Sementara melihat sosok Handoko di sana, kening Angel yang semula seperti lipatan baju tanpa di setrika mendadak licin serta rapi dalam sekejap. "Haaah....Kak...aku tahu kau akan selalu menjadi penyelamatku, kau memang pahlawan bertopeng ku sejak dulu." Seperti menemukan pijakan baru, Angel berdiri dari duduk dan bergerak lebih dekat kearah Handoko. Ap..apa?." Handoko sedikit terperanjat melihat reaksi tiba-tiba wanita tersebut, sehingga nada suara yang keluar dari bibir sedikit terbata."Kak..bukan..bukan...maksud saya pak Han, bisakah anda memberi sedikit bantuan?." Wajah memohon di pasang dengan semaksimal mungkin, meskipun ada rasa sedikit malu tersembul jelas pada wajah cantiknya, apa boleh buat kekuatan dan insting untuk bisa bertahan serta lolos dari hukuman sangatlah kuat. Melihat secara langsung sikap serta tindakan spontan di depannya, sebuah keakraban yang telah lama menghilang kembali terlintas di benak Handoko.Sosok yang terkenal bertemperamen dingin serta kaku itu mau
Dan benar saja, setelah mendengar ucapan barusan Angel menjadi lebih rileks dan bersedia membuka suara. " Ini...Tentang rumor di forum pagi tadi pak." "Swaaaaa...." Dan benar seperti dugaan Handoko, bahwa kegelisahan dan bantuan yang di inginkan Angel berhubungan dengan rumor di forum FIKA pagi ini, dalam sekilas tatapan mata yang di kenal cuek seakan menampilkan kilau cerah.Dan itu tidak salah sama sekali, akan tetapi kenyataan yang ada, apa yang di pikirkan oleh keduanya tentang "rumor" jelas jauh berbeda tujuan.Mungkin pikiran keduanya dapat di artikan sebagai "Satu pohon beda Cabang.""Heemz...aku tahu, jangan khawatir semua sudah terselesaikan."Kepercayaan diri Handoko mengubah semuanya, seperti mendung tebal di langit yang hendak mencurahkan lebatnya hujan, segera cerah dengan satu hembusan angin sejuk."Bagus." Gumamnya lirihSekilas manik mata Angel menampilkan kilatan cerah, dan sejenak kemudian kembali seperti s
Meninggalkan kantor sore ini, Angel setidaknya merasa lebih ringan dalam hati serta pikiran.Permasalahan yang timbul akibat kecerobohan dan sikap cueknya sedikit terbantu dengan kehadiran Handoko.Ya...Sosok Handoko setidaknya menjadi tali penyelamat baru beberapa hari ini, ketika berurusan dengan Anggara. Meskipun, tanpa di ketahui nya masih ada hal lain yang telah menerima uluran tangan sosok tersebut. Di tengah proses rumah tangga yang menyita banyak perhatian serta menguras pikiran, Angel sungguh berusaha keras untuk menghindari masalah baru datang kepadanya. Akan tetapi, jika masalah yang datang sendiri untuk menyapa apa yang bisa di lakukan.Seperti halnya pagi ini, selain memang waktu yang kurang memungkinkan untuk membaca chit chat dalam grup kantor, ia juga tidak suka dengan sesuatu yang di anggapnya kurang penting, dengan kajian tentang gosip ataupun rumor yang belum tentu benar adanya. Angel hanya melihat sep
@Ramesh. "Fuck U.." Angel hanya membuka dan melihat sekilas forum waktu itu, memastikan hanya rumor dan perdebatan kecil yang berkembang di sana, serta bukan perihal penting tentang pekerjaan ia kembali menutup ponsel.Dengan kecerobohan tersebut, Angel semakin menjadi menu sarapan pagi bagi penghuni Grup forum FiKA. Meski dengan sangkut paut kedua petinggi kantor yang terlibat di sana, nama mereka khususnya kedua orang penting tidak pernah di sebut.Dan itu benar adanya, bahkan nama Angel juga tidak di sebut dengan jelas oleh akun princess sebagai penyebab kehebohan di forum grup, hanya menggunakan nama panggilan lain" Sekretaris baru, makan bareng big bos, perjalanan luar kota, serta bermain diantara dua sahabat baik."Tapi jika mereka tidak bisa menebak siapa yang sedang di bicarakan oleh akun @princess, maka mereka tidak akan pernah layak bekerja di APC. Dengan bahasa lain, semua orang bisa menebak dengan baik, bahwa FL pagi i
@Ramesh. "@ Angel...siiiip...trust U."@Ariel. "@Angel....Semangat?, 4 who?, U or we all?." @Pink. "Santai." """Chit chat kembali ramai, meskipun masih ada beberapa orang dengan penulisan yang sedikit memancing emosi."""""Biarlah rumor berkembang, biarlah semua bergunjing tentang dirinya, atau mungkin dia menjadi satu satunya orang tidak memahami apapun, Angel berusaha untuk tidak lagi memikirkannya.Sebab mulut serta pikiran orang lain ada pada tubuh mereka sendiri, dan tentu saja kapan seorang Angel mampu mengontrol semua?, setidaknya tidak ada masalah baru yang perlu di pikirkan. Kurang lebih demikian Angel menyikapi ketidak tahuannya perihal rumor pagi ini.Wanita itu merebahkan tubuh perlahan di atas kasur, dan mulai mencoba memejamkan mata.Namun belum sempat ia mengetuk pintu pulau kapuk tercinta, ponselnya berdering."Ika?." Gumamnya lirih ketika melihat nama yang tertera pada layar ponsel.Angel
Tak mendengar respon dari balik telepon, Cantika kembali melanjutkan ucapan. " Bisakah itu Njel?, setidaknya demi aku, demi ayah dan ibu." Cantika sedikit memiliki harapan, bahwa dengan diamnya sang sahabat, mungkin semua masih bisa di perbaiki.Akan tetapi yang tidak di mengerti oleh gadis tersebut adalah, kediaman Angel sungguh jauh berbeda dengan apa yang di pikirkan.Kenyataan yang ada sahabatnya itu tengah mencari kalimat yang tepat, untuk menyampaikan keputusan yang telah di ambil.Dalam beberapa hari terakhir Angel sengaja tidak menemui keluarga Bagas, hal ini di karenakan ia tahu dengan jelas bahwa semuanya tak bisa terselesaikan jika dirinya berhadapan langsung dengan keluarga tersebut.Angel menghela nafas dalam, membayangkan setiap kenangan yang mereka lalui selama ini, kebersamaan, kepedulian, serta keutuhan keluarga yang hangat.Tanpa terasa bulir bening air mata Angel lolos dengan cermat. Perasaan kehilangan sesuatu yang penting menyeruak hebat dalam hati, benarkah keput
"Aku membenci kalian, aku membencimu, kau buruk kalian orang-orang yang buruk.""Cluk." Suara sambungan telpon diakhiri.Angel termenung seperti patung dengan tatapan mata tertuju pada layar ponsel yang kini telah bisu.Baginya kata-kata itu seperti sebuah belati tajam yang mengoyak hati dengan kuat.Sakit, bahkan mungkin terlalu sakit untuk di ungkapkan.Angel menengadah keatas, dengan tangan lunglai memegang ponsel di pangkuan.Air mata semakin deras mengucur meski kedua katup mata itu tertutup."Mengapa semuanya harus terjadi?, bukankah dia juga terluka?, apakah kepedihannya masih kurang?, kenapa dia harus di bebani dengan lebel buruk serta egois?, harus pasrah dan terus memaafkan agar di anggap sebagai orang baik?, sepadan kah untuk semuanya?." Angel memiliki banyak pertanyaan serta rasa tidak terima dalam benak.Dari sekian yang terpikirkan, satu hal yang paling membuatnya takut untuk di terima. Apakah selama ini keluarga itu tulus kepadanya?, jika mereka tulus mengapa berusaha m
Waktu bergulir tak pernah menunggu siapapun, malam yang pekat berganti pagi hingga menjemput senja kembali, melewati detik, menit, hari, Minggu, dan berganti bulan.Dengan rutinitas pekerjaan yang padat diakhir-akhir ini, di tambah 2kali bolak-balik memenuhi panggilan sidang perceraian perceraiannya, tubuh Angel seolah menerima beban kelelahan yang berat, sehingga wajah cantik itu terlihat sedikit tirus.Tentu saja bukan tanpa alasan, di tengah proses sidang yang sedikit berbelit akibat keengganan dari Bagas berserta keluarga, Angel juga harus memperkuat kesabaran menghadapi teguran serta beberapa kata buruk dari Anggara, ketika meminta ijin keluar kantor demi menghadiri panggilan sidang.Entahlah, mungkin di kehidupan lampau ia adalah penjahat dalam sejarah kehidupan sang bos, sehingga di kehidupan ini sosok itu menagihnya balik.Bagaimana tidak, meski telah memberikan alasan kuat serta menunjukkan surat panggilan sidang secara langsung tetap saja mas