Lefrant segera memberikan laporannya pada Sebastian begitu ia mendapatkan informasi soal Cindy. Sebastian tidak tidur atau makan dengan baik. Sudah lebih dari tiga hari dan kabar soal Cindy masih simpang siur.
“Pak, aku dapat informasi penting.” Sebastian yang sedang melamun langsung berdiri dari kursinya. Ia bergegas mendekati Lefrant yang memperlihatkan tabletnya.
“Pesawat Winthrop Corp terlihat di parkiran bandara pribadi The Stone di sebelah utara. Lihat ini!”
Lefrant memperlihatkan beberapa gambar dan Sebastian seketika bersemangat. Ia tersenyum dan mengangguk cepat.
“Apa ada jejak Cindy?” Lefrant kembali menggeleng.
“Belum. Tapi setidaknya kita tahu kalau salah satu keluarga Harristian ada di Las Vegas.” Sebastian sedikit tertegun lalu mengangguk.
“Venus Harristian sudah kembali pada Dion Juliandra. Mereka pasti menggunakan fasilitas dari Wintrop untuk datang kemari. Aku rasa mereka
Cindy menatap kaku pada layar ponsel Ayu. Ayu tidak tahan mendengar pengakuan Cindy yang selama ini malah membayarkan pengobatan Melvin. Padahal seharusnya Melvin lah yang bertanggung jawab. Terlebih Melvin ternyata adalah pihak yang mengenalkan Cindy pada Sebastian. Emosi dan kekesalan Ayu makin memuncak.“Mbak ini ...?” Cindy menunjuk pada video hasil rekaman kamera tersembunyi di jaket saat dua anak buah Peter dan Dion datang ke apartemen Melvin dan Cindy.“Mas Dion dan Peter ngirim dua orang polisi ke sana, ke apartemen kamu. Ternyata pas Melvin buka pintu ada perempuan lain keluar dari kamar. Dan rekaman ini diperlihatkan sama Mas Dion ke Mbak,” ujar Ayu mengakui.Cindy terperangah lalu mengalihkan pandangannya kembali ke video tersebut. Matanya berkaca-kaca melihat perilaku Melvin di belakangnya. Ternyata wanita yang diakui sebagai perawat malah berselingkuh dengan Melvin.“Dia,” gumam Cindy pelan.“K
Jessica berhasil masuk ke kasino The Lotus yang merupakan salah satu yang terbesar di Las Vegas. Pusat judi dan hiburan itu adalah tempat yang bisa dikunjungi oleh wanita seperti Jessica. Namun kali ini ia tidak mencari kesenangan. Jessica sedang mencari suaminya Sebastian.“Cari dia!” perintah Jessica pada para pengawal yang ia bawa untuk mengekori Sebastian. Sebastian sudah naik ke lantai 10 untuk bertemu dengan pemilik kasino tersebut. Sedangkan Jessica kehilangan jejak Sebastian di dalam bangunan kasino dan yang juga disatukan dengan klub malam tersebut.Sebastian keluar dari lift bersama Lefrant diikuti oleh dua orang pengawalnya. Lefrant mengangguk pada dua anak buahnya untuk menyebar dan melihat keadaan. Mereka mengangguk lalu berjalan lebih dulu dari Sebastian. Tujuannya adalah untuk membersihkan jalan.Pintu di buka oleh salah satu anak buah Sebastian yang akan berjaga di luar. di dalam seorang pria paruh baya akan menemuinya.“Selamat datang, namaku Juan Del Luca.” Juan meng
Juan mengeraskan rahangnya kala mendengar pengakuan Dion soal Sebastian. Ia mengernyitkan keningnya dan diam.“Uncle Juan, biar aku yang menyelesaikannya. Aku akan datang ke sana, suruh dia menungguku.” Dion berbicara lagi setelah Juan tidak mengucapkan apa pun.“Untuk apa dia mencarimu?” tanya Juan dengan nada dingin.“Dia mencari sepupuku, Cindy. Aku tidak mungkin menceritakan semuanya di sini. Aku akan ke sana segera.” Juan mengangguk pelan lalu menundukkan kepalanya. Ia menelan pelan sebelum menutup pembicaraan di telepon dengan Dion. Sejenak Juan hanya berdiri saja berpikir tentang tindakannya. Ia baru berbalik setelah beberapa saat. Raut wajahnya masih dingin kala menghadapi Sebastian.“Dion akan datang kemari. Kalian bisa menunggu di luar,” ujar Juan singkat. Wajahnya masih datar dan dingin. Sebastian tidak langsung mengangguk. Ia ikut berdiri masih terus menatap Juan yang kemudian membuang pandangannya ke arah lain.“Terima kasih, Tuan Del Luca. Kami akan menunggu di luar.” Se
Setelah sekian tahun tidak pernah bertemu, Sebastian dan Dion akhirnya saling berhadapan satu sama lain.“Tuan Arson, aku tidak perlu memperkenalkan Dion Juliandra padamu,” ujar Juan berbicara terlebih dahulu. Sebastian tidak memperlihatkan emosi apa pun terhadap Dion.“Akhirnya kita bertemu kembali, Dion Juliandra ... atau harus kupanggil dengan nama Steven?” Sebastian membalas dengan nada datar. Dion menaikkan ujung bibirnya melengkungkan sedikit seringai.“Kamu benar-benar mencari segala cara untuk menemukanku.” Dion pun membalas.“Aku harus bicara berdua saja denganmu.”“Baik, kita akan bicara. tapi Uncle Juan harus ikut.” Dion tidak membiarkan Sebastian sama sekali lolos. Jika terjadi sesuatu, Juan bisa menyaksikannya. Meski Arion juga akan ikut dengannya. Sebastian melepaskan napas panjang dan tampak kesal. Namun, ia tidak bisa menolak.Dion tidak mau menunggu persetujuan Sebastian. Ia langsung pergi meninggalkan Sebastian dan masuk ke ruangan Juan. Lefrany melirik pada Sebastia
Mata Dion seketika melotot. Ia tidak terima dengan perkataan Sebastian tentang hubungannya dan Cindy. Tangannya dengan cepat menunjuk pada Sebastian. Sifat sabar Dion sudah menguap ke udara ketika kini ia berhadapan dengan Sebastian.“Jangan sembarangan jika bicara!” tunjuk Dion menghardik marah. Arion segera memegang lengan Dion untuk menenangkannya meskipun dia juga marah.“Lef, tunjukkan suratnya!” perintah Sebastian masih tenang menyerang. Ia hanya sedikit memiringkan kepala pada Lefrant yang mengangguk. Lefrant mengambil tas kopernya lalu mengambil sertifikat pernikahan antara Sebastian dan Cindy. Ia menunjukkan pada Dion, Arion dan Juan jika Sebastian sudah menikah dengan Cindy.“Ini ada sertifikat asli dan resmi dari negara bagian Nevada tentang pernikahan Tuan Sebastian dan Nona Cindy. Maka, jika Nona Cindy tidak dikembalikan, Tuan Sebastian bisa melaporkan kalian semua atas dasar penculikan,” ujar Lefrant dengan dingi
Dion meminta Arion untuk memeriksakan keaslian dokumen pernikahan Cindy dan Sebastian sementara ia menelepon Cindy untuk mengonfirmasi. Jantung Dion rasanya sudah mau meledak dari tadi. Ia tidak pernah menyangka jika adiknya nekat menikah dengan Sebastian padahal masih terikat pernikahan dengan pria lain.“Aku akan memeriksanya dengan cepat,” ujar Arion yang diberi anggukan oleh Dion. Arion dan Juan berbalik pergi bersama sedangkan Dion mengambil waktunya untuk bicara dengan Cindy.Lama ia menunggu sampai akhirnya telepon itu diangkat. Dion menghubungi Ayu yang sedang menemani Cindy.“Mas?”“Tolong, Yu. Mas harus bicara sama Cindy sekarang.” Dion meminta pada Ayu.“Tapi Mas, Cindy baru saja tidur. Dia kecapean dan uda gak tidur semalaman kan.”Dion mengusap keningnya serta melepaskan napas panjang. Ia tahu jika Cindy pasti kurang istirahat. Tetapi sekarang adalah saat yang genting.&ldqu
“Kita tidak bisa menahan Cindy jika memang mereka sudah menikah. Surat ini asli dan catatan sipil memiliki buktinya. Jika Sebastian melapor pada polisi, kita semua bisa ditangkap atas tuduhan penculikan,” ujar Arion menjelaskan pada Dion. Dion menepis dengan menyampingkan tubuhnya. Ia menarik napas panjang lalu memejamkan matanya erat-erat.“Bukankah Cindy sudah menikah dengan orang lain di Indonesia? Bagaimana mereka bisa mengeluarkan surat pernikahan dengan status seperti itu? itu artinya pernikahan Sebastian dan Cindy tidak sah,” sahut Juan memberikan pendapatnya. Arion mengangguk lalu menoleh pada Dion.“Apa Cindy berencana bercerai dengan suaminya?” tanya Arion pada Dion. Dion menarik napas panjang lalu berbalik lagi pada Arion. Pikirannya buntu, ia belum memiliki cara yang benar.“Cindy belum pernah bicara soal itu ....”“Itu berarti ada alasan untuk membatalkan pernikahan Sebastian. Jika Cindy s
Jessica begitu kesal karena tidak bisa menemukan Sebastian di mana pun. Bahkan tidak ada satu pun anak buahnya yang menemukan jejak Sebastian dan Lefrant. Jessica lantas memarahi anak buah yang ia bawa untuk mencari Sebastian.“Bagaimana kalian tidak bisa menemukan dia? Sebastian itu bukan anak kecil!” pekik Jessica begitu kesal. Ia memarahi anak buahnya tepat saat salah seorang anak buah Arion melintas. Pria itu berhenti karena mendengar nama Sebastian. Ia memang sedang menunggu rombongan Arion dan Dion yang masih berada di kantor Juan Del Luca. Segera pria itu menguping dari balik dinding untuk mendengar lebih jelas.“Mungkin dia masuk ke salah satu kamar hotel di lantai atas. Kita tidak mungkin mencarinya di seluruh tempat.” Salah satu anak buah Jessica pun memberikan pendapatnya. Jessica jadi makin uring-uringan dan langsung menyolot marah.“Jangan mengajariku! Tugas kalian adalah menemukan Sebastian Arson!” pekik Jessica makin jelas. Pria yang sedang bersembunyi serta menguping t
Tanpa mau pulang ke apartemen mewahnya, Sebastian langsung menuju Moulson begitu ia sampai di Jakarta. Edward sudah menunggu di depan koridor dekat lift. Begitu ia melihat Sebastian, Edward langsung menghampiri.“Pak?”“Mana Cindy?”Sebastian berhenti di depan Edward yang menggeleng dengan wajah tanpa senyuman. Ia melepaskan napas panjang lalu berjalan melewati Edward. Lefrant juga mengikuti Edward yang berjalan setelah Sebastian. mereka sama-sama menuju ruang sekretaris. Tidak ada siapa pun begitu Sebastian masuk. Ia hanya menemukan sepucuk surat dalam amplop di atas meja kerja.Sebastian mengambil surat tersebut lalu membukanya. Wajahnya tampak tegang lalu rahangnya mengeras kala membaca isinya. Sebastian lalu menoleh pada Edward yang ikut masuk.“Kapan dia datang?”“Satu jam yang lalu. Dia langsung pergi setelah memberikan surat itu.” Edward menjawab. Sebastian melepaskan napas berat lalu mengambil ponselnya. Ia mencoba menghubungi nomor Cindi sekali lagi tapi seperti sebelumnya, i
Peter tersenyum kecil melihat Cindy mau duduk dan bicara dengannya. Perjalanan ke Jakarta masih panjang dan Cindy akan kembali pada kehidupannya.“Apa kamu mau makan?” Peter menawarkan sekaligus berbasa-basi. Cindy menggelengkan kepalanya.“Gak, Mas. aku sudah makan.” Peter mengangguk lagi dengan sikap kaku serta saling mengaitkan jemari. Ia tidak tahu harus membicarakan topik apa. sampai Cindy kemudian bicara lebih dulu.“Maafkan aku, Mas.” Peter sedikit terkesiap lalu menoleh pada Cindy. Matanya masih menatap Cindy yang diam melakukan hal yang sama.“Aku sudah membuat kamu terluka dan patah hati. gak seharusnya aku meninggalkan kamu.” Peter semakin tertegun. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan saat itu Jasman sedang menatapnya tajam. Jasman tidak bisa mendengar pembicaraan yang terjadi tapi ia tahu jika Peter tidak akan pernah menolak sedikit pun sebuah kesempatan. Peter masih diam tak menjawab. Cindy pun menundukkan pandangannya dan fokus menatap salah satu sudut di depanny
Sepanjang perjalanan panjang menuju Jakarta, Sebastian hanya diam saja. Tidak seperti saat pertama pergi, kali ini Sebastian duduk sendirian. Tiada kehangatan pengantin baru yang pantas dirasakan Sebastian bersama Cindy. Ia bahkan tidak bisa melakukan pernikahan yang sudah direncanakannya dari semenjak di Indonesia.“Pak, sudah waktunya kita transit.” Lefrant memberitahukan pada Sebastian yang masih melamun. Sebastian hanya mengangguk kecil lalu menatap lagi ke arah luar. ia tidak menikmati perjalanan panjang yang sangat melelahkan hati.Sedangkan Lefrant menatap murung pada keadaan Sebastian yang tidak bergerak dari kursinya semenjak beberapa jam lalu. Ia terlihat sangat sedih dan Lefrant tidak tahu harus berbuat seperti apa. ia bahkan tidak tahu caranya bicara pada Sebastian.Lefrant pun membuka room chat dengan Edward di Jakarta. Lefrant sudah menceritakan semuanya. Edward yang sedang mengurus urusan pekerjaan milik Sebastian di Jakarta terpaksa sedikit membagi waktunya untuk memat
Cindy tersenyum saat melihat sosok Kalendra dan Dallas yang sudah lama sekali tidak dilihatnya. Meski tidak bisa mengingat seluruhnya, tetapi Cindy merasa bahagia bertemu kembali dengan dua ponakan yang dulu sempat ia asuh, terutama Dallas.“Aunty pergi ke mana? Aku tidak pernah melihat Aunty lagi,” ujar Kalendra usai melepaskan sedikit pelukannya dari Cindy. Cindy tersenyum lalu membelai pipi Kalendra.“Aunty sedang bersekolah.” Kalendra tersenyum lalu mengangguk. Dallas yang mendekat juga dipeluk Cindy. Cindy bahkan mencium kepala Dallas beberapa kali.“Kamu sudah gede banget!” ucap Cindy dalam bahasa Indonesia. Dallas menyengir.“Aunty bisa bahasa Indonesia?” pekik Dallas menyengir lebar.“Bisa dong, Aunty Cindy kan adik Papa. Tentu saja dia bisa bahasa Indonesia.” Dion menyela dengan senyuman pada Dallas. Dallas kembali memeluk Cindy. Kalendra dan Dallas melepaskan kerinduan mereka pada bibi yang sudah sangat lama tidak mereka temui. Bahkan Dallas sampai melupakan wajah Cindy.Dio
Micheal Arson kini tidak mau lagi kompromi dengan Sebastian soal pernikahannya. Jessica langsung mengadu pada mertuanya itu meminta pertanggung jawabannya. Ia tidak suka jika Sebastian berselingkuh dengan wanita lain sekalipun, pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang sesungguhnya.Michael langsung menelepon Sebastian memaksanya untuk segera kembali ke New York. Sebastian yang sedang berada di kamar, rasanya ingin membanting ponsel sekali lagi. ia bahkan belum tidur sama sekali.“Jangan bikin Papa menyeret kamu kemari. Kalau kamu tidak datang, Papa akan benar-benar melakukannya!” Michael mengancam lewat sambungan telepon itu. Sebastian menggeram kesal lalu mematikan panggilan itu begitu saja. Ia sudah tidak lagi memiliki rasa hormat pada ayahnya itu.Sebastian kembali mengurut keningnya. Ia buntu, tak bisa berpikir dengan baik. Tak lama, Lefrant masuk ke kamarnya. Ia baru saja menemui Dion menyerahkan surat-surat milik Cindy.“Kamu dari mana?” hardik Sebastian begitu melihat pengaca
Dion masuk ke kamar Cindy setelah pagi hari. Cindy masih berbaring tengkurap dengan sisa air mata yang mulai mengering di sudut matanya. Dion membiarkan Cindy sendirian semalam agar ia bisa tenang. Pagi ini, mereka akan bicara. perlahan, Dion duduk di sisi ranjang lalu membelai kepala Cindy dengan lembut. mata Cindy pun terbuka perlahan pada Dion yang sedang tersenyum padanya.“Pagi,” sapa Dion dengan senyumannya. Cindy hanya diam dan perlahan bangun. Setelah duduk, Cindy menundukkan wajahnya. Ia tampak kusut karena menangis semalaman. Bahkan pakaiannya belum diganti sama sekali.“Sekarang lebih baik kamu mandi, Mbakmu sudah siapkan air hangat di bathtub. Kamu bisa berendam dan lebih relaks. Setelah segeran, nanti kita sarapan. Setelah itu kamu mau bicara apa pun terserah.” Cindy masih diam menatap Dion yang kemudian mengangguk pelan. Dion pun berdiri hendak keluar kamar. Tangan Cindy tiba-tiba memegang lengannya.“Mas, maafkan aku.” Cindy melirih pelan. Dion melepaskan napas sedikit
“Cindy, Cindy tunggu dulu! Kamu harus mendengar penjelasanku dulu. Hubungan aku dan dia gak seperti yang kamu pikirkan!” pungkas Sebastian membuka jelas masalah yang terjadi. Ia berusaha keras membuat Cindy tidak pergi sama sekali meski sulit. Sebastian tidak mau menyerah. Ia menarik tangan Cindy sebelum ia pergi bersama Dion.“Sudah cukup, Mas. Aku mau pergi!” Cindy membalas dengan menolak Sebastian di depan Dion. Dion belum bicara tapi setidaknya ia sudah mengetahui yang terjadi.“Cindy, kamu gak bisa pergi begitu saja. Kita sudah menikah!”“Gak, aku bukan istri kamu. Bukan aku, tapi perempuan tadi!” sahut Cindy dengan nada tinggi. Seketika Dion membesarkan matanya. Ia mendelik pada Sebastian yang tidak peduli dengan ekspresi kesal Dion. Ternyata Sebastian sudah memiliki istri selain Cindy. Meski masih harus dikonfirmasi tapi hal itulah yang terjadi.Sebastian tidak peduli dan menarik tangan Cindy. Ia panik karena Cindy akan meninggalkannya. Dion yang melihat tidak membiarkan hal te
“Bagaimana dia bisa berubah seperti itu? Aku gak habis pikir!” pungkas Sebastian begitu ia masuk kamar. Sebastian langsung meluapkan rasa kesal dan marahnya pada sikap Cindy pada Lefrant. Lefrant yang mengikuti di belakang menghela napas panjang.“Aku rasa jika Jessica tidak datang, ini tidak akan terjadi.” Lefrant berujar. Sebastian memutar ke belakang dengan pandangan dingin tidak suka meski yang diucapkan Lefrant adalah kenyataan.“Lef, aku gak mau lagi berurusan dengan Jessica!” Sebastian menggeram kesal. Lefrant menggelengkan kepalanya.“Gak bisa. Gak bisa sekarang ....”“Sampai kapan aku baru bisa menceraikan dia? dia sudah membuat semua rencanaku hancur. Sekarang Cindy sudah tahu kalau aku menikah dengan Jessica. Dia pasti gak mau kembali sama aku!” sahut Sebastian dengan suara meninggi penuh kekesalan. Ia menyugar rambutnya dengan gusar lalu melepaskan napas panjang dan meremas rambut. “Aku tahu sekarang posisi kita terjepit ....” Sebastian langsung menunjuk pada Lefrant.“J
“Sayang, tunggu!” Sebastian berhasil menangkap Cindy di depan lift sebelum ia masuk. Cindy tidak mau melihat ke arah Sebastian dan berusaha melepaskan dirinya. Sebastian tidak menyerah. Ia terus memohon bahkan saat beberapa tamu melihatnya.“Dengerin aku dulu, tolong. Dengerin dulu!”“Untuk apa, Mas? kamu sudah terbukti menipuku!” hardik Cindy sembari menangis. Sebastian menggelengkan kepalanya dan mulai kesal.“Ya kamu harusnya gak langsung percaya sama omongan dia!” balas Sebastian meninggikan suaranya.“Tapi dia istri kamu kan?” Sebastian mencebik kesal dan berkacak pinggang. Cindy menoleh dan melihat Lefrant baru datang. Ia langsung berjalan cepat ke arah Lefrant. Entah kenapa dia malah meminta bantuan Lefrant.“Tolong, Pak. Tolong saya!”Kening Lefrant seketika mengernyit. Ia melihat pada Sebastian yang malah kebingungan. Untuk apa Cindy sampai datang pada Lefrant.“Nona?”“Tolong, Pak. Saya gak mau berada di sini.” Cindy jadi makin menangis sesengukan. Sebastian tidak menyukai a