Beranda / CEO / Obsesi Liar CEO / Sebelum Dia Lenyap, Aku Merasa Tidak Tenang

Share

Sebelum Dia Lenyap, Aku Merasa Tidak Tenang

Penulis: Authoring
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Sebelumnya ... sebelum Nyonya ke dapur, saya melihat Shaira ke dapur. Entah apa yang ia perbuat sampai-sampai membuat beberapa koki dan yang lainnya meninggalkan dapur sehingga dapur menjadi sepi. Lalu, karena keadaan dapur sepi, saya memanfaatkannya untuk mencuri, tapi saya benar-benar tidak tahu jika ada Nyonya di gudang penyimpanan. Saya sempat mendengar suara lirih meminta tolong, tapi tidak saya hiraukan karena saya fokus untuk mengambil barang. Saya tidak tahu jika Nyonya berada dalam kesulitan, maafkan saya, Tuan." Sunga semakin menundukkan kepalanya. Dia merasa sangat bersalah.

"Dan mengenai Shaira, bukannya saya menaruh curiga terhadap dia, tetapi tingkah lakunya yang aneh memperjelas bahwa ada sesuatu yang dia sembunyikan. Di antara semua maid yang ada di mansion ini, hanya Shira yang tidak pernah membuka kamarnya untuk orang lain. Dulu saya pernah memaksa untuk masuk ke kamarnya, karena penasaran, tapi sebelum berhasil masuk, dia lebih dulu memukul saya hingga saya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar CEO   Buang Rasa Malumu

    Beberapa saat sebelumnya, setelah urusannya dengan Daks Louise selesai, Marvel menuju ke kamar untuk menemui Grace."Mau berdansa denganku?" tawar Marvel sambil mengulurkan tangan kanannya kepada Grace yang duduk di tepi ranjang."Aku lupa caranya berdansa.""Kuajari."Lebih dulu tersenyum, lalu Grace menerima uluran tangan Marvel dan berdiri. Selanjutnya, keduanya keluar kamar untuk menuju lantai dasar tempat di mana pesta dansa telah dimulai. Begitu tiba di tengah-tengah puluhan pasangan yang berdansa, Marvel langsung mengajari Grace secara pelan-pelan. Dia memegangi pinggang ramping Grace dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memegangi tangan kiri Grace. Mereka berdua bergerak ke kanan-kiri dengan perlahan."Cukup mudah, 'kan?""Iya, tapi jauh lebih mudah duduk terus gak lakuin apa-apa," kelakar Grace.Karena gemas, akhirnya Marvel membungkuk dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Grace, mengendus-endus, membuat Grace kegelian.

  • Obsesi Liar CEO   Pindah Ke Depan, Biar Lebih Sempit

    "Holy sh*t, you're s*xy as f*ck." Lalu ibu jari Marvel mengusap pelan bibir Grace.Setelah saling bersitatap selama beberapa saat, Grace menautkan telapak tangannya pada telapak tangan Marvel."Ajari aku bermain piano," pintanya.Marvel mengangguk."Hum, dengan senang hati."Grace bangkit dari duduknya, sementara Marvel melepaskan jasnya, menyisakan kemeja hitamnya. Pria itu menggulung lengan kemejanya hingga siku, lalu melepaskan dasinya dan membuka dua kancing teratasnya. Setelah itu, Marvel duduk di depan piano."Duduk di sini," kata Marvel sembari menepuk pahanya sendiri, dia meminta Grace untuk duduk di atas pangkuannya.Menurut, Grace segera mendudukkan diri di atas pangkuan Marvel, posisi tubuhnya membelakangi pria itu. Keduanya sama-sama menghadap pada piano. Bukannya memulai untuk mengajari Grace cara memainkan piano, Marvel justru mendaratkan kecupan basah pada leher belakang Grace, membuat perempuan itu menegang seketika."Dad ..."

  • Obsesi Liar CEO   Kamu Pasti Lelah Melayaniku 3 Jam

    Beberapa Minggu kemudian, sambil menunggu Marvel pulang bekerja, Grace mengumpulkan beberapa bahan di kulkas, akhirnya gadis yang sudah memakai celemek itu memutuskan untuk memasak sundubu jjigae. Membuat sup tahu merupakan pilihan yang cukup mudah dan cepat, apalagi suaminya juga sangat suka dnegan makanan itu"Eh, kamu udah pulang," sahut gadisnya menoleh ke Grace sebentar lalu kembali fokus dengan kerjaannya di dapur.Marvel menghentikan langkahnya, mengangguk lalu menghampiri Grace yang sibuk di dapur."Apa gak ada k*ss yang menyambut kedatanganku?" tanyanya.Grace lupa. Karena Grace terlalu fokus dengan kegiatan memasaknya. Grace memandang Marvel dan tersenyum manis melihat suaminya yang memakai kemeja berwarna putih dengan dua kancing teratas sudah terbuka. Grace meletakkan pisau yang sibuk dari tadi digunakannya untuk memotong tahu. Marvel menarik pinggang kekasihnya, mendekatkan wajahnya lalu benda lunak tak bertulang itu mendarat pada bibir merah kekasih

  • Obsesi Liar CEO   Aku Membayar 56 Miliar Untuk Satu Malam?

    Laju mobil dengan kecepatan di atas rata-rata mengembus bersama angin sore dan ditemani gerimis hujan yang menerpa kaca mobil. Membuat butiran-butiran halus sepercik air yang menempel pada mobil. Barangkali kepadatan jalanan membuat sang pengemudi mengumpat pasalnya harus terjebak macet sampai beberapa menit ke depan. Bunyi panggilan masuk menghentikan perhatiannya sesaat pada jalanan, barulah setelah itu diangkat."Hallo, aku sed ...""Apa masih lama lagi kamu akan sampai di rumah?" tanya Marvel dari seberang sana membuat Grace menggigit bibir, keadaan selalu menekannya.Padahal ini baru jam lima sore biasanya Grace belum pulang dari rumah Rinrada dan akan pulang saat sudah mendekati jam enam. Tapi, terpaksa harus bergegas pulang pasalnya Marvel menelpon dan bilang Mamanya ada di rumah, Mamanya Marvel, calon ibu mertuanya."Sebentar lagi, aku sedang di lampu merah. Apa Mama masih di sana?" deru napasnya sedikit memburu pasalnya tak seperti biasanya Ibu Marvel ma

  • Obsesi Liar CEO   Jangan Pernah Menolakku Saat Aku Memintanya

    Bunyi rintihan air keran yang menetes satu per satu membuat gema di dalam kamar mandi, yang ukurannya bisa dikatakan besar itu. Rasa nyeri itu masih sangat terasa di bawah sana barangkali belum menghilang mana kala setiap kali melakukan pergerakan rasa sakit itu kembali menyeruak. Tetesan demi tetesan air mata perlahan mengalir perlahan dengan tangan gemetar Grace menyeka air matanya. Dibalik sikap manis, penuh perhatian, lembut, dan penyayang, Grace tahu Marvel memang akan sangat mengerikan jika sedang marah. Seperti tadi malam, Marvel benar sangat kasar dan menghancurkan Grace. Air matanya kembali keluar saat mengingat itu. Bahkan sampai ada memar pada miliknya akibat hentakan kasar Marvel.Salep yang dipegangnya sampai terasa bergetar mengikuti tubuh Grace yang menangis. Dia sudah mandi dan mengenakan dress yang simple walau dalaman yang dia kenakan terasa sangat tidak enak. Karena menyentuh langsung bekas memarnya dan itu terasa sangat menyakitkan. Grace menarik napas dalam

  • Obsesi Liar CEO   Mungkin Aku Datang Bulan

    Drt! Drt! Drt!Ponsel Marvel berbunyi, tapi pria itu masih enggan untuk menghentikan kenikmatan yang dilakukannya.Drt! Drt! Drt!"Sial!" desis Marvel terpaksa menghentikan aksinya."Halo?""Aku tak bisa pulang sekarang, Ma?"Raut wajah Marvel kali ini saja sudah tidak kelihatan semarah tadi."Baiklah, kami akan segera balik ke Korea."Bersama dengan itu, Marvel mendesah frustasi. Lalu melumat bibir Grace sekali lagi dengan sangat lembut dan merapikan kancing atasannya kekasihnya. Grace tidak tau apa yang Marvel bicarakan dengan mertuanya lalu bangun untuk duduk ditepian ranjang. Dan memikirkan perlakuan Marvel tadi, mungkin Marvel memang sudah sangat menginginkan hadirnya bayi lagi.****Mungkin, Grace akan merasa sedikit aneh dengan Marvel terutama berjam-jam di dalam pesawat untuk balik ke Korea. Yang Marvel lakukan hanya diam dan tidur membuat Grace sempat berfikir, apa yang terjadi dengan Marvel? Entahlah, Grace merasa seperti a

  • Obsesi Liar CEO   Pernikahan Marvel dan Shaira Di Paris

    Astaga menggemaskan sekali."Luka kamu belum di obati loh, sakit banget."Marvel pura-pura meringis kesakitan, sedikit mengintip juga ke arah Grace dengan harapan aktingnya berhasil."Obatin saja sendiri, di tokoku cuma ada mentega dan cream mau aku oles pakai itu!"Kekesalan Grace masih belum reda. Marvel menarik napas lelah lalu pergi ke dapur untuk mengambil beberapa es batu untuk mengompres lukanya. Sepertinya Grace memang sangat sensitif kali ini. Marvel sedikit meringis saat merasakan cairan dingin itu bersentuhan langsung dengan lukanya. Sepertinya cara seperti ini tidak akan berhasil. Namun, tiba-tiba sebuah tangan kecil memeluk perutnya."Sini, biar aku obatin."Marvel tersenyum."Aku tahu kamu gak akan mungkin tega."Setelah itu, Marvel mengikut Grace untuk masuk kembali keruang kerjanya yang kadang digunakan sebagai tempat beristirahat buat Grace. Grace membuka sebuah lemari lalu mengeluarkan kotak P3K dari sana, Marvel menaikan ali

  • Obsesi Liar CEO   Belajarlah Untuk Bangun Sendiri

    Sampai Grace duduk ke dalam mobil dia tidak menangis, walaupun nyatanya hatinya sudah sangat hancur berkeping-keping."Grace, kau baik-baik saja?" tanya Virk memastikan karena sedari tadi Grace hanya diam. Dan itu justru memicu kekhawatirannya."Bisakah kita singgah ke toko obat sebentar?" pinta Grace, namun tidak mendapat persetujuan langsung dari Virk."Tapi, untuk apa? " tanya Virk bingung."Ada sesuatu yang ingin aku akhiri, antara aku dan Marvel."Awalnya Virk tak langsung menurut, tapi lama kelamaan akhirnya Virk pasrah dan mengabulkan keinginan Grace. Dia berharap Grace tidak berencana mengakhiri hidupnya karena Virk tidak yakin toko obat juga menjual racun. Dia memberhentikan mobil mereka tepat di depan toko obat, membiarkan Grace sendiri untuk mencari obatnya. Virk tidak tahu alasan Grace dan Marvel putus, bahkan Grace sendiri tidak mau memberi tahukannya. Dia mengenal sosok Marvel dengan baik, pria tampan itu memang bukan seumuran dengannya. Harusn

Bab terbaru

  • Obsesi Liar CEO   Batalkan Semua Rapat Hari Ini

    "Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha

  • Obsesi Liar CEO   TIDAK!!

    Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku

  • Obsesi Liar CEO   Harus Menjadi Milikku

    "Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.

  • Obsesi Liar CEO   King Of Diamond

    Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun

  • Obsesi Liar CEO   Pesonaku Memang Luar Biasa

    Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.

  • Obsesi Liar CEO   Kok Belum Tidur?

    Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan

  • Obsesi Liar CEO   Setengah Jam Mungkin Ada

    la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.

  • Obsesi Liar CEO   Capek Ya?

    "Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe

  • Obsesi Liar CEO   Kenapa Bandel?

    "Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg

DMCA.com Protection Status