Air mata Isabella terus mengalir dengan jelas. Ia tidak tau siapa pengirim yang memberika sebuah beberapa foto Javier dan seorang perempuan muda. Keduanya tidak berpakaian. Walaupun muka Javier tidak terlihat, Isabella tahu tempat itu ruang kerjanya Javier. Entah kapan Javier sudah berselingkuh dibelakangnya atau mungkin dirinya yang selama ini menjadi selingkuhan? Kedua anaknya sedang menginap di rumah orang tua Javier. Kedua tangan Isabella mengambil cepat pakaiannya dan di masukkan ke dalam koper, tidak peduli berantakan. “Apa yang kau lakukan?!” sentak Javier setelah membuka pintu kamar dengan kasar. Isabella tidak peduli datangnya Javier. “Isabella!” Javier menyentak tangan Isabella untuk berhenti mengemas barangnya. Isabella menepis tangan Javier dan tetap tidak mengubris pria itu.“Kau punya telinga kan?!” Javier menarik tangan Isabella hingga wanita itu berdiri. Kedua tangan Javier memegang bahu Isabella. “Kau kenapa?” tanya Javier khawatir saat melihat mata Isabella b
Javier melaporkan semua yang dilakukan Wiliam selama di Italia. Catatan kriminal pamannya juga mempermudah polisi untuk menangkap pria itu. Setelah penangkapan Wiliam. Javier kini sedang berada di rumah orang tuanya, sebab Isabella dan kedua anaknya menginap beberapaa hari di sini.Ngomong-ngomong mengenai kesalahpahaman mereka belum juga selesai. Isabella sampai saat masih tidak mau berbicara dengannya. "Kau sedang bertengkar dengannya?" tanya Lauren yang dibalas anggukan oleh Javier. "Jangan terlalu lama. Kapan kalian akan menikah?" tanya Lauren kembali.Javier mendadak tidak berselera makan setelah mendengar pertanyaan Lauren. "Kau berniat menikahinya bukan?" Mata Lauren menyipit."Pertanyaan apa itu, Mom? Tentu saja!" Javier berdecak."Lalu?""Lalu apa?""Lalu kenapa kau terlihat tidak bersemangat?" Javier menghembuskan nafasnya. "Isa belum siap menikah, itu faktanya.""Kau sudah membujuknya dengan baik-baik?" Perkataan Lauren membuat Javier terdiam. Saat itu obrolan mereka
"Kau mencintaiku kan?"Perkataan Javier terus terpikir di kepala Isabella. Kini ia sedang berada di balkon kamar tidur, menikmati sejuknya udara malam.Di belakang sana ada Javier yang sedang tidur pulas. Isabella terbangun tengah malam karena tidak bisa berhenti memikirkan perkataan Javier dan Lauren. Apakah ia mencintai Javiet?Tapi mengapa hanya ia yang ditanyakan? Isabella juga ingin tahu apakah pria itu juga mencintainya? Entalah setelah pertemuan kembali dengan Javier, jantung Isabella langsung berdetak cepat. Selalu nyaman jika berada di dekat pria itu.Isabella memang buruk dalam percintaan, bisa dibilang ia tidak mempunyai mantan satupun. Hidupnya sibuk belajar dan meraih cita-citanya sebagai dokter.Ngomong-ngomong mengenai dokter, Isabella jadi rindu pekerjaannya."Isa? Kenapa kau di luar? Astaga, kau akan kedinginan, sayang." Javier menghampiri Isabella dan menyelimuti tubuh wanita itu.Isabella mendongak menatap wajah Javier khas bangun tidur. "Kenapa kau bisa terbangun
Seolah mendapat pencerahan dari Xander, Isabella sudah memutuskan untuk menyetujui ajakan untuk menikah dengan Javier. Setelah mengetahui selama ini dia ternyata mencintai Javier, Isabella menjadi takut bertemu pria itu. Lebih tepatnya malu. Sebab ia sudah mengetahui perasaannya sekarang. Isabella memang bisa dikatakan bodoh dalam percintaan. Kini jam sudah menunjukan pukul 7 malam yang dimana 1 jam lagi Javier akan pulang dari kantornya. Pria itu memang akhir-akhir ini sibuk sekali dengan pekerjaan. Isabella jadi berfikir apakah Javier juga mencintainya? Namun perkataan Xander mengenai Javier sudah pasti mencintainya terngiang di kepalanya. Kalau dilihat-lihat, memang perilaku Javier semakin-kesini semakin berubah yang dalam artian semakin terbuka dengan Isabella. Bahkan pria itu tidak malunya menyuruh Isabella untuk mengambil celana dalamnya. "Sayang? Kau belum tidur?" Suara dari pintu masuk membuyarkan lamuan Isabella. Wanita itu tersenyum manis saat melihat Javier dengan set
“Aku tidak menyangka kakakku akhirnya menikah juga.” Xander memeluk Javier lalu Isabella. Tepat hari ini adalah acara pernikahaan Javier dan Isabella dilaksanakan. Javier memrintahkan agar acaranya dibuat megah dan mewah. Sedangkan Isabella menginginkan yang sederhana saja. Saran Isabella untuk mengunda tamu yang sedikit saja tidak Javier turuti. Pria itu mempunyai koneksi yang sangat luas hingga para tamu pun banyak dihadiri dari kalangan atas. “Tentu saja aku akan menikah. Kau juga cepatlah menyusul, berhenti bermain wanita yang tidak jelas di luar sana,” balas Javier. Xander berdecak. “Nanti saja. Aku masih muda, masih ingin berpetualang.” Pandangan Xander beralih ke Isabella. “Aku sangat cantik, Bella.” Xander menatap Isabella terpanah. “Hentikan tatapanmu itu, di istriku sekarang.” Tangan Javier memeluk pinggang Isabella posesif. “Sudah tua masih saja cemburuan.” Perkataan Xander mengundang tawa Isabella.Javier menatap Xander datar. “Terserah yang penting aku kaya.” Sete
Beberapa bulan sudah Javier dan Isabella lewati sebagai pasangan suami istri. Ditambah Isabella kini berstatus Nyonya Coullard, tidak sedikit yang membicarakan perihal statusnya kini. Banyak yang menduga Javier menikahinya karena adanya kedua anaknya atau Javier dijebak oleh Isabella untuk tidur bersama dan berakhir Javier mau tidak mau menikahnya karena Isabella hamil. Mulut ke mulut sampai rumor tersebut terdegar oleh Javier sendiri. Pria itu tentu murka dan langsung mengadakan pres conference secara terbuka. Dengan tegasnya Javier mengatakan. “Aku diam jika kalian menyebarkan rumor yang tidak benar tentang diriku. Tetapi jika istriku yang menjadi target kalian selanjutnya, aku tidak akan diam. Akanku seret ke jalur hukum, ingat itu.” Setelah mengatakan hal itu di depan banyaknya kamera, Javier bangkit dan menggandeng tangan Isabella. Wartawan pun sigap menghampiri keduanya. “Back off!” Para bodyguard Javier meminta para wartawan untuk mundur memberikan ruang jalan untuk Javie
Satu tahun sudah hubungan pernikahan Javier dan Isabella. Mereka menjalaninya dengan penuh kebahagiaan, apalagi Iriana yang sudah menerima Javier sebagai daddynya. Kedua anaknya pun sudah masuk sekolah tingkat anak-anak. Isabella merasa waktu begitu cepat, hingga ia masih tidak menyangka berakhir menjadi istri dari CEO Italia yang terkenal arogan. Isabella selalu takut jika pernikahannya gagal, sebab ia tidak percaya diri bisa mengelewati status sebagai istri Javier.Saat masyarakat tahu ia adalah istri Javier, banyak pro dan kontra bermunculan. Isabella menerima semua itu. Sebab hidup memanglah begitu. Tidak semua orang menyukainya. "Kenapa melamun, hm? Nanti tangamu keiris."Isabella terlonjak kaget saat merasakan sebuah tangan melingkari pinganggnya dan suara yang berbisik tepat di telinganya. "Astaga, Jav! Kau mengagetiku saja!"“Wangi vanila, kau ingin membuat kue?” Mata Javier melihat banyaknya tepung dan beberapa bahan untuk membuat kue lainnya. “Iya. Iriana mengatakan tem
Sudah beberapa hari Javier pergi ke Russia tetapi Isabella tetap gelisah. Pria itu selalu mengabarinya setiap saat dan mereka juga sering melakukan video call saat malam tiba. Namun, tetap saja perasaan Isabella selalu gelisah. Banyak pikiran negatif menghantuinya. Isabella akui sekertaris Javier yang bernama Victoria iyu sangat cantik dan sexy.Sebenarnya dirinya tidak pernah berlebihan seperti ini memikirkan hal buruk. Dulu juga pernah saat Javier pergi, tetapi itu saat bersama dengan Tayler jadi Isabella tidak terlalu gelisah seperti sekarang. Satu hal yang Isabella takuti, Javier selingkuh.Saat Isabella menunjukan foto Victoria pada Xander untuk memberinya pendapat respon pria itu menyuruhnya tenang dan tidak mungkin Javier seperti itu. “Sayang,” sapa Javier di seberang sana setelah Isabella mengangkat telponnya. “Kenapa mukamu cemberut begitu?” tanya Javier melihat wajah Isabella dibalik layarnya. Kini hari sudah malam, rutinitas mereka sebelum tidur memang selalu melakukan
"Mana mereka? Mengapa tidak membawa sendiri tas mereka? " tanya Isabella pada Grace yang memasuki ruang tengah dengan membawa tas sekolah miliki kedua anaknya. "Mereka langsung pergi ke halaman belakang untuk memindahkan pembibitan tugas sekolah Iriana karena hujan." "Alasan, untuk bisa bermain hujan." Kata Isabella yang ditanggapi senyum oleh Grace pengasuh ketiga anaknya.Isabella menyadari sesuatu, "Apakah Isya tahu?" putri si bungsu yang sudah berusia 3 tahun tentu saja pulang lebih awal dari kedua kakaknya tadi berlari dari dapur untuk menyambut kepulangan kedua kakaknya. "Tadi masih berdiri diteras." Jawab Grace yang juga memiliki pemikiran yang sama. Dia segera memberikan tas sekolah ditangannya pada pelayan yang ada disana dan meminta tolong untuk dibawa keruang belajar sebelum menyusul nyonyanya kedepan. Kelihatannya sesuai dugaannya, si kembar sudah menuruni tangga depan bahkan ketika melihat Isabella datang bukannya berbalik kembali untuk naik, mereka berdua memperc
Kedua anak kecil berlari menyabut kedatangan lsabella, bergantian memeluknya seperti Isabella yang sudah meninggalkan mereka beberapa hari, padahal Isabella hanya pergi beberapa jam lebih tepatnya dia pergi menemani suaminya menghadiri perjamuan makan siang sehingga saat ketiga putranya pulang sekolah dia tidak ada dirumah. "Merindukan mommy?" tanya Isabella. "Tidak boleh, hanya daddy yang boleh merindukan mommy." Kata Jayden. Isabella tertawa, Javier selalu bertingkah sama dengan anak-anaknya jika berhubungan dengan dirinya. "Mom, minggu depan ada acara outbond disekolah, apakah aku boleh ikut?" tanya Iriana. "Mom, ada tugas sekolah yang tidak kumengerti." Kata Jayden. Isabella tersenyum, duduk diantara kedua anaknya, "Kalian bertiga menyambut mommy ternyata ada kepentingan, tapi mana adik kalian?" Isabella baru menyadari kedua putri bungsunya tidak ada, padahal ini adalah jam bermain mereka yang artinya walau si bungsu baru berusia 5 bulan, kedua kakaknya selalu mengajak adi
Javier menatap Isabella yang masih terlelap di depannya. Sudah hampir 7 jam paska operasi caesarnya selesai. Dengkuran halus Isabella terdengar. Matanya juga masih terpejam. Istrinya yang kuat. Isabella baru saja melahirkan anak ketiga merrka.Isabella dan Javier bersyukur sudah dikarunai tiga anak. Mereka mempunyai kembali anak perempuan yang cantik. Permasalahan besar hari itu selesai dan kehidupan Isabella dan Javier berjalan sangat baik. Kehamilan Isabella juga tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dikhawatirkan karena dokter mengatakan fisik Isabella tidak sekuat dulu saat melahirkan kedua anak kembarnya. Mungkin juga karena efek dari kelahiran pertamanya. Kehamilan anak tiga juga terasa sangat berat bagi Isabella. Di bulan kelima, pernah Javier mendapati Isabella yang menangis tiba-tiba di depan pintu rumah mereka. Ia memegang perutnya sambil sesunggukan. Ternyata karena rasa tidak nyaman dan sesak di dadanya. Penderitaan Isabella jauh lebih menyakitkan ketimbang kehamilan
Orang-orang bilang, cinta itu akan hadir karena terbiasa. Dan mungkin Javier pun sudah merasakan cinta tersebut untuk Isabella. Dia tak tahu kapan perasaan itu datang, dan Javier baru sadar akan perasaannya saat melihat Isabella berjuang mati-matian di dalam ruang persalinan saat akan melahirkan anak mereka. Javier gugup, panik, dan takut secara bersamaan. Melihat Isabella yang sudah sangat lemas padahal anak mereka belum lahir. Javier sangat takut Isabella akan kenapa-kenapa. Karena itu dia setia mendampingi Isabella, menggenggam tangannya dengan erat dan mengucapkan kata-kata penyemangat. Setelah perjuangan yang hebat dan melelahkan, akhirnya lahirlah bayi mereka yang berjenis kelamin perempuan. Javier tersenyum penuh haru saat perawat menaruh bayinya di atas tubuh Isabella. "Cantik. Seperti kau," bisik Javier. Isabella tersenyum lemah mendengar itu. Dia menatap bayinya, kemudian air mata menetes dari sudut matanya. Isabella merasa tak percaya dia akan di fase ini dalam waktu
FLASHBACK. ————————“Javier! Jayden!" jeritan Isabella terdengar ketika ia melihat ruang pakaiannya yang berantakan. Tentu saja ini ulah Jayden dan suaminya, Javier, yang selalu menemani putra mereka saat beraksi. Kali ini bukan baju, tas, atau sepatu Isabella yang menjadi korbannya. Tapi alat rias lsabella dan juga perhiasannya. Tak jauh dari tempat kejadian perkara, Isabella bisa mendengar tawa geli yang tertahan. Ia berjalan menuju salah satu ujung lemarinya. Ada kaki mungil yang terlihat mencoba bersembunyi di balik lemari. “Mommy bisa melihat kalian berdua," ujar Isabella. Ia menoleh mendapati Jayden dengan celana pendek dan kaus serta wajah cemong terkena berbagai jenis alat rias Isabella. Beberapa kalung berlian milik Isabella tergantung di tubuh mungil Jayden. Di sampingnya ada Javier yang menutup mulut Jayden agar anak itu tidak menimbulkan tawa berisik. Wajah Javier juga sama kacaunya dengan Jayden dan sebuah ikat rambut kecil di depan kepala Javier yang menyembul s
Senyum Javier merekah ketika ia sibuk melihat ulang hasil foto-foto liburan mereka di ponsel dan kameranya. Kiri dan kanannya ada Jayden serta Iriana yang ikut berfokus pada gambar di kamera sang ayah. Sesekali mereka heboh ketika melihat salah satu yang mengeluarkan ekspresi konyol dalam foto. "Daddy, nanti kita akan liburan lagi? Dengan Mr. Xander bolekah?" tanya Jayden pada sang ayah. Mereka sudah sampai kembali ke Italia dan Javier masih berada di kediaman orang tuanya karena anak-anak memintanya bermain di sana sebentar saja. "Why not? Nanti Daddy tanya dia dahulu." Javier mencubit gemas pipi anak tersebut. Tampaknya memang tidak terelakkan lagi. Kedua anaknya sangat senang bermain dengan Xander. "Aku menyukai Mr. Xander, dia menyenangkan. Karena selama ini Mr. Xander menyebalkan di mataku," ujar Jayden.Javier dengan cepat menoleh pada anak laki lakinya. Oh ayolah. Javier seorang pria. Dia jelas tau jika Jayden menganggap Xander bagaikan kakanya karena itu yang Jayden la
Hari terakhir liburan sekolah Jayden dan Iriana sudah di depan mata. Isabella terbangun dari tidurnya. Ia mengusap mata dan menyadari dirinya berada di kamar utama. Tempat yang seharusnya Javier gunakan. Tapi tidak ada Javier di kamar ini. Seingat Isabella ia tertidur di depan saat menonton bersama Javier. Mungkin Javier memindahkannya.Mereka tidak mungkin melakukan hal-hal aneh seperti malam sebelumnya. Isabella yakin sekali akan hal itu. Ia bangkit dan keluar dari kamar utama. Ruang tengah kosong. Tidak ada tampak kehidupan di sana. Pintu menuju luar pun kosong. Isabella terus berjalan menuju kamar lainnya. Tempat kedua putrinya tidur. Begitu Isabella membuka pembatas ruangan itu, ia mendapati pemandangan konyol di depannya. Javier yang masih terlelap di atas kasur Iriana. Lalu kedua anaknya sibuk mengikat rambut Javier dengan ikat rambut mereka yang Isabella letakkan di meja samping kasur. Seulas senyum Isabella mengembang. Javier tampak tidur sangat lelap sampai tak sadar hasi
Matahari sudah terbit dan menampakkan cahaya pagi yang indah. Sebagian cahaya matahari masuk ke dalam kamar lewat sela-sela gorden. Dan Isabella sudah terbangun sejak beberapa menit yang lalu. Saat bangun dan menyadari kondisi tubuh dia dan Javier yang telanjang, wajah Isabella langsung memerah karena malu. Kejadian semalam saat dia dan Javier melakukan hubungan intim terus terbayang dalam benak Isabella. Dan itu membuat dia semakin malu jadinya. Isabella tidak langsung turun dari ranjang dan memilih tetap berbaring di samping Javier. Tubuhnya menghadap ke arah Javier yang tidur dengan posisi terlentang. Mata Isabella memperhatikan struktur wajah Javier yang sempurna dari jarak yang sangat dekat. Dan baru sekarang Isabella menyadari kalau suaminya tersebut sangat tampan. Isabella lalu kembali mengingat perjalanan dia dan Javier selama dua bulan menjadi pasangan suami istri. Hubungan mereka baik, tak pernah bersitegang ataupun bertengkar.Javier jika dilihat sekilas terlihat seper
Pagi ini, Isabella bangun dengan keadaan yang sehat seperti biasa. Dia tidak merasakan pusing atau mual, bahkan tidak muntah-muntah juga. Dan sampai sekarang, belum ada hal yang aromanya sangat menusuk dan mengganggu Isabella. Semuanya terasa sangat normal. Maka pantas bulan kemarin dia tak sadar dirinya hamil. Haid masih keluar, juga tak ada tanda-tanda hamil yang dia rasakan. Perubahan pertama yang dia sadari adalah perutnya yang sekarang tak sekencang awal. Isabella sudah tahu kalau dengan fakta dirinya hamil, maka suatu saat nanti tubuhnya akan berubah bentuk. Masih untung kalau misal berat badannya naik secara normal dan tidak berlebihan. Dan jujur saja, Isabella belum siap untuk itu. Dia sudah search di internet tentang perubahan tubuh pada wanita hamil. Ada yang tubuhnya hanya sekedar berisi, ada yang benar-benar melebar. Ada juga yang wajahnya rusak karena jerawat atau flek hitam, ada juga yang kulitnya berubah jadi kusam dan tidak cerah lagi. Jujur, Isabella benar-bena