Share

Bab 5

Penulis: Cath
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-15 19:04:31

Jantung Isabella seakan berhenti berdetak melihat Jayden berlari menghampirinya. Ia menyempatkan melirik Javier yang terpaku akan kehadiran Jayden.

"Mommy!!! Mommy kemana saja? Ana terus menangis dan itu berisik sekali!" gerutu Jayden.

Isabella masih terpaku, badan ia seolah mati rasa.

Sementara Javier menurunkan badannya agar sejajar dengan Jayden. "Kau pendek sekali."

Jayden yang tidak terima, langsung menatap Javier tajam. "Aku masih berumur empat tahun asal kau tau, Tuan."

Isabella yang baru menyadari Jayden berbicara pada Javier, langsung ia tarik tangan anaknya.

"Ayo Jay." Isabella menarik tangan mungil Jayden, namun Jayden masih terdiam menatap Javier.

"Mengapa kau memanggil dia Mommy?" Javier bertanya pada Jayden lalu menujuk Isabella.

"Jay ayo...Ana pasti sudah menunggu." Isabella gelisah, mencoba membujuk Jayden untuk menjauhi Javier.

"Wait a minute, Mommy. Aku ingin berbicara dengan tuan ini sebentar." Jayden berkata.

Isabella tidak tahu harus berbuat apa saat ini.

"Pekernalkan Aku Jayden dan itu Mommy ku," tunjuk Jayden. "Siapa nama mu, Tuan? Mengapa kau bisa bersama Mommy ku?" Bagaikan bodyguard Isabella, Jayden berucap tegas pada Javier.

Javier menatap wajah Jayden yang mirip sekali denganya sewaktu kecil, apakah anak kecil ini adalah anaknya? Tetapi ia hanya malam itu saja berhubungan intim dengan Isabella.

"Javier. Namaku Javier El Daverion Coullard."

***

Setelah kejadian tadi, Isabella terdiam melihat pemandangan melalui kamar hotel.

Isabella langsung menggendong Jayden saat Javier memberitahu namanya. Ia panik hingga tidak mendengar suara Jayden yang terus memanggil Javier dengan sebutan daddy.

Jayden langsung mengetahui itu daddy-nya. Sudah Isabella bilang bukan, Jayden anak yang cerdas.

Sementara Javier, pria itu hanya terdiam melihat kepergiannya. Tidak mengejarnya atau ada drama tarik-menarik.

Akan tetapi Javier menghampiri kamar hotelnya setelah beberapa menit kejadian itu. Kini Isabella berada di kamar hotel Javire, sebab tidak ada pilihan lain ia juga harus berbicara dengan pria itu.

"Jelaskan," perintah Javier.

Isabella melirik pria itu yang sedang menyenderkan badan di balkon kamar hotel dengan kedua tangan dimasukan saku, menatap tajam Isabella yang tengah duduk di pinggir kasur.

"Aku bingung harus menjelaskan apa..."

"My son, right?"

Isabella mendongak kaget.

Javier terkekeh sinis. “Kenapa kau kaget? Aku tentu tahu, Isa. Anak itu mirip sekali denganku sewaktu kecil, hanya warna matanya saja yang berbeda."

Isabella yang terpojok tidak ada alasan berbohong juga, memilih menangguk mengakuinya.

Javier melangkah mendekati Isabella lalu mencekram dagu wanita itu. "Mengapa kau berani-beraninya menyembunyikan hal ini?" desis Javier.

Isabella meringis, cengkraman Javier kian menguat. "L-lepaskan sakit..."

"Kenapa kau nakal sekali, Isa? Apa lagi yang kau sembunyikan dariku? JAWAB!"

Tubuh Isabella bergetar. Aura Javier mengerikan. Ia merasakan matanya mulai memanas.

“Answer me.” Tekan Javier

Isabella semakin takut, air matanya mulai berjatuhan.

"Jangan menangis sayang. Maaf, maaf, maafkan aku tidak bisa mengontrol emosiku." Javier mengecup kedua mata Isabella.

Bagaikan mempunyai dua kepribadian, Javier yang tadi menatapnya tajam dan mengerikan, namun sekarang menatapnya lembut.

"Aku marah padamu, Isa. Mengapa kau bisa menyembunyikan anakku dariku, padahal itu darah dagingku sendiri."

Isabella tersiak, ia tidak kuat menjawab Javier.

Setelah beberapa menit, Javier menunggu Isabella sampai berhenti menangis. Isabella sepertinya sudah siap untuk menjelaskan semuanya.

"Aku akan menjelaskannya," ucap Isabella yang sudah jauh lebih tenang.

Javier mengangguk.

"Sebulan setelah kejadian malam itu aku dinyatakan…hamil. Hidupku berantakan, aku takut jika mencoreng nama baik keluargaku. Jadi aku sembunyikan kehamilanku. Aku juga takut Jav, setelah mengetahui kau siapa aku takut, sebab kau dikenal kejam dan aku takut kau juga tidak bisa menerima kehamilanku," jelas Isabella.

Javier membalas. “Aku memang kejam, itu benar. Namun aku tidak mungkin kejam dengan orang yang kusayang, Isa.”

Isabella yang mendengar itu memalingkan wajah salah tingkah.

Javier tersenyum lembut melihatnya. "dan masalah kehamilanmu, kenapa kau berfikir aku tidak akan menerimanya? Seburuk apapun diriku, aku harus bertanggung jawab, Isa."

Isabella bernafas lega, Javier tidak seburuk pikirannya.

"Apakah ada lagi yang kau sembunyikan dariku, sayang?" Javier bisa melihat kegelisahan di mata Isabella.

Isabella mengangguk.

"Anakmu...."

Javier menunggu Isabella melanjutkan ucapanannya.

"....kembar. Mereka kembar, Jav."

Javier tertegun sejenak. "Aku hanya melakukannya malam itu dan langsung kembar? Wah, Kualitas ku memang premium." Lalu terkekeh.

Isabella mengigit bibirnya, yang benar saja pria itu! Astaga, kualitasnya premium? Muka Isabella menjadi memerah malu.

Javier mengusap bibir Isabella. "Jangan pernah mengigit bibirmu di depanku, Isa."

"Berhenti menatapku seperti itu, Jav.”

"Seperti apa memang?"

"Mata mu itu menyeramkan tahu!"

"Kenapa dengan mataku?"

"Biasa saja menatapnya!"

"Aku menatapmu biasa saja."

Isabella menjadi kesal. "Ish!!! Kau menyebalkan!"

Javier tertawa. Sifat asli Isabella telah keluar, tidak seperti tadi yang malu-malu kucing kini Isabella seperti macan betina yang mengamuk.

Isabella terpesona melihatnya Javier tertawa. Baru kali ini melihat pria tersebut tertawa lepas.

"Mengapa wajahmu tambah memerah?" tanya Javier menggoda. Isabella memalingkan wajah yang memanas.

Javier menarik Isabella ke pangkuaanya. "Terluslah mengomeliku sebab kau terlihat sexy dan mempesona."

Isabella memiliki perasaan tidak enak, sepertinya

Javier akan memakannya kali ini.

***

Bunyi pintu bergeser membuat Jayden dan Iriana langsung menoleh dan mendapati Isabella yang tersenyum menghampiri keduanya.

"MOMMY!"

Jayden dan Iriana memeluk Isabella.

"Mommy kemana saja tadi? Ana takut disini Mommy..." keluh Iriana

"Maafkan Mommy sayang..."

"DADDY!"

Suara teriakan Jayden mengalihkan perhatian Iriana dan Isabella.

Jayden berlari kencang dan meloncat pada Javier yang langsung menangkapnya.

Javier memang mengikuti Isabella untuk bertemu kedua anaknya.

Sedangkan Iriana dalam kebingungan, mengapa Jayden memanggil pria itu daddy? Bukannya daddy-nya Xander? begitu pikirnya.

"Daddy, aku mencarimu! Kau berjanji tadi untuk menyusul, mengapa kau lama sekali?!" gerutu Jayden digendongan Javier.

"Daddy memiliki urusan yang harus dituntaskan tadi, boy." Javier melirik Isabella jahil.

Isabella berdecak, memang tidak waras pria itu!

"Mommy dia siapa?" tanya Iriana.

"Ini Daddy kita Ana!" sahut Jayden riang.

Javier melangkah medekati Iriana. Menatap anak perempuannya, jika Jayden mirip dengan dirinya dan warna matanya mengikuti Isabella. Iriana kebalikannya, mirip sekali dengan Isabella namun warna matanya sama dengannya.

"Daddy?" Iriana menekuk alisnya bingung. Ia menatap Isabella. "Dia bukan Daddy Xander!" ucap Iriana tidak suka.

Bab terkait

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 6

    Isabella hanya bisa pasrah saat Javier memaksanya untuk pulang bersamanya. Kini Isabella dan kedua anaknya berada di pesawat private milik Javier. Sedangkan Diana pulang dengan pesawat keluarganya.Isabella tidak berani menatap Javier setelah kejadian Iriana mengatakan daddy-nya adalah Xander. Javier juga tidak mentakan apapun setelah itu. Pria itu bersikap dingin sekarang dan Iriana tidak berani berbicara dengannya juga. "Kenapa kau mengatakan Mr. Xander adalah daddy kita?" bisik Jayden pada Iriana yang duduk disampingnya. "Huh? Hei, Daddy kita selama ini hanya Daddy Xander. Lagipula Ana tidak suka pria itu, dia mempunyai mata yang menyeramkan! Ana lebih menyukai Daddy Xander karena saat tertawa lucu sekali!" bisik Iriana. "Kau menyukai Mr. Xander yang selalu menyebarkan bau mulutnya? Kau tidak salah, Ana? Saat dia tertawa pun tidak lucu justru mengerikan. Mana ada orang tertawa mulutnya melebar dan membentuk lobang seperti goa?" Jayden merinding."Ish! Mengapa kau tidak suka seka

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Obsesi CEO Arogan   Bab 7

    Isabella tersentak melihat Xander ada di rumahnya. Bukankah pria itu sedang ada di Italia dan mengapa Xander menatap Javier seolah mengenal pria tersebut. “Jav? Kau mengenal Bella?” Xander menatap Javier dan Isabella bergantian. Isabella langsung berkata. “Xander? Bukankah kau sedang di Italia?” “Aku mempercepat kepulanganku, sebab aku rasa lebih baik menghadiri acara ulang tahun si kembar,”balas Xander sambil melirik Javier. “Daddy Xander!” Iriana sudah terbangun, ia meminta Isabella untuk menurunkannya. Kemudian berlari menuju Xander. Xander menangkap Iriana yang meloncat padanya kemudian menggendongnya. “I miss you, Daddy Xander!” Iriana mengecup bergantian pipi Xander.Xander terkekeh, melihat kegemasan Iriana. “Me too.” Isabella masih dalam diamnya. Ia tidak menyangka akan secepat ini. Niatnya memperkenalkan Javier di waktu yang tepat. Sedangkan Jayden sudah menatap tidak suka Xander. Ia menoleh pada Javier. “Daddy angkat aku juga. Aku ingin Daddy menggendongku.” bisik Ja

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-29
  • Obsesi CEO Arogan   Bab 8

    Xander menarik kerah kemeja Javier, ia berdesis. "Aku tidak salah dengar kan?"Tanpa basa-basi Xander menerjang Javier. Pukulan terus diterima Javier, ia memang pantas mendapatkannya. Setelah itu Javier mengusap bibirnya yang mengeluarkan darah, ia merasa sepertinya robek. Xander terus memukul perut Javier, hingga terbatuk dan mengeluarkan darah."Bajingan! Aku tidak menyangka pria yang membuat hidup Bella hancur ada di dekatku selama ini!" Xander berteriak Teriakan Xander terdegar hingga kuping Isabella. Wanita itu bergegas melakang menuju taman belakang. Isabella memekik kencang melihat Xander memukuli Javier yang sudah babak belur. "Stop!!!" Isabella melangkah mendekat untuk memisahkan keduanya. Namun, Xander gelap mata, ia tidak menghiraukan adanya Isabella yang berusaha melerainya. "Aku tidak sudi mempunyai kakak seperti dirimu!" "Xander, stop!!! Aku mohon...stop!!!" Mata Isabella sudah berkaca-kaca tidak tega melihat Javier yang sudah lemas, seperti sedikit lagi pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • Obsesi CEO Arogan   Bab 9

    "Bercinta. Aku ingin bercinta denganmu malam ini, Isa."Sontak Isabella terkaget. Ia tidak bisa berbuat apa-apa ketika Javier melangkah menuju kasurnya. "J-jav...kau masih terluka..." Isabella terbata-bata. Ia belum siap mengulang kejadian malam itu. Javier merebahkan Isabella kemudian menindih wanita itu. Lihat, betapa indahnya pemandangan Isabella di atas sini. "Ini hanya luka kecil." Isabella menatap Javier tidak percaya. Luka kecil katanya? Muka pria itu berdarah dan lebam biru."T-tapi..." Isabella mengigit bibirnya. Javier yang melihat itu langsung mengusap bibir Isabella. "Jangan mengigit bibirmu di depanku." Masih dengan mengusap bibir lembut Isabella.Manik Javier dan Isabella saling menatap dalam. Tidak tahu kapan bibir mereka kembali bertemu, dalam belitan yang mengebu-ngebu. Javier melepaskan tautan bibir mereka, menurunkan kepala, mengecup, menjilat, lalu mengisap leher Isabella hingga menimbulkan kemerahan. Isabella mengigit bibirnya menahan desahan saat dadanya d

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • Obsesi CEO Arogan   Bab 10

    Wiliam adalah adik laki-laki dari daddy-nya. Wiliam di kenal kriminal, karena tidak terhitung berapa kali ia keluar penjara. Wiliam di penjara paling lama hanya satu minggu, karena pria itu memilik banyak uang. Membayar kepolisian hal yang mudah baginya.Pria itu mempunyai bisnis yang ilegal, seperti bandar narkoba, menjual senjata ilegal, serta perdagangan manusia. Tidak heran ia mempunyai banyak uang. Sebab, Wiliam adalah ketua mafia di Russia. Sudah lama Javier tidak mendengar nama Wiliam lagi. Menurut informasi anak buahnya, pria itu selama ini hanya fokus pada organisasi mafianya. "Kau sudah mendengarnya?" Javier menoleh saat mendengar suara Xander. "Ada urusan apa kau di sini?" Xander memutar matanya. "Oh c'mon, man. Kau marah padaku? Maafkan aku memukul mu kemarin, tetapi bukannya kau pantas menerimanya?" sinisnya. Javier berdecak. "Untuk apa aku marah? Buktinya aku tidak membalas pukulanmu. Kalau aku marah, kau sudah terbaring di rumah sakit." "Kau sudah mendengar Wilia

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • Obsesi CEO Arogan   bab 11

    "Siapa ini, Jav?" Manik Lauren menatap Isabella bingung kemudian bergeser pada Jayden dan Iriana yang duduk di seberang Isabella. "Astaga! Apa ini nyata?!" pekik Lauren saat melihat Jayden dan Iriana.Lauren melangkah cepat mendekati keduanya. "J-javier! Kau bisa menjelaskan semua ini?!" Javier menghela nafas, ia tidak duga ibunya akan mengetahui secepat ini. "Anakku," ujarnya dengan tenang. Isabella kaget mendengar ucapan Javier, ingin ia menoleh untuk menatap pria itu, namun Isabella masih kesal akan perilaku Javier padanya.Jayden menyudahi makannya lalu menatap seorang wanita tua di hadapannya. "Salam, perkenalkan aku anak mereka dan ini kembaranku." Seraya mengulurkan tanganya untuk berjabat tangan. Lauren memandang Jayden takjub. "Kau sangat cerdas!" Jayden tersenyum."Iriana, berhenti mengunyah dan perkenalkan dirimu," pintah tegas Jayden. Iriana cemberut memandang kesal Jayden. Ia melirik ke arah Lauren dan berkata malu-malu. "H-hallo..." Jayden langsung tertawa menden

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02
  • Obsesi CEO Arogan   Bab 12

    "Isa?" Isabella menoleh saat mendengar suara serak Javier. "Kau tidak apa-apa?" Isabella mendekat kemudian memeriksa suhu tubuh Javier kembali.Javier menatap wanita itu bingung. "Apa maksudmu? Tentu saja aku baik—tunggu dulu," ucapan Javier tertahan saat ia baru menyadari sedang ada di kamarnya. "Bukankah aku sedang di ruang kerja?" tanya Javier bingung. "Pukul tiga nalam tadi aku mencarimu dan ternyata kau di ruang kerjamu, saat aku ingin membangunkanmu tetapi kau tidak bangun-bangun, aku kira kau pingsan. Jadi tadi aku langsung memanggilkan dokter," jelas Isabella.Javier bertambah bingung. “Aku tertidur?” Isabella menangguk. Seingat Javier semalam ia sibuk membaca laporan perusahannya. “Mungkin kau lelah, Jav. Lebih baik kau tidur kembali, ini masih pagi,” ucap Isabella.“Tidak, sayang. Aku harus bekerja.” Javier bangkit namun ditahan oleh Isabella. “Astaga! Kau benar-benar gila kerja rupanya. Ini hari libur, Javier!”“Aku hanya bercanda.” Javier menarik tangan Isabella unt

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-03
  • Obsesi CEO Arogan   Bab 13

    Air mata Isabella terus mengalir dengan jelas. Ia tidak tau siapa pengirim yang memberika sebuah beberapa foto Javier dan seorang perempuan muda. Keduanya tidak berpakaian. Walaupun muka Javier tidak terlihat, Isabella tahu tempat itu ruang kerjanya Javier. Entah kapan Javier sudah berselingkuh dibelakangnya atau mungkin dirinya yang selama ini menjadi selingkuhan? Kedua anaknya sedang menginap di rumah orang tua Javier. Kedua tangan Isabella mengambil cepat pakaiannya dan di masukkan ke dalam koper, tidak peduli berantakan. “Apa yang kau lakukan?!” sentak Javier setelah membuka pintu kamar dengan kasar. Isabella tidak peduli datangnya Javier. “Isabella!” Javier menyentak tangan Isabella untuk berhenti mengemas barangnya. Isabella menepis tangan Javier dan tetap tidak mengubris pria itu.“Kau punya telinga kan?!” Javier menarik tangan Isabella hingga wanita itu berdiri. Kedua tangan Javier memegang bahu Isabella. “Kau kenapa?” tanya Javier khawatir saat melihat mata Isabella b

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-03

Bab terbaru

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 70

    "Mana mereka? Mengapa tidak membawa sendiri tas mereka? " tanya Isabella pada Grace yang memasuki ruang tengah dengan membawa tas sekolah miliki kedua anaknya. "Mereka langsung pergi ke halaman belakang untuk memindahkan pembibitan tugas sekolah Iriana karena hujan." "Alasan, untuk bisa bermain hujan." Kata Isabella yang ditanggapi senyum oleh Grace pengasuh ketiga anaknya.Isabella menyadari sesuatu, "Apakah Isya tahu?" putri si bungsu yang sudah berusia 3 tahun tentu saja pulang lebih awal dari kedua kakaknya tadi berlari dari dapur untuk menyambut kepulangan kedua kakaknya. "Tadi masih berdiri diteras." Jawab Grace yang juga memiliki pemikiran yang sama. Dia segera memberikan tas sekolah ditangannya pada pelayan yang ada disana dan meminta tolong untuk dibawa keruang belajar sebelum menyusul nyonyanya kedepan. Kelihatannya sesuai dugaannya, si kembar sudah menuruni tangga depan bahkan ketika melihat Isabella datang bukannya berbalik kembali untuk naik, mereka berdua memperc

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 69

    Kedua anak kecil berlari menyabut kedatangan lsabella, bergantian memeluknya seperti Isabella yang sudah meninggalkan mereka beberapa hari, padahal Isabella hanya pergi beberapa jam lebih tepatnya dia pergi menemani suaminya menghadiri perjamuan makan siang sehingga saat ketiga putranya pulang sekolah dia tidak ada dirumah. "Merindukan mommy?" tanya Isabella. "Tidak boleh, hanya daddy yang boleh merindukan mommy." Kata Jayden. Isabella tertawa, Javier selalu bertingkah sama dengan anak-anaknya jika berhubungan dengan dirinya. "Mom, minggu depan ada acara outbond disekolah, apakah aku boleh ikut?" tanya Iriana. "Mom, ada tugas sekolah yang tidak kumengerti." Kata Jayden. Isabella tersenyum, duduk diantara kedua anaknya, "Kalian bertiga menyambut mommy ternyata ada kepentingan, tapi mana adik kalian?" Isabella baru menyadari kedua putri bungsunya tidak ada, padahal ini adalah jam bermain mereka yang artinya walau si bungsu baru berusia 5 bulan, kedua kakaknya selalu mengajak adi

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 68

    Javier menatap Isabella yang masih terlelap di depannya. Sudah hampir 7 jam paska operasi caesarnya selesai. Dengkuran halus Isabella terdengar. Matanya juga masih terpejam. Istrinya yang kuat. Isabella baru saja melahirkan anak ketiga merrka.Isabella dan Javier bersyukur sudah dikarunai tiga anak. Mereka mempunyai kembali anak perempuan yang cantik. Permasalahan besar hari itu selesai dan kehidupan Isabella dan Javier berjalan sangat baik. Kehamilan Isabella juga tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dikhawatirkan karena dokter mengatakan fisik Isabella tidak sekuat dulu saat melahirkan kedua anak kembarnya. Mungkin juga karena efek dari kelahiran pertamanya. Kehamilan anak tiga juga terasa sangat berat bagi Isabella. Di bulan kelima, pernah Javier mendapati Isabella yang menangis tiba-tiba di depan pintu rumah mereka. Ia memegang perutnya sambil sesunggukan. Ternyata karena rasa tidak nyaman dan sesak di dadanya. Penderitaan Isabella jauh lebih menyakitkan ketimbang kehamilan

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 67

    Orang-orang bilang, cinta itu akan hadir karena terbiasa. Dan mungkin Javier pun sudah merasakan cinta tersebut untuk Isabella. Dia tak tahu kapan perasaan itu datang, dan Javier baru sadar akan perasaannya saat melihat Isabella berjuang mati-matian di dalam ruang persalinan saat akan melahirkan anak mereka. Javier gugup, panik, dan takut secara bersamaan. Melihat Isabella yang sudah sangat lemas padahal anak mereka belum lahir. Javier sangat takut Isabella akan kenapa-kenapa. Karena itu dia setia mendampingi Isabella, menggenggam tangannya dengan erat dan mengucapkan kata-kata penyemangat. Setelah perjuangan yang hebat dan melelahkan, akhirnya lahirlah bayi mereka yang berjenis kelamin perempuan. Javier tersenyum penuh haru saat perawat menaruh bayinya di atas tubuh Isabella. "Cantik. Seperti kau," bisik Javier. Isabella tersenyum lemah mendengar itu. Dia menatap bayinya, kemudian air mata menetes dari sudut matanya. Isabella merasa tak percaya dia akan di fase ini dalam waktu

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 66

    FLASHBACK. ————————“Javier! Jayden!" jeritan Isabella terdengar ketika ia melihat ruang pakaiannya yang berantakan. Tentu saja ini ulah Jayden dan suaminya, Javier, yang selalu menemani putra mereka saat beraksi. Kali ini bukan baju, tas, atau sepatu Isabella yang menjadi korbannya. Tapi alat rias lsabella dan juga perhiasannya. Tak jauh dari tempat kejadian perkara, Isabella bisa mendengar tawa geli yang tertahan. Ia berjalan menuju salah satu ujung lemarinya. Ada kaki mungil yang terlihat mencoba bersembunyi di balik lemari. “Mommy bisa melihat kalian berdua," ujar Isabella. Ia menoleh mendapati Jayden dengan celana pendek dan kaus serta wajah cemong terkena berbagai jenis alat rias Isabella. Beberapa kalung berlian milik Isabella tergantung di tubuh mungil Jayden. Di sampingnya ada Javier yang menutup mulut Jayden agar anak itu tidak menimbulkan tawa berisik. Wajah Javier juga sama kacaunya dengan Jayden dan sebuah ikat rambut kecil di depan kepala Javier yang menyembul s

  • Obsesi CEO Arogan   bab 65

    Senyum Javier merekah ketika ia sibuk melihat ulang hasil foto-foto liburan mereka di ponsel dan kameranya. Kiri dan kanannya ada Jayden serta Iriana yang ikut berfokus pada gambar di kamera sang ayah. Sesekali mereka heboh ketika melihat salah satu yang mengeluarkan ekspresi konyol dalam foto. "Daddy, nanti kita akan liburan lagi? Dengan Mr. Xander bolekah?" tanya Jayden pada sang ayah. Mereka sudah sampai kembali ke Italia dan Javier masih berada di kediaman orang tuanya karena anak-anak memintanya bermain di sana sebentar saja. "Why not? Nanti Daddy tanya dia dahulu." Javier mencubit gemas pipi anak tersebut. Tampaknya memang tidak terelakkan lagi. Kedua anaknya sangat senang bermain dengan Xander. "Aku menyukai Mr. Xander, dia menyenangkan. Karena selama ini Mr. Xander menyebalkan di mataku," ujar Jayden.Javier dengan cepat menoleh pada anak laki lakinya. Oh ayolah. Javier seorang pria. Dia jelas tau jika Jayden menganggap Xander bagaikan kakanya karena itu yang Jayden la

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 64

    Hari terakhir liburan sekolah Jayden dan Iriana sudah di depan mata. Isabella terbangun dari tidurnya. Ia mengusap mata dan menyadari dirinya berada di kamar utama. Tempat yang seharusnya Javier gunakan. Tapi tidak ada Javier di kamar ini. Seingat Isabella ia tertidur di depan saat menonton bersama Javier. Mungkin Javier memindahkannya.Mereka tidak mungkin melakukan hal-hal aneh seperti malam sebelumnya. Isabella yakin sekali akan hal itu. Ia bangkit dan keluar dari kamar utama. Ruang tengah kosong. Tidak ada tampak kehidupan di sana. Pintu menuju luar pun kosong. Isabella terus berjalan menuju kamar lainnya. Tempat kedua putrinya tidur. Begitu Isabella membuka pembatas ruangan itu, ia mendapati pemandangan konyol di depannya. Javier yang masih terlelap di atas kasur Iriana. Lalu kedua anaknya sibuk mengikat rambut Javier dengan ikat rambut mereka yang Isabella letakkan di meja samping kasur. Seulas senyum Isabella mengembang. Javier tampak tidur sangat lelap sampai tak sadar hasi

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 63

    Matahari sudah terbit dan menampakkan cahaya pagi yang indah. Sebagian cahaya matahari masuk ke dalam kamar lewat sela-sela gorden. Dan Isabella sudah terbangun sejak beberapa menit yang lalu. Saat bangun dan menyadari kondisi tubuh dia dan Javier yang telanjang, wajah Isabella langsung memerah karena malu. Kejadian semalam saat dia dan Javier melakukan hubungan intim terus terbayang dalam benak Isabella. Dan itu membuat dia semakin malu jadinya. Isabella tidak langsung turun dari ranjang dan memilih tetap berbaring di samping Javier. Tubuhnya menghadap ke arah Javier yang tidur dengan posisi terlentang. Mata Isabella memperhatikan struktur wajah Javier yang sempurna dari jarak yang sangat dekat. Dan baru sekarang Isabella menyadari kalau suaminya tersebut sangat tampan. Isabella lalu kembali mengingat perjalanan dia dan Javier selama dua bulan menjadi pasangan suami istri. Hubungan mereka baik, tak pernah bersitegang ataupun bertengkar.Javier jika dilihat sekilas terlihat seper

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 62

    Pagi ini, Isabella bangun dengan keadaan yang sehat seperti biasa. Dia tidak merasakan pusing atau mual, bahkan tidak muntah-muntah juga. Dan sampai sekarang, belum ada hal yang aromanya sangat menusuk dan mengganggu Isabella. Semuanya terasa sangat normal. Maka pantas bulan kemarin dia tak sadar dirinya hamil. Haid masih keluar, juga tak ada tanda-tanda hamil yang dia rasakan. Perubahan pertama yang dia sadari adalah perutnya yang sekarang tak sekencang awal. Isabella sudah tahu kalau dengan fakta dirinya hamil, maka suatu saat nanti tubuhnya akan berubah bentuk. Masih untung kalau misal berat badannya naik secara normal dan tidak berlebihan. Dan jujur saja, Isabella belum siap untuk itu. Dia sudah search di internet tentang perubahan tubuh pada wanita hamil. Ada yang tubuhnya hanya sekedar berisi, ada yang benar-benar melebar. Ada juga yang wajahnya rusak karena jerawat atau flek hitam, ada juga yang kulitnya berubah jadi kusam dan tidak cerah lagi. Jujur, Isabella benar-bena

DMCA.com Protection Status