Beranda / CEO / Obsesi Liar CEO / Kenzo Gak Mati!

Share

Kenzo Gak Mati!

Penulis: Authoring
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Marvel menunduk, menatap wajah kekasihnya yang menunjukkan raut penuh luka.

"Secepatnya. Maka dari itu, kamu harus cepat sembuh. Okay?"

Grace mengangguk. Pria itu pun mengelus rambut dan punggungnya. Begitu terdengar dengkuran halus dan pundak naik turun teratur, Marvel melepaskan napas panjang nan beratnya. Keningnya mengernyit. Apa ini efeknya? Sejauh ini dia seperti orang normal. Tapi, bisa sehisteris ini dalam sekejab. Apa hal seperti ini akan terulang lagi di kemudian hari? Pikiran Marvel terus berlarian. Dia tatap wajah damai kekasihnya. Jempol besarnya mengelus pipi tirus berkulit pucat itu.

"Grace, Sayang. Cepatlah sembuh, hum? Aku mencintaimu."

Marvel mengecup kening wanitanya sembari memejamkan kedua matanya.

***

Deru suara AC itu menjadi satu-satunya melodi yang mengiringi keheningan dua makhluk Tuhan berbeda gender itu. Wanita berbalut jas putih itu menelan ludah. Sedangkan pria berjaket kulit itu menunduk, keningnya mengerut.

"Dia tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar CEO   QUEENSLEY?!!

    Hari ini, Marvel akan mengantar sang istri check-up ke rumah sakit. Pasangan itu membawa pernak-pernik yang harus dibawa termasuk hasil pemeriksaan terakhir kali. Setelahnya, mereka pun melaju menuju gedung yang berbau medis itu. Grace menghela napas panjang. Marvel yang menyadarinya segera menggenggam tangan sang kekasih. Grace tersenyum padanya. Begitu sampai di rumah sakit, Grace menjalani segala check. Setelah tekanan darah, suhu tubuh dan lain sebagainya dinyatakan normal, kini Grace berbaring di ranjang dengan baju khusus. Marvel berada di sampingnya sembari mengelus tangannya."Aku akan baik-baik saja," tukas wanita itu.Marvel mengangguk, lalu mengecup kening kekasihnya. Mereka pun pergi ke ruangan yang lain. Ranjang itu kemudian melaju membawa Grace memasuki sebuah tabung besar. Marvel melangkah, menuju komputer yang menampilkan gambar rumit. Dokter itu mengajak Grace berbicara lewat intercom. Sesekali Grace tertawa karena pertanyaan random dokter. Sekitar 30 meni

  • Obsesi Liar CEO   Tentu Saja Nenekmu Juga Nenekku

    Grace menggeleng. Priyasha memanggil dan memberikan bangku di sampingnya. Marvel pun menggandeng kekasihnya untuk duduk di sana. Namu, wanita itu terus mencengkeram lengan Marvel dengan erat."Kamu jangan pergi," lirihnya."Aku tunggu sampai dosennya datang."Grace menggeleng."Aku ada rapat hari ini, Sayang. Jika ada apa-apa, bilang penanggung jawabmu atau langsung pada Vladyniel. Okay?"Grace terpaksa mengangguk.Beberapa menit Marvel menemani sang kekasihnya hingga dosen wanita itu masuk ke kelas. Pria itu lantas menjelaskan keadaan kekasihnya sebelum melenggang pergi. Priyasha segera meraih tangan Grace yang akan bergetar. Ia berikan senyum lembut sehingga Grace sedikit tenang."Iya. Saya juga dengar dari suami saya kalau Grace habis dirawat lama, ya?"Grace hanya mengangguk samar."Bahkan saya dengar kamu koma?"Semua orang menatap Grace serentak."Jangan menatap Grace seperti itu!" tukas Priyasha begitu cekatan saat menget

  • Obsesi Liar CEO   Ranjangnya Gak Seluas Di Rumah Sayang

    Azlan meraih botol air mineral dan meneguknya. Tenggorokannya sampai kering karena gelakan tawanya yang meledak. Vladyniel mengantre botol air minum Azlan. Sekretaris pribadi Marvel itu mengusap buliran air di sudut matanya."Kocak sekali Nona Grace. Terniat. Bagaimana bisa? Astaga!" tuturnya masih dengan tawa."Sudah puas tertawanya?""Memangnya Anda bertengkar apa sih, Sir? Sampai Nyonya rela membawa boneka pausnya dan memasukkan ke dalam tas hanya untuk menjadi pembatas." Vladyniel menyahut."Berisik!"Tawa kedua pria itu kembali meledak. Hampir tiga jam akhirnya mereka sampai di kediaman Ellezor. Mereka disambut dengan senyum lebar. Ternyata kedua orang tua Grace juga adik-adiknya ikut berkumpul. Grace langsung memeluk mereka satu per satu diikuti Marvel."Pakai kamarnya Uncle Roxas, ya?" tutur Ellezor."Azlan dan Vladyniel ke kamar satunya.""Baik, Nyonya," tutur Azlan dan Vladyniel serempak."Grace tata baju dulu ya, Nek?"Elle

  • Obsesi Liar CEO   JANGAN SENTUH AKU!!

    Marvel menatap jarinya dengan mata yang enggan terbuka. Kemudian dia berikan jarinya kepada sang wanita untuk diurus. Dia kembali memejamkan mata. Grace tertawa kecil. Setelah sedikit berpikir, akhirnya ia memilih plester motif hati dililiti di jari kekasihnya."Cepat sembuh, My Prince. Meski hanya luka gores sedikit, kamu gak boleh sakit," tutur Grace.Perempuan mengembalikan kotak itu di tempatnya, lalu berbaring di ranjang. Dia sedikit tersentak saat tiba-tiba prianya bergulir dan memeluknya erat. Bahkan kepala pria itu mengendus-endus wajahnya."Sayang ... i love you."Grace mengamati wajah kekasihnya yang tak sadar itu. Bahkan saat mengatakannya, entah di mana jiwa Marvel. Sebenarnya Grace bahagia kekasihnya menggumamkan dirinya bahkan saat tidur. Bukankah itu pertanda jika Marvel memang memikirkannya saja? Tapi ....***Kebahagiaan yang dirasakannya tiada tara. Semua orang yang disayanginya baik-baik saja. Apalagi kesehatan sang istri yang terus m

  • Obsesi Liar CEO   Gak Ada Bedanya Dengan Kursi Kerjamu Di Rumah

    Grace mengangguk. Dia pun membalas pelukan sang kekasih. Mengapa harus muncul Jiya dari semua permasalahan mereka? Grace sangat ingin menemui wanita itu.***Padangan itu akan berangkat bersama. Karena hari ini tidak masuk dalam kategori sibuk, Marvel mengajak sang perempuannya ikut ke kantor. Sekalian saja mengenalkan tempat kerjanya pada wanita itu. Sepertinya akan berjalan seru. Lihatlah raut wajah sang kekasih yang terus bersinar!"Ara ingin tahu menu apa saja yang disajikan restoran hotel sekelas Lee Group.""Memangnya kenapa? Kalau gak cocok mau kamu ganti?"Grace terkekeh."Gak juga. Paling gak aku tahu pacarku makan siang apa kalau aku gak bawakan bekal."Marvel tersenyum. Mereka pun sampai di basement kantor. Ada parkiran khusus yang ditujukan untuk para atasan. Mobil hitam Marvel segera berjajar bersama mobil mahal yang lain. Kemudian pria itu turun disusul sang kekasih. Mereka saling menggenggam tangan."Selamat pagi, Presdir dan Ny

  • Obsesi Liar CEO   Tulis Saja Surat Terakhir

    Wanita yang masih mengenakan pajamanya itu mengantar sang kekasih hingga ke pintu depan. Senyum manisnya terkembang sebagai penyemangat pagi. Dia peluk erat tubuh liat pria yang telah berbalut setelan jas rapi."Kamu pulang cepat, 'kan?" tanyanya sembari mendongak, menatap wajah tampan suaminya.Pria itu, Marvel Zeroun Montefalco mengangguk."Iya, Sayang."Grace tersenyum senang. Mereka menoleh serempak saat satpam menghampiri mereka. Wajah Grace masam seketika. Apakah itu surat lagi?"Untuk siapa?" tanya Marvel pada satpam itu."Untuk Anda, Tuan."Marvel pun menerimanya."Saya kembali ke pos, Tuan," tutur satpam itu kemudian berlalu.Marvel membaca alamat surat itu. Keninganya langsung mengernyit. Dia lirik sang kekasihnya yang sudah menunjukkan wajah jengkel. Marvel memilih memberikan surat itu pada perempuan itu. Wanita itu menatapnya lekat, lalu menyambar suratnya kemudian beranjak pergi. Marvel menautkan alisnya."Sayang!"

  • Obsesi Liar CEO   MANA PELACUR ITU?!

    Grace kembali menangis. Noza segera mendekat dan mengelus tangan menantunya itu. Dia katakan jika Grace akan baik-baik saja. Sementara itu, Marvel berperang dengan pikirannya. Pria itu berdiri di balkon ruang keluarga setelah menidurkan kekaishnya. Alisnya terus menaut. Dia tak bergerak sedikitpun bahkan saat Masillones mendekat. Pria berambut pirang itu juga menumpukan kedua lengannya di pagar."Rambut perak.""Ya?" Marvel menoleh."Aku lihat sumbernya si rambut perak. Pastinya Kakak lebih tahu siapa itu?"Marvel mengernyitkan kening. Mungkinkah?***Sejak kejadian paket kepala kucing dalam box kaca itu, Grace menjadi takut tanpa sebab. Dia bisa reflek terlonjak jika ada orang yang tiba-tiba memanggilnya atau menepuk pundaknya. Wanita itu bahkan tak bisa mengontrol ekspresi wajahnya."Grace? Kamu ini melamun apa sih? Akhir-akhir ini, kamu lihat gak benar-benar berada di sini?" tanya Priya."Seakan jiwamu berkelana entah ke mana," tambahnya de

  • Obsesi Liar CEO   Boleh Aku Minum Alkohol?

    Grace melempar berlembar-lembar kertas berukuran 4R ke wajah sang pria. Beberapa di antaranya sudah kusut seperti habis diremas. Marvel memejamkan matanya menerima serangan itu."Lalu, jelaskan siapa yang melakukan ini jika bukan Jiya!" Grace menatap tajam pria itu.Marvel memungut salah satunya. Pria itu memperhatikan gambar dan tulisan yang ada di belakang foto itu."Ini bukan Jiy–"PLAK!!"Sa ... yang?"Grace menoleh saat mendengar suara memanggilnya. Ia sedikit gemetar melihat Noza yang menatapnya kecewa. Kepalanya segera ditundukkan. Kedua tangannya juga mengepal keras."Mom. Jangan masuk kamar orang lain sembarangan!" kata Marvel."Mommy sudah memecet intercom berulang kali. Dan kamu bukan orang lain."Marvel mendongak, menatap Grace yang masih menunduk."Perempuanku sedang marah. Bisa tinggalkan kami dulu?"Nosa menghirup udara."Okay. Tapi, jangan saling pukul!""Mommy tenang saja."Setelah suara pin

Bab terbaru

  • Obsesi Liar CEO   Batalkan Semua Rapat Hari Ini

    "Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha

  • Obsesi Liar CEO   TIDAK!!

    Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku

  • Obsesi Liar CEO   Harus Menjadi Milikku

    "Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.

  • Obsesi Liar CEO   King Of Diamond

    Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun

  • Obsesi Liar CEO   Pesonaku Memang Luar Biasa

    Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.

  • Obsesi Liar CEO   Kok Belum Tidur?

    Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan

  • Obsesi Liar CEO   Setengah Jam Mungkin Ada

    la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.

  • Obsesi Liar CEO   Capek Ya?

    "Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe

  • Obsesi Liar CEO   Kenapa Bandel?

    "Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg

DMCA.com Protection Status