Liora Belladonna.
Sosok aktris cantik dan berbakat yang digilai sebagian besar populasi masyarakat di Kota London. Sejak pertama kemunculannya di layar kaca, dia selalu menjadi sorotan. Berbagai penghargaan berhasil didapatkan hingga membuatnya terus bersinar dan popularitasnya tidak pernah memudar.Penggemar? Jangan tanya!Penggemar Liora tersebar di seluruh dunia. Dia juga sering menghiasi sampul majalah ternama seperti Vogeu, Elly, Forbus, Days, dan masih banyak lagi. Dengan kecantikan dan kekayaan yang melimpah, dia seolah menjadi Ratu kehidupan sosial yang setiap gerak-geriknya menjadi santapan hangat para paparazi.Namun, di balik kesuksesan dan para penggemar yang dimiliki, tentu ada segelintir haters yang tidak suka dan berusaha menjatuhkannya. Terlebih, saat mulut ajaibnya seringkali keceplosan. Dia memang tidak pandai berbasa-basi dan memiliki jiwa keadilan yang tinggi.Di satu sisi, sangat sedikit yang tahu jika Liora memiliki kisah masa lalu yang getir dan pelik. Dia telah menjadi sebatang kara sejak usianya sekitar tujuh tahun. Dia sempat tinggal di panti asuhan dan pernah mengalami perlakuan buruk mulai dari pelecehan verbal hingga kekerasan fisik.Bisa dibilang cukup hebat baginya karena bisa melewati semua nasib buruk itu hingga menjadi sesukses yang sekarang.Ya, dia adalah Liora Belladonna.Cadillac Escalade hitam kini melaju di tengah jalanan Kota London. Cahaya senja perlahan meredup untuk menyambut langit malam dan sang rembulan yang akan menjadi pengiring mobil tersebut.Di dalam kabin belakang mobil berinterior mewah serta didominasi warna cream, Liora duduk sambil menjulurkan kaki pada penyangga bagian bawah kursi. Kelopak matanya terpejam. Dia ingin beristirahat setelah melewati aktivitasnya yang sangat padat.Saat fokus mengemudikan mobil, Eva sedikit melirikkan ekor matanya dari kaca spion untuk melihat Liora di belakang, "Hanya dua jam. Kamu masih memiliki waktu dua jam untuk beristirahat. Sebentar lagi kita harus makan malam bersama kru film baru yang akan kamu bintangi selanjutnya.""Ya." Liora menjawab singkat dengan mata terpejam."Sinopsis tentang kisah cinta seorang guru dan muridnya. Kamu sudah menandatangani kontrak. Kuharap kamu bisa bekerjasama dengan baik kali ini.""Ya." Liora tetap memejamkan mata."Jangan membuat skandal dan jangan membuat masalah, mengerti?""Ya." Suara Liora kini terdengar bermalas-malasan masih dengan mata terpejam."Aku sudah mengatasi beberapa artikel yang terus menulis berita tentangmu. Mereka tidak akan berulah untuk sementara waktu selama kamu tidak membuat skandal baru.""Bagaimana aku bisa beristirahat jika kamu terus berisik, wahai menejerku? Karena terus mendengar ocehanmu, waktu istirahatku jadi berkurang 15 menit 1 pikodetik." Mata Liora yang sejak tadi terpejam akhirnya terbuka."Aku hanya tidak ingin kamu terlibat masalah lagi." Bukan tanpa alasan Eva terus memperingati. Dia tahu jika Liora sering terlibat skandal entah sengaja atau tidak disengaja.Terakhir kali Liora terlibat skandal dengan aktor pendatang baru, Thomas Cat. Dia terekam kamera menampar dan menjambak rambut Thomas hingga botak. Para haters dan penggemar Thomas pun berbondong-bondong menghujat di akun media sosial miliknya."Salahkan dia yang berani menyentuh bokongku. Tidak ada ampun bagi seorang pria brengshake!" Liora bersungut-sungut dengan wajah kesal. Dia tidak terima bokongnya disentuh oleh pria kurang ajar tersebut. Sialnya, dia justru terekam kamera hanya saat adegan tampar-menampar dan jambak-menjambak."Itulah gunanya klarifikasi. Kamu begitu tidak acuh dan memilih diam. Kamu bahkan ikut memaki haters yang menghujatmu. Oh, astaga." Eva menghela napas kasar."Sudahi perbincangan ini. Bloody Roses sebentar lagi tamat." Liora mengalihkan pembicaraan. Dia membicarakan judul film fantasi historis yang dia mainkan sebelumnya, sebagai pemeran antagonis, Cannaria Swan."Aku tahu.""Apa kamu tidak apa-apa?""Apa maksudmu dengan aku tidak apa-apa?""Kamu bertanya karena sungguh tidak tahu? Bukankah kamu diam-diam mengagumi Jeremy, karakter utama yang berperan sebagai Putra Mahkota denganku? Saat dramanya sudah berakhir, mungkin kamu tidak bisa lagi melihatnya.”“A-apa?” Eva hampir saja menghentikan mobil secara mendadak. "Dari mana teori menyesatkan itu berasal?" Wajahnya tiba-tiba menjadi kaku.Liora cekikikan, “Eyy! Tidak perlu repot-repot menyembunyikan perasaanmu. Pandanganmu selalu tertuju padanya selama kami syuting. Kamu pikir aku tidak akan menyadarinya, he?""Apakah begitu terlihat jelas?" Suara Eva sedikit bergetar."Jelas." Liora mengangkat kedua alis, "Banyak rumor buruk tentangnya. Meskipun memiliki wajah yang lumayan, dia terkenal suka bermain wanita dan narkoba. Lebih baik menjauh darinya. Aku akan mengenalkanmu dengan pria yang lebih baik."Eva memutar bola mata jengah, "Tidak perlu mengurusi masalah percintaanku dan urusilah dirimu sendiri. Bahkan kamu sendiri juga jomlo," katanya lempeng."Hey! Aku hanya tidak ingin repot-repot membuang waktu dengan konflik batin dan pikiran yang tidak berguna," kata Liora dengan suara lebih tinggi."Ya ... ya ...." Eva menggendikkan bahu tidak acuh sebelum menyalakan lagu 'It Will Rain' yang dibawakan Bruno Mars. Kebetulan suasana di luar sedang hujan, seolah-olah lagu itu memang ditakdirkan untuk menjadi pengiring mobil mereka di waktu senja yang hampir petang."Omong-omong, siapa aktor yang akan bermain peran denganku di film nanti? Apa sudah ditetapkan? Apa dia tampan? Ingatlah, wajah cantik seperti ini harus bersanding dengan keindahan wajah yang selaras." Liora kembali pada mode narsistik."Gavin Stanley. Kamu tentu mengetahui nama itu bukan? Dia cukup populer akhir-akhir ini.""Eum, seperti aku pernah mendengarnya.""Dia salah satu aktor papan atas yang baru saja memenangkan ajang Top Model. Wajahnya sempurna, begitu juga dengan tubuhnya yang tinggi dan seksi. Dia memiliki penggemar paling banyak di antara aktor top pendatang baru dan presentase haters paling sedikit.""Oh, begitu ...." Liora manggut-manggut, tanpa minat. Dia mulai menguap dan mengantuk. Suasana sejuk di luar mobil karena sedang hujan dan alunan musik yang menenangkan membuatnya tidak tahan untuk memejam. Dia benar-benar lelah dan ingin beristirahat.Hingga saat dia berniat menutup mata, tiba-tiba cahaya yang sangat terang mendistorsi hingga menyilaukan mata. Di sela-sela deraian air hujan, dia melihat truk dengan kecepatan mengerikan sedang melaju ke arahnya. Apakah truk itu akan menabrak mobilnya?BANG!Suara dentuman dan gesekan seketika terdengar begitu keras dan mengejutkan. Kejadian yang begitu cepat hingga siapapun belum menyadari apa yang sedang terjadi.Pandangan Liora tiba-tiba menjadi kabur dan itu menyakitkan. Dia merasa sakit yang berdenyut di dadanya dan mengalir di seluruh tubuhnya. Darimana rasa sakit itu berasal? Yang jelas, semuanya terasa lembab dan panas.***Tirai mata Liora terasa begitu berat untuk terbuka. Sangat berat. Dia mulai menggerakkan tubuh, tetapi tubuhnya juga tidak dapat digerakkan seolah semua sel dan susunan syarafnya mati rasa.'Aaakkhhh!' Liora berteriak, tetapi suaranya seolah tersangkut di kerongkongan. Tidak ada suara yang bisa keluar.'Apa yang terjadi padaku? Kenapa bisa begini? Apakah ini yang dinamakan santet?' Panik. Tentu saja.'Siapapun tolong aku!' Liora tetap berusaha menjerit dan bergerak. Namun, usahanya masih tidak berguna.'Evaaaa! Di mana kamu? Apa kamu yang melakukan semua ini? Apa kamu yang melakukan santet padaku? Maafkan aku atas semua dosa-dosaku, Eva! Aku tidak akan bersikap narsistik lagi!' Jeritan kepanikan itu juga sia-sia.Tiba-tiba, terdapat sebuah cahaya putih yang sangat terang. Mengerjap-ngerjap silau, Liora memendarkan pandangan dan menangkap bayangan di sebuah ruang kosong yang begitu hampa.Liora memutuskan untuk berjalan dan terus berjalan. Hingga tak lama, dia melihat sosok wanita yang
“Apa yang terjadi pada putriku? Cepat katakan!” Pria berkumis itu memperlihatkan raut wajah gusar. Dia adalah Duke William Shancez, seseorang yang tiba-tiba mengaku sebagai Ayah dari Liora. “Kenapa dia tidak bisa mengingat kami bahkan aku, ayahnya yang imut ini?” imbuhnya terisak dengan kepala bersandar di pundak istrinya, Ducess Diana Shancez.Jemari lentik Diana membelai lembut kepala William, berusaha menenangkan meskipun dia juga butuh ditenangkan. Wajah cantiknya terlihat begitu sayu meskipun yang paling histeris adalah sang suami.Matthew, seorang Dokter berkacamata bulat berantai emas mulai menjelaskan dengan seksama, “Setelah saya melakukan pemeriksaan, saya mendapatkan diagnosa untuk saat ini, yaitu ... amnesia.”Semua orang di ruangan berdengung kaget.“Amnesia?” William merasa asing dengan nama penyakit tersebut.“Amnesia adalah kondisi di mana seseorang tidak bisa mengingat informasi, pengalaman, atau kejadian yang pernah dia alami sebelumnya. Ini adalah kondisi langka yan
Ingatan yang sempat terkubur tiba-tiba muncul begitu saja. Liora mengingat kembali sosok wanita misterius yang dia temui di ruang hampa, wanita berpenampilan kacau dengan gaun compang-camping dan penuh bercak darah.Entah semua itu nyata atau delusi, Liora seolah-olah tidak dapat lagi membedakan batas rasionalitas dalam dirinya sendiri. Dia terus berusaha menelaah semua yang terjadi. Ok, mari kita coba urutkan satu persatu peristiwa di luar nalar tersebut!Pertama, semua kegilaan itu bermula saat Liora berada di dalam mobil Cadillac Escalade hitam miliknya sebelum melihat truk dengan kecepatan tinggi yang melesat ke arahnya hingga tabrakan hebat pun tidak dapat dihindari. Dirinya mengalami kecelakaan yang tragis dan mengerikan.Anehnya, dia tidak terbangun di rumah sakit ataupun kuburan, melainkan di zaman Eropa abad pertengahan. Lebih sialnya lagi, dia malah merasuki raga pemeran antagonis di film yang terakhir dia bintangi, Cannaria Swan.Canna adalah putri tunggal dari seorang bang
Beberapa mil dari kediaman Duke, mobil yang ditumpangi Canna dan Emma berhenti. Kekaisaran Deltrias memang sebuah kerajaan dan negara dengan sistem monarki. Semua pakaian-pakaiannya juga bergaya renaissance ala bangsawan eropa.Namun, era perkembangan zaman sudah sedikit maju yang mana sudah ada mobil di sini. Mobil antik yang sangat mahal. Kalian tahu ‘kan mobil klasik yang biasa digunakan dalam film yang dibintangi Brad Pitt, Leonardo DiCaprio, dan Margot Robbie? Ya, kurang lebih seperti itu.Awalnya, Canna berpikir jika terdampar di sebuah tempat dengan latar seperti di era Romeo dan Juliet. Ternyata tidak sejauh itu. Beruntung sudah ada sebagian tekhnologi canggih dan mobil. Bokongnya jadi tidak terasa pegal karena harus berlama-lama duduk di dalam kereta kuda.Canna turun dari mobil dibantu oleh seorang pengawal. Dia melihat ada begitu banyak orang di Alun-alun Ibu Kota yang ramai. Di antara mereka, ada air mancur besar yang disebut keistimewaan Deltrias. Bangunan-bangunan toko b
Dalam cerita asli, disebutkan jika terdapat sebuah pusat informasi yang tersembunyi di gudang anggur. Sebuah tempat yang bisa mencarikan segala macam informasi jika diberikan uang dengan nominal memuaskan. Tidak hanya menjual informasi pada kekaisaran, mereka juga menjual informasi mematikan milik kekaisaran pada negara lain.Setelah perang berakhir, karena melakukan tindakan dua sisi seperti itu, seluruh anggota gilda disingkirkan oleh pembunuh gila yang mendapat perintah langsung dari Kaisar. Pembunuh gila yang dimaksud tentu saja sang Putra Mahkota, karakter utama di dalam cerita. Dia membunuh mereka semua dengan ringan seperti monster yang kelaparan.Namun, ada satu gilda yang masih disisakan, gilda yang memberikan informasi tentang pemberontakan kepada kekaisaran hingga Kaisar pun memberikan izin resmi kepada gilda itu untuk berdiri. Ya, itu adalah gilda yang tersembunyi di dalam gudang anggur, gilda informasi terbaik di benua, Gilda Four Night.'Karena sudah tahu isi ceritanya,
Ketua gilda tidak bisa berkata-kata. Dia tidak percaya akan mendengar permintaan membagongkan dari klien yang cukup unik di depannya. Dia pikir putri dari Perdana Menteri itu ingin merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan politik atau bahkan siasat untuk mengkhianati kekaisaran."Hm, ya, selain sebagai pusat informasi, gilda ini memang bisa digunakan sebagai pusat perjodohan." Keterkejutan di wajah ketua gilda itu tidak bertahan lama. Kini, dia kembali datar, seolah-olah ingin segera menyudahi permainan anak kecil."Aku harus memiliki tunangan sebelum kembali ke akademi. Mungkin waktuku hanya sekitar satu bulan." Canna berujar yakin.Jika sudah kembali ke akademi, akan sulit bagi Canna mendapatkan tunangan palsu. Rumor buruk tentang Cannaria Swan yang merupakan sang antagonis sudah tersebar luas bahkan di akademi hingga kekaisaran. Dia dikenal sebagai wanita arogan dan suka mem-bully. Akankah dia bisa mendapatkan pria di sana? Sepertinya kemungkinannya hanya sekecil kuman."Mari kit
Ketua gilda kembali duduk di tempatnya, begitu juga dengan Canna. Meskipun telah menutupi rambut dan wajah dengan penutup kepala seperti sebelumnya, tetapi Canna yakin jika di balik tudung sialan itu, ada ekspresi dingin yang semakin terlihat kaku dan sulit diurai.'Apakah sebuah kesalahan menikmati keindahan wajah tanpa persetujuan pemiliknya? Aku 'kan tidak sengaja melihat wajah yang memang sayang jika dilewatkan itu,' benak Canna yang merasa seperti pencuri.Saat menuliskan beberapa ciri dari pria yang dia pesan kepada gilda di dalam buku, Canna sulit berkonsentrasi karena masih belum bisa melupakan ingatan wajah milik pria di hadapannya."Ehem!" Canna tiba-tiba berdeham, "Omong-omong, sangat sia-sia menyembunyikan wajah seperti itu. Bagaimana jika kamu membukanya saja?" Canna menyerah pada konsentrasinya. Dia tersenyum ringan seolah tidak ada kesalahan yang telah dia lakukan. Keterlaluan memang."Jika sudah selesai menulisnya, segeralah kembali ke asalmu. Tempat ini akan segera tu
"Apakah makanannya sesuai dengan seleramu, Sayang?" Ducess Diana menatap Canna dengan intens."Ya, aku menyukainya. Rasanya lezat." Canna tersenyum tipis kepada Ducess yang sejak tadi telah memperhatikannya.Canna sedang menikmati makanan yang disajikan oleh Chevalier, koki Duke William. Saat ini, dia berkumpul bersama Duke dan Ducess untuk melakukan makan siang yang mana sudah menjadi kebiasaan—makan bersama di siang dan malam hari di ruang makan.Pada awalnya, Canna juga merasa canggung jika harus berkomunikasi atau berkumpul bersama mereka. Dia tidak ingin membuat kesalahan dan tidak ingin dicurigai. Bagaimana jika mereka tahu kalau dia bukanlah putri mereka 'yang asli'?Namun, meskipun sering mendapat penolakan darinya, mereka seolah tidak berhenti berupaya untuk terus mendekatinya. Mereka tetap menunjukkan kasih sayang tulus yang membuatnya goyah. Lebih tepatnya, kasih sayang yang sebenarnya ditujukan kepada putri kandung mereka. Berkat semua perilaku itu, dia jadi tahu betapa sa
'Aku, merasa mengantuk,' pikir Canna dengan pandangan kosong.Seperti biasa, Canna berjalan di kampus akademi seperti itik yang kesepian, dikucilkan dari kelompok dan dunia sekitarnya.Saat melangkah, dia tidak bisa menguap karena menjaga citranya sebagai wanita antagonis yang elegan. Sebagai gantinya, dia menggigit bibir hingga air matanya keluar.Langkahnya menuju kelas terasa berat, matanya yang merah seperti kelilipan. Namun, dia tak bisa mengabaikan pemandangan yang terjadi di belakang gedung sihir. Di sana, suasana menjadi serius.Troy, didampingi oleh pengikut-pengikutnya, sedang bersenang-senang dengan menyiksa Dimitri. Bajingan gendut itu bahkan tidak menyadari kehadiran Canna di belakang mereka. Mereka sibuk mengejek Dimitri, sementara Canna menyaksikan semuanya dengan dingin."Hei, Tolol! Katakan berapa 12x7, huh?""...."Dimitri hanya menunduk, kacamata tebalnya nyaris terjatuh dari hidungnya."Bukankah selama ini kamu selalu mencari muka di hadapan para guru? Sekarang kat
🔞 Mature content. Bijaklah dalam membaca!__"Aku ingin sekali memasukkannya ke dalam mulutmu, tapi aku yakin itu akan merusak wajah cantik yang menggemaskan ini. Jadi, bagaimana jawabanmu?" Sambil melafalkan kata-kata vulgar itu, Axe meraih pergelangan Canna dan membiarkannya memegang kejantanannya. Terkejut dengan ketebalan yang tidak bisa dipegang dengan satu tangan, Canna mencoba menarik tangannya keluar dari dalam celananya, tetapi itu sia-sia. "Ke mana perginya keberanianmu tadi? Kamu yang melemparkan dirimu padaku, jika kamu lupa." Mata biru keabu-abuan Axe berkilat menggoda sambil menahan tubuh Canna untuk tidak bergerak. Mulanya, Canna memang hanya berniat menggodanya, tetapi kini dia justru terjebak dan tidak bisa lepas dari genggamannya. Dia sering mendengar dirinya disebut 'wanita gila', tetapi tampaknya Axe bukanlah tandingannya. Pria itu lebih gila daripada siapapun."Tapi, aku tidak tahu bagaimana cara melakukannya." Canna bergumam pelan dan berpura-pura bersikap te
Ellie membawa keranjang buah sambil berjalan menyusuri hutan. Pada sore hari seperti ini, Felix biasanya berlatih pedang di dekat danau, dan Ellie berniat menemuinya.Tepat seperti yang diduga, Felix terlihat begitu serius berlatih hingga keringatnya bercucuran. Gerakannya begitu lihai dalam mengayunkan pedang, disertai mana sihirnya yang kuat membuat aura-nya yang hangat seketika berubah menjadi seperti aura berbahaya.Ellie yang melihat itu semua di balik pohon, tiba-tiba pipinya bersemu merah karena menurutnya Felix terlihat begitu menarik.Felix yang menyadari keberadaan Ellie lantas menghentikan gerakannya dan meletakkan pedangnya, "Apa kamu akan terus bersembunyi di situ?"Ellie terkesiap dan merasa malu. Dengan langkah ragu, dia mendekati Felix dan berusaha mengurangi jarak di antara mereka. "Maaf, aku tahu aku mengganggumu saat latihan. Aku hanya ingin memberimu ini," ucapnya seraya menyodorkan keranjang berisi buah-buahan segar."Sudah kubilang aku tidak membutuhkan sesuatu s
Kelopak mata Canna terbuka hingga mengungkapkan bulu matanya yang lentik. Mengedarkan pandangan, dia mendapati dirinya berada di sebuah rumah klasik yang sederhana. Namun, ini bukanlah kamar asrama Hoover. Apakah dia berada di rumah salah satu penduduk Desa Kacang?"Kamu sudah bangun?" kata Felix sambil membawa makanan dan meletakkannya di atas nakas. "Jangan banyak bergerak, karena lukamu baru diobati.""Terima kasih sudah mengobatiku, Felix.""Bukan aku yang mengobatimu, tetapi Guru Axe. Seperti saat kejadian sebelumnya." Felix membicarakan tentang kejadian racun di Trapple Park dan saat itu Axe juga yang mengobati Canna. "Tapi mengapa kejadian buruk selalu menimpa kamu? Aku khawatir setiap kali," tambahnya sambil menghela nafas."Maaf, aku juga tidak menginginkannya," ujar Canna dengan lesu. "Tapi seseorang memukulku dari belakang. Meskipun tidak seberapa terlihat jelas, aku yakin dia adalah seorang gadis berambut pirang keemasan. Aku benar-benar tidak berbohong. Sungguh!" imbuhnya
Puluhan murid yang berada di Desa Kacang tidak pernah menyangka akan dihadapkan dengan situasi mencekam seperti ini. Sekumpulan prajurit tiba-tiba muncul dan mengelilingi desa, tepat setelah Canna terjatuh dengan kepala berlumuran darah.Beberapa jam sebelum kejadian mengejutkan itu, seorang murid berteriak histeris saat menemukan Canna terbaring tak sadarkan diri di samping sebuah nisan dengan kepala bercucuran darah.Axe mendengar jeritan itu dan segera berlari ke tempat kejadian. Wajah yang biasanya dingin dan tanpa ekspresi langsung mencerminkan kekhawatiran dan kemarahan.Dengan hati-hati, tangannya yang besar mengangkat tubuh Canna, membawa gadis itu ke tempat yang lebih aman.Ketika Canna berada dalam pelukannya, Axe merasa ada sesuatu yang lemah terlontar dari bibir gadis itu, "Dia ... gadis berambut pirang itu berlari," gumamnya sebelum akhirnya benar-benar kehilangan kesadaran.Berkat itu, puluhan murid perempuan dengan rambut pirang keemasan kini dipaksa untuk menjalani pem
Joanne yang menikmati waktu santainya dengan membaca novel di tempat tidur, harus gagal fokus saat melihat Canna yang sejak tadi tersenyum-senyum sendiri, "Apa sih yang sedang kamu lakukan?"Canna sontak menutupi wajahnya dengan bantal dilengkapi bibirnya yang masih berkedut, "Tidak ada yang kulakukan," katanya sambil mengulum senyum."Lalu ada apa dengan ekspresi menakutkan itu? Apa kamu habis memenangkan lotre?" Pandangan Joanne kembali fokus kepada bukunya. Diam-diam tubuhnya bergidik ngeri karena melihat senyuman Canna yang tidak berhenti."Kamu tahu sendiri keberuntunganku dalam bermain lotre tidak bisa diandalkan.""Lalu? Kamu biasanya memang sedikit gila, tetapi kali ini sepertinya jadi lebih gila," seloroh Joanne dengan ekspresi lempeng sebelum mendapat lemparan bantal dari Canna, "akh!" ringisnya lalu balik melempar bantal itu lagi.Canna mendesah dan menatap kosong langit-langit kamarnya yang tidak estetik. Perkataan Joanne tentang 'wanita gila' kembali mengingatkannya kepad
Canna berjungkit terkesiap saat melihat Axe yang tiba-tiba muncul di belakangnya, "Ehm, sejak kapan guru datang?""Sejak kamu terus melamun sambil mengumpat. Apa ada yang mengganggumu?"Ekor mata Canna berusaha menghindar dari Axe, "Ehm, tidak ada. Dan jika ada, memangnya apa yang akan dilakukan oleh guru?" Dia mulai menunjukkan ekspresi penasaran."Mungkin aku akan memberinya sedikit pelajaran.""Pelajaran apa yang guru maksud? Apakah guru akan memberinya pelajaran alchemist?" seloroh Canna dengan tersenyum kecil.Axe menyeringai, "Sepertinya pelajaran yang akan sulit untuk dilupakan." Masih berdiri di belakang Canna, Axe sedikit mencondongkan tubuh dan mendekatkan bibir untuk berbisik lirih di telinganya, "Sebenarnya, aku sangat pandai dalam memotong."Senyuman yang sejak awal melekat di bibir Canna perlahan berubah menjadi senyuman pias. Anehnya, tubuhnya tiba-tiba merinding karena hawa dingin yang entah darimana datangnya.Dilirikkan ekor matanya ke belakang dan melihat wajah Axe
"... Felix, jujur aku sangat lelah." Ellie berkata lirih dengan kepala menunduk. Wajah cantik yang biasanya bersinar cerah kini terlihat gelap dan suram. Dia duduk di ruang investigasi bersama Felix dan Joanne.Ya, mereka bertiga masih saja menjalani proses penyelidikan. Meskipun sudah lima belas hari berlalu sejak kedatangan Perdana Menteri yang membuat kegemparan di Hoover, belum juga ditemukan titik terang."Kelelahanmu tidak ada urusannya denganku." Felix menjawab datar, tanpa ekspresi.Mendengar jawaban dingin yang selalu keluar dari mulut Felix, air mata mulai menetes di pipi merah Ellie. Dadanya terasa sesak dan nyeri. Di mana Felix yang selalu hangat kepadanya? Kini, hanya ada tembok besar di antara mereka."Mengapa kita semua menjadi seperti ini? Mengapa kita harus saling mencurigai satu sama lain?" Tersirat keputusasaan dari riak-riak mata Ellie. Dia sungguh tidak suka dengan hubungan mereka yang sebelumnya hangat berubah menjadi dingin seperti sekarang."Karena belum ditemu
Canna mengerutkan kening saat mendengar suara yang begitu familiar. Suara dalam dan rendah, yang terkesan tidak acuh dan bermalas-malasan. Itu adalah suara terseksi yang pernah dia dengar. Mirip seperti suara ...."Axe?" Canna sontak melebarkan mata.Tersenyum menyeringai, Axe membuka tudung jubahnya sehingga wajahnya yang rupawan terlihat sempurna."Bagaimana dengan suara yang kudengar tadi?" Canna membicarakan tentang suara Axe yang berbeda saat di acara pelelangan."Aku menggunakan sihir pengubah suara."Kening Canna semakin berkerut, "Apa guru senang telah bermain-main denganku? Karena guru uangku jadi melayang begitu saja. Haish! Dasar penipu!" Canna melampiaskan kekesalan dengan wajah cemberutnya yang lucu.Axe terkekeh, "Bukankah kamu juga melakukannya? Kamu melakukan penipuan dengan sihir ilusimu jika kamu lupa."Canna terdiam, tanpa membalasnya. Meskipun menyebalkan, ucapan pria itu memang seringkali benar. "Hah! Karena guru tampan, maka akan kumaafkan." Canna bergumam renda