“Masih belum ketemu?” Andriyan sampai di markas dan melihat banyak orang sibuk melacak posisi Mayja dengan meretas berbagai CCTV yang ada. Mereka mencoba mengindentifikasi keberadaan Mayja melalui CCTV.Rasel sudah tampak kacau. Penampilannya tidak se-rapi biasanya, bahkan entah dia sudah mandi atau belum. Andriyan tidak yakin Rasel sudah tidur dan makan dengan cukup karena pikirannya yang tidak tenang.“Belum, Tuan,” kata Bio yang pandangannya masih fokus pada layar monitornya.Andriyan menghela napas berat, lalu mendekat pada Rasel. “Berapa lama kamu tidak mandi, tidur, maupun makan?” ucap Andriyan. Saat atasannya berkata begitu, dia sendiri juga baru sadar kalau belum mandi, tidur, maupun makan. Itu sebabnya tubuhnya langsung terasa hancur dan hampir pingsan kalau Andriyan tidak segera menahan.“Kalau kamu ingin mencari Mayja, kamu harus punya tenaga dan memastikan akalmu sehat! Kalau kamu bahkan tidak makan atau tidur, bukankah kamu bisa mati lebih dulu sebelum Mayja ketemu?” kata
“Masih belum ketemu?” Andriyan sampai di markas dan melihat banyak orang sibuk melacak posisi Mayja dengan meretas berbagai CCTV yang ada. Mereka mencoba mengindentifikasi keberadaan Mayja melalui CCTV.Rasel sudah tampak kacau. Penampilannya tidak se-rapi biasanya, bahkan entah dia sudah mandi atau belum. Andriyan tidak yakin Rasel sudah tidur dan makan dengan cukup karena pikirannya yang tidak tenang.“Belum, Tuan,” kata Bio yang pandangannya masih fokus pada layar monitornya.Andriyan menghela napas berat, lalu mendekat pada Rasel. “Berapa lama kamu tidak mandi, tidur, maupun makan?” ucap Andriyan. Saat atasannya berkata begitu, dia sendiri juga baru sadar kalau belum mandi, tidur, maupun makan. Itu sebabnya tubuhnya langsung terasa hancur dan hampir pingsan kalau Andriyan tidak segera menahan.“Kalau kamu ingin mencari Mayja, kamu harus punya tenaga dan memastikan akalmu sehat! Kalau kamu bahkan tidak makan atau tidur, bukankah kamu bisa mati lebih dulu sebelum Mayja ketemu?” kata
3 tahun yang lalu ….Mayja yang baru lulus SMA baru saja diterima di salah satu perguruan tinggi dengan kelas karyawan sehingga perempuan itu bisa mengisi pekan senin sampai jumat untuk bekerja. Karena hutang menumpuk dari ayahnya yang menggunakan namanya, Mayja jadi harus banting tulang untuk melunasinya jika tidak ingin di penjara. Padahal sudah lama dia tidak bertemu dengan sang ayah atau bahkan menikmati uang yang telah dipinjam ayahnya.Untuk melampiaskan rasa lelah akan dunia yang terus berjalan di luar ekspektasinya, Mayja mulai berkunjung ke kelab malam setiap hari. Dia tidak bermaksud menggoda siapa pun atau melakukan hal yang dilarang, dia hanya ingin merasa bebas menari di luar kendalinya. Sampai tidak sengaja bertemu dengan pria tampan yang tidak sengaja menahan pinggangnya saat akan ambruk karena terdorong orang lain.Pertemuan Sandy dan Mayja lagi di malam itu menjadi sejarah berharga bagi Sandy. Namun lagi-lagi Mayja tidak mengenalinya. “Siapa, ya?”Sandy tidak marah. D
Bunyi guntur di luar menandakan bahwa tidak lama lagi hujan badai akan datang. Rasel dan Senja langsung mengalihkan pandangan mereka pada jendela yang ada di lantai dua. Sesekali halilintar datang dan membuat Senja memejamkan mata. Rasel pun tahu apa maksud adiknya datang kemari. “Kamu mau tidur dengan kakak?” tanya Rasel.Senja memeluk guling kesayangan yang ia bawa dari kamar, lalu mengangguk. Kalau biasanya Rasel pasti akan menolak dan mengomeli Senja panjang lebar tentang makna kemandirian. Tetapi untuk hari ini sepertinya dia akan menuruti keinginan sang adik. Sejak hilangnya Mayja, Rasel menyadari betapa banyak penyesalan yang dimiliki oleh orang yang ditinggal pergi seseorang yang begitu berharga.Rasel membuka pintu kamarnya lebih lebar agar Senja bisa masuk dengan leluasa ke dalam kamarnya. Setelah menaiki kasur, Rasel pun ikut membaringkan diri di sebelahnya. Kala bunyi guntur kembali terdengar, Senja langsung mendekat pada lengan Rasel. Rasel pun menjadikan lengannya sebaga
Bunyi guntur di luar menandakan bahwa tidak lama lagi hujan badai akan datang. Rasel dan Senja langsung mengalihkan pandangan mereka pada jendela yang ada di lantai dua. Sesekali halilintar datang dan membuat Senja memejamkan mata. Rasel pun tahu apa maksud adiknya datang kemari. “Kamu mau tidur dengan kakak?” tanya Rasel.Senja memeluk guling kesayangan yang ia bawa dari kamar, lalu mengangguk. Kalau biasanya Rasel pasti akan menolak dan mengomeli Senja panjang lebar tentang makna kemandirian. Tetapi untuk hari ini sepertinya dia akan menuruti keinginan sang adik. Sejak hilangnya Mayja, Rasel menyadari betapa banyak penyesalan yang dimiliki oleh orang yang ditinggal pergi seseorang yang begitu berharga.Rasel membuka pintu kamarnya lebih lebar agar Senja bisa masuk dengan leluasa ke dalam kamarnya. Setelah menaiki kasur, Rasel pun ikut membaringkan diri di sebelahnya. Kala bunyi guntur kembali terdengar, Senja langsung mendekat pada lengan Rasel. Rasel pun menjadikan lengannya sebaga
“Aku akan menceraikanmu kalau kamu memang ingin bersama orang lain.”Mayja hampir kesulitan bernapas kala mendengarnya. Tubuhnya sudah berpaling dari Rasel, sehingga pria itu tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana ekspresinya sekarang. Sandy berjalan mendekat dan membawa Mayja ke dalam pelukannya. Melihat Mayja yang tidak melawan saat dipeluk Sandy membuat Rasel sangat kecewa.“Tepati janjimu untuk tidak menyakitinya sedikit pun dan membiarkannya pergi,” gumam Mayja.“Tentu saja,” kata Sandy.“Ranti?”Suara dari lantai dua membuat Sandy, Mayja, hingga Rasel mendongak ke atas. Ada seorang pria tua yang tampak terkejut dengan keberadaan Mayja. Pria itu segera berlari menuruni tangga meski tubuhnya sudah kesulitan berjalan dengan benar.“Tuan!” seru beberapa pelayan yang menjaganya. Rasel berdecak kesal karena Mayja jadi harus melihat hal yang tidak diinginkan di rumah ini.“Kenapa kamu membiarkannya keluar kamar?” ucap Sandy pada pelayan.“Maaf, Tuan! Tadi saya masih di kamar mandi u
“Ayo kita pergi,” ucap Jonathan setelah menghidupkan sebuah musik di dalam ruangan itu.Mayja dan Rasel belum benar-benar tidak sadarkan diri. Keduanya masih merasakan rasa sakit di bagian peluru itu dan berusaha bertahan. Rasanya ingin sekali bangkit untuk mencari bantuan, tapi semua orang tampak pergi setelah penembakan yang terjadi.Sekuat tenaga, Mayja meraih tangan Rasel di sampingnya. Ia menoleh, menatap penuh wajah pria yang baru ia sadari begitu dicintainya selama ini. Rasel sendiri tidak yakin bahwa dia akan berhasil bertahan. Tubuhnya mulai lemas dan kehilangan banyak darah.“Ra—Rasel … be—bertahanlah … aku … aku ingin bersa … bersamamu. Aku … aku mencintaimu … kumohon,” ucap Mayja susah payah. Air matanya sudah berlinangan karena tidak bisa menyelamatkan mereka berdua. Dia berharap ucapannya sempat terdengar oleh Rasel. Bahkan jika ini adalah hari terakhir mereka, Mayja berharap dia masih memiliki kesempatan.Rasel mulai kesulitan bernapas. Dia membalas genggaman Mayja deng
“Ayo kita pergi,” ucap Jonathan setelah menghidupkan sebuah musik di dalam ruangan itu.Mayja dan Rasel belum benar-benar tidak sadarkan diri. Keduanya masih merasakan rasa sakit di bagian peluru itu dan berusaha bertahan. Rasanya ingin sekali bangkit untuk mencari bantuan, tapi semua orang tampak pergi setelah penembakan yang terjadi.Sekuat tenaga, Mayja meraih tangan Rasel di sampingnya. Ia menoleh, menatap penuh wajah pria yang baru ia sadari begitu dicintainya selama ini. Rasel sendiri tidak yakin bahwa dia akan berhasil bertahan. Tubuhnya mulai lemas dan kehilangan banyak darah.“Ra—Rasel … be—bertahanlah … aku … aku ingin bersa … bersamamu. Aku … aku mencintaimu … kumohon,” ucap Mayja susah payah. Air matanya sudah berlinangan karena tidak bisa menyelamatkan mereka berdua. Dia berharap ucapannya sempat terdengar oleh Rasel. Bahkan jika ini adalah hari terakhir mereka, Mayja berharap dia masih memiliki kesempatan.Rasel mulai kesulitan bernapas. Dia membalas genggaman Mayja deng
Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi
Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Tidak! Kumohon! Kumohon jangan!” Mayja terus mencoba membuka ikatan tangannya. Dia tidak bisa mati begitu saja. Rasel pun memintanya untuk tetap hidup. Jadi Mayja tidak boleh mati.“Jika tak bersamaku lagi, ingat warna langit favoritku. Jika memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Jika tiba waktunya nanti, yang tak dipaksa yang kan terjadi. Walau memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Sampai bertemu di lain bumi … sampai bertemu di lain hari ….”Mendadak lagu itu terngiang di dalam telinga Mayja. Lagu ini adalah lagu yang Mayja dengar di dalam mimpinya ketika bertemu Rasel. Apa Rasel ada di sini? Apa Rasel akan membantunya? Pandangan Mayja terus mengedar, sedangkan langkah Sandy semakin maju untuk menjatuhkan mereka bersama.Air mata sudah berlinangan di pipi Mayja. Di saat begini dia paling merindukan Rasel yang tidak akan ragu untuk datang setiap dirinya berada dalam bahaya. Namun Mayja sama sekali tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Ini bod
“Maafkan aku, tapi hasilnya menunjukkan adanya tumor di dalam otakmu, Andriyan. Tumor ini cukup besar dan sudah mencapai stadium akhir. Berdasarkan kondisi tumor yang sudah mencapai stadium akhir dan ukurannya yang cukup besar, prognosisnya memang tidak menggembirakan.”Akhir-akhir ini Andriyan lebih sering melamun jika tidak diajak bicara. Seolah ada banyak hal yang sedang dia pikirkan. Bio yang kini menggantikan posisi Rasel sebagai asisten pribadinya mulai menyadari beberapa keanehan itu.Ia pun meletakkan tangannya di bahu Andriyan. “Ada masalah, Tuan?”“Kapan kita bisa menemukan Sandy?” tanya Andriyan yang pandangannya sama sekali tidak beralih dan masih melamun.“Tuan!”Sontak Andriyan tersentak mendengar teriakan itu. Dia segera menoleh ke arah Bio dengan raut marah. “Kenapa kamu berteriak?!”“Saya hanya khawatir pada Anda yang akhir-akhir ini sering tidak fokus. Padahal baru beberapa waktu lalu saya melaporkan bahwa kami menerima kabar bahwa kini dia berada di Bali. Ada orang
“Takdir sedang berulang. Akan ada konsekuensi dibalik pengulangan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya.”Konsekuensi, tampaknya itu yang sedang Andriyan hadapi saat ini. Kejadian di kehidupan kali ini memang banyak mirip di kehidupan pertama, tapi bedanya Devanda yang diserang oleh penyakit mematikan. Entah mengapa rasanya Andriyan lebih tenang jika memikirkan bahwa orang yang diberi penyakit adalah Devanda, bukan dirinya. Sehingga Andriyan hanya perlu menemukan Sandy Gautama agar Devanda tidak lagi dalam bahaya.Tubuh Andriyan terjatuh lemas di bangku tunggu rumah sakit. Dari banyaknya orang yang berlalu-lalang, dia merasa seperti hanya dirinya yang memiliki waktu singkat dan terhenti di tempat. Dia tidak bisa memikirkan apa pun. Mengetahui kabar bahwa akan mati ternyata tidak terlalu menyenangkan saat memiliki seseorang yang berharga. Bukankah tangis Devanda akan begitu kencang berhari-hari setelah kepergiannya nanti?Berbagai hal indah yang masih ingin dibagikan Andriyan pada D
“Anak dan wanita? Kalau melihat dari situasi di sekitarnya, kemarin saat diperiksa Moana itu sedang hamil … hah?!” Devanda langsung menutup mulutnya. Tidak percaya jika apa yang dikatakan Andriyan waktu itu memiliki kemungkinan untuk benar. “Ti—tidak mungkin, kan?”Andriyan mengedikkan kedua bahunya sembari bersedekap dada. Sebenarnya dia mendatangi Jonathan atas permintaan istrinya itu. Padahal berbincang dengan pria itu terasa sangat menyebalkan. Meski Andriyan memang merasakan perubahan yang signifikan darinya.Di lain sisi, Devanda merasa tenang karena Jonathan di penjara. Sehingga ancaman terbesarnya dalam kehidupan ketiga ini bisa dia hindari sejauh-jauhnya. Satu-satunya masalah yang harus Devanda tuntaskan hanya tentang Sandy Gautama yang posisinya masih berkeliaran di luar sana. Kapan pun dia bisa mendatangi Mayja lagi. Itu sebabnya Devanda masih belum bisa merasa sepenuhnya tenang.“Siapa pun wanita dan anak yang Jonathan maksud, semoga saja dia baik-baik saja. Karena tidak a