Beranda / CEO / Ojol Menantu CEO / Bintang Jatuh (Menikahlah Denganku)

Share

Bintang Jatuh (Menikahlah Denganku)

Penulis: Meyyis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Eh, mau ke mana?” tidak peduli, tetap menariknya pergi dari kerumunan itu. Kami berlari ke parkiran untuk menaiki mobil. Baguslah dia tidak lagi protes, hanya menurut saja. Hanya sekitar seperempat jam berkendara, kami tiba di sebuah gedung. Aku mengajaknya berlari lagi. Biarlah untuk saat ini, bahagia milik kami. Jika malam ini dia menolakku, akan ada malam yang lain untuk mengajaknya menikah, Shasha aku sungguh mencintaimu. Semoga, kamu sudah dapat menghilangkan traumamu.  

***Meyyis***

POV SHASHA

“Kenapa kamu mengajakku ke sini?” Aku bingung, Davin mengajakku ke sebuah atap. Kita berdiri tegak di sana. Namun, dengan begini aku merasa dapat melihat bintang di angkasa. Dalam hati bahagia tidak terperi memandang angkasa lepas yang sepertinya berada dalam genggamanku.

“Untuk membuatmu bahagia. Dengarlah, kebahagiaan seperti ini yang selalu ingin aku berikan setiap saat.” Davin memelukku dengan erat.

“Sekarang saja, aku sudah bahagia.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ojol Menantu CEO   Hujan Meteor Saksi Kita

    “Apakah, cinta itu ada yang abadi?” Shasha masih saja meragukan hal itu, padahal lutut Davin sudah terasa pegal.“Kita yang akan menciptakannya.” Shasha ikut berlutut. Wanita itu tidak mengatakan apa pun, akan tetapi memberikan ciuman di bibir Davin. Lelaki itu menganga, ini untuk pertama kalinya Shasha melakukannya.***Meyyis***POV DAVIN“Kenapa kamu mengajakku ke sini?” Shasha terlihat bingung, aku mengajaknya ke sebuah atap. Di sini, banyak bintang-bintang suasana yang sempurna untuk mengajaknya naik ke jenjang selanjutnya. Kita berdiri tegak di sana. Yang terpenting, senyumnya mengembang saat berada di ruang lepas seperti ini. Masih segar dalam ingatan, jika wanita yang kini berada dalam genggamanku itu sangat menyukai kerlip bintang malam.“Untuk membuatmu bahagia. Dengarlah, kebahagiaan seperti ini yang selalu ingin aku berikan setiap saat.” Tanganku memeluk dengan erat. Tubuh yang selalu ingin

  • Ojol Menantu CEO   Aku Wanita Paling Beruntung

    “Apakah, cinta itu ada yang abadi?” Aku sudah merasa pegal, namun Shasha masih saja meragukanku. Harus bertahan.“Kita yang akan menciptakannya.” Aku terharu Shahsa ikut berlutut. Wanita itu tidak mengatakan apa pun, akan tetapi memberikan ciuman di bibir Davin. Aku menganga, ini untuk pertama kalinya Shasha melakukannya.***Meyyis***“Maafkan aku sudah membuatmu menunggu.” Shasha menempelkan keningnya ke kening Davin.“Tidak masalah. Jadi … bisa ulurkan jarimu?” Shasha tersenyum. Jarinya di ulurkan ke arah Davin. Lelaki itu langsung menyematkan cincin tersebut. Air mata keduanya menetes membasahi pipi. Tidak bisa dibayangkan hati mereka yang semakin bahagia. Seakan bunga-bunga tumbuh mekar dalam tubuh yang kini saling memeluk.“Aku sudah menantikan hari ini. Aku sangat bahagia.” Davin memeluk kekasihnya itu dengan erat.“Aku juga. Maafkan aku sempat ragu.” Davin

  • Ojol Menantu CEO   Menantu

    Mobil merah yang mereka tumpangi melaju ke rumah keluarga. Di tempat parkir, sudah berjejer mobil-mobil mewah lainnya. Ada milik Dokter Irwan sebagai adik ipar Bayu, milik Devan, milik keluarga dan beberapa koleksi.“Pak, tolong.” Davin melemparkan kunci mobilnya.***Meyyis***“Mereka sudah tidur?” tanya Davin yang sebenarnya bagi Shasha juga tidak memiliki jawaban.“Sepertinya begitu.” Shasha menjawab pertanyaan dari sang kekasih.“Ini sungguh kebetulan.” Davin memepetkan tubuh Shasha ke dinding. Lelaki itu mengusupkan tangannya ke leher sang kekasih. Bibirnya menyentuh bibir Shasha dengan lembut. Keduanya saling menyesap untuk memberikan kenikmatan pada pasangananya.“Dor! Dor! Dor!” Mereka berdua saling melepaskan diri karena lampu tiba-tiba menyala dan ternyata mereka memang menunggu keduanya.“Kalian memang sungguh menarik. Berdua mojok di atap untuk mencipta

  • Ojol Menantu CEO   Merasa Egois

    “Ah, apalagi kamu tinggal sendiri. Tidak, mama tidak izinkan kamu pulang. Davin, antar calon istrimu ke kamarnya.” Davin mendekat dan mengantarkan Shasha ke kamar yang memang sudah dipersiapkan untuk dirinya nanti sesudah menjadi pasangan.***Meyyis***POV Shasha.Aku tidak menyangka bagai mimpi Cinderella di sini. Semua keluarga berkumpul untuk menyambutku dan Davin. Semuanya sungguh sesuatu yang aku syukuri. Jika boleh jujur, saat ini sudah lenyap ketakutan yang datang beberapa saat sebelum hari ini. Bertahun-tahun wanita itu membenci pernikahan, kini membuka mata bahwa pernikahan tidak selamanya buruk.“Din, selamat untuk perjuanganmu.” Devan datang ke kamar Davin. Lelaki itu membawa susu rendah kalori yang sudah dipersiapkan oleh asisten rumah tangganya.“Terima kasih sudah merelakanku. Van, aku berjanji tidak akan menyia-nyiakannya.” Devan mengangguk. Aku yang bersembunyi di balik tembok menela

  • Ojol Menantu CEO   Cinta Bisa Kuciptakan

    “Tidak, Kak. Cinta tidak egois. Hmm, mau ke balkon? Kita bicara di sana.” Syafira mengajakku ke balkon kamar untuk bercengkrama. Jika diingat-ingat, sudah lama memang kami tidak bercengkrama sejak aku lulus SMA. Setelah dirinya lulus, langsung ke luar negeri belajar. Maka sejak saat itu pula lost kontak. Wanita cantik itu memang mengenalku karena perdebatan antara kakak kembarnya.***Meyyis***POV DAVIN“Vin, selamat untuk perjuanganmu.” Devan datang ke kamar Davin. Devan membawa susu rendah kalori yang sudah dipersiapkan oleh asisten rumah tangga. Aku menerima uluran tanggannya. Susu coklat kesukaanku sedikit kuseruput.“Terima kasih sudah merelakanku. Van, aku berjanji tidak akan menyia-nyiakannya.” Devan mengangguk. Aku tersenyum kecil. Walau tidak banyak, aku tahu masih ada sedikit rasa untuk Shasha. Tidak mungkin serela itu Devan mengahpus dengan gampang hatinya.“Harus, jika kamu berkesemp

  • Ojol Menantu CEO   Perasaan Devan

    “Apa? Bukankah kamu yang tidurnya ngorok dan berliur? Sudah begitu, jorok lagi nggak gosok gigi kalau mau tidur.” Aku membela diri. Devan hanya tertawa mendengar pembelaanku. Akhirnya Devan kembali, kami kembali saling akrab. Semoga, persaudaraan kami tidak akan renggang lagi.***Meyyis***POV Devan“Vin, selamat untuk perjuanganmu.” Aku datang ke kamar Davin. Aku membawa susu rendah kalori yang sudah dipersiapkan oleh asisten rumah tangga. Bukankah sangat canggung, jika bertemu dengannya tidak membawa sesuatu. Setidaknya, itu untuk teman kami mengobrol.“Terima kasih sudah merelakanku. Van, aku berjanji tidak akan menyia-nyiakannya.” Apa yang bisa aku lakuan selain merelakannya? Aku juga sangat mencintai Shasha. Dia orang pertama yang mampu membuatku fokus hanya memandang satu wanita. Gadis itu sangat istimewa.“Harus, jika kamu berkesempatan untuk menyia-nyiakan, aku orang pertama yang akan mencarimu.&rdq

  • Ojol Menantu CEO   Penyesalan

    “Apa? Bukankah kamu yang tidurnya ngorok dan berliur? Sudah begitu, jorok lagi nggak gosok gigi kalau mau tidur.” Kami selalu seperti ini saling mengolok. Hari ini, menjadi sejarah setelah sekitar lima tahun kami tidak saling bicara panjang karena terpisah. Sebelumnya, dia yang di luar negeri, sekarang tinggal aku yang selalu ke luar negeri. Aku sungguh merindukannya, semoga kebahagiaan yang kuberikan padanya bisa membuat keabadian.***Meyyis***POV AUTHORElsa dan mamanya kalang kabut karena sudah satu bulan mencari Ajisaka tidak ketemu. Sabrina seperti orang gila menangis meraung-raung. Elsa memeluknya erat, ikut menangis dan sedih. “Ma, sudahlah. Papa memang tidak mencintai mama lagi. Tolong jangan begini,” tangis Elsa.“Mas Aji hanya mencintaiku, aku tidak akan membiarkan dirinya pergi. Elsa, aku tidak akan.” Sabrina menangis tersedu-sedu.“Ya Tuhan, bagaimana bisa begini.” Elsa kepayahan menenang

  • Ojol Menantu CEO   Milikku

    Terbayang kembali saat-saat menyenangkan bersama Shasha. “Kakak, bunga ini untukmu. Selamat sudah lulus.” Saat lulus SD, Shasha kecil menyambutnya turun panggung, memberikan bunga dan mencium pipinya. Betapa saat itu mereka sangat akrab. Hanya karena hasutan dari Mama Sabrina, selama ini Elsa menjadi jahat pada Shasha. ***Meyyis*** POV Shasha. Bagai terlahir kembali. Kebahagiaan melingkupiku. Kali ini, dengan seluruh hati yang sudah dalam terpaut dengan keluarga ini, aku datang ke balkon untuk mengucapkan selamat pagi pada dunia. Ini bukan kali pertama aku harus menginap di rumah ini. Saat dulu kami masih sama-sama kecil, sellau bersama bermain, walau setelah mama dan papa papa bercerai, tidak pernah sekali pun datang ke sini. Aku mengingat semuanya, kami sering sekali bersama dan berebut mainan. “Kenapa bengong di sini?” Davin menyusulku di balkon. “Tidak apa-apa, sepertinya, perasaan ini dulu pernah terjadi sebelumnya.” A

Bab terbaru

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Lihatlah Davin melongo,” bisik Rania. Apa ada yang salah? Apakah dia tahu jika belakang gaun ini terdapat banyak peneliti aku tiba-tiba tidak percaya diri.POV Davin“Ada apa?” tanyaku. Penasaran masih juga menggerayangi jiwaku. Aku tahu kekasihku itu hanya meggodaku. Ia memang membuat aku sangat gemas kepadanya. “Dilarang bertanya,” katanya. “Biar aku yang menyetir. Matamu begitu merah, kamu boleh tidur,” ucapnya. Aku tahu ia adalah kekasihku yang super pengertian. Jika tidak begitu, mana mungkin aku tergila-gila padanya. Biar aku lihat lagi, ada apa sebenarnya di matanya? Ia selalu membuatku tidak dapat berpaling darinya.“Tidak,” ucapku. Aku laki-laki, kalau hanya bertahan sebenatar sampai kantor, masa tidak bisa? Ah, Dia keras kepala. Punggungku didorong ke arah kursi penumpang di samping kemudi. Setelah itu ia segera berlari memutar untuk masuk ke ruang kemudi.“Hari ini aku yang akan menjadi sopirmu. Itu kejutan pertamanya.” Ia tersenyum sambil mengenakan sabuk pengaman. Bib

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Maafkan aku, Cinta. Ini yang aku takutkan. Aku lelaki dewasa dan membutuhkan ini.” Aku kembali membungkus tubuhnya dengan selimut walau sejujurnya aku ingin melanjutkan. “Kuharap kamu mengerti. Tolong ….” Aku pergi meninggalkannya yang meringkuk di dalam selimut.***Meyyis***POV Shasha Jam dinding berbentuk kepala kelinci sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi aku segera bersih-bersih untuk melaksanakan salat malam yang tinggal beberapa menit lagi waktunya, menuju ke subuh. Setelah salat malam dan sedikit dzikir mulai terdengar suara azan. Aku melaksanakan salat dua rakaat dan keluar dari kamar untuk sekedar olahraga pagi. Davin sudah siap di taman belakang, melakukan pemanasan tanpa banyak bicara. Aku menyusulnya dan melakukan pemanasan juga. “Mau cobain kita jogging di trek taman depan?” tanyanya.“Yuk, aku ingin membeli sarapan,” ucapku.“Pingin sarapan apa?” tanyanya. “Bubur ayam di tepian itu sepertinya enak.” Davin mengangguk.“Baiklah, sebentar aku ambil dompet dulu.” Lelakiku

  • Ojol Menantu CEO   Kamu Manis (21+)

    “Kamu sangat … please jangan seperti ini. Aku bisa mati penasaran.” Aku menggoyangkan telunjukku tanda memberinya kode bahwa dia tidak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia terlihat kesal, akan tetapi menurut. Sebenarnya, aku sedikit merasa kasihan tetapi juga merasa senang, bisa sekali-kali ngerjain dia.***Meyyis***POV DAVINSetelah pesta usai, kami tentu pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Sasha membuatku jengkel. Apa ia sudah tidak cinta lagi? sepertinya berubah, hal itu menjadi sering uring-uringan karena takut kehilangan dia. Leboh baik aku menghindar saja, biar ia merasa. Kalau tidak merasa juga, berarti memang sudah tidak mencintaiku. Apakah ada orang lain? Tidak mungkin … ia mencintaiku. Aku menghempaskan pikiran jahat yang menguasaiku.Dia memegang tangan, aku tahu itu trik untuk mengelabuhi, lebih baik aku menghempaskan tangannya saja. Tapi aku rindu memeluk tubuhnya, harum tubuhnya terutama bibirnya yang membuatku mabuk

  • Ojol Menantu CEO   Penasaran

    “Kamu mau mengatakannya atau mendapatkan hukuman dariku.” Davin akan menciumku kembali, akan tetapi aku dorong. “Tidak malam ini. Aku tidak akan mengalah padamu. Kalau kamu memberi hukuman, berarti tidak akan aku beritahu apa yang aku persiapkan.” Aku tahu ia sangat kesal. Biarkan saja.***Meyyis***POV Shasha“Kamu memang benar-benar,” tutur Davin. Ia merasa sangat kesal dengan sang keksih, tapi juga gemas.“Oke, kali ini kamu harus kalah, dan harus mengalah aku ….” Kedua lengaku, lepas dari leher Davin, dan berhasil kabur darinya. “Biarkan saja ia kesal. Makanya jadi orang jangan suka ngambil kesimpulan cepat.” Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Suara tutukan sepatu terdengar menjauh dari kamarku. Aku yakin lelakiku itu akan berpikir sepanjang malam dan tidak bisa tidur. Biarkan saja, aku sangat suka menggodanya seperti itu.Esok hari, telah tiba sebelum ayam berkokok. Davin sudah mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru saja bangun tidur bahkan belum sempat mencuci wajah, m

  • Ojol Menantu CEO   Davin Ngambek

    Tepuk tangan menggema di taman itu. Setelah sesi tukar cincin, maka selanjutnya mereka berjalan turun dari pelaminan untuk menemui tamu. Aku sudah siap dengan keranjang kalau mawar untuk ditaburi sepanjang jalan. Sampai di ujung karpet, Elsa melempar buket bunga. Kami berdesakan agar mendapatkan buket itu.***Meyyis***POV ShashaSetelah pesta berlangsung aku dan Davin pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Davin menjadi sering uring-uringan. Aku tidak tahu kenapa? Bahkan hari ini dia dua kali marah. Davin memang berbeda dengan orang lain, dia kalau marah lebih suka diam. Ditanya diam dan menghindar. Aku mengingat-ingat salah apa hari ini, tetapi tidak juga menemukan kesalahanku. Kami sudah memasuki mobil untuk pulang ke rumah. Aku bermaksud untuk mengajaknya bicara sekarang, karena kami dalam wilayah santai sehingga akan sangat mudah berbicara dengannya.Aku memegang tangannya, akan tetapi Davin menghempaskan tanganku. Aku memilih untuk t

  • Ojol Menantu CEO   Lempar Bunga

    Aku tahu papa juga terharu melihat putri pertamanya sudah melangkah ke jenjang selanjutnya. Meskipun Papa menginginkan ini, aku yakin sebagai seorang ayah lelaki itu merasa dirampok ketika putrinya akan dinikahi oleh lelaki mana pun. Bisa dibilang, hati dan cintanya akan direbut oleh lelaki lain walaupun dalam konotasi yang berbeda.***Meyyis***POV ShashaPapa adalah orang Jawa tulen. Meskipun sekarang berada di Singapura, ia menghendaki suara gamelan, alih-alih lagu romantic. Maka saat Elsa keluar, walaupun menggunakan gaun bertema internasional, akan tetapi suara gamelan mulai terdengar. Hatiku ikut merasa tersenyum mendengar suara music pentatonic itu. Betapa indahnya, sebuah musik yang menjadi ciri khas Nusantara tersebut yang telah mengakar pada budaya kita.Aku menjadi pengiring pengantin mengikuti langkah pengantin dari belakang. Setelah sampai ke pelaminan, Papa menyerahkan tangan pada Arya yang sudah berdiri di atas pelaminan dengan jas putih yang menawan. Rambutnya tertata

  • Ojol Menantu CEO   Elsa Menikah

    “Aku bawa ke rumah Davin. Di rumahnya akan banyak kesedihan jika ia melihat kamar mama.” Aku tahu karena kekasihku itu sudah bicara sebelumnya. Aku tersenyum dengan interaksi kedua orang itu. Setelah mengetahui yang dibicarakan Arya, aku memilih hengkang dari tempatku mengintip.***Meyyis***POV ShashaIni adalah pernikahan yang diimpikan oleh Elsa setelah banyak rintangan dengan Arya. Hari ini saatnya kedua sejoli itu melangkah ke jenjang selanjutnya, mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Bunga-bunga bernuansa putih sudah menghiasi nuansa taman golf tersebut.Pernikahannya dilakukan di Singapura karena mama dan papa berada di sini. Wanita yang menjadi kakakku dari ibu yang berbeda itu, kini sudah mengenakan gaun putih dengan hiasan kepala yang menjuntai. Dia sangat cantik dan menawan. Lekuk tubuhnya yang indah, tinggi badannya yang menjulang dan semampai membuatnya bak model.“Kak, kamu sangat cantik.” Aku memandang lekat ke mata indah kakakku itu. “Benarkah? Aku masih tidak

  • Ojol Menantu CEO   Pria Berkualitas

    Aku ke dapur untuk membuat yang kupikirkan itu. Setelah dua sendok sereal masuk ke gelas, dua sendok susu coklat masuk juga. Air panas segera meluncur untuk menyatukan keduanya. Aroma khas coklat semakin memperparah rasa laparku. Aku mulai meniup makanan itu, menyendoknya mengarahkan ke mulut. Hmmm … ini lebih nikmat. Sesuap demi suap makanan itu tandas meluncur ke perutku. Ini lebih dari cukup.***Meyyis***POV DAVINTeleponku berbunyi. Aku tersenyum saat di layar terlihat Sayangku memanggil. Langsung saja tombol terima aku usap.“Iya, Sayang.” Sapaan terakhir tidak akan pernah lupa agar wanitaku itu merasakan bahwa aku memang sangat menggilainya.“Bagaimana korbannya?” tanyanya. Aku tahu, hanya alasan saja bertanya tentang korban kecelakaan yang sedang kami urus. Akan tetapi aku paham bahwa sebenarnya ia sangat ingin bersamaku.“Kamu kangen sama aku?” Langsung saja aku tembak dengan perkataan begitu agar ia makin berbunga-bunga. Aku yakin saat ini perutnya penuh dengan taman bunga y

  • Ojol Menantu CEO   Tidak Apa-apa

    “Aku melihat korban penuh darah, Sha. Bagaimana keadaannya. Ia kasihan banget. Seandainya kita satu mobil saat itu, Arya akan lebih tenang memandangku. Aku yang salah.” Aku ingin tertawa rasanya. Bagaimana bisa Arya menyetir sambil memandang Elsa. Pantas saja kecelakaan.***Meyyis***POV Shasha“Kamu kok malah ketawa?” Elsa menghapus air matanya.“Maaf … aku tertawa karena itu lucu, Kak. Arya benar-benar mencintaimu. Aku akan cari tahu untukmu bagaimana keadaan dari korban.” Aku mengelus pundak Elsa. Setelahnya, menelepon Davin untuk mengetahui keadaan sang korban.“Iya, Sayang.” Suara Davin memang selalu bikin baper.“Bagaimana korbannya?” tanyaku.“Kamu kangen sama aku?” ‘Kan? Dia memang selalu begitu. Tapi … sebenarnya kangen juga, sih?“Jangan mengalihkan perhatian. Bagaimana keadaannya. Elsa masih ketakutan.” Davin terdengar tertawa sedikit.“Dia sudah ditangani. Bilang sama kakakmu tenang saja. Arya sedang diintrogasi. Tim legal dari kantornya juga sudah datang untuk membebaska

DMCA.com Protection Status