Beranda / CEO / Obsesi Liar CEO / Athalie, Wait!

Share

Athalie, Wait!

Penulis: Authoring
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Sebaiknya kau kembalilah duluan ke hotel, aku akan berada di sini."

"Tidak apa Boss, saya akan tetap menemani anda di sini."

"No, kau kembali saja Jer. Lagi pula aku butuh waktu untuk sendirian."

"Lebih baik kau kembali dan aku akan mengabari mu jika aku membutuhkan sesuatu. Satu lagi tolong kau batalkan semua meeting yang tidak terlalu urgent."

"Baiklah, Boss."

Sepeninggal Jerald, Marvel masih duduk salah satu sudut sambil matanya tidak henti memperhatikan Grace yang nampak sangat murung. Tidak lama Brezzy datang sambil membawakan secangkir teh hangat untuk Grace.

"Minumlah."

"Baiklah, terima kasih." Grace menerima teh pemberian Brezzy.

"Aku sudah menyiapkan pemindahan ayahmu ke rumah sakit di New York, besok pagi Ayahmu akan dibawa menggunakan jet pribadiku..

"Brezz, kau tidak perlu melakukan semua itu. Aku dan ibu bisa mengurusnya sendiri."

"Aku melakukan itu karena aku ingin membantu, anggap saja ini bantuan dari sahabat jadi ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar CEO   Long time No See, Grace?

    "Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?"Athalie sangat takut dan juga kebingungan dia menyaksikan sahabatnya di culik di depan matanya. Tidak lama dia melihat sebuah taksi yang melintas dan kemudian menghentikannya."Pak, tolong ikuti mobil hitam itu. Tolong cepat, Pak!" perintah Athalie."Tidak, aku tidak boleh kehilangan jejaknya. Aku harus menghentikan rencana gila Sean. Ya Tuhan, tolong lindungi Grace."***Grace berlari berusaha menemukan Athalie, sahabatnya yang sangat dia rindukan selama ini. Ternyata benar kecurigaannya jika yang dulu dia temui itu adalah Athalie. Lalu kenapa Athalie tidak pernah menghubunginya, bahkan setelah kembali pun Athalie tidak juga menemui dirinya. Sambil terus berlari, Grace memikirkan banyak hal, apakah dirinya membuat kesalahan pada Athalie sehingga Athalie seolah menghindarinya dan tidak mau menemuinya.Athalie berjalan sangat cepat dan kini bayangannya sudah tidak terlihat, Grace berlari mengitari setiap sudut rumah sakit untu

  • Obsesi Liar CEO   Aku Akan Melindungimu

    "Ka-kau. Bukan kah kau ... Sean?""Bingo!""Ternyata kau masih mengenaliku.""K-kau ... apa yang kau inginkan?!""Aku? Tentu saja aku ingin sedikit bersenang-senang denganmu.""Tidak, kau bohong! Katakan apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?!""Jangan terburu-buru Grace, kau juga akan tahu apa yang aku inginkan darimu.""Tapi sebelum itu biarkan kau merasakan apa yang sahabatmu rasakan selama ini.""Apa maksudmu? Katakanlah dengan jelas?!""Kau tidak tahu apa yang aku maksud? Aku kira kau adalah sahabat baik Athalie, tapi ternyata kau bukan benar-benar sahabat terbaiknya.""Athalie? Apa maksudmu? Katakan padaku ada apa dengan Athalie?!""Wow, easy.""Apa kau benar-benar tidak tahu jika Athalie selama tidak pernah pergi meninggalkanmu? Dia bahkan tidak pernah pindah ke Kanada. She lied to you!""Apa?!"Grace berpikir sejenak pertemuannya kembali dengan Athalie seperti rangkaian puzzle yang kini mulai tersusun.

  • Obsesi Liar CEO   Sudah Ditemukan?

    Selama penerbangan yang memakan waktu hampir empat belas jam itu membuat Marvel sangat tersiksa, bagaimana tidak dia tidak bisa melakukan apapun selain menunggu, bahkan dia sangat berharap dengan cemas menanti Brezzy akan memberikannya kabar mengenai pencarian Grace. Perasaan tidak berdaya ini sungguh-sungguh menyiksanya. Masih setengah perjalanan untuknya sampai kembali ke New York, Marvel benar-benar akan menjadi gila menunggu pesawat ini sampai ke sana."Ah ... aku bisa gila jika tidak bisa melakukan apapun seperti sekarang!" Marvel berdecak frustasi.Jerald melihat ke arah Marvel yang terlihat sangat gelisah, dia sangat paham bagaimana perasaan Boss-nya itu."Tenang Boss, tinggal beberapa jam lagi kita akan sampai," ucap Jerald."Apa tenang? Bagaimana bisa aku tenang Jer, Grace di sana mungkin saja dia sedang ketakutan dan perjalanan sialan ini kenapa terasa begitu lama!!" Marvel meninggikan nada bicaranya."Saya paham Boss, tapi tetap saja saat ini kita

  • Obsesi Liar CEO   Dia Harus Ikut Bersamaku!

    "Melepaskan dia? Tidak akan, aku tidak akan melepaskan dia sebelum dia merasakan pembalasanku!"Bastian melihat die hard-nya melakukan serangan guna melumpuhkan anak buah Sean yang berupaya melawan saat mereka sudah terkepung. Sebenarnya Bastian tidak ingin menggunakan cara seperti ini, tapi melihat situasinya tidak seperti apa yang dia perkiraan maka mau tidak mau Bastian meminta anak buahnya untuk melumpuhkan semua bawahan Sean. Dalam diam dia mengamati situasinya dari dalam mobilnya, sesaat sebelum keluar dari mobilnya dia terlihat menghubungi seseorang."Nenek!" panggil Bastian."Bagaimana Bas? Kau sudah menemukan di mana Sean?!" Terdengar suara Nyonya Wesley dengan nada cemas."Sudah, Nek.""Apa kau sudah bicara dengannya? Nenek mohon bicaralah dengan baik padanya, katakan untuk melepaskan gadis itu.""Baik Nek, tapi sepertinya tidak akan mudah bicara dengan cara baik-baik dengannya.""Maksudmu?!""Tidak ada Nek, hanya saja situasinya sed

  • Obsesi Liar CEO   Dia Anak Perempuan

    Suara dua kali tembakan itu menggelegar dan mengagetkan semua orang yang ada di situ, tembakan itu mengenai tubuh Athalie yang rapuh. Semua terkejut tidak terkecuali dengan Sean. Peluru itu mengenai bahu kiri dan paha kanan atas Athalie, seketika membuatnya terjatuh dengan darah mengalir deras keluar dari tubuhnya. Grace dan Bastian sangat terkejut, mereka melihat bagaimana Lauren menghalagi peluru itu dan membuatnya jatuh bersimbah darah tepat di depan mata."Athalie!" teriak Grace dan Bastian bersamaan.Sama halnya dengan Grace maupun Bastian, Sean pun terkejut ketika dia melihat tubuh Athalie yang sudah tergeletak di hadapannya, dan hal yang paling mengejutkan lainnya adalah ketika Sean melihat bagian tubuh Athalie yang sudah berdarah-darah."Tidak, Athalie!" teriak Sean.Sean melepaskan Grace kemudian berlari dan bersimpuh dia memeluk tubuh Athalie yang sudah terkapar itu. Grace pun mendekati tubuh sahabatnya dia bersimpuh di samping Athalie. Sementara Bastia

  • Obsesi Liar CEO   Siapa Lagi? Tentu Saja Marvel

    Hari demi hari terus berganti dan Grace masih selalu setia mendampingi Athalie yang kini masih tak kunjung sadar dari keadaan komanya. Sudah sebulan berlalu, namun keadaan Athalie tak kunjung menunjukan kemajuan yang berarti. Grace juga sudah mulai mencoba menata hatinya yang sebenarnya sangat hancur pada saat dia meminta berpisah dalam arti kata yang sesungguhnya pada Marvel. Jika kala itu mereka berpisah karena kesalahpahaman yang di rencanakan oleh Sean, namun kali ini mereka berpisah untuk sebuah rasa yang jauh lebih besar dari pada cinta dalam dirinya, ya tentu saja rasa bersalahnya pada Athalie.Grace berusaha menyibukkan dirinya dengan mengurus Athalie, saat ini hanya kesembuhan Athalie lah yang menjadi prioritas utamanya. Keadaan sang ayah juga sudah membaik, Tuan Jhunmar sudah di perbolehkan pulang, Untuk sementara Ayah dan ibunya masih tinggal di New York dan belum kembali ke Oregon selama masa pemulihan, karena keadaan Tuan Jhunmar yang masih harus sering melakukan p

  • Obsesi Liar CEO   Hal Apa?!

    "Mungkin, aku punya semacam Indra keenam yang bisa melihat dan menebak isi hati dan pikiran seseorang, khusus dirimu.""Benarkah? Kalau begitu kenapa kau tidak membuka praktek saja ... sayang sekali jika kemampuanmu disia-siakan."Awa kemudian menghadapkan tubuhnya pada Grace, sambil meraih bahu sahabatnya itu."Grace seriously? Jika kau masih mencintai Marvel kenapa kau harus menginginkan berpisah darinya. Why, I don't understand?!" Awa hingga saat ini masih tidak mengerti dengan apa yang Grace putuskan."Aku tahu kau merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Athalie, tapi kau tidak harus melepaskan Marvel?!""Kau masih sangat mencintainya 'kan? Aku mohon jangan menyiksa dirimu hanya karena kau merasa bersalah pada Athalie."Grace menundukkan kepalanya sebelum dia menjawab pertanyaan Awa yang membuatnya terasa sesak."Aku ... aku hanya merasa ini tidak adil bagi Athalie ... aku dan Marvel bisa saja bahagia tapi kebahagian yang aku dapatkan itu be

  • Obsesi Liar CEO   Tolong Selamatkan Dia

    "Satu ... dua ... tiga. .." ucap dokter sebelum menempelkan defibrillator pada dada Athalie.DEG!SEG!Namun, sampai usaha terakhir pun tetap hanya garis lurus yang terlihat di layar EKG, dan tidak menunjukan tanda-tanda jika garis itu akan berubah menjadi sebuah grafik yang menandakan jantung Athalie kembali tak berdetak. Grace membelalakkan matanya, dia tidak percaya jika Athalie akan berakhir seperti ini. Meninggalkan dirinya sebelum Grace mengucapkan banyak permintaan maaf padanya.Para dokter kemudian berhenti melakukan upaya penyelamatannya sepertinya mereka berpikir jika tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Seorang dokter terlihat mengisyaratkan untuk menyudahi semuanya. Grace yang sedari tadi hanya bisa menatap lauren dari balik kaca kemudian berlari masuk kedalam dan memeluk tubuh Athalie dan menangis."Lie, kau tidak bisa meninggalkan aku seperti ini.""Bangun!""Bangun Lie!"Dia mengguncang tubuh Athalie agar sahabatnya itu terbangun. Atmosfir di ru

Bab terbaru

  • Obsesi Liar CEO   Batalkan Semua Rapat Hari Ini

    "Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha

  • Obsesi Liar CEO   TIDAK!!

    Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku

  • Obsesi Liar CEO   Harus Menjadi Milikku

    "Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.

  • Obsesi Liar CEO   King Of Diamond

    Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun

  • Obsesi Liar CEO   Pesonaku Memang Luar Biasa

    Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.

  • Obsesi Liar CEO   Kok Belum Tidur?

    Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan

  • Obsesi Liar CEO   Setengah Jam Mungkin Ada

    la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.

  • Obsesi Liar CEO   Capek Ya?

    "Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe

  • Obsesi Liar CEO   Kenapa Bandel?

    "Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg

DMCA.com Protection Status