Beranda / CEO / Obsesi Liar CEO / Gimana Sekolahnya?

Share

Gimana Sekolahnya?

Penulis: Authoring
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Marvel yang telah selesai mengantar gadisnya itu ke sekolah kini menuju ke rumah Claire yang ditunggu Gio. Sesampainya di sana, Marvel melihat Gio yang tengah memakan serealnya duduk di atas karpet berludru dengan bersila, sementara mangkuknya ia letakkan di atas meja tamu berlapis kaca bening itu sesekali pria bertubuh jangkung itu menatap layar televisi yang menyala.

"Hei!"

Gio terkejut dengan suara teriakan laki-laki di belakangnya. Pria itu menoleh dan tersenyum saat melihat sang kakak telah berada di rumahnya. Marvel duduk di atas sofa dengan menegakkan satu kakinya di atas sofa itu lalu ia meminum seteguk dan meletakkan kembali gelas susu putih milik adiknya itu.

"Jadi gak?" tanya Marvel pada sang adik.

"Bentar lah, Bang. Gak liat gue lagi apa?"

"Seharusnya lo itu gak usah makan. Sebelum olahraga gak boleh makan. Kram lah nanti perut lo."

"Gak ada tenaga dong."

"Ada sereal lagi gak?"

Gio menoleh ke belakang. Sang kakak meminta sereal? Padahal setelah pria itu selesai sarapan mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar CEO   Ah, Gampang Kok Pa

    "Setelah kita menikah nanti.""Hum, aku masih semester 1 lho Om.""Ya, saya gak lupa. Cuman ngingetin aja bahwa kamu milik saya dan kamu harus menjaga semuanya yang ada di dalam tubuh kamu dan juga hati kamu. Saya gak mau dengar kamu suka sama laki-laki lain lalu kalian berpacaran.""Ih, kok gitu sih? Hati orang itu juga berbalik kali Om. Kayak roda berputar.""Kamu jangan gerak kalo kayak gitu biar gak berputar."Grace kemudian diam, tak berguna juga jika dia berdebat dengan Marvel. Yang ada Marvel lah yang membuatnya bertambah sakit kepala memikirkan pertanyaan dan jawaban Marvel itu. Setelah mereka selesai makan siang, Marvel dan Grace kembali masuk ke dalam mobil untuk mengantar gadis itu pulang ke rumahnya.****"Hati-hati, ya."Grace melambaikan tangannya, Marvel pun membalas lambaian tangan gadisnya itu karena pria itu membuka kaca bagian penumpang dan ia menjalankan mobilnya seraya menutup kaca mobilnya itu.Ping!Ponselnya berbunyi. Pria itu mengambilnya di atas dashboard mob

  • Obsesi Liar CEO   Ih, Orang Miskin Bau Miskin

    Sesampainya di kampus Grace, ia melihat pakaian yang dikenakan gadis itu sekarang telah basah. Sabtu ini dia masuk ke sekolah untuk mengikuti les matematika. Grace mengikutinya dan juga membayar uang tambahan untuk masuk ke kelas iti bersamaan dengan teman sekelasnya dan ada kelas lainnya yang disatukan."Lho, Sayang? Kok basah gini?" tanya Marvel melihat Grace itu."Tadi itu kepeleset Om. Jadinya basah.""Astaga, ayo masuk."Marvel menuntun Grace masuk ke dalam mobilnya itu dan mereka pun pergi ke hotel milik Marvel untuk mengeringkan seragam gadis itu. Sesampainya di kamar hotel, Marvel mematika. pendingin ruangan di kamar President Suite itu dimatikan oleh Marvel."Kamu ganti aja bajunya di sini, baju kamu masih ada di lemari kok. Baju seragamnya langsung di cuci aja. Terus keringkan dan jemur di angeran."Grace pun berlalu dari hadapan pria itu lalu masuk menuju kamar mandi. Sementara Marvel mengambil ponselnya untuk memberitahu Gerland bahwa dia tak lagi menjadi CEO di kantor itu

  • Obsesi Liar CEO   Daddy Untuk Anak Kita Kelak

    "Halo."Terdengar suara perempuan di sana. Dia mengernyitkan dahinya. Bagaimana bisa ponsel Marvel ada pada seorang perempuan? Grace yang tadinya itu memejamkan mata, beralih pada ponsel milik Marvel yang berdering. Marvel tak kunjung jua membuka matanya itu dan terpaksa ia mengambil ponsel Marvel yang tertera di sana adalah Gio Faminiano Tremont dan ada gambar lumba-lumba di sana."Lho, maaf. Ini siapa, ya? Marvel ada?" tanya Gio dengan hati-hati. Pria itu masuk ke dalam kamar mandinya walaupun kamar miliknya itu kedap suara, tetapi bisa jasi saja entah Lin, Claire atau Retirado menguping di balik pintu kamarnya itu."Ah, dia sedang tertidur.""Lo siapanya dia?"Grace terdiam, gadis itu lalu menepuk dengan kasar bahu Marvel sehingga pria itu meringis dan terdengar oleh Gio dati seberang. Pria itu mengernyitkan keningnya. Apakah mereka tengah bermain? Pikir Gio. Ah, padahal umurnya masih 25 tahun.Grace yang melihat Marvel sudah membuka matanya itu, dia memperlihatkan bahwa Gio tengah

  • Obsesi Liar CEO   Buat Aku Pipis Lagi

    Grace membuka secara diam-diam kancing baju pria itu lalu ia menyibaknya dengan perlahan membuat Marvel yang tadinya menatap ke arah lain kini beralih pada Grace yang telah membuka kancing kemejanya. Kulit tubuhnya itu terasa dingin karena terpaan pendingin ruangan yang menyala dan juga terkejut ketika kancing kemejanya telah terbuka oleh Grace. Marvel menatap manik mata gadis itu dengan tatapan bertanya, tetapi Grace tak mengindahkan tatapan itu.Dia cukup terpesona dengan bentuk tubuh Marvel itu dan ia teringat dahulu Marvel pernah menyuruhnya untuk menyentuh puting dada milik Marvel itu saat pria itu menginap di rumahnya. Grace pun menyentuh ujung dada Marvel itu membuat pria itu memejamkan matanya. Entah apa yang dirasakan oleh Marvel itu, tetapi di otak Grace cukup lucu sekali. Ia mengira bahwa pria tak memiliki puting dada seperti dirinya dan bentuk anatomi tubuh pria dan wanita itu juga cukup berbeda."Grace."Marvel memanggil nama Grace diiringi dengan desahannya dan juga bera

  • Obsesi Liar CEO   Boleh Aku Mengambilnya?

    "Bolehkah aku mengambilnya, Sayang?" tanya Marvel memastikan pada gadisnya itu.Grace terdiam, sejujurnya ia belum pernah merasakan berhubungan dengan pria manapun apalagi Marvel yang baru saja ia kenal dan sekarang rasanya penasaran sekali."Apa itu akan berdarah?"Marvel tersenyum mendengar pertanyaan gadisnya itu."Pastinya Sayang, kalo kamu masih memiliki selaput darah maka selaput darah itu akan robek dan mengeluarkan darah. Tapi, jika kamu tak mempunyai selaput darah. Kamu tak akan mengeluarkan darah," jawab Marvel."Apa kamu pernah kecelakaan atau terjatuh?" tanya Marvel.Grace menggelengkan kepalanya."Jadi, apakah boleh aku mengambilnya sekarang? Kalo kamu gak mau gak apa-apa. Aku gak mau 'bermain' sama seorang perempuan yang dipaksa."Grace menatap mata Marvel. Terlihat ada hasrat yang ia tahan di sana."Boleh."Mendengar penerimaan dari gadis itu, Marvel memangut bibir mereka dengan penuh kasih sayang. Grace memeluk leher Marvel. Ia juga ketakutan jika dirinya nanti mengelu

  • Obsesi Liar CEO   Tambah Bengkak Lagi

    Marvel meraup, menghisap, menjilati dan memasukkan lidahnya ke dalam sana sehingga Grace sedikit tersendak menerima serangan lidah Marvel yang runcing itu menggelitiki lidahnya. Grace meremas selimut tebal yang masih menggantung di tubuh Marvel itu. Setelah sekian lama mereka berciuman, barulah Marvel melepaskannya dan melihat bibir Grace sudah membengkak merekah akibat perlakuannya itu."Ih, Om. Tambah bengkak lagi," gerutu gadis itu menutupi bibirnya yang sudah membengkak akibat ciuman Marvel.Marvel tertawa mendengarnya, pria utu mengecupnya singkat sebagai tanda permintaan maafnya itu. Marvel pun beranjak dari ranjang lalu mendudukkan gadis itu di bibir ranjang sementara dirinya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Grace pun membuka lemari pakaian mereka. Hanya 5 pasang pakaian kantor dan 3 pasang pakaian santai milik Marvel itu.Grace mengambil jas abu-abu mengkilat senada dengan celananya lalu ia mengambil kemeja putih bergaris krem yang senada dengan dasi krem be

  • Obsesi Liar CEO   Yuk Cayangku Kita Makan

    "Kamu gak ingat, Sayang? Waktu kamu bantu aku itu, kamu jijikkan sama cairanku? Nah, itu yang membuat para gadis hamil jika cairan itu masuk ke dalam rahim kalian," jawab Marvel menatap gadisnya itu yang bersandar di dada bidangnya sementara Grace hanya ber oh ria."Tapi, kok bentuknya lain, ya? Kok warnamya itu kayak susu? Putih.""Itu tandanya pria sehat, Sayang. Kalo cairannya berwarna lain, kemungkinan dia berpenyakit dan aku gak tahu penyakutnya apa."Grace tak lagi menanyakan hal itu pada Marvel, gadis itu terlanjur menikmati dessertnya yang ia santap dengan angin sepoi yang menyentuh tubuh mereka dan beberapa kali helaian rambut Grace itu menari-nari di wajah Marvel. Pria itu cukup menikmati aroma harum dari rambut gadis itu dan juga suara decapan yang keluar dari bibir Grace karena gadis itu menyantap es krim yogurt."Oh iya Om. Hari Kamis depan sekolahku adain kamping. Bagian tenda dari sekolah, Xella bawa tikar sama tempat tidur, Anggu bawa bantal, aku bawa panci sama tempat

  • Obsesi Liar CEO   Ngapain Kamu Ke Sini?

    "Aku harus datang ke sana."Lin masuk ke dalam kamarnya dengan langkah yang sangat tergesa-gesa. Wanita itu lebih dahulu merias wajahnya dengan lipstik nude di bibirnya, mascara yang membuat bulu matanya tebal, sedikit sentuhan concelear, sedikit blush on di tulang pipinya dan setting spray agar wajahnya segar. Wanita utu menyambar tas branded di lemari khusus tas miliknya, kunci mobil dan ponsel yang tergeletak di atas ranjang. Wanita itu pun tak mengganti pakaiannya karena ia hanya mengenakan blouse pink setinggi lututnya itu.Wanita itu beberapa kali menelpon Marvel tetapi, nomor Marvel tidak aktif. Lin geram, apakah Marvel mengganti nomor ponselnya setelah ia beralih jabatannya dari kantor milik ayahnya itu dan sekarang menjadi Presdir di sebuah hotel berbintang 5 itu? Pikir Lin dan jawabannya adalah benar. Lin beberapa kali membunyikan klakson mobilnya karena dia terjebak macet. Dilihatnya dari kaca spion, tak bisa lagi mobilnya berjalan mundur ke belakang untuk menyalip macet it

Bab terbaru

  • Obsesi Liar CEO   Batalkan Semua Rapat Hari Ini

    "Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha

  • Obsesi Liar CEO   TIDAK!!

    Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku

  • Obsesi Liar CEO   Harus Menjadi Milikku

    "Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.

  • Obsesi Liar CEO   King Of Diamond

    Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun

  • Obsesi Liar CEO   Pesonaku Memang Luar Biasa

    Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.

  • Obsesi Liar CEO   Kok Belum Tidur?

    Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan

  • Obsesi Liar CEO   Setengah Jam Mungkin Ada

    la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.

  • Obsesi Liar CEO   Capek Ya?

    "Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe

  • Obsesi Liar CEO   Kenapa Bandel?

    "Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg

DMCA.com Protection Status