Share

Bab 34

Penulis: Vyra Fame
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-24 09:33:37

Aku dan mas Rama saling bertukar pandang, seolah-olah ada sesuatu yang tersimpan dalam benak kami masing-masing.

Akan tetapi, rupanya Mami menyadari sikap yang ditunjukkan olehku dan juga suamiku secara tiba-tiba. Mami pun menghentikan kegiatan makannya dan menyipitkan kedua matanya menatap kami dengan tajam.

"Ada apa? Kenapa reaksi kalian seperti itu?" tanya Mami yang saat ini mulai merasa penasaran.

Kecanggungan mulai menyelimutiku, entah apa yang harus aku katakan pada Mami, karena aku sendiripun tidak ingin salah bicara. Terlebih pada awalnya Mami selalu bersikap lembut pada Zea dibanding denganku.

Aku pun kembali melirik mas Rama yang sibuk kembali dengan makanannya, sungguh ... lelaki itu terlihat sangat kalem saat ini.

Dengan mencondongkan tubuhku aku pun bergumam, "Kamu saja yang jelaskan, Mas. Supaya Mami percaya."

Mas Rama mendelikkan pandangannya dan berdecih, "Kamu sajalah. Tidak apa-apa kok."

Mami mulai merasa heran dengan gelagat kami yang cukup terlihat aneh, aku pun me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 35

    “Mami di rumah saja. Biar kami yang mengurus ini semua,” ujar Rama dengan nada rendah.“Mami ingin mendampingi kalian,” tukas mami dengan nada sedikit memaksa. “Kalau kepolisian tiba-tiba meragukan laporan kalian, Mami akan jadi saksi agar mereka mau langsung memproses pengaduan kita.”“Tapi, Mami ….”“Mas Rama.” Aku menyela perkataan Mas Rama karena ucapan mami tadi cukup masuk akal bagiku. “Mungkin tidak ada salahnya kita membawa Mami, Mas,” tukasku. “Mami pasti merasa resah dan tak enak hati menunggu kabar dari kita di rumah.”Wajah mertuaku itu tampak langsung cerah dan tersenyum dengan ekspresi berharap atas kalimatku. “Tuh, kan, Anin saja setuju agar Mami boleh ikut,” ujarnya pada putranya.Mas Rama menghela napas pelan dan akhirnya dia mengangguk pasrah. “Baiklah, Mami boleh ikut, tapi asalkan Mami tetap diam kalau belum diminta bicara. Situasi nanti akan serius dan Rama tidak ingin kepolisian bingung dan meragukan laporan kita.”Mami mengangguk dan senang. Aku pun mengganden

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 36

    “Seharusnya kau membesarkan anakmu dengan baik, Rosa. Bukan malah membiarkannya menjadi penipu dan meneror anakku.”Mami melotot, sepertinya sejak dari kantor polisi tadi ini lah perasaan yang ditahan-tahan Mami Sekar, sehingga akhirnya ledakan amarah mami langsung meledak di sini.“Heh! Anakmu itu tuh yang tidak tau diri!” Bu Rosa melirik Rama dengan sorot mata benci. “Dia yang sudah menjebak Zea dan membuat anakku itu menderita! Bisa sadar diri dulu, tidak!”Mami mengeraskan rahangnya, bersiap melontarkan kalimat balasan karena Bu Rosa menyindir Mas Rama. Tapi aku segera menahan lengan Mami dan mengelus-elus bahunya.“Mi … sudah, Mi,” tukasku. Situasi ribut ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. “Malu kalau dilihat sama tetangga di sini, orang-orang akan tahu b

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 37

    "Sakitt!" Bukannya mendengarkan Rama atau pun Ivan, keduanya justru semakin keras menjambak rambut satu sama lain.Sampai pada akhirnya Anin, Rama dan Ivan berhasil melepaskan kedua orang itu. Butuh tenaga ekstra untuk melepaskan keduanya, karena mereka memiliki tenaga yang seimbang. Barbar sekali mereka dalam menjambak satu sama lain."Benar-benar memalukan, kalian harus melihat siapa yang tengah memperhatikan kalian di sini!" kesal Ivan melirik tetangganya yang tengah berkumpul untuk melihat keributan ini."Awas kamu!" Rosa kembali mendekati Sekar, tetapi sayangnya belum sampai di depan Sekar pergerakannya terhenti karena tangan Ivan menahannya."Masih mau berkelahi?!" bentak Ivan kasar.Rosa agak sedikit terkejut melihat tingkah suaminya yang sama sekali tidak membelanya. Rosa melihat tangannya yang terdapat beberapa helai rambut Sekar yang rontok. Rosa masih kesal karena di a

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 38

    "Sudah, sudah! Jangan ribut!" sergah Pak RT kembali menjadi penengah saat para warga mulai mengeluarkan segala umpatan mereka."Sebaiknya kita bicarakan semuanya di dalam," imbuh Pak RT seraya menggiring Ivan, Rosa, Sekar, Anin dan juga Rama agar segera memasuki ruang tamu rumahnya. Setelah itu, tak lupa Pak RT kembali menutup pintu agar beberapa warga yang masih berada di luar tidak kembali ikut ricuh."Nah, sekarang sudah aman. Dengan ini semoga kita bisa menyelesaikan semuanya dengan kepala dingin dan berakhir perdamaian ya, Bapak, Ibu," ucap Pak RT memulai pembicaraan. Sementara semua orang yang ada di sana hanya menganggukkan kepalanya sekilas."Sekarang, bisa kalian jelaskan, sebenarnya ada masalah apa sampai terjadi keributan seperti tadi?" ujar Pak RT meminta kejelasan.Suasana di ruangan itu pun sontak begitu hening, Sekar yang merasa jenuh akan hal itu pun sontak menyenggol bahu Rama dan me

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 39

    "Ma, hentikan itu. Apa yang kamu lakukan?" sergah Ivan sedikit heran dengan ulah sang istri. Namun Rosa tetap saja berkilah dan melontarkan segala rasa tak terimanya kepada Sekar dan juga Rama.Sementara para warga yang masih berada di luar dan terus berusaha mendengar perseteruan itu sontak menggelengkan kepala mereka kala melihat bagaimana respon yang Rosa tunjukkan. Mereka tidak menyangka jika wanita itu akan tetap membela sikap anaknya meskipun sudah jelas tertangkap basah bersalah. Bisik-bisik dan segala gunjingan pun semakin terdengar, terlebih saat pintu rumah Pak RT tak sengaja terbuka karena banyaknya warga yang berusaha menguping."Aku tidak menyangka jika Zea ternyata seperi itu.""Tidak percaya lagi jika Rosa malah membela anaknya.""Gila ya, sudah tahu anaknya berbuat maksiat dan dosa kok masih saja dibela."Gunjingan terus terdengar memekak telinga Rosa dan Ivan. Namun Ivan tetap mempertahankan posisi duduknya dengan jari yang telah terkepal kuat berusaha menahan amarah.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 40

    Saat Zea sampai di depan rumah orang tuanya, ia bergumam, "Lho, kok ternyata sepi, ya? Tumben jam segini pintu depan ditutup.""Mungkin Papa dan Mama ada di dalam, Sayang," ujar Dani yang kemudian berinisiatif untuk maju terlebih dahulu dan mengetuk pintu.Semenit ... dua menit ... hingga lima menit lamanya, tidak ada jawaban dari siapa pun. "Benar kan, Sayang, tidak ada siapapun?" tanya Zea."Hmm ...." Dani hanya bisa mengangkat bahu dan ikut kecewa."Sebentar, aku mau bertanya pada tetangga dulu, di mana keberadaan Mama." Zea pun segera menuju ke rumah sebelah, sebelum Dani bisa menjawab apa pun.Tok ... tok ... tok .... "Selamat siang! Permisi!" sapa Zea."Siang ... eh, lha ini apa, Zea!" sambut Ibu tetangga Zea."Iya, Tante, permisi mau tanya, itu rumah saya kok sepi, ya? Apa Tante tahu kemana Mama dan Papa pergi?" tanya Zea sopan."Oh, ya jelas tahu, lah, wong kelihatan dari sini. Mama dan Papa kamu ada di rumah Pak RT, tuh," jawab sang tetangga."Rumah Pak RT? Ada keperluan apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 41

    Hingga tiba-tiba saja suara deringan telepon dari ponsel milik Rama memecahkan keheningan. Rama meminta izin untuk keluar sejenak menerima telepon itu. Sedangkan maminya dengan Rosa masih saja adu mulut.Tepat saat sudah keluar rumah, Rama dapat melihat siapa yang meneleponnya. Tanpa ragu, Rama pun mengangkat telepon dari orang yang sudah ia tunggu-tunggu, tentu saja. Karena yang meneleponnya adalah dari pihak kepolisian."Halo, Pak?" sapa Rama langsung. "Apakah ada kabar terbaru?"["Selamat siang, Pak Rama,"] jawab orang yang ada di seberang telepon. ["Saya ingin mengabarkan kalau saat ini kami sudah berhasil mengamankan dan membawa saudari Zea dan juga kekasihnya Dani, di rumah orang tua saudari Zea. Sekarang mereka berdua akan segera kami bawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut."]Seketika bola mata Rama serasa seperti akan keluar. Ia membulat dengan sempurna, tentu saja dengan senyuman yang mengembang menyertai di setiap sudut bibirnya."Apakah sekarang mereka sudah b

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 42

    Zea pun dengan paksa dijalankan agar bisa masuk ke mobil polisi. Tentu masih ada perlawanan yang sangat jelas dari Zea."Tak bisakah kalian lebih lembut, Huh? Apa kalian tidak melihat kalau saat ini aku sedang hamil?!" pekik Zea lagi.Pihak polisi itu seakan tidak membuka telinganya. Mereka masih saja memaksa untuk Zea agar bisa masuk ke dalam mobil polisi dan dibawa ke kantor.'Tidak! Ini tidak bisa dibiarkan!' batin Zea penuh kekhawatiran. Pun Zea langsung menatap Dani guna untuk meminta pertolongan.Namun, mata Zea membulat dengan hati yang mencelos, saat tahu kalau sekarang Dani, kekasihnya itu sedang mencoba untuk menghindar dari pandangan para polisi.'Dani ... dia mau meninggalkanku sendiri? Tenggelam dalam lumpur sialan ini?' batin Zea yang tak percaya atas apa yang dilakukan oleh Dani. Bahkan, laki-lak

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27

Bab terbaru

  • Obsesi Liar Maduku   bab 131

    Bugh. Anin memukulkan sepotong bambu sepanjang tangan orang dewasa ke arah Siti secara cepat sehingga membuat Siti tersungkur ke arah samping dan pisau itu terlepas dan mendarat di bawa kaki Anin. Jadi, Anin sudah melihat bambu itu sejak tadi dan Anin sudah memikirkan ke arah sana karena ia hanya menunggu saat yang tepat saja. Kini pisau itu sudah aman berada di tangannya. Reno dan pak Slamet segera memegangi Siti yang berniat ingin menyerang kembali Anin meski dengan tangan kosong. Tidak lama kemudian tiga orang polisi pun masuk ke dalam rumah pak Slamet dan membantu Reno juga pak Slamet mengamankan Siti. Siti meronta dan berteriak minta untuk dilepaskan. Ternyata para polisi itu juga diminta Anin untuk datang ke rumah Siti. Namun, di tengah perjalanan ban mobil mereka pecah sehingga mengharuskan mereka menggantinya terlebih dahulu dengan ban serep. "Lepaskan aku dasar bangsat kalian semua. Lepaskan!" Siti terus saja berteriak dan meronta membuat para tetangga yang sejak tadi k

  • Obsesi Liar Maduku   bab 130

    "Tolong buka pikiranmu, Siti. Lepaskan Rama, biarkan dia hidup tenang bersama keluarganya sendiri," ucap pak Slamet, "Kalau kau sayang pada lelaki itu ... Kau pasti tidak akan tega melihatnya menderita dan jauh dari keluarganya seperti sekarang ini bukan?"Suaranya kini terdengar melemah dan tulus. Ia menatap Siti dengan tatapan dalam, sampai-sampai membuat gadis itu tampak terdiam dan menundukkan kepalanya.Sepertinya ucapan pak Slamet sedikit berpengaruh, membuat senyuman pak Slamet mulai terlihat.Sedangkan mak Jumi, wanita itu masih terisak dan terus berharap sebuah keajaiban datang dan merubah jalan pikiran Siti.Beberapa detik berlalu, Siti mulai mengangkat wajahnya, dengan sedikit melemahkan bahkan meSitiunkan pisau yang menempel pada pergelangan tangannya.Hal itu sontak membuat mak Jumi dan pak Slamet sedikit tersenyum simpul."Tidak!" ucap Siti dengan lantang. Membuat sepasang suami istri tersebut kembali tercengang.Kening pak Slamet kembali mengerut karenanya, senyuman yan

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 129

    Siti yang merasa frustasi karena keinginannya tidak tercapai dan mendapat penolakan dari Bapaknya langsung emosi. Tanpa pikir panjang, dia meraih pisau yang berada di rak dapur.Siti mengacungkan pisau itu ke arah Mak Jumi dan Pak Slamet yang bergidik ngeri.“Apa yang kamu lakukan Siti?” teriak Pak Slamet.“Kalau Bapak tidak mau menikahkan aku, maka aku akan bunuh diri.”“Siti..”"Astagfirullah, Siti! Apa-apaan kau ini, Nak!?" teriak mak Jumi yang mulai terlibat histeris.Betapa terkejutnya mak Jumi tat kala anak gadis satu-satunya tengah memegangi sebilah pisau, bahkan tanpa rasa takut sekalipun.Mak Jumi tidak menyangka jika Siti akan bertindak sejauh ini, setan apa yang tengah merasuki gadis itu? Sungguh tak dapat dipercaya.Siti yang sudah terobsesi oleh ambisinya sendiri, oleh rasa cintanya

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 128

    “Tidak seperti itu Mak, Mas Rama itu belum sepenuhnya ingat apa yang terjadi, jadi kita harus cepat, tolong nikahkan aku dengan Mas Rama,” Siti tetap bersikukuh untuk menikah dengan Rama.Tapi Pak Slamet masih bertindak waras, sebagai orang yang sudah makan asam garam kehidupan, dia tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Lebih baik tidak jadi menikah jika kedepannya pernikahan itu tidak bisa di jamin kelanggengannya.Dan dia yakin Rama akan sadar dengan sepenuhnya, jika waktu itu tiba, dia yakin Rama akan membuang anak gadisnya.Dengan latar belakang yang di miliki Rama, dia yakin Rama akan melakukan itu. Masih untung jika hanya di ceraikan, bagaimana kalau putrinya di laporkan ke polisi dengan pasal penipuan.Pak Slamet sendiri sudah berkonsultasi dengan orang-orang pintar seperti Pak RT, Pak Kepala desa bahwa tindakan penipuan bisa berakhir di penjara, bukan hanya anaknya tapi j

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 127

    “Kamu itu Siti, Bapakmu baru datang, sudah kamu cerca pertanyaan, buatkan minum sana dulu,” cerca Mak Jumi.Mak Jumi tak habis pikir dengan perubahan sikap Siti yang sangat drastic antara sebelum berangkat ke kota dan sesudahnya, hingga Mak Jumi berpikir apakah kehidupan kota begitu cepat merubah sikap seseorang?“Iya Mak, aku kan cuman nanya saja, kok Mak marah,” gumam Siti sembari masuk ke dapur, tidak lupa dia menghentak-hentakkan kakinya tanda kesal karena omelan Mak Jumi.“Apakah kita salah mendidik anak kita Mak?” tanya Pak Slamet sedih. Dia kecewa dengan perubahan sikap Siti yang semakin menjadi-jadi, minim sopan santun dan sangat suka menggerutu, sama sekali tidak menunjukkan kasih sayang kepadanya.“Entahlah Pak, selama ini kita juga menyayangi dia dengan tulus ikhlas, Mak ini juga selalu mendoakan Siti agar menjadi anak sholehah, tapi kok jadinya be

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 126

    Maka dari itu, pak RT kini sudah mengizinkan semua pelaku keributan itu untuk pulang ke rumah masing-masing."Yasudah, kalau begitu kalian pulanglah!" ucap pak RT."Terimakasih, Pak," ucap pak Selamet dengan senyuman yang samar."Terimakasih untuk semuanya, Pak." Pun juga dengan bu Lela yang juga mengucapkan terimakasih untuk pak RT.Tak berselang lama, kini pak Selamet pun menangkup bahu sang istri. Di mana ia menuntun mak Jumi untuk segera pulang dari rumah pak RT. Sedangkan bu Lela ... dia berjalan di depan kedua pasangan suami istri itu.Tetapi setelah berjalan cukup jauh dari rumah pak RT, pak Selamet yang sedari tadi menatap punggung bu Lela dengan tajam dan penuh amarah itu, pun pada akhirnya membuka suaranya."Bu Lela, tunggu sebentar!" ucapnya dengan cukup penuh ketaj

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 125

    "Ya itu bukan urusan saya! Kan memang Bu Lela yang maunya menunjukkan ke orang-orang kalau anak saya itu berbuat zina! Ya kalau tidak ada buktinya, mau dibawa ke pengadilan pun tidak bisa dibuktikan! Selama ini saya yang jadi saksi kuncinya bersama Mak Jumi. Kalau saya sudah bilang anak saya tidak tinggal sekamar, tanyakan saja kepada Rama, kasarannya dia sebagai korban pun juga akan berkata jujur kalau dia tidak pernah sekamar dengan anak saya. Mau apa kalau sudah begitu? Dia bisa saja mengatakan kalau dia tidak ingin dibawa Siti ke sini, tetapi saya yakin dia pasti dengan jujur mengatakan kalau tidak melakukan hal zina itu. Dia ini pria yang bertanggung jawab, Bu. Dia sendiri juga tidak tahu selama ini kenapa walaupun anak saya mengaku istrinya, tapi tidak pernah bersentuhan dengannya. Kalau memang dia pria seperti kebanyakan, sejak awal juga pasti menagih-nagih, Bu, untuk diberikan haknya dia sebagai suami oleh anak saya dan anak saya pun kalau memang tidak bermoral

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 124

    Pak Slamet masih dengan tatapannya menghina itu langsung berceloteh, "Mau apa lagi, Bu? Tidak bisa membalas, ya, karena ketahuan? Begini sajalah, Bu, selama ini saya tidak mau mengikuti langkah Ibu. Ibarat kata gajah dipelupuk mata tidak kelihatan, kuman di seberang lautan kelihatan yaitu Bu Lela sendiri. Kesalahannya sendiri saja sebesar gunung tidak ditampakkan ke publik, tapi kalau tahu ada kesalahan orang lain saja paling cepat mengompori yang lainnya. Memangnya semua orang di sini sempurna apa? Tidak pernah membuat dosa begitu? Lagi pula, Siti ini anak saya! Buat apa turut campur? Orang, saya saja tidak pernah ikut campur masalah Ibu. Saya sendiri sudah tahu dari dulu kelakuan Ibu, tapi saya pendam sendiri saja. Tidak ada untungnya juga. Buat apa saya suka lihat ibu dikeroyok massa?"Bu Lela menelan ludah menutupi rasa gugupnya yang sudah merebak di dada. Ia tidak mau terlihat kalah, karena kalau seandainya ia sampai gemetar di hadapan Pak Slamet, maka otom

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 123

    Pria paruh baya itu pun terus berusaha untuk menjelaskan secara rinci permasalahan yang sebenarnya terjadi. Tetapi bagaimanapun penjelasan yang diutarakan oleh Pak Slamet sama sekali tidak mengubah pemikiran Bu Lela dan juga Bu Sri. Kedua wanita itu terus saja berusaha keras menepis penjelasan yang Pak Slamet berikan. Bahkan Pak RT pun dibuat kewalahan dengan ulah kedua wanita itu. Terlebih ucapan Bu Lela dan Bu Sri yang terkadang tidak bisa untuk di sela."Apa pun alasannya tetap saja yang dilakukan oleh Siti itu tidak benar, Pak Slamet. Walaupun tidak berbuat zina di sini, tetapi aku yakin Siti dan pria kota itu pasti sudah pernah berbuat zina saat berada di kota. Ulah mereka justru hanya akan membuat malapetaka untuk desa kita. Siti sangat pantas untuk diusir dari Desa ini dan jangan biarkan dia kembali lagi," seru Bu Sri dengan begitu lantang."Benar apa yang dikatakan oleh Bu Sri, Pak RT. Sebagai rukun tetang

DMCA.com Protection Status