Share

64 : Curiga

Penulis: Galery Gia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-08 07:58:02

“Papa pulang.”

Seru riang Joshua begitu memasuki kamar putrinya, Bella. Ia tersenyum tipis melihat Bella sedang duduk sembari membaca buku-buku ceritanya ditemani oleh sang ibu. Mendekati waktu tidur, Bella selalu menyempatkan diri untuk membaca buku cerita. Joshua langsung mendekati dua orang yang paling dia cintai itu.

“Selamat datang kembali, Pa.”

Karina berseru tak kalah riang menggantikan Bella yang masih kesulitan untuk bicara. Bella senang melihat ayahnya kembali, ia selalu ingin menghabiskan waktu dengan cinta pertamanya itu. Ia beranjak dan langsung memeluk ayahnya erat, selau lengket seperti permen karet.

“Bagaimana kabarmu? Aku merindukanmu, sayang.” Joshua mengecup dahi istrinya lembut dan menatapnya penuh cinta.

“Selalu baik, aku juga merindukanmu.”

Bella memeluk Joshua erat-erat, namun perhatian Joshua sesekali masih tertuju pada Karina. “Dokter Anna bilang apa? Bagaimana kondisimu?”

“Sangat baik, semuanya normal, kata dokter Anna aku hanya kelelahan saja,” jelas Karina,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Obsesi Bos Mafia Kejam   65 : Jawaban I

    “Di mana Vivian?” Serena menatap bingung DK yang bertanya di mana bosnya itu berada. bukannya sebagai seorang kekasih dia sudah pasti tahu kemana pacarnya pergi. Kenapa malah bertanya kepada karyawannya? “Bos pergi, katanya hari ini dia tidak ke kafe, ada urusan mendadak.” Serena menjawab dengan nada ketus. “Kemana?” Serena mengangkat bahunya sebagai jawaban, Vivian tidak memberitahu kemana dia akan pergi. Pagi-lagi sekali Vivian sudah pergi dan menitipkan kafenya kepada karyawannya untuk dikelola hari ini. Serena juga tidak pernah mau tau urusan apa yang bosnya itu lakukan, dia hanya seorang karyawan yang dibayar untuk bekerja, bukan untuk mencari tahu apa yang bosnya itu lakukan sehari-hari. “Ini pesananmu, paman.” Serena memberikan satu cup kopi hangat pada DK. DK memandang jengkel Serena, “Sudah saya katakan, saya bukan pamanmu!” “Terserah! Bisakah anda menyingkir?! Antriannya sudah sangat panjang.” Serena tak kalah jengkel, DK berdiri di sana sudah cukup lama dan membuat an

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Obsesi Bos Mafia Kejam   66 : Apa Kamu Takut?

    “Dungu...” DK tertawa lagi, wanita itu terlihat semakin menarik di matanya. Sorot mata DK seperti binatang buas yang sedang menatap mangsanya. Ia perlahan berdiri, berjalan ke arah Vivian, lalu mencekik lehernya tanpa aba-aba. “Mulutmu sunggu membuatku geram, sayang. Setelah melihatnya, aku benar-benar ingin menghukumnya.” Mereka saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat, sehingga hampir bisa merasakan napas satu sama lain. Suasana hening dan pencahayaan yang termaram menguatkan ketegangan di antara mereka. DK mencengkram dagu Vivian kuat, giginya saling beradu menimbulkan suara gemerutuk yang cukup keras. Ketegangan itu terus berlanjut, tidak ada yang membuka suara lagi, hanya sorot mata mereka yang tajam saling beradu memancarkan aura dingin dan tegang. Vivian menyeringai, ia tidak melawan dengan apa yang DK lakukan padanya. Dia malah terus menatap, seolah-olah sedang menantang pria itu untuk bertarung dengannya. “Kau pikir kau bisa mengendalikanku? Tolong ingat ini tuan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Obsesi Bos Mafia Kejam   67 : Jawaban II

    “Hei, bangun!”Karina perlahan membuka matanya, ia sangat terkejut mendapati dirinya terbaring di atas sofa. Ia lalu menyadari dirinya berada di sebuah rumah sederhana dengan interior yang tersusun rapi di setiap sudutnya. Matanya melihat sosok wanita paruh baya yang sedang membersihkan rak-rak yang berdebu. “Jangan diam saja di situ, Karin. Bangun! bantuin mamah bersih-bersih rumah.” Ia melihat sekitar, ia mencari-cari di mana suaminya berada. Karina melihat pakaian yang ia kenakan, berbeda dari terakhir kali yang ia pakai sebelum dia tidak sadarkan diri. “Joshua,” panggilnya dengan suara pelan.“Anak ini, kamu memimpikan seorang pria? Namanya Joshua?” wanita paruh baya itu terdengar tertawa kecil. Karina bingung, ia tidak mengenali siapa wanita paruh baya yang ada di hadapannya saat ini. Mata Karina mengikuti setiap gerak dari wanita paruh baya itu. Tidak tau kenapa, dada Karina perlahan terasa sesak, air matanya menetes begitu saja membasahi pipinya. Tidak tau kenapa, ia ingin m

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Obsesi Bos Mafia Kejam   68 : Jawaban III

    “Sial!”Joshua memukul tangannya ke udara. Dokter Anna keluar dari ruangan dengan perasaan takut. Ia takut Joshua akan melakukan hal buruk terhadapnya. Dokter Anna tau, Joshua bukan orang yang akan melepaskan seseorang dengan mudah. Joshua menoleh ke arah Karina yang masih terbaring dengan mata yang tertutup rapat. Ia belum menyadari kalau Karina sudah bangun sejak tadi. Ia menarik napas panjang lalu keluar dari ruangan tersebut. Karina perlahan membuka matanya, ia masih terkejut dengan apa yang barusan ia dengar. “Dia melakukan apa terhadapku? Pencucian otak? Kenapa ia sejahat itu padaku?”Banyak pertanyaan yang bersarang di dalam kepalanya. Ia perlahan bangkit, merubah posisinya menjadi duduk. Kepalanya masih terasa sakit karena mimpi yang ia alami. Semuanya terasa sangat nyata, otaknya masih mengingat itu semua dengan sangat jelas. “Mamah, papah,” gumam Karina, ia menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Ia mengingatnya, ia mengingat semuanya masa lalunya, berkat mimpi itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Obsesi Bos Mafia Kejam   69 : Ini Perintah

    |Aku sudah mengetahui semuanya. Aku pergi, selamat tinggal.|Joshua meremat kuat memo yang ada di tangannya, atapan matanya memancarkan kemarahan yang tak terbendung, menggambarkan betapa besar kekecewaannya. Wajahnya yang biasanya bercahaya dengan senyum kebahagiaan, kini dikelilingi oleh kerutan-kerutan kegelisahan.“Sial, berani sekali kau!” ia mengeram marah, tinjunya semakin kuat mengepal, kemarahannya semakin memuncak.Baju pasien yang tadinya dikenakan oleh Karina sudah terlipat rapi di atas ranjang pasien. tubuhnya gemetar oleh kemarahan dan murka yang mendalam. Tatapan matanya terbakar oleh api kemarahan, dan wajahnya memancarkan rasa amarah yang tak tertahankan. Keadaannya semakin buruk dengan setiap detik yang berlalu.“Tuan, nona Bella tidak ada di mansion.”“Bajingan!!”Tangan-tangan gemetarnya meraih benda-benda dan melemparkannya dengan ganas ke arah sang pengawal penuh kemarahan di dalam dirinya. “Cari sampai dapat! Sialan!”“Baik, Tuan.”Sang pengawal langsung keluar

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • Obsesi Bos Mafia Kejam   70 : Pergi

    “Pak, apa kita harus melanjutkan ini semua? Banyak orang tidak besalah yang mati sia-sia karena kemurkaan tidak berdasar yang Anda miliki.” DK mulai khawatir dengan keadaan Joshua, ia merasa sangat tersesat sekarang. Ia tidak tau harus melakukan apa lagi untuk menenangkan bosnya ini. akibat dari kemarahannya banyak nyawa tidak bersalah mati sia-sia dengan ujung peluru tajamnya. ‘Kau ingin mati juga, DK?” Tatapan mata itu bukan tatapan mata seorang manusia, dia menikmati setiap darah yang mengalir di pisau dan ujung pistolnya. Dia kehilangan kewarasannya setelah kepergian Karina dan Bella. Dia marah, murka, kesal, kecewa, sedih, semua perasaan itu menjadi satu seperti ingin menyeretnya ke sebuah lubang tak berdasar. “Bukan seperti itu, pak. Ini sudah keterlaluan, para pekerja di mansion itu tidak bersalah. Mereka tidak tau apa-apa dan Anda dengan ringannya membunuh mereka? Setelah ini polisi akan mencari Anda atas semua kasus pembunuhan ini.” DK menarik napas panjang, menyeka waja

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • Obsesi Bos Mafia Kejam   71 : Kembali Untuk Membawamu

    Satu minggu kemudian...Pemandangan berawan di tepi sungai tampak damai namun menakutkan, seolah-olah awan kelam itu menyembunyikan sesuatu. Sungai mengalir deras, membawa kabut dari awan. Pepohonan gundul, dan tanah tertutup lapisan kabut. Awan berwarna abu-abu pucat, tanpa matahari yang terlihat bersinar. Udara hening dan tenang, hanya ada suara sungai yang mengalir. Bayangan seorang pria yang berdiri di pinggir sungai menjadi satu-satunya objek yang bergerak. Mulutnya terus mengeluarkan asap dari rokok yang dihisap penuh dengan kenikmatan. “Tuan, seseorang ingin bertemu dengan Anda.” Seseorang dari belakang menggangu ketenangannya. Dia pun langsung berbalik dan melihat orang itu dengan tatapan yang datar. Keseharian yang semakin sibuk karena harus terus mencari di mana wanitanya berada membuatnya stress.“Siapa?”“Tuan Victor, suami dari dokter Anna.”Joshua terdiam sejenak, dia lalu menghisap puntung rokok terakhirnya sebelum membuangnya asal. Asap itu membumbung tinggi keluar

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12
  • Obsesi Bos Mafia Kejam   72 : Di Ambang Kehancuran

    Suasana di dalam pesawat penuh dengan kenyamanan dan kemewahan. Interior kabinnya mewah, dengan tempat duduk dan fasilitas yang luas. Kain kursi lembut, mewah. Udara di dalam kabin bersih dan segar. Pencahayaannya lembut dan hangat, dengan cahaya keemasan matahari sore yang masuk melalui jendela. Suara mesin pesawat terdengar lembut, tidak terlalu memekakkan telinga. Vivian dengan teliti mengobati luka DK yang terlihat cukup serius. tatapan matanya penuh tekad dan kedua tangan cekatan. Ia bekerja dengan cepat dan efisien, karena ia tahu bahwa waktu adalah hal yang sangat penting. DK terbaring di kursi kabin yang mewah, dia kesakitan, tetapi Vivian melakukan semua yang dia bisa untuk meminimalkan rasa sakit dan membuatnya merasa nyaman. “Kalau sakit bilang saja, aku akan berhati-hati,” ucap Vivian, matanya sesekali melirik DK dengan tatapan cukup datar namun menyimpan kekhawatiran di sana. “Aku baik-baik saja, luka ini belum ada apa-apanya.” DK tersenyum tipis. “Tukang pamer,” cibi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12

Bab terbaru

  • Obsesi Bos Mafia Kejam   81 : Akhir

    Aula terlihat sangat mewah dan meriah. Aula didekorasi dengan bunga warna-warni dan lampu yang berkelap-kelip, menambah suasana ceria, suara musik yang diputar di latar belakang menambah kesal keceriaan yang tidak ada habisnya. Kedua mempelai berdiri di altar, dikelilingi oleh teman dan keluarga, menciptakan rasa romansa dan keakraban yang dirasakan oleh semua yang hadir. Mereka telah mengucapkan janji setia seumur hidup, menyematkan cincin di jari manis masing-masing. Beberapa orang tampak terharu, mereka sangat menikmati acara tersebut dengan penuh suka cita. Bella tidak ada hentinya menggenggam tangan DK, dia tidak ingin berpisah dari pengganti ayahnya itu. Dia selalu berada di sampingnya, ikut merayakan kegembiraan dalam pernikahan yang suci. Karina merasa sangat bangga, karena dia bisa menghantarkan saudaranya ke pernikahan sebelum waktunya di dunia habis. Ia sangat antusias dan gembira saat melihat para tamu yang hadir sangat ramai untuk mengucapkan selamat ke dua mempelai.

  • Obsesi Bos Mafia Kejam   80 : Berkunjung

    Pemandangan di atas bukit terlihat tenang dan indah. Bukit ini ditutupi dengan rumput yang lembut, dan udaranya kental dengan aroma bunga dan dedaunan. Suasananya sangat tenang dan damai, wanita itu berdiri dengan mata terpejam, berdoa untuk dua makam di depannya. Dia mengenakan gaun yang tergerai, dan kepala yang ditutup oleh topi kupluk berwarna senada dengan gaunnya. Perlahan dia membuka matanya dan memandang dua makam itu dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari wajahnya. Walau pun terlihat pucat, dia tetap menunjukkan ekspresi terbaiknya. “Ma, Pa, akhirnya setelah bertahun-tahun berlalu, aku bisa datang ke makam kalian lagi.” Karina tersenyum tipis. Ia sangat senang bisa berkunjung ke tempat ini setelah bertahun-tahun lamanya. Ia merindukan dua sosok yang paling dia cintai itu. Walau pun Karina sudah mengetahui kebenarannya, dia sama sekali tidak memiliki rasa benci, yang ada, dia semakin mencintai keda orang tuanya itu. “Karin sudah tau apa yang terjadi dulu. Kemarin

  • Obsesi Bos Mafia Kejam   79 : Perpisahan Yang Memilukan

    Satu tahun kemudian... Langit pagi yang cerah hampir terlalu terang untuk dilihat, karena matahari baru saja mulai mengintip di balik cakrawala. Langit berwarna biru cemerlang, nyaris tidak ada awan yang terlihat. Udara terasa sejuk dan segar, dan aroma embun pagi yang segar tercium di udara. Di kejauhan, sebuah pesawat terbang terlihat terbang melintasi langit pagi yang jernih. Pesawat terbang tampak nyaris berkilauan di bawah sinar matahari pagi, sayapnya nyaris tidak terlihat dengan latar belakang langit biru. Suara mesin pesawat terdengar di kejauhan, tampaknya pesawat terbang semakin tinggi, menghilang di langit pagi yang jernih. Suasananya sangat tenang dan jernih, saat matahari pagi menyinari segala sesuatu yang ada di bawahnya. Jelaslah bahwa ini akan menjadi hari yang indah dan jernih, tanpa ada awan yang menghalangi langit biru yang sempurna. “Bagaimana rasanya kembali setelah satu tahun?” Karina menoleh ke arah Vivian yang sedang menyetir di kursi kemudi setelah menerim

  • Obsesi Bos Mafia Kejam   78 : Final Battle

    “Kembalikan putriku atau kau akan ku bunuh di sini!” Suara Karina meninggi, penuh emosi, dan kemarahan yang menyelimutinya. Ia bukan lagi terlihat seperti wanita lemah yang memiliki penyakit kronis yang memohon untuk mati. Dia adalah seorang ibu yang menuntut putrinya kembali. “Karina, dia juga putriku!” Joshua menatap Karina tajam, kedua orang itu saling menodongkan pistol satu sama lain. Tatapan yang dulu penuh cinta kini berubah menjadi tatapan penuh kebencian. Karina sungguh membenci Joshua sekarang dengan apa yang sudah dia lakukan terhadapnya dan putrinya. “Aku sudah katakan padamu, kau boleh menghabisi ku, tapi jangan sentuh Bella! Kenapa kau sangat keras kepala, sial?!” Karina berteriak. “Karena aku ingin melihatmu menderita,” ucap Joshua dengan senyum menyeringai yang terlukis di bibirnya. “Belum cukup membuatku menderita, huh? Selama bertahun-tahun kau sudah melakukannya, apa itu belum cukup?” “Belum, karena kau milikku, aku akan melakukan apapun untuk memuaskan hasrat

  • Obsesi Bos Mafia Kejam   77 : Fierce Battle

    Anak kecil itu terus menangis di dalam mobil, suaranya sangat kecil dan lemah dibandingkan dengan suara mesin yang keras. Dia mengulurkan tangannya ke arah jendela, berusaha keras untuk melarikan diri dan bertemu kembali dengan ibunya.Walau kondisi Bella berbeda dari anak lain, dia tetap punya perasaan dan intuisi yang kuat terhadap sang ibu yang sudah merawatnya penuh kasih sayang dan cinta. Bella ingin kembali ke Ibunya, dia tidak ingin ikut dengan ayahnya yang di matanya sangat berbeda dari yang ia lihat dulu. Tangan kecilnya yang mungil tidak dapat melakukan apa pun selain menggedor-gedor jendela, saat dia menangis sambil memanggil-manggil ibunya membuat perasaan menjadi sangat sakit dan hancur. "Mama!" "Aku ingin Mama!" suara menyayat hati itu memenuhi mobil. Rasa sakit karena perpisahan terlihat jelas, dia terus menangis bahkan sampai tantrum. Dia berteriak kencang, membuat orang-orang yang ada di dalam mobil termasuk Joshua merasa cukup pusing. “Bella, ini papa, kamu sama

  • Obsesi Bos Mafia Kejam   76 : Kembali Anakku

    “Bella, pergi dengan paman dan Aunty, ya. Mama akan menyusul nanti.” Karina tersenyum, melangkah mendekati Bella lalu mengusap rambutnya sangat lembut. Tatapan mata Karina menyiratkan rasa menyesal yang begitu dalam. Ia tersenyum namun terasa sangat pedih.“Vivian...” Karina memberi isyarat pada Vivian untuk segera pergi.“Karina, aku tidak bisa,”“Cepat!” Dari luar terdengar suara gaduh dari mobil-mobil yang tiba untuk menyergap masuk ke lokasi mereka. Vivian langsung didorong keluar oleh Karina, dia menutup pintu sangat rapat, tidak memberi izin Vivian untuk masuk. “Karina, buka!” Karina menghiraukan suara teriakan Vivian dari luar. Ia menatap Joshua tajam, dia tidak melawan sama sekali. Mereka berdua saling bertukar pandang satu sama lain. “Kau menginginkanku, kan?” tanya Karena pada Joshua dengan suara yang berubah serak. Joshua melihat Karina tidak habis pikir. Dia tertawa, seolah-olah sedang mencemooh wanita yang ada di hadapannya saat ini. “Kau sungguh dermawan, Karina. Me

  • Obsesi Bos Mafia Kejam   75 : Bertemu Lagi

    “Pegangan, ini mungkin sedikit berguncang.”Mobil tiba-tiba berbelok tajam, melaju dengan cepat di jalan raya, mengambil rute pulang yang berbeda. Klakson kendaraan lain bergema. Mobil yang mereka tumpangi terpisah dari mobil para pengawal lainnya.Suara klakson terus memekakkan telinga dan mesin yang berputar memenuhi udara, energi mereka yang kacau menambah ketegangan pemandangan. Mobil mereka memasuki jalanan kecil di tengah pepohonan pinus yang tinggi. Di belakang terlihat ramai yang mengikuti. Mereka terjebak, tidak ada mobil pengawal mereka yang terlihat. Bella menutup telinganya rapat-rapat. Ia takut dan panik, belum pernah dia mengalami hal semengerikan ini. Ia berteriak sambil memeluk ibunya erat. “Gangguan panik Bella kambuh, bagaimana ini?” Karina sungguh ketakutan, ia tidak ingin terjadi sesuatu pada putrinya. Mobil-mobil lain berkerumun di sekeliling mereka, melaju dengan kecepatan tinggi dan menambah suasana yang kacau. Jumlah mobil yang awalnya sedikit tiba-tiba ber

  • Obsesi Bos Mafia Kejam   74 : Hampir Tertangkap.

    “Kau melihatnya?” Vivian menatap Karina sedikit terkejut. Ia lalu diam untuk berpikir sejenak. Anak buah Kalista tidak mungkin berada di sini tanpa maksud. Seperti yang DK katakan, mereka berdua sudah bekerja sama, mungkin untuk menghancurkan Karina.“Hmm... aku tidak sengaja melihatnya. Waktu itu dia juga melihat ke arah kita cukup lama. Karena aku merasa tidak nyaman, makanya aku mengalihkan perhatianku darinya,” jelas Karina, dia masih mencoba menjahit pecahan-pecahan ingatannya yang belum terlalu sempurna. “Sudah jelas ini perbuatan Joshua, dia sudah mengetahui semuanya. Lebih baik kita bersiap. Aku akan perintahkan para pengawal ku untuk memperketat penjagaan.” Vivian mulai khawatir, sungguh di luar ekspektasinya. “Aku akan kembali mengawas,” celetuk DK. “Tidak, kamu terlalu berbahaya berada di luar. Joshua pasti juga sedang mencari mu. Jangan lakukan apa-apa sampai keadaan membaik. Aku tidak ingin di antara kita ada yang terluka.”“Vivian, kamu terlalu kelelahan, bukannya le

  • Obsesi Bos Mafia Kejam   73 : Jadi Miliknya

    “Kau tau di mana dia?” Dahi Joshua otomatis mengerut, masih tidak percaya kalau Kalista mengetahui di mana Karina berada dan bagaimana dia tau kalau Karina pergi meninggalkan Joshua?“Tunggu, bagaimana kau tau dia pergi?” Joshua menahan tangan Kalista agar dia berhenti mendekat.“Tentu aku tau. Itu karena aku bertemu dengannya di pesawat saat aku pergi ke Amerika minggu lalu. Awalnya aku berpikir, kenapa Karina berada di pesawat itu bersama dengan wanita yang tidak aku kenal, namun mereka terlihat sangat dekat. Ah, aku juga melihat putrimu, di sangat cantik, wajahnya sangat mirip dengan ibunya.”Kalista tersenyum menang, dia sungguh tau kalau Joshua sedang berada dalam posisi yang lemah, dia tidak bisa melakukan apapun sekarang dan sedang menunggu kehancuran selanjutnya mendatanginya. “Jika kau menuruti semua perintahku, aku akan memberikan semuanya untukmu. Aku bisa mempertemukan mu dengannya, lalu aku juga bisa membereskan kekacauan ini. Aku tau, black moon sangat berarti untukmu,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status