Beranda / CEO / Obsesi Liar CEO / Tulis Saja Surat Terakhir

Share

Tulis Saja Surat Terakhir

Penulis: Authoring
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Wanita yang masih mengenakan pajamanya itu mengantar sang kekasih hingga ke pintu depan. Senyum manisnya terkembang sebagai penyemangat pagi. Dia peluk erat tubuh liat pria yang telah berbalut setelan jas rapi.

"Kamu pulang cepat, 'kan?" tanyanya sembari mendongak, menatap wajah tampan suaminya.

Pria itu, Marvel Zeroun Montefalco mengangguk.

"Iya, Sayang."

Grace tersenyum senang. Mereka menoleh serempak saat satpam menghampiri mereka. Wajah Grace masam seketika. Apakah itu surat lagi?

"Untuk siapa?" tanya Marvel pada satpam itu.

"Untuk Anda, Tuan."

Marvel pun menerimanya.

"Saya kembali ke pos, Tuan," tutur satpam itu kemudian berlalu.

Marvel membaca alamat surat itu. Keninganya langsung mengernyit. Dia lirik sang kekasihnya yang sudah menunjukkan wajah jengkel. Marvel memilih memberikan surat itu pada perempuan itu. Wanita itu menatapnya lekat, lalu menyambar suratnya kemudian beranjak pergi. Marvel menautkan alisnya.

"Sayang!"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar CEO   MANA PELACUR ITU?!

    Grace kembali menangis. Noza segera mendekat dan mengelus tangan menantunya itu. Dia katakan jika Grace akan baik-baik saja. Sementara itu, Marvel berperang dengan pikirannya. Pria itu berdiri di balkon ruang keluarga setelah menidurkan kekaishnya. Alisnya terus menaut. Dia tak bergerak sedikitpun bahkan saat Masillones mendekat. Pria berambut pirang itu juga menumpukan kedua lengannya di pagar."Rambut perak.""Ya?" Marvel menoleh."Aku lihat sumbernya si rambut perak. Pastinya Kakak lebih tahu siapa itu?"Marvel mengernyitkan kening. Mungkinkah?***Sejak kejadian paket kepala kucing dalam box kaca itu, Grace menjadi takut tanpa sebab. Dia bisa reflek terlonjak jika ada orang yang tiba-tiba memanggilnya atau menepuk pundaknya. Wanita itu bahkan tak bisa mengontrol ekspresi wajahnya."Grace? Kamu ini melamun apa sih? Akhir-akhir ini, kamu lihat gak benar-benar berada di sini?" tanya Priya."Seakan jiwamu berkelana entah ke mana," tambahnya de

  • Obsesi Liar CEO   Boleh Aku Minum Alkohol?

    Grace melempar berlembar-lembar kertas berukuran 4R ke wajah sang pria. Beberapa di antaranya sudah kusut seperti habis diremas. Marvel memejamkan matanya menerima serangan itu."Lalu, jelaskan siapa yang melakukan ini jika bukan Jiya!" Grace menatap tajam pria itu.Marvel memungut salah satunya. Pria itu memperhatikan gambar dan tulisan yang ada di belakang foto itu."Ini bukan Jiy–"PLAK!!"Sa ... yang?"Grace menoleh saat mendengar suara memanggilnya. Ia sedikit gemetar melihat Noza yang menatapnya kecewa. Kepalanya segera ditundukkan. Kedua tangannya juga mengepal keras."Mom. Jangan masuk kamar orang lain sembarangan!" kata Marvel."Mommy sudah memecet intercom berulang kali. Dan kamu bukan orang lain."Marvel mendongak, menatap Grace yang masih menunduk."Perempuanku sedang marah. Bisa tinggalkan kami dulu?"Nosa menghirup udara."Okay. Tapi, jangan saling pukul!""Mommy tenang saja."Setelah suara pin

  • Obsesi Liar CEO   Jiya Meninggal?

    Marvel membantu kekasihnya berdiri."Gendong!"Marvel tertawa. Dia kemudian berjongkok dan memberikan punggung agar wanita itu menaikinya. Setelah naik, Marvel pun berdiri. Di tangannya sudah ada sebotol minuman alkohol dalam kantung plastik."Dad.""Hum?""Ajari aku bela diri?"Marvel terdiam sejenak."Why? 'Kan sudah ada Vlady yang menjagamu.""Entahlah! Aku merasa perlu."Meski terdengar aneh, Marvel memilih mengangguk."Okay.""Dad?""Iya?""Manjakan aku malam ini!"Marvel tak bisa menyembunyikan ronanya."Tentu.""Dad.""Ya?""Aku mencintaimu."***"Grace! Take a break. Ada yang ingin bertemu denganmu."Grace melebarkan matanya."Who is that, Chef? My prince?"Chef itu menggeleng."Bukan. Temui saja!"Grace menyelesaikan hidangannya kemudian melepas masker dan topi chefnya. Dia pun berjalan menuju meja yang katanya seseorang itu menunggunya. Seorang wanit

  • Obsesi Liar CEO   Nyenyenye ...

    Marvel tengah serius menatap layar komputernya saat Azlan datang. Kedua matanya kemudian bergerak mengalihkan fokus pada sekretarisnya yang terus berjalan mendekat. Tatapan mereka segera bertaut."Ada apa?""Tuan Masillones hendak bertemu.""Seformal itu? Biasanya dia juga seperti tikus keluar masuk ruanganku seenak jidat.""Entahlah. Tadi sekretaris Tuan Masillones menghubungi saya dan minta saya menyampaikannya pada Anda. Mungkin sesuatu yang penting sehingga perlu konfirmasi. Kalau Anda berkenan, saya akan terima janji bertemunya.""Ya."Azlan pun melangkah keluar. Marvel yang semula mengerut kening, kini menggeleng heran. Oh ya kalau dipikir-pikir. Hubungan Wei dengan Masillones kian melengket. Marvel tersenyum tipis karenanya."Calon kakak ipar!""Kau sudah makan?"Lones menautkan tangan."Uh ... Kakakku sekarang sangat perhatian.""Ganar. Kasih dia makan oli. Otaknya macet!"Azlan tertawa bersama dengan senyuman tipis

  • Obsesi Liar CEO   Soft? Intense? Hard? Deep?

    Sansan mangut-mangut. Rinrada datang dan membawakan seteko teh, dua cangkir, juga sepiring kue dan sestoples keripik."Terima kasih, Bunda.""Biarkan kami bicara berdua, okay?"Rinrada mengangguk lalu melenggang pergi."Bisa kita mulai?"Marvel tersenyum."Aku merasa akan diinterogasi."Sansan tertawa."Gak, gak. Hanya obrolan kepala keluarga. Santai saja." Sansan mengisi cangkirnya dan milik Marvel dengan teh camomile.Pria baya itu pun meniupnya lalu menyeruputnya. Setelahnya dia letakkan di atas meja kaca kembali. Marvel mengikuti gerakan itu. Sansan menatap calon menantunya."Grace gak merepotkanmu, 'kan?""Tentu saja tidak. Dia sangat membantuku.""Orang tuamu gak menerornya dengan kehamilan, 'kan?"Marvel menatap Sansan."Tidak."Sansan menghela napas."Syukurlah. Aku takut selama ini jika orang tuamu seperti orang tuaku dulu. Bundamu itu terus diteror dengan kehamilan bahkan sampai stres tak kerua

  • Obsesi Liar CEO   Gadisku Memang Juara

    "Grace Rania Mirza.""Ya, saya."Grace pun memasuki ruang seminar. Ada para penguji, beberapa peserta yang telah selesai tetapi ingin melihat, dan juga panitia. Dibantu panitia, Grace mempersiapkan segala medianya. Setelah semua siap, wanita itu segera membuka presentasinya. Para penguji mengamati dirinya dengan saksama. Jantung Grace menggedor hebat saat netranya bertemu dengan para penguji. Dia menelan ludah sambil tersenyum untuk menutupi groginya."Okay. Grace Rania Mirza. Bagaimana kabarmu?"Grace tersenyum."Baik, tetapi gugup."Ketiga penguji itu tertawa pelan."Mengapa kamu mengambil pengaruh metode memasak terhadap kandungan gizi di sini?"Grace mengangguk, lalu mengucapkan terima kasih atas pertanyaan yang diajukan untuknya."Sejatinya semua bahan makanan memiliki kandungan gizi yang baik apabila diolah dengan tepat. Bahkan ikan buntal yang beracun pun bisa dimakan jika kita bisa mengolahnya. Oleh sebab itu saya mengambil peneli

  • Obsesi Liar CEO   Squirting, Baby

    Mereka menoleh serempak pada ponsel Marvel yang kembali menyala. Marvel membaca isi pesan di sana lalu menatap lekat sang kekasih. Sebab pesan itu bukan yang pertama. Banyak kemungkinan Grace sudah melihat yang sebelumnya."Sayang?"Grace hanya mengulas senyum lalu menunduk. Marvel menelan ludah. Dia lepas jam tangan dan kemeja pemberian kekasihnya lalu menyimpannya di walk in closet dengan rapi. Pria tanpa busana di bagian dada itu kembali ke ranjang. Gadisnya masih setia bergeming."Hey!" Marvel mendekap tubuh Grace."Apa dia spesial? Kenapa bisa sampai tahu nomor kamu? Sedekat itu? Bahasa yang digunakan, ah entahlah.""Dia hanya salah satu ambasador produk perusahaan, Sayang. Ya dia memang sudah mengenalku lama."Grace menggigit bibirnya."Harusnya kan kalau mau mengucapkan ya, besok. Tengah malam itu gak etis. Apalagi kamu pria yang udah tunangan."Grace melepas dekapan Marvel. Jemari tangannya dia mainkan dengan risau. Bola matanya bergul

  • Obsesi Liar CEO   Kau Meragukan Kelelakianku, Baby?

    Marvel menggeliat di atas ranjang dan menarik selimut untuk membungkus tubuhnya. Dari tadi, Grace berusaha membangunkannya. Rumah juga sangat ramai. Marvel menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia sangat frustrasi. Semalam dia lembur. Hari ini, dia juga harus ke kantor. Tapi, orang-orang bagai melupa. Mereka sudah mendeklarasikan liburan."Dad, bangun, ih! Semuanya udah sibuk ngemasi barang."Marvel mengambil posisi duduk. Dia menekuk wajah."Kalian tuh, jahat banget, sih! Aku masih kerja hari ini."Grace menghela napas. Dia berjalan mendekat pada kekasihnya."Mandi, ya? Aku buatkan sarapan."Wanita itu mengelus lengan otot prianya. Marvel mendengus sambil mengacak rambutnya."Kamu mau sarapan apa, hum?"Namun, Marvel menjatuhkan tubuhnya kembali di atas ranjang."Daddy, ih!"Wanita itu kesal dibuatnya. Kakinya sampai menghentak karena gemas. Namun, melihat wajah lelah suaminya membuat Grace merasa tak enak hati. Dia kecup pipi Marvel

Bab terbaru

  • Obsesi Liar CEO   Batalkan Semua Rapat Hari Ini

    "Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha

  • Obsesi Liar CEO   TIDAK!!

    Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku

  • Obsesi Liar CEO   Harus Menjadi Milikku

    "Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.

  • Obsesi Liar CEO   King Of Diamond

    Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun

  • Obsesi Liar CEO   Pesonaku Memang Luar Biasa

    Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.

  • Obsesi Liar CEO   Kok Belum Tidur?

    Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan

  • Obsesi Liar CEO   Setengah Jam Mungkin Ada

    la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.

  • Obsesi Liar CEO   Capek Ya?

    "Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe

  • Obsesi Liar CEO   Kenapa Bandel?

    "Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg

DMCA.com Protection Status