Beranda / Romansa / ONE NIGHT STAND / 39. TANGISAN ARSEN

Share

39. TANGISAN ARSEN

Penulis: Herofah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Papah, kita mau kemana?" tanya Arsen kepada sang Ayah saat mereka sedang dalam perjalanan menuju kediaman utama keluarga Malik.

"Kita mau ke rumah Papah. Nanti di sana Arsen akan Papah kenalkan dengan Omah Sarah. Dia itu nenek Papah. Arsen juga bisa panggil dia Omah, seperti Papah memanggilnya," jelas Xander.

"Apa Omah Sarah baik?" tanya Arsen lagi.

"Omah Sarah orangnya baik. Asalkan Arsen bisa menjaga sikap dan cara bicara Arsen dihadapan Omah Sarah. Dia tidak terlalu suka dengan orang yang banyak bicara. Jadi, kalau nanti Arsen bertemu Omah Sarah, kalau tidak ditanya apa-apa, Arsen diam saja, ya?"

Arsen pun mengangguk paham dan membiarkan Xander melanjutkan kata-katanya.

"Omah Sarah sudah menyiapkan kamar yang bagus dan luas untuk Arsen dan dia

Herofah

Buat yang suka kuy di vote dan komen ya... Mana nih pembacaku dari wattpad acung yuk? Salam sayang Mischa dan Xander...

| 16
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (30)
goodnovel comment avatar
Darmi
jadi baper
goodnovel comment avatar
Maria Kristina
duh jadi nangis aku
goodnovel comment avatar
Lili Chin
kasi lh Misha dan Xander n arsen hidup bareng bahagia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ONE NIGHT STAND   40. MENCARI MISCHA

    Seorang wanita berlari tertatih dengan kaki setengah pincang, menyusuri lorong gelap dan sepi. Sesekali dia menoleh ke belakang dengan ekspresi cemas dan takut. Wanita itu terus berlari sambil menggenggam kuat sebuah ponsel di tangannya. Hingga akhirnya, Aliana berhasil keluar dari lorong gelap itu dan sampai di sebuah trotoar pejalan kaki yang cukup ramai oleh lalu lintas dan para pedagang kaki lima. Aliana masih terus berlari dengan susah payah. Namun dia sadar, sosok Denis pasti masih terus mengejarnya. Denis tidak akan berhenti mengejarnya meskipun dirinya berlari ke ujung dunia sekalipun. Jadi, satu-satunya cara yang bisa membuatnya selamat dari kejaran Denis hanyalah bersembunyi. Sebuah mobil mewah terparkir di pinggir trotoar tepat di depan sebuah club malam. Seorang laki-laki berjas hitam terlihat berjalan keluar dari Club dan melangkah ke arah mobil itu.

  • ONE NIGHT STAND   41. SABOTASE

    Di sepanjang perjalanannya mencari Mischa, Aldrian terus mencoba untuk menghubungi Mischa meski hasilnya tetap saja nihil. Ponsel Mischa aktif, tapi sepertinya Mischa memang sengaja tidak menyalakan dering ponselnya, tapi yang pasti Mischa memiliki alasan untuk itu. Aldrian masih terus mencari sampai akhirnya dia teringat sesuatu. Apa mungkin Mischa mendatangi kediaman Xander untuk menemui Arsen? Pikir Aldrian membatin, hingga setelahnya Aldrian pun memutar kemudinya menuju kediaman utama keluarga Malik. Semoga saja dia bisa menemukan Mischa di sepanjang perjalanan menuju rumah itu. Dan benar saja, di tengah perjalanan, Aldrian melihat sekelompok orang yang terlihat

  • ONE NIGHT STAND   42. BERI AKU SEORANG BAYI, XANDER!

    Mendy datang ke kediaman utama keluarga Malik pagi-pagi buta sebab Xander yang memintanya. Bagi Mendy, tak ada hal yang lebih penting dibanding apapun kecuali Xander dalam hidupnya. Arsen masih terus menangis saat Mendy datang. Anak itu bahkan tidak mau di ajak keluar dari bawah tangga. Mendy tersenyum manis ke arah Xander dan berusaha menenangkan Xander. "Percayalah padaku, semua akan baik-baik saja," ucap Mendy seraya membelai dada bidang Xander. Mendy membungkukkan badan supaya bisa melihat keadaan Arsen di bawah sana. Bocah itu terlihat lelah dan sedikit terkejut. Bibirnya membiru, pasti dia kedinginan. "Hai Arsen? Apa kabar? Kamu kenal akukan?" ucap Mendy yang kini sudah berjongkok di bawah tangga.

  • ONE NIGHT STAND   43. ANTARA JARVIS, ALIANA DAN DENIS

    Jarvis baru saja memparkirkan kendaraannya di parkiran apartemen. Lelaki brewok itu turun dari mobilnya dan berjalan menuju pintu masuk apartemen dan mulai menaiki lift. Tanpa pernah dia tahu, bahwa ada seseorang yang diam-diam menguntit dirinya sejak dia berada di kediaman Mischa malam tadi. Nyatanya, malam tadi, bukan hanya Jarvis dan Aldrian yang hendak mencari keberadaan Mischa, tapi ada orang ke tiga. Seorang lelaki berpakaian serba hitam dengan sebuah masker yang menutupi wajahnya dan topi yang menutupi kepalanya. Pencariannya kali ini menemukan titik temu saat lelaki itu secara diam-diam menguping pembicaraan Jarvis dengan Xander beberapa jam lalu. Akhirnya pencariannya semalaman suntuk membuahkan hasil. Aliana tak akan pernah dia lepaskan! Bahkan sepertinya dia perlu memutilasi k

  • ONE NIGHT STAND   44. ANCAMAN DENIS

    Waktu sudah hampir shubuh. Mischa terbangun dari pingsannya dengan tubuh yang terasa remuk. Tapi keadaan tempat tidur yang nyaman dan suasana sejuk di sekitarnya membuat Mischa merasa lebih baik. Ke dua bola mata yang terbalut bulu mata lentik itu terbuka. Kerut di kening Mischa menjelas saat dia memperhatikan sekeliling ruangan bernuansa abu-abu itu. Kamar itu terasa asing. Tapi warna cat tembok itu, dia seperti pernah melihatnya. Dimana aku? Pikir Mischa membatin seraya bangkit dari tempat tidur. Sempat terbersit pikiran buruk dalam benaknya, tapi saat dia mengecek seluruh pakaiannya, Mischa merasa lega, karena dia masih mengenakan pakaian lengkap seperti yang dia pakai sebelumnya. Mischa duduk di tepian ranjang sambil meraba kepalanya yang berdenyut hebat. Belum lagi perutnya yang sakit akibat dibiarkan kosong terlalu lama.

  • ONE NIGHT STAND   45. INSIDEN PENEMBAKAN

    SERAHKAN ALIANA PADAKU, JIKA TIDAK, LELAKI INI AKAN MATI!" ancam Denis seraya menarik pelatuk senjatanya tepat ke arah kepala Xander. "Oke! Baik-baik, aku akan menyerahkan wanita ini padamu, tapi lepaskan Bosku," ucap Jarvis cepat. Dilihat dari gelagatnya, si penodong itu jelas tidak main-main dengan ancamannya. Untuk itulah Jarvis lekas tangkas menahan maksud gila si lelaki itu. Nyawa Xander dalam bahaya dan Jarvis tidak mungkin tinggal diam begitu saja. Jarvis menarik lengan Aliana dan menggiring Aliana mendekat ke arah di mana Denis berdiri. Aliana tercekat. Dia benar-benar ketakutan. Tapi dia juga tidak ingin menyaksikan nyawa orang lain harus melayang akibat ulah Denis. "Denis, jangan lakukan itu, aku mohon... Aku tidak mau kamu membunuh lagi," pinta Aliana saat dirinya sudah berdiri berhadapan dengan Denis. Jarvis menarik tubuh Xander menjauh dari Denis yang fokusnya mulai terba

  • ONE NIGHT STAND   46. PERTANYAAN DIANA

    Aldrian telat sampai di lokasi syuting. Dia sempat terkena omelan sang sutradara karena di anggap tidak disiplin. Tapi bukan Aldrian namanya jika dia tidak bisa menuntaskan masalahnya dengan mudah. Syuting hari ini berjalan cukup lancar. Aldrian tidak terlalu banyak melakukan kesalahan sehingga dia memiliki waktu luang lebih banyak untuk beristirahat. Aldrian baru saja hendak menghubungi Mischa, namun hal itu urung dia lakukan saat dia mendengar sebuah sapaan hangat dari seseorang. Tepatnya seorang wanita. Wanita yang terlihat sangat menawan di mata Aldrian. Bahkan dengan leluasanya, wanita itu kini mengecup pipi kanan dan kiri Aldrian tanpa sedikit pun perduli dengan keadaan sekitar.

  • ONE NIGHT STAND   47. RENCANA XANDER

    Xander baru saja memparkirkan kendaraannya di kediaman utama keluarga Malik. Setelah beristirahat sejenak di kediaman pribadinya, Xander hendak meminta penjelasan sang Omah mengenai apa yang telah dilakukan Sarah terhadap Mischa. Selain itu, Xander juga berniat untuk membawa Arsen tinggal di kediaman pribadinya. Xander benar-benar kecewa atas sikap Sarah yang dianggapnya sangat keterlaluan. Meski dia sendiri tak mampu menutupi rasa belas kasihnya pada Sarah, mengingat kondisi kesehatan Sarah yang semakin menurun akhir-akhir ini. Bahkan, Xander sendiri yang meminta Denis untuk tidak membawa nama Omahnya dalam kesaksian lelaki itu pada pihak berwajib. Xander menjanjikan sesuatu pada Denis, bahwa dirinya akan menjaga Aliana dengan baik sampai Aliana sembuh. Untuk itulah Denis bersedia menutup mulutnya dengan tidak membawa serta Sarah sebagai tersangka dalam kasus Mischa. Denis bersedia menanggung semua hu

Bab terbaru

  • ONE NIGHT STAND   TRUTH OR DARE (SPINNOF ARSEN)

    Satu Bulan sebelum prolog... Malam kian larut tapi suasana di Club malam elit The Dragon's Club justru semakin meriah. Lima orang lelaki berpakaian casual tampak asik bercengkrama di pojokan ruangan. Yakni sebuah tempat yang sudah menjadi lokasi base camp mereka jika sedang bebas tugas. Ya, mereka adalah Alvin, Roni, Tio, Bagas dan Arsen. Lima orang tentara berpangkat mayor yang sedang menikmati waktu luang mereka dengan berpesta pora. Sekedar merelaksasi otot-otot tubuh yang tegang setelah bertugas di medan perang. "Udah lama kita nggak main Truth Or Dare," celetuk Alvin setelah menenggak habis botol vodkanya. Alvin memposisikan botol kosong itu di tengah-tengah meja yang melingkar. "Ah, nggak usah mulai deh Vin!" sahut Tio tidak setuju. "

  • ONE NIGHT STAND   PROLOG THE BRYDAL SHOWER (SPINNOF ARSEN)

    Acara pernikahan mewah itu baru saja berlangsung. Kedua mempelai sudah berada di dalam kamar pengantin mereka. Handaru menghampiri Mitha yang tampak kesulitan membuka gaun pengantinnya. "Sini, aku bantu," ucap Handaru dengan senyuman ramahnya. Lelaki itu membantu sang istri melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Mitha hingga menyisakan pakaian dalam saja yang membalut tubuh mungil itu. Merasa malu karena ini pertama kalinya dia berada satu kamar dengan Handaru, Mitha buru-buru mengambil jubah mandi dan mengenakannya. "Kamu mau mandi?" tanya Handaru pada Mitha, wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya. Menjadi seorang Nyonya Handaru Pratama. Sang Milyuner yang kekayaannya tak akan habis tujuh turunan. Mitha mengangguk, pipi wanita itu merona. "Boleh aku ikut?" ucap Handaru dengan kerlingan nakal. Mitha memukul bahu

  • ONE NIGHT STAND   135. EPILOG

    Enam bulan kemudian...Di sebuah tanah lapang berumput hijau dengan pemandangan alam yang indah di sekitarnya, sebuah keluarga tampak berkumpul menikmati indahnya hari.Sudah menjadi rutinitas wajib bagi keluarga Malik untuk mengadakan piknik keluarga di akhir pekan."Arsen, ayo makan dulu," teriak Diana yang ikutan berlari mengejar sang cucu yang asik bermain bola bersama Dirga.Sarah yang tampak asik mengobrol dengan Berta. Mereka duduk di atas tikar piknik dengan berbagai macam makanan lezat yang mereka bawa.Sementara itu, di sisi lain lokasi tersebut Xander, Jarvis dan Aldrian tampak asik menikmati indahnya pemandangan."Kamu sudah pantas menggendong anak, Al. Mau sampai kapan menjomblo terus?" ucap Xander menggoda Aldrian yang saat itu sedang menggendong salah satu bayi kembar sang Kakak.

  • ONE NIGHT STAND   134. SEBUAH AKHIR

    Seorang wanita tampak menarik napas dalam-dalam. Peluh menetes membanjiri wajahnya yang pucat. Sesekali terdengar rintihan dan teriakan dari arah brankar ruangan bersalin itu tatkala si wanita merasa dirinya tak mampu lagi menahan nyerinya kontraksi.Sejak kepulangan keluarga Malik usai menghadiri acara pernikahan Jarvis dan Aliana, lalu mereka melangsungkan acara pesta barbeque di halaman rumah kediaman Malik yang luas, seharian itu Mischa memang kurang istirahat. Terlebih efek gembira ketika dirinya mampu berjalan kembali seperti sedia kala.Mischa terus beraktifitas, berjalan mondar-mandir ke sana kemari dengan keadaan perutnya yang buncit.Hingga pesta usai, Mischa justru harus kembali melakukan aktifitas ranjang bersama sang suami hingga waktu mendekati pagi.Itulah sebabnya, menjelang fajar di pagi hari, Mischa merasakan perutnya mulas dan kram."Xander..." gumam Mischa lirih.

  • ONE NIGHT STAND   133. KEAJAIBAN

    Acara sakral itu berlangsung begitu khidmad dan lancar.Jarvis sangat tenang saat melafalkan kalimat ijab dan kabulnya.Setelah ijab dan kabul usai, lalu kedua mempelai menyambut tamu undangan yang hendak bersalaman di atas pelaminan, sore harinya acara pun selesai.Jarvis dan Aliana sudah berganti pakaian. Kini mereka sedang berkumpul di lapangan parkir gedung hendak pulang. Saat itu keluarga Malik terlihat berkumpul di sekitar area parkir, mereka menunggu kedatangan pasangan pengantin baru. Malam ini, keluarga Xander berencana mengundang Jarvis dan Aliana untuk makan malam bersama di kediaman utama keluarga Malik.Baik Jarvis dan Aliana, yang memang sama-sama tak memiliki keluarga, jelas sangat senang atas undangan itu. Bahkan jika hari weekend tiba, mereka seringkali ikut nimbrung dalam acara piknik keluarga Malik. Dan bagi keluarga Malik, mereka sudah layaknya keluarga sendiri.Saat it

  • ONE NIGHT STAND   132. IN THE MORNING

    Mentari pagi terlihat bersinar cerah di angkasa. Cahayanya menerobos jendela kaca bening sebuah kamar besar nan mewah yang terletak di salah satu perumahan elit Jakarta.Mischa menggeliat tatkala wajahnya terkena pantulan cahaya matahari langsung. Dia mengernyitkan kening, menguap satu kali seraya mengucek ke dua bola matanya secara bersamaan.Ketika kedua bola matanya berhasil terbuka, Mischa tak mendapati sosok Xander di sisinya.Mungkin, suaminya itu sedang di kamar mandi, pikirnya.Tubuh Mischa kembali menggeliat. Dia merentangkan ke dua tangannya ke atas. Entah kenapa, pagi ini dia bangun dengan keadaan tubuh yang lebih segar dari kemarin-kemarin.Apa mungkin karena...?Kedua pipi Mischa mendadak merona, saat otaknya kembali memutar kejadian tadi malam di dalam kamar ini.Bahkan setelah hampir dua bulan berlalu tanpa adanya aktifitas ranjang dalam bid

  • ONE NIGHT STAND   131. LEMBARAN KEHIDUPAN BARU

    Selang satu bulan sejak penolakan yang dilakukan Mischa pada Xander, silih berganti pihak keluarga datang mengunjungi Mischa. Baik itu Dirga maupun Diana. Sayangnya, usaha mereka sia-sia. Mischa tetap pada pendiriannya semula. Bahkan dengan teganya Mischa justru meminta Xander menceraikannya. Hindun dan Suroto sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Mischa pada pihak keluarga Xander yang semakin membuat pihak keluarga merasa miris akan keadaan Mischa saat ini. Terlebih dengan Diana. Dirinya tidak menyangka jika apa yang dia alami dahulu di masa muda kini harus berlanjut menimpa Mischa, sang menantu kesayangannya. Dengan segala daya dan upaya mereka terus berusaha meyakinkan Mischa agar Mischa tidak terus menerus larut dalam rasa traumanya. Namun sayang, semua usaha merega gagal dan tak membuahkan hasil.

  • ONE NIGHT STAND   130. PENOLAKAN

    Suara Adzan Isya baru saja berkumandang.Seorang wanita dengan perutnya yang membuncit sudah siap dengan mukenanya, dia hendak melaksanakan shalat Isya berjamaah dengan Hindun dan Suroto, kedua orang tuanya. Wanita itu duduk di atas kursi roda, sementara Hindun berdiri di sampingnya."Allahu Akbar," Suroto memulai takbir pertama tanda shalat telah dimulai.Para makmum mengikuti di belakang.Dalam suasana seperti inilah, hal yang selalu Mischa tunggu-tunggu.Hatinya terasa jauh lebih tenang.Sampai detik ini, Mischa masih terus menerus dihantui bayang-bayang mengerikan sekaligus menjijikan yang pernah dia alami sewaktu di Florida.Semua kejadian buruk yang menimpanya sebelum akhirnya Tuhan menyelamatkannya melalui Mendy.Satu alasan besar yang menjadikan Mischa tidak ingin bertemu Xander dalam keadaannya sekarang, saat dirinya tahu bahwa dia telah mengandung, setelah apa yang sudah dilaluinya di Florida setengah tahun yang lalu.

  • ONE NIGHT STAND   129. SEBUAH KABAR

    Selang satu jam kemudian.Xander baru saja mengirim pesan singkat pada Diana bahwa dia akan pulang terlambat.Lelaki itu sudah berada di Club sejak sepuluh menit yang lalu. Xander hanya memesan cocktail dengan kadar alkohol yang sangat sedikit. Dia sudah berjanji pada Mischa untuk tidak mabuk-mabukkan lagi. Dan Xander akan berusaha untuk tetap menepati Janjinya walau tak ada Mischa sekali pun.Xander masih bergelut dengan ponsel pribadinya.Satu hal yang menjadi kebiasaannya saat sedang sendirian, yakni menatap lama wajah Mischa di balik layar ponselnya.Senyuman Mischa seolah menjadikan penyemangat hidupnya kali ini. Meski hanya sebatas gambar saja. Tapi Xander tak pernah bosan menatapnya.Dengan ujung jari telunjuknya, Xander mengusap wajah Mischa yang sedang tersenyum, sangat manis.Di mana kamu berada saat ini, Mischa?

DMCA.com Protection Status