Home / CEO / Ojol Menantu CEO / Direndahkan Lagi

Share

Direndahkan Lagi

Author: Meyyis
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Sudah tenang? Sekarang duduk di sini, dengarkan aku bicara.” Bayu memegang pundak istrinya dan mendudukkan Eliana di bangku panjang yang ada di taman itu.

Bayu berjongkok di depan istrinya yang terduduk di bangku panjang. Dia berlutut, kemudian memandang lekat wajah istrinya yang muram. Sedangkan Eliana berudah membuang wajahnya ke manapun karena dia tidak ingin melihat wajah suaminya. Dia sangat kesal memandnag wajah itu. Wajah yang selalu mengalah dengan siapa pun yang menghujatnya.

“Sayang, kau lihat? Semua orang memperhatikanmu dan menontonmu berantem sama wanita itu. Aku tidak ingin istriku yang sangat cantik ini, menjadi konsumsi publik. Aku tahu kamu marah. Tapi, tidak harus meluapkan ‘kan? Ada waktunya suatu saat, mereka yang harus malu karena mengetahui siapa suamimu ini. Tapi bukan sekarang.” Bayu dengan telaten menyurutkan emosi sang istri.

“Aku tidak rela, Mas. Aku tidak ikhlas. Dia menghina kita. Di tempat umum di depan banyak orang. Dia memeperalukan kita.” Bayu bengkit, kemudian memeluk tubuh istrinya yang mulai gemetar karena menahan tangis dan emosi.

“Aku minta maaf. Tapi, cukup kau yang tahu siapa suamimu ini. Persetan dengan orang lain mau menghinaku. Oke? Kau sudah tenang sekarang? Jika sudah, kita pulang.” Bayu melepaskan pelukkannya, kemudian menghapus air mata istrinya dan mengibaskan anakan rambut yang menutupi pipinya. Bayu mencium keningnya,kemudian menggenggam tangannya dan mengajaknya berjalan ke arah tempat parkir sepeda. Mereka tidak jadi joging karena kejadian ini.

Mereka mengayuh kembali sepeda, kemudian pulang. Tidak ada acara membeli jajan di pedagang kaki lima,karena memang sudah sangat hamcur mood Eliana.

“Kalian sudah pulang? Mandi, setelah itu sarapan bareng.” Mamanya menyuruh. Eliana hanya mengangguk saja, kemudian berlari ke atas melewati tangga. Sedangkan Bayu baru sampai dan mendekati mertuanya itu.

“Kenapa?” tanya mama mertua Bayu.

“Apanya, Ma?” Bayu pura-pura tidak tahu.

“Istrimu kenapa?” ulang mama mertuanya.

“Oh, biasa. Salah paham. Tadi ketemu pelanggan yang lumayan genit. Dia marah,” terang Bayu.

“Oh, makanya, ngapain, sih pakai nyamar-nyamar segala. Jadi perkara ‘kan? Ya sudah, kamu mandi habis itu, papamu mau di antar ke hotel katanya. Dia pingin naik ojek, sudah lama tidak naik ojek.” Bayu tersenyum kemudian mengangguk. Di tengoknya pak Agung sedang membaca koran di teras. Maka dari itu, Bayu segera naik ke atas, menuju kamarnya. Terdengar gemericik air bertanda istrinya sedang mandi. Bayu menunggunya sambil membuka laptopnya. Menyelesaikan sedikit urusan, terkait dengan salah satu drivernya, Toni.

Eliana sudah selesai, dengan mengenakan handuk kimononya, dan rambut yang terbungkus. Bayu melihatnya, kemudian meninggalkan laptopnya dalam keadaan menyala. Dia menyapa istrinya, yang sepertinya masih marah. Itu terlihat dari aura wajahnya yang gelap dan bibirnya yang manyun.

“Hai, Cantik! Kalau manyun begitu, jadi tambah cantik. Rasanya pingin mencium,” goda Bayu sambil mencekal lengan istrinya. akan tetapi, Eliana memberontak. Dia berusaha lepas dari cekalan suaminya. Tentu saja, kemenangan ada pada pihak Bayu. Sekuat tenaga apapun, Eliana tetap takhuk dalam pelukan Bayu.

“Ih, aku benci sama kamu!” Eiana sudah tenang di pelukan Bayu.

“Kalau di sini, boleh meluapkan emosi. Apalagi, diluapkan dengan bercinta. Itu, ranjang sudah menunggu dinaiki.” Bayu kembali menggodanya. Eliana tersipu malu. Dia tertawa dan mencubit pinggang Bayu, sehingga Bayu pura-pura merasa sakit dan mengaduh.

“Mandi,ih! Bau tahu?” Eliana memencet lubang hidungnya, karena pura-pura merasa bau. Bayu melepaskan pelukannya, kemudian mencium kening istrinya dan masuk ke kamar mandi. Sementara gemericik air terdengar, Eliana menyiapkan baju untuk suaminya. Bayu terbiasa memakai kaos oblong, dan celana jeans kalau sedang membawa ojol. Setelah baju suaminya siap, Eliana ganti baju sendiri dan membubuhkan sedikit bedak di wajahnya, kemudian keluar kamar. Mamanya sudah selesai menata meja. Dia menyusul papanya yang berada di teras.

“Pa,” sapa Eliana. Agung melipat kembali korannya, kemudian menoleh ke arah putrinya. Lelaki paruh baya itu mengangkat cangkir kopinya, kemudian menyeruput kopi tersebut. Terasa sangat nikmat.

“Suamimu sudah mandi?” tanya Agung. Sambil menengok ke arah Eliana yang baru saja duduk di kursi rotan sebelah.

“Mungkin belum belum selesai. Aku turun, dia baru mandi.” Eliana dengan singkat menjelaskannya. Agung mengangguk saja. Setelah itu, mereka berbincang-bincang, sampai terdengar panggilan dari mamanya.

Kemudian, mereka beranjak memenuhi panggilan mamanya. Di sana sudah ada Bayu. Melihat istrinya yang baru datang, Bayu bangkit kemudian menarikkan kursi untuk istrinya yang berada di sebelahnya. Eliana tersenyum, kemudian mengucapkan terima kasih. Bayu hanya mengangguk saja, kemudian duduk kembali di kursinya.

Mereka sarapan sambil sesekali berbincang. Bayu berbincang bisnis dengan mertuanya, sedangkan Eliana berbincang dengan ibunya tentang barang-barang brended yang sedang hit saat ini. Mendengar pembicaraan kedua wanita itu,

mereka para pria menggeleng-gelengkan kepalanya.

Selesai makan, Eliana dan ibunya membereskan meja, sedangkan Agung membereskan berkas di kamarnya. Auntuk Bayu, mengambil jaket kebesarannya, kemudian mengenakannya dan pergi ke garasi. Seperti biasa, dia memanskan motor terlebih dahulu. Motor bebek yang baisa di gunakan untuk menjemput penumpang.

“Kenapa pakai motor itu? Pake motor yang besar  kenapa, Mas?” tanya Eliana yang baru muncul dari pintu.

“Papa mintanya seperti biasa saja, Sayang. Itu, papa datang. Coba tanya?” Bayu masih memegang gas kendali, untuk memanasi motor yang baru saja dia starter.

“Ada apa? Ada apa, Sayang?” tanya Agung sang papa.

“Ini, masa mas Bayu pakai motor butut itu mau nganterin papa?” keluh Eliana.

“Saya yang nyuruh. Pingin nostalgia pakai ojek, saat dahulu kala, papa miskin.” Agung mengacak rambut anaknya lembut. Dia kemudian mendekati Bayu dan meminta helm untuk dikenakan. Bayu memberikannya, kemudian mempersilakan mertuanya itu untuk naik di belakang. Eliana mencium punggung tangan kedua pria yang dicintainya itu, kemudian melambaikan tangan melepas kepergiannya. Sedangkan mamanya Eliana tidak mengantarkan kepergian kedua pria itu, karena sedang sibuh membantu asisten rumah tangga mencuci piring.

Eliana masuk ke dalam rumah, kemudian mendekati mamanya. “Sudah pergi, papa dan suamimu?” tanya mamanya Eliana.

“Sudah, Ma. Ada yang perlu saya bantu?” tawar Eliana.

“Ah, sudah hampir selesai. Kamu sibuk atau tidak hari ini?” tanya mamanya.

“Enggak! Mau kemana, Ma?” tanya Eliana.

“Kita shoping.” Eliana tersenyum mendengar ajakan mamanya.

Sementara itu, Bayu dan juga Agung berada di jalan. Mereka melakukan perjalanan ke kantor dengan sesekali sambil mengobrol. Kemacetan Jakarta memang masih parah, walau sudah dilakukan PPKM oleh otoritas setempat. Rupanya, karena bunyi perut yang kelaparan, mereka sering mengabaikannya. Buktinya, kemacetan masih juga tinggi tingkatannya di kota itu.

Mereka sudah sampai di hotel Grand Palapa. Hotel milik Agung, yang di kelola Eliana dan juga Bayu. Namun, status presiden direktur masih tetap di pegang oleh Agung. Bukannya tidak percaya, tapi Bayu sendiri yang memintanya. Karena dia tahu, nama besar mertuanya itu sudah tidak di ragukan lagi.

Bayu menurunkan mertuanya itu tepat di lobi. “Kamu tunggu saja. Aku tidak akan lama.” Mertuanya menyruh menunggu. Bayu menuruti titah mertuanya saja. Dia memarkirkan motornya diantara mobil-mobil, karena memang tidak ada parkir motor di hotel itu. Adanya di belakang, itu juga milik karyawan.

Namun, setelah menurunkan mertuanya dia di cegat oleh satpam.

“Kamu lagi, kamu lagi. Memang bandel, ya? Ojek online tidak boleh masuk ke hotel ini. Mengerti tidak?! Satpam itu sedikit membentak.

Related chapters

  • Ojol Menantu CEO   Dicaci Di Depan Hotel Milik Mertua

    “Kamu lagi, kamu lagi. Memang bandel, ya? Ojek online tidak boleh masuk ke hotel ini. Mengerti tidak?!” Satpam itu sedikit membentak.“Maaf, Pak. saya di suruh menunggu pak Agung. Saya tidak berani untuk pergi, atau saya akan dimarahi.” Bayu mengatakan kepada pak satpam itu. Bayu berada duduk di atas motornya sekarang. Dia berada di tempat parkir, diantara banyak mobil mewah terparkir di sana.Sementara itu, didalam Agung sudah sedikit gelisah menunggu partner bisnisnya tida juga datang dia menelpon orang itu, untuk memberi tahu bahwa dirinya sudah sampai di tempat mereka janji bertemu.Tidak lama kemudian, sebuah mobil

  • Ojol Menantu CEO   Orang Songong Ditangkap Polisi

    Pambudi hanya bisa melongo saja. Dia baru saja kehilangan uang yang sangat banyak, karena gagal mendapatkan investor. Dia memukul pohon yang ada di sampingnya. Tangannya dikibas-kibaskan karena merasa sakit. Berganti dengan menendang ban mobil milik seseorang, hingga dia di tegur oleh orang yang punya mobil.“Bangsat! Anak itu mmnag pembawa sial. Aku sekali lagi kehilangan milyaran karena dia.” Pambudi mengumpat sedalam-dalamnya.“Heh, ada apa dengan mobilku? Kau tendang-tenang? Kurang kerjaan saja!” Dia berlalu saja tanpa peduli omelan ddari orang tersebut yang mobilnya dia tend

  • Ojol Menantu CEO   Makan Siang Di Atas Ranjang

    “Ya, papa lihat sendiri.” Agung mengangkat cangkir kopinya kemudian menyeruputnya.“Memang, siapa yang dihina?” Eliana penasaran, mengapa sampai papanya semarah itu?Papanya meletakkan kopinya di meja, kemudian menengok ke arah Eliana. Dia akan mengatakan sejujurnya. Papanya menepuk pundaknya, kemudian menangkupkan jari-jari ke sela jarinya yang lain.“Eliana, dia menghina suamimu, karena jadi tukang ojek. Papa kira, suamimu ada hubungan dengannya sebelumnya. Sebab, dia sangat kesal walau sudah papa tunjukkan kebenarannya. Dia tetap menganggap suamimu ini tidak berguna

  • Ojol Menantu CEO   Basah-basah

    “Beri aku lebih, Sayang.” Bayu menarik tangan istrinya, agar posisinya di bawah. Dia memberikan kenikmatan kepada istrinya dengan klimaks bersama setelah saling bersatu dalam lautan madu.Hari sudah mulai sore. Setelah melihat semua rating di aplikasinya, Bayu siap-siap akan berangkat. Dia menerima beberapa orderan. Seperti biasa, istrinya sudah menyiapkan jaketnya, dan semua peralatan keamanan berkendara untuk suaminya tersebut.“Aku pergi, Sayang. Hati-hati di rumah.” Bayu mengedipkan sebelah matanya setelah mencium kening istrinya. Lelaki itu kemudian menekan gasnya dan bergerak menuju jalanan. Kali ini, pelanggan yang dia jemput adalah ibu hamil yang akan periksa ke rumah sakit. Dia melajukan motornya menuju gang-gang sempit sesuai arah a

  • Ojol Menantu CEO   Ancaman Stefan

    “Susumu, Sayang. Nggak nunggu aku untuk jamaah?” tanya Eliana melihat suaminya sudah siap dengan baju muslimnya.“Cepatlah! Aku mau sholat sunah dulu.” Eliana meletakkan susu di meja kemudian berlari ke kamar mandi.Setelah Eliana selesai mandi dan juga widhu, maka mereka melakukan sholat shubuh dengan berjamaah. Selesai sholat subuh, karena Bayu memang belum tidur, dia langsung tidur. Sedangkan Eliana keluar kamar untuk olah raga pagi.***Eliana sudah rapi mau berangkat kantor. Dia melihat suaminya tersebut sudah terlelap dan mendengkur halus. Setelah siap dengan jilbabnya yang menjuntai, di

  • Ojol Menantu CEO   Rekam Jejak Perekrutan Stefan

    “Kau akan menyesal, Nyonya Eliana karena sudah berurusan denganku!” Stefan melangkah pergi dikuti oleh Miranda di belakangnya. Eliana menggeleng-gelengkan kepalanya karena ulah dari Stefan tersebut. Eliana juga beranjak dan mengajak Zahra untuk keluar dari ruangan itu. Wanita itu menuju ke ruangannya. Mungkin untuk sementara, kopi susu sangat cocok untuk dirinya.Zahra membuat dua kopi susu untuk dirinya dan bosnya itu. Dia pergi ke dapur dan di sana sudah ada beberapa karyawan hotel yang lainnya juga membuat minuman.“Mbak Zahra, membuat dua dengan bos, ya?” tanya salah satu office boy.“Iya, kamu sudah selesai?” tanya Zahra pada Jamal sang office boy.

  • Ojol Menantu CEO   Gara-gara Ban Kempes

    “Baiklah, terima kasih informasinya.” Wisnu permisi dari ruangan Eliana. Eliana menatap punggung Wisnu yang menghilang di telan pintu itu. Kemudian dia menghirup nafasnya dalam-dalam dan kembali mengangkat cangkir kopi susunya dan menyeruput untuk menetralkan pikirannya. Eliana mengetuk-ngetuk meja untuk mengalihkan pikirannya. Tapi tidak bisa. Dia harus menyelesaikan ini segera. Dia meraih jasnya kemudian menyambar kunci mobilnya. Sebelumnya dia berpesan pada Zahra asistennya jika Miranda atau Stefan memberikan berkas, maka di terima saja. salah atau benar, urusannya biarkan besok dia yang menentukan. Hari ini masalah tentang Stefan harus jelas dan terang.Zahra mengiyakan perintah bosnya terseb

  • Ojol Menantu CEO   Penyelidiakan Belum Berakhir

    “Iya, ini solal Stefan. Dia hari ini benar-benar menguji kesabaranku. Miranda juga. Bagai mana ceritanya, suamiku yang super tampan ini dulu suka sama wanita super duper oon dan nyebelin itu.” Eliana menjewr pipi Bayu yang sudah kosong karena baru saja menelan makanannya.“Khilaf, entahlah aku juga bingung.” Bayu nyengir.Mereka sudah selesai makan.setelah membayar dengan kartu debet, Bayu mengajak istrinya untuk pergi dari r

Latest chapter

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Lihatlah Davin melongo,” bisik Rania. Apa ada yang salah? Apakah dia tahu jika belakang gaun ini terdapat banyak peneliti aku tiba-tiba tidak percaya diri.POV Davin“Ada apa?” tanyaku. Penasaran masih juga menggerayangi jiwaku. Aku tahu kekasihku itu hanya meggodaku. Ia memang membuat aku sangat gemas kepadanya. “Dilarang bertanya,” katanya. “Biar aku yang menyetir. Matamu begitu merah, kamu boleh tidur,” ucapnya. Aku tahu ia adalah kekasihku yang super pengertian. Jika tidak begitu, mana mungkin aku tergila-gila padanya. Biar aku lihat lagi, ada apa sebenarnya di matanya? Ia selalu membuatku tidak dapat berpaling darinya.“Tidak,” ucapku. Aku laki-laki, kalau hanya bertahan sebenatar sampai kantor, masa tidak bisa? Ah, Dia keras kepala. Punggungku didorong ke arah kursi penumpang di samping kemudi. Setelah itu ia segera berlari memutar untuk masuk ke ruang kemudi.“Hari ini aku yang akan menjadi sopirmu. Itu kejutan pertamanya.” Ia tersenyum sambil mengenakan sabuk pengaman. Bib

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Maafkan aku, Cinta. Ini yang aku takutkan. Aku lelaki dewasa dan membutuhkan ini.” Aku kembali membungkus tubuhnya dengan selimut walau sejujurnya aku ingin melanjutkan. “Kuharap kamu mengerti. Tolong ….” Aku pergi meninggalkannya yang meringkuk di dalam selimut.***Meyyis***POV Shasha Jam dinding berbentuk kepala kelinci sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi aku segera bersih-bersih untuk melaksanakan salat malam yang tinggal beberapa menit lagi waktunya, menuju ke subuh. Setelah salat malam dan sedikit dzikir mulai terdengar suara azan. Aku melaksanakan salat dua rakaat dan keluar dari kamar untuk sekedar olahraga pagi. Davin sudah siap di taman belakang, melakukan pemanasan tanpa banyak bicara. Aku menyusulnya dan melakukan pemanasan juga. “Mau cobain kita jogging di trek taman depan?” tanyanya.“Yuk, aku ingin membeli sarapan,” ucapku.“Pingin sarapan apa?” tanyanya. “Bubur ayam di tepian itu sepertinya enak.” Davin mengangguk.“Baiklah, sebentar aku ambil dompet dulu.” Lelakiku

  • Ojol Menantu CEO   Kamu Manis (21+)

    “Kamu sangat … please jangan seperti ini. Aku bisa mati penasaran.” Aku menggoyangkan telunjukku tanda memberinya kode bahwa dia tidak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia terlihat kesal, akan tetapi menurut. Sebenarnya, aku sedikit merasa kasihan tetapi juga merasa senang, bisa sekali-kali ngerjain dia.***Meyyis***POV DAVINSetelah pesta usai, kami tentu pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Sasha membuatku jengkel. Apa ia sudah tidak cinta lagi? sepertinya berubah, hal itu menjadi sering uring-uringan karena takut kehilangan dia. Leboh baik aku menghindar saja, biar ia merasa. Kalau tidak merasa juga, berarti memang sudah tidak mencintaiku. Apakah ada orang lain? Tidak mungkin … ia mencintaiku. Aku menghempaskan pikiran jahat yang menguasaiku.Dia memegang tangan, aku tahu itu trik untuk mengelabuhi, lebih baik aku menghempaskan tangannya saja. Tapi aku rindu memeluk tubuhnya, harum tubuhnya terutama bibirnya yang membuatku mabuk

  • Ojol Menantu CEO   Penasaran

    “Kamu mau mengatakannya atau mendapatkan hukuman dariku.” Davin akan menciumku kembali, akan tetapi aku dorong. “Tidak malam ini. Aku tidak akan mengalah padamu. Kalau kamu memberi hukuman, berarti tidak akan aku beritahu apa yang aku persiapkan.” Aku tahu ia sangat kesal. Biarkan saja.***Meyyis***POV Shasha“Kamu memang benar-benar,” tutur Davin. Ia merasa sangat kesal dengan sang keksih, tapi juga gemas.“Oke, kali ini kamu harus kalah, dan harus mengalah aku ….” Kedua lengaku, lepas dari leher Davin, dan berhasil kabur darinya. “Biarkan saja ia kesal. Makanya jadi orang jangan suka ngambil kesimpulan cepat.” Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Suara tutukan sepatu terdengar menjauh dari kamarku. Aku yakin lelakiku itu akan berpikir sepanjang malam dan tidak bisa tidur. Biarkan saja, aku sangat suka menggodanya seperti itu.Esok hari, telah tiba sebelum ayam berkokok. Davin sudah mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru saja bangun tidur bahkan belum sempat mencuci wajah, m

  • Ojol Menantu CEO   Davin Ngambek

    Tepuk tangan menggema di taman itu. Setelah sesi tukar cincin, maka selanjutnya mereka berjalan turun dari pelaminan untuk menemui tamu. Aku sudah siap dengan keranjang kalau mawar untuk ditaburi sepanjang jalan. Sampai di ujung karpet, Elsa melempar buket bunga. Kami berdesakan agar mendapatkan buket itu.***Meyyis***POV ShashaSetelah pesta berlangsung aku dan Davin pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Davin menjadi sering uring-uringan. Aku tidak tahu kenapa? Bahkan hari ini dia dua kali marah. Davin memang berbeda dengan orang lain, dia kalau marah lebih suka diam. Ditanya diam dan menghindar. Aku mengingat-ingat salah apa hari ini, tetapi tidak juga menemukan kesalahanku. Kami sudah memasuki mobil untuk pulang ke rumah. Aku bermaksud untuk mengajaknya bicara sekarang, karena kami dalam wilayah santai sehingga akan sangat mudah berbicara dengannya.Aku memegang tangannya, akan tetapi Davin menghempaskan tanganku. Aku memilih untuk t

  • Ojol Menantu CEO   Lempar Bunga

    Aku tahu papa juga terharu melihat putri pertamanya sudah melangkah ke jenjang selanjutnya. Meskipun Papa menginginkan ini, aku yakin sebagai seorang ayah lelaki itu merasa dirampok ketika putrinya akan dinikahi oleh lelaki mana pun. Bisa dibilang, hati dan cintanya akan direbut oleh lelaki lain walaupun dalam konotasi yang berbeda.***Meyyis***POV ShashaPapa adalah orang Jawa tulen. Meskipun sekarang berada di Singapura, ia menghendaki suara gamelan, alih-alih lagu romantic. Maka saat Elsa keluar, walaupun menggunakan gaun bertema internasional, akan tetapi suara gamelan mulai terdengar. Hatiku ikut merasa tersenyum mendengar suara music pentatonic itu. Betapa indahnya, sebuah musik yang menjadi ciri khas Nusantara tersebut yang telah mengakar pada budaya kita.Aku menjadi pengiring pengantin mengikuti langkah pengantin dari belakang. Setelah sampai ke pelaminan, Papa menyerahkan tangan pada Arya yang sudah berdiri di atas pelaminan dengan jas putih yang menawan. Rambutnya tertata

  • Ojol Menantu CEO   Elsa Menikah

    “Aku bawa ke rumah Davin. Di rumahnya akan banyak kesedihan jika ia melihat kamar mama.” Aku tahu karena kekasihku itu sudah bicara sebelumnya. Aku tersenyum dengan interaksi kedua orang itu. Setelah mengetahui yang dibicarakan Arya, aku memilih hengkang dari tempatku mengintip.***Meyyis***POV ShashaIni adalah pernikahan yang diimpikan oleh Elsa setelah banyak rintangan dengan Arya. Hari ini saatnya kedua sejoli itu melangkah ke jenjang selanjutnya, mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Bunga-bunga bernuansa putih sudah menghiasi nuansa taman golf tersebut.Pernikahannya dilakukan di Singapura karena mama dan papa berada di sini. Wanita yang menjadi kakakku dari ibu yang berbeda itu, kini sudah mengenakan gaun putih dengan hiasan kepala yang menjuntai. Dia sangat cantik dan menawan. Lekuk tubuhnya yang indah, tinggi badannya yang menjulang dan semampai membuatnya bak model.“Kak, kamu sangat cantik.” Aku memandang lekat ke mata indah kakakku itu. “Benarkah? Aku masih tidak

  • Ojol Menantu CEO   Pria Berkualitas

    Aku ke dapur untuk membuat yang kupikirkan itu. Setelah dua sendok sereal masuk ke gelas, dua sendok susu coklat masuk juga. Air panas segera meluncur untuk menyatukan keduanya. Aroma khas coklat semakin memperparah rasa laparku. Aku mulai meniup makanan itu, menyendoknya mengarahkan ke mulut. Hmmm … ini lebih nikmat. Sesuap demi suap makanan itu tandas meluncur ke perutku. Ini lebih dari cukup.***Meyyis***POV DAVINTeleponku berbunyi. Aku tersenyum saat di layar terlihat Sayangku memanggil. Langsung saja tombol terima aku usap.“Iya, Sayang.” Sapaan terakhir tidak akan pernah lupa agar wanitaku itu merasakan bahwa aku memang sangat menggilainya.“Bagaimana korbannya?” tanyanya. Aku tahu, hanya alasan saja bertanya tentang korban kecelakaan yang sedang kami urus. Akan tetapi aku paham bahwa sebenarnya ia sangat ingin bersamaku.“Kamu kangen sama aku?” Langsung saja aku tembak dengan perkataan begitu agar ia makin berbunga-bunga. Aku yakin saat ini perutnya penuh dengan taman bunga y

  • Ojol Menantu CEO   Tidak Apa-apa

    “Aku melihat korban penuh darah, Sha. Bagaimana keadaannya. Ia kasihan banget. Seandainya kita satu mobil saat itu, Arya akan lebih tenang memandangku. Aku yang salah.” Aku ingin tertawa rasanya. Bagaimana bisa Arya menyetir sambil memandang Elsa. Pantas saja kecelakaan.***Meyyis***POV Shasha“Kamu kok malah ketawa?” Elsa menghapus air matanya.“Maaf … aku tertawa karena itu lucu, Kak. Arya benar-benar mencintaimu. Aku akan cari tahu untukmu bagaimana keadaan dari korban.” Aku mengelus pundak Elsa. Setelahnya, menelepon Davin untuk mengetahui keadaan sang korban.“Iya, Sayang.” Suara Davin memang selalu bikin baper.“Bagaimana korbannya?” tanyaku.“Kamu kangen sama aku?” ‘Kan? Dia memang selalu begitu. Tapi … sebenarnya kangen juga, sih?“Jangan mengalihkan perhatian. Bagaimana keadaannya. Elsa masih ketakutan.” Davin terdengar tertawa sedikit.“Dia sudah ditangani. Bilang sama kakakmu tenang saja. Arya sedang diintrogasi. Tim legal dari kantornya juga sudah datang untuk membebaska

DMCA.com Protection Status