perih yang terlintas di matanya. Rasanya perih itu masih menjelma menjadi sebuah hantu yang menggerogoti sendi-sendinya.

“Mengapa, Bayu? Bagi kepedihanmu sama papa. Siapa tahu akan lebih ringan.” Agung memberikan semangat kepada menantu  kesayangannya, karena memang hanya satu-satunya.

“Pa, Dia adalah orang tua dari Miranda. Miranda itu adalah mantan pacarku dulu. Kami sepakat untuk menikah. Saya melamarnya, tapi seeprtinya kita tidak berjodoh.” Bayu mencoba menetralkan perasaannya. Dia tersenyum di balik lukanya yang menganga.

“Oh, pantas. Dia menghinamu seperti saat tadi? Dan seperti tadi, kau terdiam?” tanya Agung. Lelaki itu bangga dengan menantunya yang santun itu. Akan tetapi, kadang dia juga gemas dengan tingkahnya yang membiarkan orang lain menidasnya.

“Sudahlah, Pa. Semua sudah berlalu. Lebih baik hanya menjadi catatan saja. Jangan sampai luka itu membuat diri kita dendam dan dengki. Papa masih ingi di sini?” tanya Bayu. Dia akan tidur sekejap, sebelum sore nanti menerima orderan. Bayu sering menerima orderan pada sore hari.

“Ya, silakan kalau kamu mau istirahat. Papa sudah puas dengan jawaban kamu. Aku tidak salah menikahkan kamu dengan anakku.” Bayu tersenyum dan kemudian masuk ke dalam rumahnya. Dia tidak melihat istrinya di bawah, pasti sudah masuk ke kamar mereka. Maka, Bayu memiliki pikiran nakal untuk menyergap istrinya.

Dia mengendap-ngendap membuka pintu kamarnya, kemudian menyergap istrinya yang sedang memijit kepalanya. Mungkin karena pusing.

“Hayo, lagi mikir apa?” sergap Bayu.

“Ih, kebiasaan. Mengagetkan.” Bayu memeluk istrinya tersebut dari belakang. Eliana memegang tangan Bayu yang sedang memeluknya.

“Mas, mengapa tidak bantu di hotel saja? Aku sangat kesulitan harus melakukan pekerjaan ganda. Papa sudah tidak aktif lagi. Aku capek, Mas.” Eliana dengan manja mengadu kepada suaminya. Bayu memegang pundaknya Eliana, kemudian membimbingnya agar duduk di ranjang bersamanya, dengan Eliana di pangkuannya.

“Kau tahu, aplikasi itu aku buat dengan susah payah. Sekarang, kita sedang berjuang, Sayang. Bersabarlah sampai dua bulan ke depan. Aku janji akn membantumu. Sekarang juga kalau kau ada kerjaan aku bantu, bukan? Jadi tolong jangan mengeluh, ya?” Eliana memeluk leher suaminya. Pria itu mencium bibir Eliana dengan mesra. Dia memberikan kenikmatan untuk istrinya itu, agar rasa pusing yang di deritanya menghilang.

“Bobok, yuk? Aku harus narik nanti sore. Atau mau itu?” tanya Bayu pada suaminya.

“Itu apa?” tanya Eliana pura-pura tidak tahu.

“Ini.” Bayu memegang dua bola dada sang istri dan meremasnya dengan sangat lembut untuk membuat sensasi lenguhan pada dirinya. Eliana menikmatinya dengan memejamkan matanya. Tubuhnya bergetar dengan rasa yang begitu sangat menggelora di dalam dadanya.

“Ih, nakal!” Eliana memukul manja kepada suaminya. Dia malah melanjutkan dengan mencium suaminya sangat rakus. Mereka melakukannya hingga puas.

“Mau di lanjut atau tidak?” tanya Bayu.

“Boleh, kuat berapa kali?” Eliana memancing Bayu dengan melepaskan pengait branya, tapi dengan tidak melepaskan bajunya. Bayu yang menerima tantangan dari sang istri langsung menyerbunya dengan kedua tangannya. Bra warna hitam sudah terlepas dari tubuh Eliana tertumpuk di lantai. Setelah meremas kedua ujung dada Eliana yang begitu sangat indah, Bayu kemudian membantu wanita itu melepaskan kancing baju satu per satu. Sedang Eliana mulai memasrahkan diri dengan berbaring terlentang.

“Mas ....” Lenguhan Eliana membuat Bayu menghabisi bibirnya, agar tidak bersuara. Meskipun dia sangat suka dengan suara jeritan wanita itu, namun dia tidak menginginkannya sekarang. Dia ingin gejolak dalam diri wanitanya bertumpuk. Sehingga ketika Eliana menjerit, maka suaranya membuat dia semakin membara.

Eliana sudah setengah polos tanpa busana. Setelah puas berpiknik di tubuh atas istrinya, Bayu kemudian membantu istrinya untuk menambah tumpukan baju lebih banyak lagi, dengan melepaskan celananya. Bayu tersenyum nakal ketika melihat gua kenikmatan milik istrinya sudah basah dan siap dibuahi. Tapi, tidak sekarang. Dia ingin mempermainkan istrinya tersebut, hingga saat mencapai klimaks seluruh jeritan tertuju untuknya.

Kini tinggal baju dalam bagian bawah saja, yang membalut tubuh Eliana dengan celana dalam itu sudah basah. Bayu meraba dengan telunjuknya, area sensitif itu, di bagian luar celana dalam. Eliana merasa sangat tidak tahan mendapatkan serangan dari suaminya tersebut.

“Mas, aku ... aku,” lenguh Eliana.

“Kau mau sekarang, Sayang?” goda Bayu. Bayu juga sudah mengencang di area sensitifnya. Milik dia rasanya sudah menerobos celananya. Eliana memegang benda keras itu, kemudian memainkan jarinya di atas sana. Sekarang giliran Bayu yang menjerit dan melenguh karena jemari Eliana yang bermain di atas sana. Eliana dengan cantik melepas celana Bayu, sehingga sang singa jantan bersurai hitam itu menjembul dari dalam celana dalam. Dengan sedikit hentakan Eliana melepas celana tersebut.

“Kau mau ini, Cinta?” tanya Eliana sambil mengulum benda itu dengan lembut. Bayu melenguh lebih lagi untuk meneroboskan perasaannya saat istrinya memberikan kenikmatan itu.

“Beri aku lebih, Sayang.” Bayu menarik tangan istrinya, agar posisinya di bawah. Dia memberikan kenikmatan kepada istrinya dengan klimaks bersama setelah saling bersatu dalam lautan madu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tyma Gouveia
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ojol Menantu CEO   Basah-basah

    “Beri aku lebih, Sayang.” Bayu menarik tangan istrinya, agar posisinya di bawah. Dia memberikan kenikmatan kepada istrinya dengan klimaks bersama setelah saling bersatu dalam lautan madu.Hari sudah mulai sore. Setelah melihat semua rating di aplikasinya, Bayu siap-siap akan berangkat. Dia menerima beberapa orderan. Seperti biasa, istrinya sudah menyiapkan jaketnya, dan semua peralatan keamanan berkendara untuk suaminya tersebut.“Aku pergi, Sayang. Hati-hati di rumah.” Bayu mengedipkan sebelah matanya setelah mencium kening istrinya. Lelaki itu kemudian menekan gasnya dan bergerak menuju jalanan. Kali ini, pelanggan yang dia jemput adalah ibu hamil yang akan periksa ke rumah sakit. Dia melajukan motornya menuju gang-gang sempit sesuai arah a

  • Ojol Menantu CEO   Ancaman Stefan

    “Susumu, Sayang. Nggak nunggu aku untuk jamaah?” tanya Eliana melihat suaminya sudah siap dengan baju muslimnya.“Cepatlah! Aku mau sholat sunah dulu.” Eliana meletakkan susu di meja kemudian berlari ke kamar mandi.Setelah Eliana selesai mandi dan juga widhu, maka mereka melakukan sholat shubuh dengan berjamaah. Selesai sholat subuh, karena Bayu memang belum tidur, dia langsung tidur. Sedangkan Eliana keluar kamar untuk olah raga pagi.***Eliana sudah rapi mau berangkat kantor. Dia melihat suaminya tersebut sudah terlelap dan mendengkur halus. Setelah siap dengan jilbabnya yang menjuntai, di

  • Ojol Menantu CEO   Rekam Jejak Perekrutan Stefan

    “Kau akan menyesal, Nyonya Eliana karena sudah berurusan denganku!” Stefan melangkah pergi dikuti oleh Miranda di belakangnya. Eliana menggeleng-gelengkan kepalanya karena ulah dari Stefan tersebut. Eliana juga beranjak dan mengajak Zahra untuk keluar dari ruangan itu. Wanita itu menuju ke ruangannya. Mungkin untuk sementara, kopi susu sangat cocok untuk dirinya.Zahra membuat dua kopi susu untuk dirinya dan bosnya itu. Dia pergi ke dapur dan di sana sudah ada beberapa karyawan hotel yang lainnya juga membuat minuman.“Mbak Zahra, membuat dua dengan bos, ya?” tanya salah satu office boy.“Iya, kamu sudah selesai?” tanya Zahra pada Jamal sang office boy.

  • Ojol Menantu CEO   Gara-gara Ban Kempes

    “Baiklah, terima kasih informasinya.” Wisnu permisi dari ruangan Eliana. Eliana menatap punggung Wisnu yang menghilang di telan pintu itu. Kemudian dia menghirup nafasnya dalam-dalam dan kembali mengangkat cangkir kopi susunya dan menyeruput untuk menetralkan pikirannya. Eliana mengetuk-ngetuk meja untuk mengalihkan pikirannya. Tapi tidak bisa. Dia harus menyelesaikan ini segera. Dia meraih jasnya kemudian menyambar kunci mobilnya. Sebelumnya dia berpesan pada Zahra asistennya jika Miranda atau Stefan memberikan berkas, maka di terima saja. salah atau benar, urusannya biarkan besok dia yang menentukan. Hari ini masalah tentang Stefan harus jelas dan terang.Zahra mengiyakan perintah bosnya terseb

  • Ojol Menantu CEO   Penyelidiakan Belum Berakhir

    “Iya, ini solal Stefan. Dia hari ini benar-benar menguji kesabaranku. Miranda juga. Bagai mana ceritanya, suamiku yang super tampan ini dulu suka sama wanita super duper oon dan nyebelin itu.” Eliana menjewr pipi Bayu yang sudah kosong karena baru saja menelan makanannya.“Khilaf, entahlah aku juga bingung.” Bayu nyengir.Mereka sudah selesai makan.setelah membayar dengan kartu debet, Bayu mengajak istrinya untuk pergi dari r

  • Ojol Menantu CEO   Bercinta Di Ruang Kerja

    Keterangan Yudhistira sangat menentukan tindakannya. Dia akan memberinya waktu dan kesempatan sekali lagi, tapi jika Stefan dan Miranda mau memperbaiki diri. Jika masih sama, maka tinggal Tuhan yang dapat menolongnya.Mereka masuk ke kompleks itu. Setelah pasti itu rumahnya, Bayu menghentikan motornya dan Eliana menekan bel sebagai ganti permisi untuk bertamu ke rumah itu. Seorang wanita setengah baya keluar dengan mengenakan daster kembang-kembang. Dia menanyakan keperluan dari sang tamu.“Maaf, apakah benar ini kediaman tuan Yudhistira?” tanya Eliana.“Betul sekali. Maaf dengan siapa? Saya sampaikan kepada bapak.” Ibu itu meminta konfirmasi nama kepada Eliana dengan menunjuk menggunakan jempolnya. Mungkin bibi itu biasa andap asor karena Tuan Yudhistira adalah orang Yogyakarta.“Sampaikan kepada beliau, saya Eliana ingin berjumpa dengan beliau.” Ibu itu tersenyum kemudian menyuruhnya untuk menunggu. Tidak lupa Eliana

  • Ojol Menantu CEO   Desahan Dari Kamar Mandi

    Akan tetapi ketukan pintu membuat aksi mereka terhenti. Miranda sudah setengah telanjang dan Stefan juga sudah tidak berbentuk lagi. Dasinya sudah tidak beraturan dan kancing kemejanya sudah lepas semua, kini terlihat dadanya yang sedikit berbulu. Stefan menyuruh orang tyersebut menunggu. Mereka berdua membetulkan pakaiannya, sedang Miranda ke kamar mandi untuk menyelesaikan yang tertunda.Stefan merasa sangat marah karena ketukan pintu tersebut. Terlihat seorang bell boy mengahmpirinya.“Ada apa?” Terdengar sebuah desahan dari dalam kamar mandi. Bell boy tersebut mengerutkan keningnya. Mengapa masih siang ada desahan manja di ruangan itu.“Ada apa? Cepat katakan dan kembalilah pergi! Aku sedang sibuk.” Stefan dalam hati mengumpat sendiri. Miranda pasti sudah menyelesaikan misinya.“Itu, anda dicari seorang tamu. Katanya ingin bertemu.” Bell boy tersebut permisi, karena sepertinya di dalam sana sedang ada yang bermain.

  • Ojol Menantu CEO   Makan Ranjang

    “Mas, pantas saja kau begitu sabar walau sudah dijahati sama mereka. Tapi aku belum bisa.” Eliana membalikkan tubuhnya, sehingga tengkurap dan bertemu pandang dengan suaminya. Bayu tersxenyum mendengar perkataan istrinya. Dia bangkit dan diikuti oleh istrinya yang masih mengenakan mukena. Bayu melepas baju muslimnya, untuk di gantung di gantungan baju. Setelah itu, dia membantu istrinya melepaskan mukena. Mereka tersenyum saling memberikan respon. Hal-hal kecil seperti itu memang sangat di butuhkan bagi suami-istri untuk membangun chemisti.“Sudah lapar, sudah siapkan makan malam? Atau kita siapkan bersama?” Bayu membantu istrinya melipat mukenanya bagian atas, sedangkan Eliana melipat bagian bawahnya.“Pakai baju dulu. Surti bisa kepingin kalau lihat dadamu yang bidang. Entar dia narik suaminya untuk masuk kamar dan tidak jadi jaga malam.” Eliana mengambilkan kaos oblong milik suaminya. Bayu malah memeluknya dari belakang.&l

Bab terbaru

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Lihatlah Davin melongo,” bisik Rania. Apa ada yang salah? Apakah dia tahu jika belakang gaun ini terdapat banyak peneliti aku tiba-tiba tidak percaya diri.POV Davin“Ada apa?” tanyaku. Penasaran masih juga menggerayangi jiwaku. Aku tahu kekasihku itu hanya meggodaku. Ia memang membuat aku sangat gemas kepadanya. “Dilarang bertanya,” katanya. “Biar aku yang menyetir. Matamu begitu merah, kamu boleh tidur,” ucapnya. Aku tahu ia adalah kekasihku yang super pengertian. Jika tidak begitu, mana mungkin aku tergila-gila padanya. Biar aku lihat lagi, ada apa sebenarnya di matanya? Ia selalu membuatku tidak dapat berpaling darinya.“Tidak,” ucapku. Aku laki-laki, kalau hanya bertahan sebenatar sampai kantor, masa tidak bisa? Ah, Dia keras kepala. Punggungku didorong ke arah kursi penumpang di samping kemudi. Setelah itu ia segera berlari memutar untuk masuk ke ruang kemudi.“Hari ini aku yang akan menjadi sopirmu. Itu kejutan pertamanya.” Ia tersenyum sambil mengenakan sabuk pengaman. Bib

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Maafkan aku, Cinta. Ini yang aku takutkan. Aku lelaki dewasa dan membutuhkan ini.” Aku kembali membungkus tubuhnya dengan selimut walau sejujurnya aku ingin melanjutkan. “Kuharap kamu mengerti. Tolong ….” Aku pergi meninggalkannya yang meringkuk di dalam selimut.***Meyyis***POV Shasha Jam dinding berbentuk kepala kelinci sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi aku segera bersih-bersih untuk melaksanakan salat malam yang tinggal beberapa menit lagi waktunya, menuju ke subuh. Setelah salat malam dan sedikit dzikir mulai terdengar suara azan. Aku melaksanakan salat dua rakaat dan keluar dari kamar untuk sekedar olahraga pagi. Davin sudah siap di taman belakang, melakukan pemanasan tanpa banyak bicara. Aku menyusulnya dan melakukan pemanasan juga. “Mau cobain kita jogging di trek taman depan?” tanyanya.“Yuk, aku ingin membeli sarapan,” ucapku.“Pingin sarapan apa?” tanyanya. “Bubur ayam di tepian itu sepertinya enak.” Davin mengangguk.“Baiklah, sebentar aku ambil dompet dulu.” Lelakiku

  • Ojol Menantu CEO   Kamu Manis (21+)

    “Kamu sangat … please jangan seperti ini. Aku bisa mati penasaran.” Aku menggoyangkan telunjukku tanda memberinya kode bahwa dia tidak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia terlihat kesal, akan tetapi menurut. Sebenarnya, aku sedikit merasa kasihan tetapi juga merasa senang, bisa sekali-kali ngerjain dia.***Meyyis***POV DAVINSetelah pesta usai, kami tentu pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Sasha membuatku jengkel. Apa ia sudah tidak cinta lagi? sepertinya berubah, hal itu menjadi sering uring-uringan karena takut kehilangan dia. Leboh baik aku menghindar saja, biar ia merasa. Kalau tidak merasa juga, berarti memang sudah tidak mencintaiku. Apakah ada orang lain? Tidak mungkin … ia mencintaiku. Aku menghempaskan pikiran jahat yang menguasaiku.Dia memegang tangan, aku tahu itu trik untuk mengelabuhi, lebih baik aku menghempaskan tangannya saja. Tapi aku rindu memeluk tubuhnya, harum tubuhnya terutama bibirnya yang membuatku mabuk

  • Ojol Menantu CEO   Penasaran

    “Kamu mau mengatakannya atau mendapatkan hukuman dariku.” Davin akan menciumku kembali, akan tetapi aku dorong. “Tidak malam ini. Aku tidak akan mengalah padamu. Kalau kamu memberi hukuman, berarti tidak akan aku beritahu apa yang aku persiapkan.” Aku tahu ia sangat kesal. Biarkan saja.***Meyyis***POV Shasha“Kamu memang benar-benar,” tutur Davin. Ia merasa sangat kesal dengan sang keksih, tapi juga gemas.“Oke, kali ini kamu harus kalah, dan harus mengalah aku ….” Kedua lengaku, lepas dari leher Davin, dan berhasil kabur darinya. “Biarkan saja ia kesal. Makanya jadi orang jangan suka ngambil kesimpulan cepat.” Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Suara tutukan sepatu terdengar menjauh dari kamarku. Aku yakin lelakiku itu akan berpikir sepanjang malam dan tidak bisa tidur. Biarkan saja, aku sangat suka menggodanya seperti itu.Esok hari, telah tiba sebelum ayam berkokok. Davin sudah mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru saja bangun tidur bahkan belum sempat mencuci wajah, m

  • Ojol Menantu CEO   Davin Ngambek

    Tepuk tangan menggema di taman itu. Setelah sesi tukar cincin, maka selanjutnya mereka berjalan turun dari pelaminan untuk menemui tamu. Aku sudah siap dengan keranjang kalau mawar untuk ditaburi sepanjang jalan. Sampai di ujung karpet, Elsa melempar buket bunga. Kami berdesakan agar mendapatkan buket itu.***Meyyis***POV ShashaSetelah pesta berlangsung aku dan Davin pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Davin menjadi sering uring-uringan. Aku tidak tahu kenapa? Bahkan hari ini dia dua kali marah. Davin memang berbeda dengan orang lain, dia kalau marah lebih suka diam. Ditanya diam dan menghindar. Aku mengingat-ingat salah apa hari ini, tetapi tidak juga menemukan kesalahanku. Kami sudah memasuki mobil untuk pulang ke rumah. Aku bermaksud untuk mengajaknya bicara sekarang, karena kami dalam wilayah santai sehingga akan sangat mudah berbicara dengannya.Aku memegang tangannya, akan tetapi Davin menghempaskan tanganku. Aku memilih untuk t

  • Ojol Menantu CEO   Lempar Bunga

    Aku tahu papa juga terharu melihat putri pertamanya sudah melangkah ke jenjang selanjutnya. Meskipun Papa menginginkan ini, aku yakin sebagai seorang ayah lelaki itu merasa dirampok ketika putrinya akan dinikahi oleh lelaki mana pun. Bisa dibilang, hati dan cintanya akan direbut oleh lelaki lain walaupun dalam konotasi yang berbeda.***Meyyis***POV ShashaPapa adalah orang Jawa tulen. Meskipun sekarang berada di Singapura, ia menghendaki suara gamelan, alih-alih lagu romantic. Maka saat Elsa keluar, walaupun menggunakan gaun bertema internasional, akan tetapi suara gamelan mulai terdengar. Hatiku ikut merasa tersenyum mendengar suara music pentatonic itu. Betapa indahnya, sebuah musik yang menjadi ciri khas Nusantara tersebut yang telah mengakar pada budaya kita.Aku menjadi pengiring pengantin mengikuti langkah pengantin dari belakang. Setelah sampai ke pelaminan, Papa menyerahkan tangan pada Arya yang sudah berdiri di atas pelaminan dengan jas putih yang menawan. Rambutnya tertata

  • Ojol Menantu CEO   Elsa Menikah

    “Aku bawa ke rumah Davin. Di rumahnya akan banyak kesedihan jika ia melihat kamar mama.” Aku tahu karena kekasihku itu sudah bicara sebelumnya. Aku tersenyum dengan interaksi kedua orang itu. Setelah mengetahui yang dibicarakan Arya, aku memilih hengkang dari tempatku mengintip.***Meyyis***POV ShashaIni adalah pernikahan yang diimpikan oleh Elsa setelah banyak rintangan dengan Arya. Hari ini saatnya kedua sejoli itu melangkah ke jenjang selanjutnya, mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Bunga-bunga bernuansa putih sudah menghiasi nuansa taman golf tersebut.Pernikahannya dilakukan di Singapura karena mama dan papa berada di sini. Wanita yang menjadi kakakku dari ibu yang berbeda itu, kini sudah mengenakan gaun putih dengan hiasan kepala yang menjuntai. Dia sangat cantik dan menawan. Lekuk tubuhnya yang indah, tinggi badannya yang menjulang dan semampai membuatnya bak model.“Kak, kamu sangat cantik.” Aku memandang lekat ke mata indah kakakku itu. “Benarkah? Aku masih tidak

  • Ojol Menantu CEO   Pria Berkualitas

    Aku ke dapur untuk membuat yang kupikirkan itu. Setelah dua sendok sereal masuk ke gelas, dua sendok susu coklat masuk juga. Air panas segera meluncur untuk menyatukan keduanya. Aroma khas coklat semakin memperparah rasa laparku. Aku mulai meniup makanan itu, menyendoknya mengarahkan ke mulut. Hmmm … ini lebih nikmat. Sesuap demi suap makanan itu tandas meluncur ke perutku. Ini lebih dari cukup.***Meyyis***POV DAVINTeleponku berbunyi. Aku tersenyum saat di layar terlihat Sayangku memanggil. Langsung saja tombol terima aku usap.“Iya, Sayang.” Sapaan terakhir tidak akan pernah lupa agar wanitaku itu merasakan bahwa aku memang sangat menggilainya.“Bagaimana korbannya?” tanyanya. Aku tahu, hanya alasan saja bertanya tentang korban kecelakaan yang sedang kami urus. Akan tetapi aku paham bahwa sebenarnya ia sangat ingin bersamaku.“Kamu kangen sama aku?” Langsung saja aku tembak dengan perkataan begitu agar ia makin berbunga-bunga. Aku yakin saat ini perutnya penuh dengan taman bunga y

  • Ojol Menantu CEO   Tidak Apa-apa

    “Aku melihat korban penuh darah, Sha. Bagaimana keadaannya. Ia kasihan banget. Seandainya kita satu mobil saat itu, Arya akan lebih tenang memandangku. Aku yang salah.” Aku ingin tertawa rasanya. Bagaimana bisa Arya menyetir sambil memandang Elsa. Pantas saja kecelakaan.***Meyyis***POV Shasha“Kamu kok malah ketawa?” Elsa menghapus air matanya.“Maaf … aku tertawa karena itu lucu, Kak. Arya benar-benar mencintaimu. Aku akan cari tahu untukmu bagaimana keadaan dari korban.” Aku mengelus pundak Elsa. Setelahnya, menelepon Davin untuk mengetahui keadaan sang korban.“Iya, Sayang.” Suara Davin memang selalu bikin baper.“Bagaimana korbannya?” tanyaku.“Kamu kangen sama aku?” ‘Kan? Dia memang selalu begitu. Tapi … sebenarnya kangen juga, sih?“Jangan mengalihkan perhatian. Bagaimana keadaannya. Elsa masih ketakutan.” Davin terdengar tertawa sedikit.“Dia sudah ditangani. Bilang sama kakakmu tenang saja. Arya sedang diintrogasi. Tim legal dari kantornya juga sudah datang untuk membebaska

DMCA.com Protection Status