Home / Thriller / Obsesi / Laut yang tenang (33)

Share

Laut yang tenang (33)

Author: DarkMoran1603
last update Last Updated: 2022-12-14 22:12:02

"Ariel!" Kaizen berteriak ngeri begitu melihat trisula Poseidon yang menembus jantung si cumi-cumi raksasa.

Namun Eldoris yang mendengar teriakan ini justru merasa emosinya tersulut dan mengayunkan seutas petirnya untuk mengikat si gadis

"Diam, manusia!!"

Ikatan ini begitu menyengat seolah dia sedang dijadikan cemilan oleh beberapa koloni semut merah, Kaizen tidak menahan diri demi menguatkan aktingnya dan berteriak kesakitan.

Ariel panik melihat ini, tapi dia juga sudah diikat oleh puluhan petir kakaknya dengan trisula yang masih menancap di dadanya. Dia hanya bisa meneteskan air mata dan berteriak pada sang Raja

"Kak, kau benar-benar jahat! Irish adalah pengantinku!! Kenapa kau merebutnya?! Bukankah kau sudah tau betapa aku mencintainya?! Kau sungguh-"

"DIAM, ARIEL! AKU ADALAH RAJA! SEGALA HAL YANG ADA DI LAUT ADALAH MILIKKU!" Eldoris memotong perkataan Ariel dengan kejam dan menancapkan trisulanya ke tanah, memaku tentakel adiknya pada batuan laut.

Namun Ariel tidak peduli akan ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Obsesi   Laut yang tenang (34)

    Winter baru saja sampai dan sudah disuguhi adegan berdarah semacam itu, amarah segera menguasai dirinya. Dia tak peduli pada Siren cumi-cumi yang menghilang entah kemana, yang dia tau hanyalah Kaizen sudah terluka dan sangat kesakitan.Dia mengubah sepasang lengannya menjadi bazoka dan membidik kepala Eldoris, tanpa banyak bicara menembakkan meriam pada sang Raja. Eldoris menyadari kedatangan pihak lain dan menghindari serangan dengan tepat waktu, sebelah tangannya merengkuh tubuh terikat Kaizen yang entah sejak kapan sudah tak sadarkan diri.Dia balas menghunuskan Trisula Poseidon pada Winter, hendak mengirim petir penghakiman pada pria itu. Tapi segala kekuatan dalam trisula lenyap tak berbekas, benda itu bahkan bergetar seolah sedang kebingungan. Eldoris jelas semakin tidak senang dan menyimpan kembali senjata tersebut ke gelang emasnya, mata peraknya menatap Winter dengan penuh kebencian."Jadi kau? Si sebagian yang lain?" Tanyanya sambil melemparkan t

    Last Updated : 2022-12-15
  • Obsesi   Laut yang tenang (35)

    "Hentikan! Aria, Raven!! Berhenti!! Jangan bertarung lagi!!" Nancy berteriak putus asa dengan tubuh yang sudah penuh luka akibat terkena imbas pertarungan dua orang dewasa.Namun seolah sudah tersihir, baik Aria maupun Raven tidak mendengarkan dan fokus bertarung. Memberi kesan bahwa ini tidak akan selesai sebelum salah satu dari keduanya ada yang mati.Nancy menggigit bibir dan memegang kuat tongkat bisbol penuh paku miliknya, bersiap untuk kembali melerai mereka"HENTIKAN!! TIDAK ADA YANG BOLEH MATI SELAIN BURUNG HANTU!!"Aria membacok paha Raven, membuat pria itu jatuh tersungkur di tanah. Tepat saat Aria mengayunkan celuritnya kembali untuk menikam kepala Raven, polisi tersebut bangkit dan mencengkeram kepala Aria, membenturkan wanita itu ke pohon besar di dekat mereka hingga kulit dahinya robek. Seolah belum puas, Raven kembali membenturkan kepala Aria beberapa kali dengan momentum serupa."ARIA!!" Nancy berteriak panik dan melesat maju u

    Last Updated : 2022-12-16
  • Obsesi   Laut yang tenang (36)

    "Masih sakit?" Eldoris melepas ikatan petir sebelumnya dan mendudukkan tubuh penuh darah Kaizen ke atas tahtanya, merapikan rambut dan meremas lembut robekan berdarah di kakinya. Gadis yang sedang dalam mode akting shock dan putus asa itu, hanya terus memberikan tatapan kosong dan air mata tanpa suara"....."Eldoris meremas dagu Kaizen dan membuat mereka bertatap muka"Irish, aku bicara padamu."Seolah tersadar, Kaizen gemetar ketakutan dan menutup matanya rapat-rapat".... Tidak."Eldoris mengecup pipinya dan tersenyum kecil"Bagus, sekarang istirahatlah sebentar. Aku akan merantai Ariel dulu."Kaizen meraih kedua lengan Eldoris dan memekik penuh ketakutan"Jangan!"Raut Merman itu langsung menggelap, dia meraih kedua tangan Kaizen dan mengalungkannya di lehernya sendiri seolah Kaizen sedang memeluknya. Tanpa banyak bicara mendekatkan wajahnya, seolah tidak mau Kaizen melihat hal-hal lain selain dirinya.Walaupun tampak manis, tapi wajah Eldoris sudah berubah mengerikan dan dia kem

    Last Updated : 2022-12-19
  • Obsesi   Laut yang tenang (37)

    "Apa ... Itu?" Nancy merinding melihat mata raksasa yang tampak bergetar di langit, seolah sedang tertawa terbahak-bahak.Dia meletakkan Aria dan Raven dengan jarak yang saling berjauhan, sebelum menebus tonik dari mal sistem. Untungnya, harganya tidak mahal. Tapi sebagai timbal baliknya, orang yang membeli maupun pihak yang sudah minum tonik akan dihapus ingatannya mengenai Nightmare Whisper begitu kembali pada realita dan dilarang berpartisipasi.Mereka juga akan kehilangan dua bulan nyawanya di realita.Nancy berpikir keras, tapi jelas itu lebih baik dibandingkan harus mati saat ini juga. Dan dia tidak mau menumbalkan orang lain demi keinginan pribadinya, meskipun hatinya pedih karena tidak akan bisa menghidupkan ayahnya kembali.Sebelum pikirannya kembali terdistorsi. Nancy langsung menebus dua tonik berisi cairan berwarna merah muda dengan Glitter perak, dan langsung menjejalkannya ke mulut dua orang lain. Saat inilah tubuh Aria dan

    Last Updated : 2022-12-20
  • Obsesi   Laut yang tenang (38)

    Tubuh tanpa kepala di singgasana itu bergoyang lembut ke kiri dan kanan, sebelum menggendong Kaizen di satu tangan dan melayang ke arah kepalanya berada. Eldoris dengan lembut merengkuh Kaizen dan meraih kepalanya untuk kembali dipasang, butuh sedikit penyesuaian sampai akhirnya dia kembali utuh.Ariel yang melakukan hal serupa, butuh waktu agak lama untuk kembali menyatukan kepalanya. Tapi jelas dia bisa membalas tatapan sang kakak dengan sama dinginnya, berjalan mendekat dengan dua tentakel yang masih menumbuhkan diri akibat dipotong sebelumnya.Eldoris mengusap sisa darah dari lehernya yang baru tersambung, menatap tajam adiknya"Kau lancang pada Raja, Ariel."Setiap tentakel pada tubuh Ariel bergerak untuk memperpendek jarak, kulitnya kembali ke warna abu-abu perak"Hentikan semua ini dan mari bangunkan Irish dulu, sembuhkan dan biarkan dia memilih sendiri."Sang Raja mengeratkan pelukannya pada Kaizen yang masih terpejam

    Last Updated : 2022-12-21
  • Obsesi   Laut yang tenang (akhir)

    "Tunggu-"Perkataannya langsung dipotong oleh ciuman Eldoris sekali lagi, pelukan Merman itu di pinggangnya juga semakin erat, demikian pula tentakel yang sedang melilit kaki dan mulai naik ke pahanya. Butuh beberapa waktu bagi Kaizen untuk menstabilkan emosi dan turut membalas ciuman Eldoris.Merman yang mendapatkan balasan positif, tentu menjadi lebih agresif dan mulai memasukkan tangannya ke dalam pakaian Kaizen. Sebelum melepas pagutan mereka dan mulai menciumi leher dan tengkuk si gadis dengan rakus, membuat tanda di pundak dan leher.Ariel sendiri tidak tinggal diam.Begitu melihat bahwa kakaknya sudah selesai dengan bagian mulut, Ariel menggantikannya untuk mencium Kaizen. Tentakelnya juga semakin gencar melakukan tugas penyembuh sekaligus memancing panas dalam diri Kaizen. Gadis itu mengerang lembut, satu tangannya menekan tengkuk Ariel sementara tangannya yang lain memeluk kepala Eldoris.Dia tersentak begitu salah satu tentakel Ariel naik ke bagian tertentu di tubuhnya, seme

    Last Updated : 2022-12-26
  • Obsesi   Realita: Kamu

    [Selamat karena berhasil bertahan hidup dalam misi utama instansi ketiga: Laut yang tenang!]Pengumuman ini berbunyi bersamaan dengan ruang yang mulai terdistorsi dalam waktu yang cukup lama, membuat kepalanya terasa seolah sudah diputar-putar. [Tingkat kesulitan permainan: Normal][Kontributor terbesar: Golden Irish, Raven]Kehangatan di tubuhnya juga masih terasa, mengingat jiwa kedua Bos instansi baru saja selesai diserap. Membuat kesan seolah dia sudah melakukan kontak fisik dengan mahluk tak kasat mata.[Pukulan terakhir: Nancy Lionheart]Mendengar nama ini, dia cukup terkejut. Dia tidak menyangka bahwa kunci penyelesaian misi utama adalah bocah itu, bukan Aria ataupun Raven. Kegelapan dalam hati manusia memang sungguh tak tertebak.[Mendeteksi bug dalam permainan ... Memuat kompensasi untuk para pemain ...][Hadiah 2.000.000 poin pengalaman bertahan hidup, 10.000 keping senjata telah diberikan kepada para pemain][Survivor: Golden Irish, Winter, Raven, Aria, Nancy Lionheart][P

    Last Updated : 2023-01-20
  • Obsesi   Realita: Mantan pacar Kaizen

    "Rania, bagaimana keadaanmu?" Riski bertanya dengan panik sambil menenteng minuman hangat.Gadis yang semula berambut panjang, tapi kini harus merelakan rambutnya dipotong oleh stylist karena kecelakaan kerja, menatap orang tambahan di belakang asistennya dan tertegun hingga berdiri tiba-tiba"Kaizen?""Rania, bagaimana keadaanmu?" Kaizen bertanya sambil meraba rambut pihak lain yang baru selesai dipotong.Mulut wanita itu terbuka dan tertutup seolah ingin mengatakan banyak hal, tapi yang keluar dari mulutnya hanya seulas senyum dan kalimat"Hanya terkejut, selebihnya tidak apa-apa."Jujur saja Kaizen terkejut mendapati bahwa hanya rambut Rania yang terbakar. Dia pikir setelah ditendang paksa oleh Nightmare Whisper, wanita ini akan mengalami luka yang sangat parah karena pertarungan sebelumnya dengan burung hantu. Bagaimanapun juga, luka-luka yang didapat dalam pertarungan game akan dibawa ke dunia nyata.Benar, nama asli Aria adalah Rania Prameswari.Yang dikabarkan oleh sistem perma

    Last Updated : 2023-01-23

Latest chapter

  • Obsesi   Cinta pertama (5)

    Pria itu mengubah lengan kirinya menjadi perak dan mengayunkannya untuk memecahkan jendela, Kaizen dan Shirley tersentak kaget dan berniat lari. Tapi Kaizen langsung urung dan menatap pria itu, berteriak "Winter!!!"Gerakan pria itu berhenti."Kau mau mati ya?! Ayo pergi! Sudah jelas bahwa dia bukan manusia!!" Pekik Shirley sambil menarik lengan Kaizen."Tidak, tunggu sebentar. Aku punya rencana" bisiknya, menepuk pundak Shirley beberapa kali dan mendekati jendela.Shirley jelas ingin meninggalkannya, tapi mungkin wanita itu takut bahwa Kaizen akan dipengaruhi Winter dan langsung berbalik membunuhnya. Jadi dia memilih tinggal sambil bersiap menembakkan panah.Tatapan Winter melembut begitu melihat Kaizen mendekat, mulutnya berbisik penuh rasa manis"Irish ... Irish ...""Winter, sebelum kubukakan jendelanya ... Bisakah kau melakukan sesuatu untukku?"Pria itu memiringkan kepalanya dengan manis dan menjawab

  • Obsesi   Cinta pertama (4)

    Kaizen membuka pintu ruang dokter, tapi masih tidak menemukan pemain yang dimaksud. Dia juga tidak bertemu siapapun selain Shirley yang sedang mengecek ruang sebelah untuk mencari tali, masih tidak menyerah tentang mengikat mayat.Ditambah lagi mereka sedang diburu waktu.Seingatnya mereka baru menghabiskan waktu satu jam setelah misi dimulai, tapi Nightmare Whisper sudah menghitungnya menjadi seperempat dari waktu misi pertama. Mungkinkah setting waktu disini sama dengan instansi pertama?Ngomong-ngomong soal instansi, dia belum mengecek definisi tentang Ariel dan Eldoris di album. Kaizen mengetuk tahi lalat merah di tulang selangkanya dan langsung disuguhi foto empat orang pria. Lucia Gray, Xaver Madison, Ariel Delmare dan juga Eldoris Delmare.Keempat pria dalam foto itu membuka mata mereka secara bersamaan. Lucia yang menatapnya sambil menjilat bibirnya sendiri, Xaver yang menatapnya dengan senyum polos dan pipi merona, Ariel yang menata

  • Obsesi   Cinta pertama (3)

    Pintu lift terbuka. Sama seperti sebelumnya, Shirley adalah pihak yang melempar sesuatu keluar dan tidak mendapatkan respon negatif. Dua wanita ini dengan tenang berjalan keluar, melangkahi mayat Alpha yang masih ada didalam lift."Tunggu" Shirley menghentikan Kaizen.Gadis itu menatap pihak lain dengan mata bertanya."Kita tidak tau apakah boleh meninggalkan mayat di dalam lift atau tidak, bantu aku menarik mayat Alpha keluar" ajaknya, berjongkok dan menarik sebelah kaki pria itu.Kaizen menarik sebelah kaki yang lain dan menarik mayat berlumur darah serta cairan otak itu keluar, tapi walau begitu Shirley juga tak kunjung berhenti menarik mayat Alpha. "Shirley?" Tanyanya, memastikan."Aku tidak tau apakah Alpha sudah dihitung sebagai mayat atau tidak oleh Nightmare Whisper, tidak lucu kalau kita sampai dianggap meninggalkan rekan setim dan menerima hukuman" jelasnya.Penjelasan ini cukup masuk akal.Oleh karena itu Kaizen tetap membantu Shirley menarik mayat, lalu mendudukkannya di

  • Obsesi   Cinta pertama (2)

    Alpha membuka pintu kamar tempat mereka di kumpulkan sebelumnya, memperhatikan angka B77 yang sudah usang. Lalu membukakan pintu untuk dua wanita lain, sambil terus mewaspadai kemungkinan jebakan apapun. "Sunyi, apakah benar-benar hanya ada kita di gedung ini sebagai pemain?" Bisiknya, takut tiba-tiba akan muncul makhluk instansi yang menyerang mereka atau memulai penalti karena mengungkapkan identitas.Untungnya, Nightmare Whisper masih senyap.Hanya ada suara gema dari langkah kaki mereka bertiga."Sebenarnya apa misi kita?" Kaizen memancing dua orang lain agar mau berdiskusi."Aku tidak tau, tapi jika dilihat dari setting instansi dan buku yang pernah kubaca. Mungkin akan ada petunjuk jika kita mampir ke ruangan dokter, atau kamar mayat. Pilih saja, atau kalian mau berpencar?" Tawar Shirley.Alpha langsung menolak ide ini"Tidak. Kurasa lebih baik kita menebak dulu ini rumah sakit apa. Besar kemungkinan misi kita ada kaitannya dengan rumah sakit apa ini, tempat pertama kita dipang

  • Obsesi   Cinta pertama (1)

    Cahaya bulan menembus jendela tua yang tertutup gorden tipis, tampak usang dan kuno. Tembok yang lapuk dan penuh dengan noda hitam, membuat kesan seolah pernah ada tragedi hebat disana. Ranjang berderit keras bahkan hanya dengan sedikit gerakan, bisa ditebak tanpa harus berpikir lama bahwa tempat ini sudah luntur dari ingatan manusia.Kaizen menatap sorot senter yang diarahkan ke matanya dengan tenang, lalu berjalan mendekat ke orang-orang yang menatapnya takut-takut dan bertanya padanya "Apakah kau manusia atau hantu?""Mana ada orang yang menanyakan hal semacam itu dan yakin menerima jawaban jujur?" Ini adalah seorang wanita berseragam guru, dengan name tag yang berubah menjadi mozaik."Tidak ada salahnya bertanya, lagipula bukankah kita akan menghadapi situasi hidup dan mati bersama?" Balas orang pertama yang buka suara, pria yang memakai almamater kampus berwarna ungu."Ngomong-ngomong, kau bisa memanggilku 'Alpha'. Mohon kerjasamanya" lanjut pria itu."Golden Irish" balas Kaizen

  • Obsesi   Realita: Kau yang paling cantik

    "Mau bergandengan?" Tawar wanita yang sedang berjalan disampingnya, dengan wajah yang tertutup sempurna.Kaizen melihat uluran tangan ini dan merespon lambat".... Kurasa tidak."Rania tentu tidak akan memaksa dan menarik tangannya kembali, tersenyum"Oke."Keduanya berjalan menggunakan tangga darurat untuk menghindari CCTV, melangkah lambat dan hanya disambut gema. Kaizen adalah pihak pertama yang memecahkan keheningan "Sudah berapa proyek?"Dia melihat Kaizen yang membuka pintu salah satu lantai gedung dan menjawab"Lima web series dan dua box office."Berjalan beberapa langkah didepan, Kaizen menimpali dengan"Kau sudah menjadi orang besar sekarang."Rania tertawa kecil dan menatap lekat nomor unit dimana Kaizen berhenti melangkah"Mn. Sayang sekali aku salah negara, dan tidak ada kau disana."Gerakannya membuka pintu langsung terhenti dan dia berbalik memperingatkan "Rania, kita sudah pernah membahas ini."Yang diperingatkan hanya mengendikkan bahu, memalingkan muka saat Kaizen m

  • Obsesi   Realita: Mantan pacar Kaizen

    "Rania, bagaimana keadaanmu?" Riski bertanya dengan panik sambil menenteng minuman hangat.Gadis yang semula berambut panjang, tapi kini harus merelakan rambutnya dipotong oleh stylist karena kecelakaan kerja, menatap orang tambahan di belakang asistennya dan tertegun hingga berdiri tiba-tiba"Kaizen?""Rania, bagaimana keadaanmu?" Kaizen bertanya sambil meraba rambut pihak lain yang baru selesai dipotong.Mulut wanita itu terbuka dan tertutup seolah ingin mengatakan banyak hal, tapi yang keluar dari mulutnya hanya seulas senyum dan kalimat"Hanya terkejut, selebihnya tidak apa-apa."Jujur saja Kaizen terkejut mendapati bahwa hanya rambut Rania yang terbakar. Dia pikir setelah ditendang paksa oleh Nightmare Whisper, wanita ini akan mengalami luka yang sangat parah karena pertarungan sebelumnya dengan burung hantu. Bagaimanapun juga, luka-luka yang didapat dalam pertarungan game akan dibawa ke dunia nyata.Benar, nama asli Aria adalah Rania Prameswari.Yang dikabarkan oleh sistem perma

  • Obsesi   Realita: Kamu

    [Selamat karena berhasil bertahan hidup dalam misi utama instansi ketiga: Laut yang tenang!]Pengumuman ini berbunyi bersamaan dengan ruang yang mulai terdistorsi dalam waktu yang cukup lama, membuat kepalanya terasa seolah sudah diputar-putar. [Tingkat kesulitan permainan: Normal][Kontributor terbesar: Golden Irish, Raven]Kehangatan di tubuhnya juga masih terasa, mengingat jiwa kedua Bos instansi baru saja selesai diserap. Membuat kesan seolah dia sudah melakukan kontak fisik dengan mahluk tak kasat mata.[Pukulan terakhir: Nancy Lionheart]Mendengar nama ini, dia cukup terkejut. Dia tidak menyangka bahwa kunci penyelesaian misi utama adalah bocah itu, bukan Aria ataupun Raven. Kegelapan dalam hati manusia memang sungguh tak tertebak.[Mendeteksi bug dalam permainan ... Memuat kompensasi untuk para pemain ...][Hadiah 2.000.000 poin pengalaman bertahan hidup, 10.000 keping senjata telah diberikan kepada para pemain][Survivor: Golden Irish, Winter, Raven, Aria, Nancy Lionheart][P

  • Obsesi   Laut yang tenang (akhir)

    "Tunggu-"Perkataannya langsung dipotong oleh ciuman Eldoris sekali lagi, pelukan Merman itu di pinggangnya juga semakin erat, demikian pula tentakel yang sedang melilit kaki dan mulai naik ke pahanya. Butuh beberapa waktu bagi Kaizen untuk menstabilkan emosi dan turut membalas ciuman Eldoris.Merman yang mendapatkan balasan positif, tentu menjadi lebih agresif dan mulai memasukkan tangannya ke dalam pakaian Kaizen. Sebelum melepas pagutan mereka dan mulai menciumi leher dan tengkuk si gadis dengan rakus, membuat tanda di pundak dan leher.Ariel sendiri tidak tinggal diam.Begitu melihat bahwa kakaknya sudah selesai dengan bagian mulut, Ariel menggantikannya untuk mencium Kaizen. Tentakelnya juga semakin gencar melakukan tugas penyembuh sekaligus memancing panas dalam diri Kaizen. Gadis itu mengerang lembut, satu tangannya menekan tengkuk Ariel sementara tangannya yang lain memeluk kepala Eldoris.Dia tersentak begitu salah satu tentakel Ariel naik ke bagian tertentu di tubuhnya, seme

DMCA.com Protection Status