Siang itu Keira akhirnya bisa menikmati mandi yang sudah dia idam-idam kan sejak pagi. Dia sangat menikmati kucuran air yang menerpa tubuhnya yang terasa hangat. Wajahnya pun tak ketinggalan untuk dia bersihkan juga. Sabun mandi beraroma vanilla membuat perasaannya menjadi lebih baik.
Secara perlahan dia menyabuni tubuhnya tak lupa juga shampo untuk membasahi rambut yang memiliki beraroma sama dipakainya. Menggosok secara perlahan menikmati pijatan-pijatan di kulit kepala dan rambutnya. Aroma Vanilla dihirupnya seakan lelahnya terlebur dalam wangi yang mampu menenangkan jiwanya.Setelah selesai Keira dengan kegiatan mandinya. Dia pun menatap di depan cermin. Terlihat banyak jejak-jejak memerah di curuk leher dan payudaranya.“Gila juga nih si Dean ganas euy,” ujar Keira sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri. “Satu, dua, tiga, dan delapan yaa ampun banyak banget ini. Si Dean drakula atau vampir yaa, eh tapi sama sih drakula dan vampSeringnya kebersamaan dengan orang lain membuat yang tadinya tidak saling dekat menjadi lebih dekat. Memahami segala kekurangan dan kelebihan dari masing - masing pasangan membuat segalanya jadi lebih mudah.Hari ini Dean akan membeli sebuah rumah untuk dia dan Keira tempati. Walau Rudi, ayahnya tidak keberatan mereka tinggal bersama malah sangat menginginkannya, tapi Dean tidak ingin seperti itu. Baginya kalau sudah berumah tangga harus mandiri tanpa ada pihak manapun yang ikut campur.“Pulang kerja jam berapa Sayang?” tanya Dean sambil memeluk tubuh Keira.“Jam 4 sore sih Sayang seperti biasanya,” jawab Keira.“Kita makan siang bersama yaa.”“Iya.”“Hari ini kamu bisa pulang lebih cepat?”“Hmm, nanti aku lihat jadwal dulu yaa. Tapi kayaknya susah deh, Sayang.”“Pimpinan redaksi agak rewel, hehe.”“Bagaimana kalau kamu berhenti kerja saja.”“Dean, aku kan pernah mengatakan kalau aku
Keira tidak pernah menyangka akan keluar dari kantornya dengan cara yang tidak biasa. Walau bagaimanapun dia harus memiliki harga diri sebagai seorang wanita. Apa lagi jika menyangkut suaminya, Dean. Dia tidak bisa membiarkan siapapun menghina Dean.Dengan menghela napasnya dia menatap gedung majalah yang telah memberikannya berbagai macam pengalaman juga tempat dia dulu mengenal Cristo. Mengingat Cristo, dia jadi penasaran bagaimana nasib mantan kekasihnya itu. Semenjak Dean dan Ettan menyelamatkannya dia tak pernah tahu lagi tentang Cristo.“Bagaimana yaa kabar Cristo?” tanya Keira.“Semoga dia baik-baik saja. Yaah mau bagaimana lagi Cristo juga dulu sangat baik ke aku walau pada akhirnya dia salah paham sendiri.” Keira tersenyum miris mengingat Cristo Joseph.Panas matahari di siang hari tidak membuat Keira mengeluh, dia berjalan melewati gedung-gedung bertingkat di daerah Sudirman mengingatkan pada awal-awal dulu dia bekerja. Se
Dean berada di dalam kamar mandi membasahi tubuhnya yang atletis di bawah guyuran shower. Tetesan air yang menerpa wajahnya membuat pikiran terasa lebih tenang. Dia tidak ingin melampiaskan rasa takut dan khawatir nya terhadap kompor membuat hubungannya dengan Keira menjadi tidak menentu.“Apa aku harus memberitahukan Keira tentang kejadian dulu,” ucap Dean bimbang.Seolah semua kilasan tentang masa lalu terbayang lagi olehnya. Jeritan Rudi, ayahnya seperti baru saja kemarin terjadi. Kobaran api yang melahap rumah dan segala harta benda milik keluarga Dean berubah menjadi debu.Saat itu dia masih berusia 5 tahun. Rudi, ayahnya sedang berada di dapur akan memasak untuk sarapan pagi. Sudah menjadi kebiasaan Rudi kalau masalah makan pagi, dia lah yang memasak. Tapi mungkin nasib beruntung sedang tidak berpihak pada Rudi. Saat Rudi akan menghidupkan kompor malah terjadi kebocoran gas dan meledak.Dean yang mengetahui apa yang terja
Seminggu kemudianHari ini Keira dan Dean berangkat untuk berbulan madu ke Cape Town, Afrika Selatan. Sebelum keberangkatan mereka untuk berbulan madu sudah menghubungi Rudi agar segera kembali ke Jakarta, tapi tidak ingin kembali pulang dulu ke rumahnya, malah Rudi menyuruh Dean dan Keira agar fokus bersenang-senang menikmati liburan di Cape Town dan meminta agar segera dibuatkan cucu.Di dalam pesawat kelas bisnis tingkah laku Dean semakin menjadi-jadi tidak ingin sedetikpun berpisah dari Keira dan mereka selalu bergandengan tangan. Dean mencium tangan istrinya terus-menerus. Sikap mesra tentu saja membuat Keira merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia ini.Setelah hampir 21 jam dari Jakarta ke Cape Town, Afrika Selatan tibalah mereka di Bandar Udara Internasional Cape Town, Afrika Selatan. Dean sudah mengatur semuanya dari kendaraan lengkap dengan supir dan hotel bintang 5 yang mewah. Dia ingin memberikan kemewahan juga kebaha
Keesokan paginyaKeira terbangun dengan wajah yang masih kesal. Bagaimana dia bisa tidur nyenyak jika semalaman Dean memeluk dirinya dari belakang sambil sesekali mencium curuk lehernya. Walau dia agak terbangkit hasratnya, tapi berusaha untuk memegang teguh pendiriannya kalau sedang marah. Dia tidak boleh goyah agar Dean bisa menghargainya.Tapi pagi ini suaminya tersebut tidak ada di sampingnya. Dia mencari ke mana Dean?“Dean,” panggil Keira sambil turun dari atas ranjang.Keira mencari Dean di kamar mandi dan ruang tamu yang ada di kamar hotel president suit tersebut, tapi hasilnya juga sama Dean tidak ada di sekitar kamar hotelnya.“Ke mana perginya yaa Dean,” ucap Keira bingung.“Masa gara-gara aku ngambek ga kasih jatah Dean kabur sih. Kalau kabur mampus aku sendiri di Cape Town. Mana duit cuman mepet lagi,” keluh Keira.“Koper, paspor Dean.”Dengan secepat mungkin Keira memb
Setelah sarapan pagi Dean mengajak Keira berdansa. Di dalam pikiran Keira seharusnya berdansa itu di malam hari setelah makan malam bukannya setelah makan pagi. Walau pun berbeda, tapi dia menikmatinya. Sesekali tampil beda tidak masalah dari pada sama terus.Bagi Dean seorang Keira seperti hati adalah rumah tempatnya berada. Rumah yang memiliki ketenangan, tempat bernaung melepaskan segala penat, dan kelelahan dalam hidup juga pekerjaan. Ingin sekali dia mengatakan semuanya pada Keira bila waktunya sudah tepat.“Kei setelah ini kita jalan-jalan ke tempat wisata di Cape Town ya,” ucap Dean.“Iya Sayang. Aku juga lelah kalau harus di kamar terus,” ujar Keira bersemangat.“Tapi sebelumnya aku ingin yang minta jatah yang tertunda.”“Hmm, aku nanti malam aja yaa.”“Jangan nanti malam Sayang, aku sudah ga tahan. Pagi ini yaa.”Keira menggelengkan kepalanya. Dia sedang tidak ingin berhubungan suami istri pagi in
Kehidupan bahagia selalu diinginkan setiap orang. Serba mendapatkan apa yang diharapkan baik dari kehidupan keluarga bahkan di pekerjaan. Akan tetapi pada kenyataannya tidak semua bisa sesuai dengan keinginan.Itulah yang diinginkan Vio, tapi pada kenyataannya semua tak seindah impian. Vio mencintai Ettan, tapi lelaki yang dia kira mencintainya ternyata sanggup berselingkuh. Vio melihat secara langsung adegan dewasa Ettan dengan sekretarisnya. Hatinya sangat sakit akan tetapi dia mencoba untuk bertahan tidak meneteskan air matanya di hadapan Ettan.“Eh, Vi. Ayo ke sini kita treesome,” ajak Ettan tanpa rasa bersalah.Mendengar perkataan Ettan membuat Vio tak percaya. Dia tahu Ettan memang maniak seks akan tetapi tidak seperti ini yang diinginkannya.“Kenapa Sayang? Ayolah kita bareng-bareng. Dari pada cuma kamu dan aku lebih baik bersama,” ucap Ettan sambil menghampiri Vio.Vio ingin sekali menangis, berteriak, bah
Komitmen, kesetiaan, napsu, dan cinta merupakan bagian dari sebuah pernikahan. Jika cinta dan napsu sudah saling membutuhkan membuat hasrat menjadi menggebu-gebu.Dean merasakan cinta dan napsu saat bersama Keira. Baru kali ini dia menikmati semuanya secara bersamaan. Tubuh, bibir, dan seluruh bagian milik Keira membuatnya tak bisa sedikitpun berpaling dari istrinya. Tak pernah ada kata puas saat dia menikmati bagian-bagian yang membuat desiran darah menggelora dari tubuhnya. Terbakar hasrat yang memabukkan ingin lagi dan lagi.“Sayang… aku akan membuatmu panas dingin yaa,” ucap Dean dengan membelai perut istrinya.Tangan Dean bermain dari perut hingga menuju buah da.da Keira membuat tubuh istrinya menggeliat tak karuan dengan apa yang dilakukannya. “Deaan jangan nakal kayak gitu dong Sayang,” keluh Keira yang tak tahan dengan perlakuan Dean.“Tenanglah Sayang. Relax aja, nikmati semuanya.”Dean menunduk