Beranda / Romansa / Obsesi Cinta Pilot Tampan / bab - 11. keberanian ameera

Share

bab - 11. keberanian ameera

Penulis: Yunielf90
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ameera melangkahkan kedua kakinya keluar dari rumah sakit dengan langkah yang tergesa-gesa. Langkahnya semakin cepat kala di kepalanya terngiang tentang kalimat yang dikatakan Vira sebelum ia pergi tadi.

Sambil melangkah Ameera merogoh sling bag yang tersampir di pundak. Mencari benda pipih yang akan membawanya untuk membelah hiruk pikuk kota Jakarta.

Tit! Tit!

Suara alarm kunci mobil yang terbuka semakin membuat Ameera berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Ia tidak menyangka dirinya akan memberikan reaksi seperti sekarang. Pernyataan dari Vira membuat Ameera hampir saja kehilangan akal waras. Apa yang ia dengar sontak membuatnya mengambil keputusan yang mungkin akan melanggar niat awalnya sendiri.

Mobil melaju dengan cepat hingga tidak terasa setengah jam kemudian Ameera sudah sampai di sebuah rumah mewah yang kemarin sempat ia singgahi. rumah itu nampak sepi seolah tak ada satu orangpun yang menghuni.

Ameera keluar dari mobilnya menatap ke seluruh penjuru rumah besar dan mewah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 12. niat baik ameera

    Pertanyaan Akbar langsung membuat Ameera bungkam seketika. Bukan itu niatnya. Ameera tulus membantu pria itu untuk lepas dari jeratan masa lalu dan kesehatan mental yang harus segera dipulihkan. Mendengar cerita Vira, sudah cukup membuat pikiran Ameera bertanya-tanya. Mengapa pria seperti Akbar masih bisa bertahan dengan masa lalu yang membuat masa depannya suram. “Bukan begitu maksudku, Akbar. Tolong dengarkan dulu,” sanggah Ameera tak enak hati. Ia tidak boleh kalah dengan aura intimidasi yang secara tak langsung berkobar di sekitarnya. Ameera menghela napas pelan, mengurai kegugupan yang sedang berusaha ia tutupi. Sedangkan Akbar, bungkam seribu bahasa. Memberikan waktu bagi Ameera untuk bicara. Ditatapnya dalam dua manik indah di hadapannya. Jantung Ameera berdebar semakin kencang kala sorot dingin nan menusuk itu menjamah setiap rongga netranya. Gelenyar hangat tiba-tiba menyergap relung hati Ameera. Sontak disaat itu juga ia menyadari, ada perasaan aneh yang telah menguasai

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 13. Malam pesta

    Ameera sampai di rumahnya dengan langkah terburu-buru keluar dari mobil memasuki rumahnya. Dengan sebelah tangan menjinjing tas kertas berisi kotak pemberian Akbar ia melangkah cepat menuju kabar. Seorang wanita gg bertugas sebagai asisten rumah tangga terperangah melihat tingkah aneh bosnya barusan. “Non Ameera, ada apa? Kenapa teburu-buru begitu?” teriak sang asisten rumah tangga. Wanita itu tetap memanggil Ameera meski tahu pertanyaannya tak akan sempat digubris oleh Ameera.Pintu kamarnya dibuka lebar, Ameera sedikit kesulitan dengan barang bawaan di tangannya. Tepat ketika kotak kado berukuran cukup besar itu ia landaskan di atas kasur, Ameera menghela napas pelan. Sial! Keputusan yang berasal dari ambisinya sudah membuat Ameera buta. Sejujurnya, ia sama sekali tidak penasaran dengan isi kotak itu dan memilih untuk mengabaikannya hingga dering pemberitahuan pesan di ponsel Ameera berbunyi.“Jika kamu tidak memenuhi perintahku tadi, aku tidak akan mau mengenalmu lagi. Jangan be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 14. pasangan palsu part 1

    Langkah kaki Ameera terasa semakin berat saat ia masuk ke area sebuah hotel mewah bergaya klasik. Bangunan hotel pencakar langit itu adalah satu-satunya gedung hotel paling megah di kota ini. Tak ayal siapapun yang datang ke mari adalah orang-orang yang diduga memiliki kapasitas kekuasaan yang sangat besar. Pandangan Ameera mengedar ke segala arah. Bak seekor anak itik yang kehilangan induknya berdiri di tengah kerumunan orang dengan gengsi setinggi langit. Pandangan Ameera mengedar ke seluruh penjuru hotel. Baru pertama kali dalam hidupnya masuk ke dalam lingkaran bergengsi seperti ini. Di samping Ameera, Akbar melangkah gagah dalam balutan jasnya. Ekspresi dingin dan angkuhnya seketika membuat semua pandangan orang-orang di sana beralih pada kehadiran mereka. Jangankan untuk sekedar menebar senyum, bahkan niat untuk menyapa pun tak akan melandas di benak pria itu.“Ikuti langkahku, jangan sekalipun membuat onar sepanjang acara. Ingat, kamu menanggung nama baikku di sini,” ujar A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 15. pasangan palsu

    Pandangan dua orang yang sedang berseteru itu teralihkan saat Ameera berdiri tepat di depan mereka. Raut wajah tegang yang semakin membuat suasana sekeliling mereka menegang adalah pertanda Akbar baru saja berbuat ulah. Ameera memandang Akbar dengan tatapan tak percaya. Bukankah baru kemarin Ameera mendengar Akbar tak ingin lagi berhubungan dengan Valentine. Bukan, bukan karena Ameera cemburu. Melainkan karena..“Sedang apa kamu di sini?” tanya Akbar sinis. Nada bicaranya terdengar tak suka. “A-aku kebetulan lewat dan menemui di sini. Aku rasa tidak ada yang salah,” jawab Ameera gugup. Ingin rasanya memberontak dan membuat sebuah gebrakan atas sikap Akbar padanya. Tetapi, Ameera masih cukup waras untuk memahami situasi yang ia hadapi saat ini. Berulang kali Ameera menghirup napas dalam demi menenangkan diri di tengah aura akbar yang sedang mengintimidasi. “Tenang Ameera, kamu tidak boleh terlihat lemah. Kamu harus bisa membuat Akbar lepas dari masa lalunya,” batin Ameera berkecam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 16. malam puncak

    “Kini kita mencapai puncak acara dimana saya akan mengumumkan pemenang dari nominasi pilot dan co-pilot terbaik tahun ini… .”Pembawa acara menyuarakan susunan acara dengan lantang. Di atas panggung memimpin jalannya pesta yang megah dan mewah ini. Ameera duduk termangu di kursi VIP tempat dimana dia berasal. Di sampingnya Akbar begitu antusias menantikan pengumuman itu, sangat kontras dengan Ameera yang bahkan tak memiliki minat untuk datang ke tempat ini. Pada akhirnya Ameera hanya akan menjadi boneka mainan Akbar saja. Tidak peduli seberapa jauh Ameera berjuang untuk membantunya, Akbar tidak akan pernah melihat ketulusan Ameera. Bergantung pada harapan seringkali membuat Ameera kecewa. Dilihatnya Akbar yang masih setia menunggu nama pemenang yang akan diumumkan. Ameera bisa melihat betapa ia menaruh harapan besar pada pengumuman ini. “Pemenang dari nominasi Co-Pilot terbaik tahun ini dimenangkan oleh Valentine!” Sorak sang pembawa acara diiringi dengan sahutan heboh dari para t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 17. bujuk rayu

    Diam-diam Ameera menelan ludah berat. Tidak menyangka dirinya bisa bersikap tegas seperti itu. Jangankan untuk membentak, berbicara dengan Akbar saja ia masih butuh penyesuaian. “Kamu tahu apa, Ameera,” ucap Akbar tegas lalu melepaskan pegangan tangan Ameera di bisep kekarnya. Pria itu bangkit dari tempatnya, mengabaikan kekhawatiran Ameera lalu melangkah menuju panggung. Jantung Ameera berdegup kencang kala melihat kemungkinan satu hal yang lebih buruk akan terjadi sebentar lagi. Kakinya hendak melangkah mengikuti Akbar namun niatnya tertahan.“Lho, itu Captain Akbar mau apa naik ke atas panggung? Kan bukan dia pemenangnya?” bisik salah satu tamu yang berdiri di belakang Ameera. “Iya, jangan-jangan dia gak terima kalau dia kalah.” Bisikan demi bisikan terus berdengung di telinga Ameera. Begitu memekakkan indera pendengarnya. Andai ia bisa mematahkan segala stigma negatif yang saat ini menempel di diri Akbar, Ameera mungkin akan melakukannya.“Perhatian semuanya…”Lamunan Ameera t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 18. malam pesta

    Suasana pesta berubah semakin seru. Orang-orang berdansa di tengah ballroom diiringi dengan music jazz yang terdengar syahdu. Ameera berdiri di pinggir lantai dansa. Dengan sebelah tangan ia menggenggam sebuah gelas berisi mocktail.“Sepertinya kamu benar-benar menikmati pesta ini.” Sebuah suara yang tiba-tiba muncul dari arah belakang mengagetkan Ameera. Ia menoleh dan mendapati Akbar sudah berdiri di sampingnya dengan raut wajah curiga. Entah apa yang mengisi pikiran pria itu Ameera tak ingin menebak-nebak.Peperangan batin dalam diri Ameera tak bisa lagi dibendung. Antara dirinya yang sedang menahan diri untuk tak terjerumus dalam pesona Akbar. Semakin intens dirinya berinteraksi dengan pria itu, semakin sering juga batinnya disiksa oleh perasaan tak terjamah oleh nalar Ameera. “Bukankah kamu memintaku untuk bersikap seperti kekasih sungguhanmu?” balas Ameera datar. Pandangannya tak sedikitpun bergeser pada sosok di sampingnya. Sebaliknya, Akbar justru menatap lekat Ameera dari u

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 19. Akbar berulah

    Selamat pagi, bu Ameera.” “Selamat pagi, sus.” Sapaan demi sapaan dibalas oleh Ameera dengan ramah. Pagi ini, rasanya lebih menyenangkan dari pada hari-hari sebelumnya. Semalam, Ameera memutuskan untuk melepas penat dengan berendam. Baru saja Ameera hendak membuka pintu ruang praktiknya, ia dikejutkan dengan sebuah tangan yang kini berpangku pada punggung tangannya yang memegang kenop pintu. Pandangan Ameera beralih. Bak adegan lambat ia menolehkan kepalanya ke samping. “Senang pagi ini aku melihatmu begitu bahagia. Apakah aku bisa menjadi bagian dari kebahagiaanmu, Ibu Ameera?” Akbar menarik sudut bibirnya ke atas. Senyum licik ia tampilkan sebagai pengawal hari Ameera pagi ini. “Apa maumu?” ucap Ameera tegas dan lantang. Suaranya rendah namun penuh penekanan. “Jangan panik, sayangku. Bukankah kita masih berstatus sebagai pasangan kekasih?” balas Akbar. Aroma musk yang menguar dari tubuhnya mengingatkan Ameera pada momen dimana semalam ia menggandeng tangan kekar milik akbar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 35

    Suhu dingin di ruangan ini terasa menusuk bagi Ameera. Entah kenapa sekujur tubuhnya terasa lemas. Ameera menggeliat di atas kasur besar yang ia tempati saat ini. Kepala pening dan berat tubuh yang kehilangan banyak tenaga, ada apa ini sebenarnya? Ia mencoba membuka mata, melihat ke sekeliling dengan pandangan yang masih belum fokus. Kini ia berada di sebuah kamar yang terasa asing baginya. Kamar ini juga baru pertama kali ia singgahi. “Apakah aku masih di vila milik Akbar?” Ameera bergumam sendiri. Sadar tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Pintu kamar terkunci rapat. Nuansa kamar yang serba putih ini membuat Ameera cukup kesulitan menyeimbangkan kinerja otaknya setelah bangun tidur. Dengan langkah tertatih, Ameera berjalan menuju pintu. Kepalanya masih terasa berat seolah ada benda yang membebaninya saat ini. Di luar sepi, tidak ada tanda-tanda kehidupan lain selain suara sandal yang dipakai Ameera. Ia menatap sekeliling namun tidak menemukan satupun tanda Akbar ada di

  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 34.

    Tubuh Ameera terhuyung ke belakang setelah sebuah tamparan melandas mulus di pipinya. Untuk beberapa saat Ameera mencoba menyesuaikan diri dengan situasi yang sedang ia hadapi. Suara tamparan yang begitu keras membuat kesadaran Akbar terpulihkan. Ameera berdiri di depannya sambil menatapnya bingung. “Ameera? Kenapa kamu yang di sini?” tanya Akbar tak kalah bingung. Semua kejadian yang melibatkan mereka berdua tadi ternyata hanya ilusi semata. Akbar mengusap kedua matanya berusaha menetralkan pandangan yang sebelumnya buram. “Aku di sini sejak tadi. Menemani kamu melewati banyak hal. Tapi aku rasa kamu terlalu fokus dengan Valentine sehingga tidak ingat ada aku di sini.” Ameera bicara dengan nada yang sedikit dinaikkan. Mendengar betapa Ameera berusaha keras untuk menahan emosinya, Akbar menunjukkan sedikit rasa bersalah di wajah tampan pria itu.“Jadi.. Valentine yang aku lihat tadi..” “Dia hanya halusinasimu,” sela Ameera cepat menampar balik pria itu agar sadar dengan keadaan ya

  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 33

    Ameera memandangi sebuah rumah di depannya dengan pandangan yang tak biasa. Di sekitar rumah itu dikelilingi dengan taman bunga yang nampak indah. Ia tidak menyangka Akbar akan membawanya ke sini setelah insiden yang mendebarkan terjadi.“‘Masuklah. Setidaknya di sini aman,” kata Akbar setelah mengunci mobilnya. Pria itu berjalan tergopoh sambil memegangi tangannya yang luka. “Perlahan saja, aku juga merasa di sini aman,” balas Ameera. Ia membantu Akbar yang kesakitan untuk menaiki tangga menuju teras rumah itu. Akbar termangu melihat perlakuan Ameera yang begitu lembut padanya. “Arggh!” “Kamu tunggu sini, aku akan mencari kotak P3K untuk menangani lukamu.” Ameera bergegas pergi menyusuri setiap sudut rumah ini. Tidak peduli apakah Akbar akan mengizinkannya atau tidak. Bagi Ameera, keselamatan Akbar saat ini adalah yang utama. Rumah ini terbagi menjadi beberapa bagian. Ruang tengah di dominasi dengan cat dinding berwarna biru yang menyejukkan. Seperti rumah pada umumnya, ruang ten

  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab -32

    Akbar melenggang pergi dari hadapan Ameera dengan obat-obatan yang ia abaikan.Sebagai orang yang berniat untuk membantu, tentu ada rasa tersinggung akan sikap Akbaryang terkesan seenaknya.“Kalau kamu tidak meminum obat ini, kamu akan terus dihantui perasaan gelisah. Tidak adasalahnya untuk rileks sebentar, Akbar,” kata Ameera mencoba membujuk.“Aku bukan orang gila, Ameera. Harus berapa kali aku katakan padamu?” balas Akbardengan nada sedikit tinggi.“Baiklah kalau begitu. Kita pulang sekarang. Aku akan mengantarmu sampai ke rumah.”Ameera bangkit dari tempatnya, menarik lengan Akbar dan menyeret pria itu keluar darikamar hotel.Sebelum benar-benar meninggalkan hotel, Ameera harus menyelesaikan tanggung jawabatas ulah yang dilakukan Akbar. Membayar denda untuk aset hotel yang hancur karenalampiasan emosi Akbar.Sedangkan Akbar sendiri hanya diam termangu menatap ke sekitar dengan pandanganmalas. Benar-benar seperti orang yang tak berniat untuk hidup.“Totalnya j

  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 31.

    Beberapa hari sudah berlalu setelah pertemuan terakhir Ameera dengan Valentine waktu itu.Ameera melanjutkan hari-harinya dengan perasaan gelisah.Semenjak itu pula Akbar kembali menghilangkan jejak. Pikir Ameera, mungkin saja pria itusedang sibuk dengan pekerjaannya. Terakhir kali informasi yang Ameera dapatkan, Akbarmulai aktif kembali untuk menjalankan tugasnya sebagai pilot. Setidaknya dengan informasiyang ia dapatkan itu Ameera bisa sedikit membuatnya tenang.“Bu Ameera, apakah anda masih menangani klien atas nama Akbar?” Seorang suster yangduduk di depan Ameera bertanya di sela-sela jam istirahat mereka. Ameera yang hendakmenyuapkan makanan menghentikan niatnya.“Beliau masih menjadi klienku, sus. Tapi beberapa waktu ini beliau ada kesibukan. Ada apa,sus?” Ameera bertanya balik.“Tidak apa, bu. Kemarin saya lihat beliau sempat mengunjungi rumah sakit. Saya pikir beliaumau konsultasi dengan Bu Ameera, tapi ternyata menjemput seorang wanita yang dokterobgyn,”

  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 30

    Kamu hati-hati di jalan ya.” Vira menempelkan kedua pipinya secara bergantian di wajah Ameera. Jam praktik mereka sudah habis dan waktunya untuk pulang.“Iya, kamu juga hati-hati. Aku duluan ya.” Ameera pamit sembari melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Mobil putih miliknya terparkir di area paling ujung. Membuat Ameera mau tak mah harus berjalan lebih jauh dari biasanya. Setelah bercengkrama dengan Vira, rasanya sebagian besar bebannya terangkat meski Ameera tidak menceritakan dengan gamblang masalahnya.“Ameera.” Langkah Ameera terhenti saat seseorang memanggil namanya. Ameera tidak langsung membalikkan tubuhnya untuk mencari tahu siapa orang itu. Ia memilih diam. Tak sedikitpun berkutik. Derap langkah kaki orang itu terdengar semakin jelas dan dekat. Rasanya, Ameera harus menunjukkan sikap lebih waspada sebelum berbagai hal tak diinginkan terjadi.“Ameera, apakah kamu sudah mau pulang?” tanya orang itu sambil menepuk pundak Ameera. Tubuh Ameera seketika menegang.“Ameera ini

  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 29

    Suasana hati Ameera mendadak kacau karena rencana yang tadi malam dicanangkan oleh mamanya. Beban pikiran semakin bertambah dikala Ameera tak memiliki pilihan lain. Lalu, bagaimana ia bisa mengatasi semuanya? Sepertinya kapasitas otaknya tak mampu lagi menahan beban pikiran yang semakin menumpuk. Wajahnya terlihat semakin frustasi. Tak tahu lagi bagaimana ia harus bersikap saat ini. Deretan data pasien sudah menjadi makanannya sehari-hari. Namun masalah di luar pekerjaan justru yang paling dirasa berat bagi Ameera.“Wajah kamu kusut banget. Ada apa?” Vira tiba-tiba datang dari ruang konsultasi di sebelah ruangan Ameera yang hanya dibatasi oleh tirai. “Astaga, sejak kapan kamu di sana, Vira?” ucap Ameera terkejut. Sebelah tangannya mengelus dada. Vira nyengir kuda. Memampang raut wajah tak bersalah di depan Ameera. “Ku lihat sejak tadi pagi sahabatku begitu frustasi. Apa yang sedang mengganggu pikiranmu wahai sobat?” Goda Vira sambil mengedipkan sebelah matanya. Jangan heran deng

  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab -28.

    Bukan aku yang mau mencari masalah denganmu. Tapi kamu yang memulai masalah,” jawab Ameera ketus. Tak ada lagi rasa takut dan khawatir yang hinggap di dalam dirinya. Satu hal yang paling penting baginya saat ini adalah, mengamankan Valentine dari segala macam ancaman bahaya yang mungkin saja Akbar rencanakan.Persetan dengan apapun yang ada dipikiran Akbar. Ia hanya ingin semuanya selamat. Tidak peduli juga pria itu akan membenci Ameera setelah ini.“Ameera, tolong bawa pergi pacarmu ini. Aku tidak sudi kembali dengannya,” pungkas Valentine setengah memohon.Sorot matanya menunjukkan betapa wanita itu ingin lepas dari jeratan Akbar. Ameera sebagai sesama wanita pun menaruh iba padanya.“Sudahlah, Akbar. Lebih baik kita pergi dari sini sebelum aksimu menjadi bulan-bulanan warga komplek.” “Tidak. Aku tidak akan pulang tanpa Valentine. Kamu memang kekasihku tapi bukan berarti kaku bisa mengaturku, Ameera,” tandas Akbar kejam. Tak hanya Ameera, Valentine pun terkejut dengan reaksi yang

  • Obsesi Cinta Pilot Tampan   bab - 27

    Bukan aku yang mau mencari masalah denganmu. Tapi kamu yang memulai masalah,” jawab Ameera ketus. Tak ada lagi rasa takut dan khawatir yang hinggap di dalam dirinya. Satu hal yang paling penting baginya saat ini adalah, mengamankan Valentine dari segala macam ancaman bahaya yang mungkin saja Akbar rencanakan.Persetan dengan apapun yang ada dipikiran Akbar. Ia hanya ingin semuanya selamat. Tidak peduli juga pria itu akan membenci Ameera setelah ini.“Ameera, tolong bawa pergi pacarmu ini. Aku tidak sudi kembali dengannya,” pungkas Valentine setengah memohon.Sorot matanya menunjukkan betapa wanita itu ingin lepas dari jeratan Akbar. Ameera sebagai sesama wanita pun menaruh iba padanya.“Sudahlah, Akbar. Lebih baik kita pergi dari sini sebelum aksimu menjadi bulan-bulanan warga komplek.” “Tidak. Aku tidak akan pulang tanpa Valentine. Kamu memang kekasihku tapi bukan berarti kamu bisa mengaturku, Ameera,” tandas Akbar kejam. Tak hanya Ameera, Valentine pun terkejut dengan reaksi yang d

DMCA.com Protection Status