Home / CEO / Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya / Bab 100: Keputusan yang Dirasa Tepat

Share

Bab 100: Keputusan yang Dirasa Tepat

Author: Piyu_Qu
last update Last Updated: 2024-11-14 18:51:25

Ceklek.

Dengan hati-hati, Nirmala menutup pintu ruang rawat sang adik. Baru beberapa saat lalu, ia menerima panggilan dari Pak Gergio di luar ruangan agar tidak mengganggu tidur adiknya yang baru saja terlelap.

Namun, suara pintu yang perlahan tertutup ternyata masih cukup membuat Ganesha, adiknya, terusik hingga terbangun kembali.

“Kak, dari mana?” tanyanya sambil menggosok matanya yang masih setengah terpejam.

Nirmala tersenyum, berusaha membuat suaranya selembut mungkin. “Tadi ngangkat telpon bentar. Udah gih tidur lagi,” jawabnya singkat kemudian duduk di sofa dekat tempat tidur adiknya. Ia menata bantal dan bersiap merebahkan diri.

Ganesha tidak segera memejamkan mata. “Kalau kakak pergi, coba deh ajak Kak Bhaskara. Anes khawatir kalau—”

Nirmala langsung menahan ucapan Ganesha dengan mendesis kecil. Nirmala tahu betul ketakutan yang dirasakan adiknya akibat trauma dari mantan kekasihnya yang kemarin datang dan melukai mereka.

“Tenang aja, Anes. Selagi Kak Bhaskara senggang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 101: First Date

    Sepanjang perjalanan, candaan Bhaskara terus meluncur tanpa henti. Nirmala yang duduk di sebelahnya tergelak mendengar lelucon-lelucon itu. Meski lelucon itu sederhana, nyatanya cukup membuat Nirmala terpingkal karena selera humornya yang begitu rendah.“Aduh… stop, Bhaskara! Perutku sakit,” ucap Nirmala, menahan tawa sambil memegangi perut yang kram akibat terlalu banyak tertawa.Bhaskara menoleh sekilas, memastikan keadaan Nirmala yang masih tergelak. “Ish… apa salahku? Kamu itu yang terlalu gampang ketawa, masa cuma karena aladin tanding quiditch bareng harry potter aja ketawa,” jawab Bhaskara dengan senyum jahil.“Jangan salahkan humorku! Kau sendiri yang terlalu lucu,” protes Nirmala, mengerucutkan bibirnya, pura-pura kesal.Gantian Bhaskara yang tertawa, dan kali ini Nirmala hanya bisa tersenyum menggelengkan kepala, menikmati keceriaan kecil yang terasa hangat.“Fokus nyetir aja, aku nggak mau mati muda,” canda Nirmala sambil menggoda Bhaskara.Bhaskara lantas menahan tawa dan

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 102: Rencana Terselubung

    Di sebuah ruangan bernuansa klasik dengan dinding kayu berwarna gelap, Baladewa duduk dengan tenang di sebuah kursi kulit. Ia menatap Aditama yang berdiri di hadapannya dengan sorot mata yang penuh perhitungan."Bagaimana perkembangannya?" tanya Baladewa dengan suaranya rendah namun terkesan tegas.Aditama terlihat menarik napas dalam, lalu menjawab, "Sejauh ini aman. Nirmala berhasil terperdaya sandiwaraku. Bahkan tadi ketika di ruang rapat dia begitu antusias bertanya kepadaku."Baladewa tersenyum tipis, tapi di balik senyum itu ada sinar tajam yang mengintimidasi. "Bagus. Hahaha bisa-bisanya ia percaya diri menjadi seorang CEO padahal tak mengerti apapun tentang bisnis," gumamnya bersuara lirih. "Baiklah lanjutkan saja rencananya, Paman. Sebisa mungkin aku akan membantu dari belakang.""Tentu untuk selanjutnya aku sudah tahu apa yang harus kulakukan," balas Aditama dengan nada yakin. Tapi, ada keraguan kecil di matanya yang luput dari pandangan Baladewa.Baladewa menyandarkan tubuh

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 103: Kekhawatiran yang Muncul Kembali

    Malam itu, Surya turun dari mobilnya dengan gerakan kasar, menutup pintu dengan suara bantingan yang menggema. Wajahnya yang lelah terlihat membeku dingin menegaskan amarah yang ia bawa pulang. Rahangnya yang mengeras dan langkah cepatnya menuju rumah memancarkan aura yang membuat siapa pun enggan mendekat.Dari dalam rumah Vani, istrinya, mendengar suara gaduh dari luar. Dengan raut khawatir, ia segera berlari ke depan untuk memeriksa.“Astaga! Ayah ada apa?!” seru Vani terkejut melihat suaminya yang nampak dilingkupi badai amarah.Surya tak menjawab. Ia melangkah cepat melewati istrinya dan menuju kamar mereka. Vani yang kebingungan menatap punggung suaminya dengan ekspresi resah.“Aduh, apa lagi ulah Bhaskara kali ini?” gumamnya, suara kecil yang menggambarkan keresahan seorang ibu. Ia dapat menebaknya karena suaminya cenderung menyembunyikan amarahnya ketika itu adalah masalah di kantor.Vani menyusul Surya ke kamar. Dengan cekatan, ia membantu melepas jas dan dasi yang masih meli

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 104: Kenapa Setega Itu?

    Bhaskara baru saja memarkir mobilnya di halaman rumah dengan hati yang gelisah. Sepanjang perjalanan pulang, ia tidak bisa menyingkirkan rasa khawatir yang terus menghantui pikirannya. Teringat suara keras ibunya di telepon, ia mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat mamanya terdengar marah.Setelah memasuki rumah, Bhaskara segera mencari keberadaan sang ibu. “Mama?” panggilnya dengan nada penuh kebingungan.Vani, yang sudah menunggu dengan hati resah, muncul dari ruang tamu. Wajahnya yang biasanya lembut kini penuh tanda tanya dan kecemasan. Ia melangkah cepat menghampiri anaknya.“Bhaskara, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa pulang-pulang ayahmu marah? Kau berulah apa hari ini?” tanyanya memberondong pertanyaan dengan suaranya tegas namun penuh kekhawatiran.Bhaskara mengerutkan dahi. Ia benar-benar bingung maksud sang ibu. Boro-borok berulah dengan ayahnya, sudah dua hari ini ia belum bertemu ayahnya.“Aku nggak tahu, Ma. Justru Bhaskara dari kemarin nggak

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 105: Pilihan Sulit

    Di kamar utama rumahnya, Vani duduk di kursi dekat ranjang dengan wajah yang tampak kusut. Ia baru saja menyaksikan Bhaskara mengunci diri di kamar setelah perbincangan sengit dengannya. Air mata Vani yang tertahan sejak tadi akhirnya mengalir. Ia tahu betapa besar tekanan yang kini dirasakan putranya.Pintu kamar terbuka perlahan dan sosok pria paruh baya masuk dengan langkah berat. Wajahnya masih menyiratkan sisa-sisa kemarahan yang belum reda.Vani segera mengusap air matanya dan terdiam memangu.“Mas Surya,” panggil Vani pelan. Ketika sang istri telah memanggil dengan sebutan nama, dapat diketahui akan ada perbincangan yang serius. Dan Surya sudah paham akan mengarah kemana pembicaraan itu.“Aku tidak ingin membicarakan apa pun, Vani,” jawab Surya dingin kemudian memasuki kamar mandi dalam kamarnya. Jika seperti ini Vani harus sedikit lebih sabar. Ia akan menunggu hingga suaminya keluar.Lima belas menit Vani menunggu, akhirnya suara shower terhenti pertanda sebentar lagi Surya

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 106: Tekanan Kian Menghimpit

    Sudah beberapa hari ini Nirmala berusaha untuk tidak menghubungi Bhaskara. Meski begitu ia masih menanti di roomchat dan melihat puluhan kali pesan terakhir yang ia kirim belum juga mendapat balasan.“Harus sampai kapan?” gumam Nirmala menggigit bibir bawahnya. Rasa khawatir terus menghantui pikirannya beberapa hari ini.Ingatan tentang percakapan dengan Vani beberapa hari lalu kembali menggema di kepalanya.'Untuk sementara waktu, tolong jangan menghubungi Bhaskara dahulu. Tante takut ayahnya akan berbuat macam-macam kepadanya.'Hatinya terasa berat, seperti dihimpit batu besar. Ia tak ingin egois membuat kekasihnya terjebak dalam masalah, tapi hatinya juga tersiksa.Ketika pikirannya masih berkecambuk, ponselnya tiba-tiba bergetar. Ia meraihnya cepat, berharap itu dari Bhaskara, tetapi ternyata bukan."Nirmala, kita perlu bicara. Bisa temui aku besok di kantor pusat? Aditama."Pesan singkat yang mengatas namakan Aditama itu pikiran Nirmala kembali terpecah. “Ada apa ini? Apa yang in

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 107: Pertengkaran Tak Terelakan

    Malam itu tak seperti biasanya langit begitu kelam, seolah menyimpan rahasia gelap yang tak ingin diungkap. Tak ada bintang, apalagi bulan. Hanya ada angin dingin yang menusuk tulang, berembus lembut dari jendela kamar yang terbuka. Nirmala termenung di sana, menopangkan kepalanya pada kusen jendela. Rambut sebahunya bergoyang lembut ditiup angin, wajahnya terlihat berat penuh beban. Pandangannya menerawang jauh menembus pekarangan rumah yang sunyi tetapi pikirannya melayang entah kemana."Huh .... "Helaan napas kembali lolos dari bibirnya. Pundak yang beberapa waktu lalu mulai ringan, kini kembali memberat oleh segala tekanan yang menghimpit."Apa yang harus aku lakukan? Kenapa tidak berjalan seperti yang aku inginkan," gumamnya dengan suara yang dipenuhi kegelisahan yang sulit diungkapkan.Ponsel di meja bergetar, menyental lamun wanita itu. Layar ponselnya menyala dan terpampang satu nama yang membuat hatinya bergetar. 'Bhaskara's Calling'.Panggilan itu sudah muncul lebih dari

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 108: Sakit Tak Tertahan

    Malam itu, kamar Nirmala terasa lebih dingin dari biasanya. Bukan karena angin yang bertiup dari jendela, melainkan karena rasa hampa yang memenuhi dadanya. Keputusan yang ia buat semalem untuk membuat Bhaskara kecewa yang berujung menghancurkam hatinya terus menggerogoti pikiran Nirmala. Ia duduk di tepi ranjang, memeluk kedua lututnya dengan erat mencoba meredam kehampaan yang tak kunjung reda."Aku melakukannya untuk dia," gumam wanita itu dengan suara serak. "Aku ingin melindunginya."Sayangnya hatinya tak sejalan dengan ucapannya. Rasa bersalah terus menghantuinya, bahkan membuatnya merasa seperti menghianati cinta yang selama ini mereka perjuangkan.Memori beberapa hari lalu kembali berputar dalam benak Nirmala.~~~"Coba kau pilih kau rela melihatnua kecewa atau melihatnya merasakan kembali trauma masa lalunya?"Kata-kata itu menggema di kepalanya seperti palu yang memukul hati kecilnya. Surya memang tak menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud trauma masa lalunya, sampai V

Latest chapter

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 113: Benang Kusut Bikin Merengut

    Dalam perjalanan pulang, Nirmala merasa pikirannya semakin kacau. Kata-kata Arya terus membayangi, tetapi ia juga teringat peringatan Gergio tentang sifat manipulatif Arya.“Mungkin Arya hanya ingin menanamkan keraguan,” pikirnya. Tetapi bagaimana jika apa yang Arya katakan benar?Nirmala belum bisa mempercayai peringatan Gergio, tapi ia juga belum mempercayai ucapan Arya. Tapi hari ini ia menemukan satu fakta pahit yang memang jelas kebenarannya, yaitu ayahnya memiliki sangkut paut dengan kebangkrutan keluarga Bhaskara.Setelah terlarut dalam pikirannya beberapa saat, tanpa sadar langkahnya telah menginjak pekarangan rumah. Ia segera kembali ke dunia nyata, memasuki rumah dengan pikiran penuh dan campur aduk.Nirmala disambut oleh Ganesha, yang langsung menyadari perubahan di wajah kakaknya.“Kak, kenapa? Kenapa wajahmu seperti habis bertemu hantu,” kata Ganesha sambil menyodorkan secangkir teh hangat.Nirmala tersenyum lemah. Ia menerima secangkir teh hangat itu. “Mana ada hantu. Ka

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 112: Pria Mencurigakan

    Nirmala terus saja berpikir keras. Ia tak tahu anakan pihak yang benar Kata-kata Arya seperti duri yang menusuk pikirannya, menciptakan rasa ragu yang semakin dalam terhadap sosok Surya yang selama ini ia percayai dan ia segani. Namun, semakin ia memikirkan hal itu, semakin ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Meskipun Surya dikenal tegas dan kadang keras, Nirmala sulit mempercayai bahwa pria itu akan sekejam itu.“Apa Pak Arya itu mengatakan yang sebenarnya? Bagaimana kalau justru sebaliknya” gumam Nirmala berpikir keras. Ia menatap ponselnya yang menyala dengan nomor Arya yang terpampang di sana. Ada dorongan untuk menghubunginya lagi untuk meminta penjelasan lebih lanjut karena ia pasti info banyak mengenai ayahnya, tetapi ada juga rasa ragu dan takut jika sebenarnya ini semua hanyalah kebohongan belaka. Nirmala tak ingin terus tercuci otaknya dan terseret lebih jauh dalam jaring kebohongan.Saat Nirmala menggulir Log panggilan, matanya memicing. "Pak Gergio..." gumamnya memba

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 111: Indikasi Terburuk

    Nirmala memandangi pesan di ponselnya dengan perasaan bercampur aduk. Pesan itu singkat memberikan sebuah informasi, tetapi cukup pikiran Nirmala semakin berkecambuk.—'Kau tidak tau apa yang sedang terjadi. Jika ingin tahu kebenarannya, temui aku besok di tempat ini.'Ia berulang kali membaca pesan yang disertai titik lokasi. Titik lokasi itu terasa asing baginya dan terasa sedikit mencurigakan. Alamat yang dikirim berada di pinggiran kota. Yang membuat mencurigakan tempat itu jauh dari pusat bisnis dan gedung-gedung megah yang biasa para pembisnis kunjungi.“Aishh! Siapa sih yang mengirimkan pesan anonim ini? Apa aku harus pergi? Tapi bagaimana kalau ini hanyalah orang iseng atau orang yang hanya akan memperkeruh keadaan?” gumamnya dengan ragu.Namun, rasa ingin tahu tentang masa lalu ayahnua itu jauh lebih besar dari kecurigaan yang singgah dibenaknya. Akhirnya, setelah mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan buruk, Nirmala memutuskan untuk memenuhi undangan tersebut karena ia te

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 110: Puzzle

    Malam semakin larut, tapi Nirmala masih saja kesulitan menutup mata. Kata-kata Aditama terus bergema di kepalanya membuatnya terus terjaga dalam kegelisahan.'Ayahmu pernah membuat Surya bangkrut dan jatuh miskin.'Apa yang sebetulnya terjadi? Mengapa tak ada seorang pun yang menceritakan hal ini kepadanya? Bahkan Surya, yang selama ini membantunya dan memberi arahan kepadanya, tak sama sekali menunjukka adanya hubungan buruk kepada ayahnya.Di kamarnya yany cukup sunyi, ia mencoba kembali memutar ulang semua percakapan yang pernah dilakukan dengan Surya, Vani, bahkan Gergio. Dan ia tak menemukan ada yang pernah menyebut masa lalu Rajendra dengan Surya. Semua terasa seperti rahasia besar yang sengaja disembunyikan darinya.“Aku harus mencari tahu,” gumamnya sambil memandang pantulan dirinya di kaca. Tetapi pertanyaannya adalah, di mana ia harus mencari tahu? Dan bagaimana ia harus mulai?***Keesokan harinya, Nirmala memutuskan untuk menemui Vani. Ia berpikir, jika ada orang yang mung

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   109: Pertemuan Penting

    Siang itu, ruang rapat di Rajya Corp dipenuhi ketegangan. Para pemegang saham, investor, dan dewan direksi hadir dalam pertemuan yang disebut-sebut pertemuan penting untuk menentukan langkah perusahaan ke depannyaSelain tokoh penting itu, rupanya Nirmala juga hadir. Ia duduk di tengah perkumpulan itu dengan punggung tegak, mencoba terlihat tenang meskipun pikirannya kalut. Ia tahu bahwa kehadirannya di rapat kali ini akan menjadi sorotan utama. Lebih dari itu, apa yang ia ucapkan nanti akan membawa dampak besar untuk perusahaan inu.Aditama, yang kali ini memimpin rapat, membuka pertemuan dengan pembahasan tentang kebijakan perusahaan untuk menangani krisis. Ia memaparkan situasi finansial terkini dan langkah strategis yang diperlukan untuk mempertahankan stabilitas. Namun, semua itu hanyalah pembuka, nyatanya pembahasannya lebih luas dari itu.Ketika pembahasan mulai mengarah pada pengangkatan CEO baru, suasana berubah lebih tegang.“Baik,” ucap Aditama sambil menatap sekeliling mej

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 108: Sakit Tak Tertahan

    Malam itu, kamar Nirmala terasa lebih dingin dari biasanya. Bukan karena angin yang bertiup dari jendela, melainkan karena rasa hampa yang memenuhi dadanya. Keputusan yang ia buat semalem untuk membuat Bhaskara kecewa yang berujung menghancurkam hatinya terus menggerogoti pikiran Nirmala. Ia duduk di tepi ranjang, memeluk kedua lututnya dengan erat mencoba meredam kehampaan yang tak kunjung reda."Aku melakukannya untuk dia," gumam wanita itu dengan suara serak. "Aku ingin melindunginya."Sayangnya hatinya tak sejalan dengan ucapannya. Rasa bersalah terus menghantuinya, bahkan membuatnya merasa seperti menghianati cinta yang selama ini mereka perjuangkan.Memori beberapa hari lalu kembali berputar dalam benak Nirmala.~~~"Coba kau pilih kau rela melihatnua kecewa atau melihatnya merasakan kembali trauma masa lalunya?"Kata-kata itu menggema di kepalanya seperti palu yang memukul hati kecilnya. Surya memang tak menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud trauma masa lalunya, sampai V

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 107: Pertengkaran Tak Terelakan

    Malam itu tak seperti biasanya langit begitu kelam, seolah menyimpan rahasia gelap yang tak ingin diungkap. Tak ada bintang, apalagi bulan. Hanya ada angin dingin yang menusuk tulang, berembus lembut dari jendela kamar yang terbuka. Nirmala termenung di sana, menopangkan kepalanya pada kusen jendela. Rambut sebahunya bergoyang lembut ditiup angin, wajahnya terlihat berat penuh beban. Pandangannya menerawang jauh menembus pekarangan rumah yang sunyi tetapi pikirannya melayang entah kemana."Huh .... "Helaan napas kembali lolos dari bibirnya. Pundak yang beberapa waktu lalu mulai ringan, kini kembali memberat oleh segala tekanan yang menghimpit."Apa yang harus aku lakukan? Kenapa tidak berjalan seperti yang aku inginkan," gumamnya dengan suara yang dipenuhi kegelisahan yang sulit diungkapkan.Ponsel di meja bergetar, menyental lamun wanita itu. Layar ponselnya menyala dan terpampang satu nama yang membuat hatinya bergetar. 'Bhaskara's Calling'.Panggilan itu sudah muncul lebih dari

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 106: Tekanan Kian Menghimpit

    Sudah beberapa hari ini Nirmala berusaha untuk tidak menghubungi Bhaskara. Meski begitu ia masih menanti di roomchat dan melihat puluhan kali pesan terakhir yang ia kirim belum juga mendapat balasan.“Harus sampai kapan?” gumam Nirmala menggigit bibir bawahnya. Rasa khawatir terus menghantui pikirannya beberapa hari ini.Ingatan tentang percakapan dengan Vani beberapa hari lalu kembali menggema di kepalanya.'Untuk sementara waktu, tolong jangan menghubungi Bhaskara dahulu. Tante takut ayahnya akan berbuat macam-macam kepadanya.'Hatinya terasa berat, seperti dihimpit batu besar. Ia tak ingin egois membuat kekasihnya terjebak dalam masalah, tapi hatinya juga tersiksa.Ketika pikirannya masih berkecambuk, ponselnya tiba-tiba bergetar. Ia meraihnya cepat, berharap itu dari Bhaskara, tetapi ternyata bukan."Nirmala, kita perlu bicara. Bisa temui aku besok di kantor pusat? Aditama."Pesan singkat yang mengatas namakan Aditama itu pikiran Nirmala kembali terpecah. “Ada apa ini? Apa yang in

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 105: Pilihan Sulit

    Di kamar utama rumahnya, Vani duduk di kursi dekat ranjang dengan wajah yang tampak kusut. Ia baru saja menyaksikan Bhaskara mengunci diri di kamar setelah perbincangan sengit dengannya. Air mata Vani yang tertahan sejak tadi akhirnya mengalir. Ia tahu betapa besar tekanan yang kini dirasakan putranya.Pintu kamar terbuka perlahan dan sosok pria paruh baya masuk dengan langkah berat. Wajahnya masih menyiratkan sisa-sisa kemarahan yang belum reda.Vani segera mengusap air matanya dan terdiam memangu.“Mas Surya,” panggil Vani pelan. Ketika sang istri telah memanggil dengan sebutan nama, dapat diketahui akan ada perbincangan yang serius. Dan Surya sudah paham akan mengarah kemana pembicaraan itu.“Aku tidak ingin membicarakan apa pun, Vani,” jawab Surya dingin kemudian memasuki kamar mandi dalam kamarnya. Jika seperti ini Vani harus sedikit lebih sabar. Ia akan menunggu hingga suaminya keluar.Lima belas menit Vani menunggu, akhirnya suara shower terhenti pertanda sebentar lagi Surya

DMCA.com Protection Status