Beranda / Romansa / ONE NIGHT STAND / 107. DI BIOSKOP

Share

107. DI BIOSKOP

Penulis: Herofah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"APA? LUSA?" ucap Jarvis dengan wajah kaget luar biasa. "Secepat itu? Bagaimana mungkin aku bisa mengurus semuanya secepat itu, Bos?" teriak Jarvis lagi dengan wajah super kusut.

Pasalnya, sang Bos baru saja memberinya tugas baru untuk mengurus segala keperluan surat-surat penting yang dibutuhkan Xander dan Mischa agar bisa melangsungkan pernikahan di Surabaya lusa nanti. Padahal, di kantor saja, Jarvis sudah sangat sibuk mengurus segala urusan kantor, lantas bagaimana caranya kini dia harus menyelesaikan perintah baru sang Bos.

Xander memang kelewatan.

Jarvis benar-benar dibuatnya kewalahan di Jakarta, lagi-lagi dengan ancaman jika Jarvis tak menyanggupinya, Xander akan memberinya sanksi berupa pemutusan hak cuti beberapa tahun ke depan. Meski itu hanya sekedar gertakan halus, namun Xander sangat tahu bagaimana kinerja Jarvis selama ini. Tak ada satu pun urusan yang tak mampu di selesaikan oleh Jarvis selama laki-laki itu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ONE NIGHT STAND   108. KEPULANGAN DIRGA

    Usai menemani Arsen hingga tertidur, Mischa keluar dari kamar hanya untuk sekedar memastikan bahwa Xander sudah beristirahat.Dibukanya pintu kamar Xander pelan-pelan dan betapa terkejutnya Mischa saat lagi-lagi dirinya tak menemukan keberadaan Xander di dalam kamar itu.Mischa melongok ke kamar sebelah, yaitu kamar ke dua orang tuanya yang sedikit terbuka, saat itu dia hanya melihat keberadaan Hindun di sana. Sementara sang Ayah tak tahu dimana rimbanya. Mendadak, perasaan cemas kembali menggelayuti hati Mischa.Dan kecemasan itu kian sirna saat dia mendengar suara dua orang laki-laki yang sepertinya sedang bercakap di teras.Saat Mischa mengintipnya melalui jendela ruang tamu, dilihatnya Xander dan Suroto sedang asik bercengkrama sembari bermain catur.Melihat tawa yang menghiasi wajah Suroto saat dirinya berhasil mengalahkan Xander, Mischa benar-benar terharu. Pemandangan langka itu membuatnya tak bisa menahan titik-titik air matanya. Saking bah

  • ONE NIGHT STAND   109. PERTEMUAN DUA ORANG SAHABAT

    Dua hari kemudian...Percayalah apa yang sudah kamu lewatkan akan membawa hikmah dan pelajaran berharga bagi kehidupanmu di masa depan.Dalam satu hari kita diberi waktu selama 24 jam untuk melakukan segala aktifitas kehidupan. Hitungan waktu itu akan terus berputar setiap detik dan menit. Bagi sebagian orang, perputaran waktu itu sangatlah berharga. Karena waktu itu tidak akan mau menunggu, tidak bisa berhenti, dan tak akan terulang. Terkadang waktu digambarkan sebagai pedang. Barang siapa yang menyia-nyiakan waktu, maka ia akan rugi.Dulu, Xander adalah salah satu manusia yang hanya mementingkan waktunya untuk mengejar karir dan kesuksesan. Meski dia tahu semua yang dikrjarnya itu tak membuat hidupnya bahagia. Tapi kini, dia tahu betul apa yang harus dia kejar untuk membuat hidupnya bahagia. Yaitu, kebersamaannya bersama Mischa dan Arsen. Sebuah cikal bakal keluarga kecil yang akan dia pimpin di

  • ONE NIGHT STAND   110. SAH

    Flashback On...Satu hari sebelum akad nikah Mischa dan Xander...Bertempat di kediaman Utama keluarga Bharata Yuda, sebuah mobil mewah memasuki pintu gerbang dan bergerak menuju halaman rumah tersebut.Mobil itu terhenti.Seorang wanita berambut bondol, berpakaian serba hitam turun dari arah depan untuk membukakan pintu mobil pada sang Nyonya besar."Kita sudah sampai Nyonya," ucapnya dengan suara yang terdengar tegas.Seorang wanita paruh baya keluar dari dalam mobil dengan menyunggingkan senyum penuh arti. Lalu dia berjalan menuju pintu utama rumah tersebut.Tiga kali bel dibunyikan.Tergopoh-gopoh, seorang pelayan tua keluar untuk melihat siapa orang yang hendak bertamu."Selamat Siang, apa Nyonya Diana ada di rumah?" tanya sang tamu tak di undang."S

  • ONE NIGHT STAND   111. RANJANG REOT

    Acara pernikahan Xander dan Mischa memang tidak berlangsung lama namun semuanya berjalan dengan sangat lancar dan sesuai rencana.Usai ijab dan kabul terlaksana, lalu para hadirin memberikan selamat pada sang calon mempelai, acara itu selesai tanpa ada resepsi berkelanjutan.Bahkan Mischa sudah berniat mengganti kebaya pengantinnya dengan pakaian biasa ketika waktu Ashar hampir tiba.Lagi-lagi dia dibantu Aliana untuk melepas semua aksesori yang melekat di tubuhnya kala itu."Apa yang kamu rasakan Mischa?" tanya Aliana yang mendadak kepo. Dia berdiri di belakang Mischa yang duduk berhadapan dengan meja rias sambil membuka sanggul di kepala Mischa.Mischa tersipu, ditanya seperti itu pipinya langsung merona. "Menurutmu?" tanyanya balik sambil sibuk dengan kembennya."Yang pasti aku bisa melihat pancaran kebahagiaan dari wajahmu, hari ini, kamu benar-benar cantik Mischa, aku

  • ONE NIGHT STAND   112. MEMBELI DALAMAN WANITA

    Lagi dan lagi, semua halnya sudah diatur secara sempurna oleh Jarvis setelah Xander memintanya untuk memesankan sebuah kamar hotel kelas VVIP di sebuah hotel bintang lima yang terletak di pusat kota Surabaya. Dikarenakan urusan kantor yang tak bisa ditinggal terlalu lama, sore itu Jarvis dan Aliana pamit untuk kembali ke Jakarta. Dan Xander menjadikan alasan untuk mengantar Jarvis dan Aliana kepada ke Ibu dan Bapak mertuanya agar dirinya berkesempatan memiliki me time bersama Mischa. Untungnya Arsen tidak rewel ingin ikut. Anak itu sepertinya sangat memahami apa yang diinginkan sang Papah. Usai melaksanakan shalat Maghrib bersama, Xander dan Mischa beserta Jarvis juga Aliana mohon undur diri menuju Bandara. Hindun, Suroto dan Arsen mengantar kepergian mereka sampai di teras. Mereka pergi mengendarai mobil ma

  • ONE NIGHT STAND   113. MALAM PENUH CINTA

    Sepanjang perjalanan menuju hotel Xander terus tersenyum. Bayangan tubuh Mischa dengan pakaian dalam pilihannya terus berputar di kepalanya. Membuat dia semakin tidak sabar untuk cepat-cepat menuntaskan apa yang memang seharusnya dia tuntaskan. Malam ini. "Sudah, jangan cemberut terus..." goda Xander saat dirinya dan Mischa baru saja keluar dari lift hotel. Sesekali Xander melirik jahil ke arah sang istri yang terus saja memasang wajah masam. Bahkan saat tangan Xander hendak merangkulnya, Mischa langsung menghindar. Mischa masih belum terima atas pemaksaan yang dilakukan Xander terhadapnya di dalam kamar pas tadi. Bahkan saat tubuh Mischa sudah hampir naked dihadapan Xander, laki-laki itu justru menggodanya dengan sebuah siulan dan lebih gilanya lagi, Xander juga melarang Mischa untuk melepas pakaian dalam itu, bahkan dengan santainya Xander memunguti pakaian dalam Misc

  • ONE NIGHT STAND   114. PENYANDERAAN

    Mischa berbaring dipelukan Xander.Tubuh mereka masih sama-sama polos berbalut selimut tebal. Efek perih itu masih terasa di kedua pangkal pahanya setelah bertubi-tubi dirinya dihujani kenikmatan oleh Xander. Untuk itulah dia sengaja merapatkan kedua kakinya. Sementara kedua tangannya melingkar di atas dada Xander, sesekali memilin gemas lingkaran puting Xander yang berukuran mini. Wajah manisnya terus memulas senyum. Tatapannya tak sama sekali beralih dari wajah Xander yang tampak lelah."Sudah hampir pagi, kamu tidak tidur Mischa? Sampai kapan kamu akan memperhatikan aku terus seperti itu?" ucap Xander dengan kedua matanya yang sudah terpejam meski dia tidak tidur betulan.Mischa tersenyum lebar. Ditariknya wajah Xander agar menghadap ke arahnya, membuat si pemilik wajah kembali membuka mata. Hingga tatapan keduanya saling beradu satu sama lain dengan jarak yang terbilang cukup dekat.

  • ONE NIGHT STAND   115. SANDIWARA SHINTA

    Sore harinya, Mischa dan Xander kembali ke kediaman Mischa setelah sebelumnya mereka menghabiskan waktu berdua seharian dengan berkeliling kota Surabaya.Hari itu Mischa terlihat sangat bahagia, sama halnya seperti Xander. Mereka pulang dengan begitu banyak tentengan belanjaan yang kebanyakan berisi mainan.Itu adalah salah satu cara Xander untuk menyuap Arsen supaya bocah itu tidak merajuk karena terlalu lama ditinggal pergi kedua orang tuanya.Arsen sangat senang setelah melihat betapa banyak mainan baru yang dibelikan sang Papah untuknya. Dia langsung sibuk dengan mainan-mainan itu."Ini ponselmu, Nak Xander, tadi siang seorang kurir yang mengantarnya ke sini," beritahu Hindun seraya memberikan benda pipih di tangannya pada sang menantu.Xander tahu, pasti Jarvislah yang telah mengirimkan ponsel miliknya itu melalui jasa pengiriman barang."Terima kasih Bu," ucap Xander

Bab terbaru

  • ONE NIGHT STAND   TRUTH OR DARE (SPINNOF ARSEN)

    Satu Bulan sebelum prolog... Malam kian larut tapi suasana di Club malam elit The Dragon's Club justru semakin meriah. Lima orang lelaki berpakaian casual tampak asik bercengkrama di pojokan ruangan. Yakni sebuah tempat yang sudah menjadi lokasi base camp mereka jika sedang bebas tugas. Ya, mereka adalah Alvin, Roni, Tio, Bagas dan Arsen. Lima orang tentara berpangkat mayor yang sedang menikmati waktu luang mereka dengan berpesta pora. Sekedar merelaksasi otot-otot tubuh yang tegang setelah bertugas di medan perang. "Udah lama kita nggak main Truth Or Dare," celetuk Alvin setelah menenggak habis botol vodkanya. Alvin memposisikan botol kosong itu di tengah-tengah meja yang melingkar. "Ah, nggak usah mulai deh Vin!" sahut Tio tidak setuju. "

  • ONE NIGHT STAND   PROLOG THE BRYDAL SHOWER (SPINNOF ARSEN)

    Acara pernikahan mewah itu baru saja berlangsung. Kedua mempelai sudah berada di dalam kamar pengantin mereka. Handaru menghampiri Mitha yang tampak kesulitan membuka gaun pengantinnya. "Sini, aku bantu," ucap Handaru dengan senyuman ramahnya. Lelaki itu membantu sang istri melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Mitha hingga menyisakan pakaian dalam saja yang membalut tubuh mungil itu. Merasa malu karena ini pertama kalinya dia berada satu kamar dengan Handaru, Mitha buru-buru mengambil jubah mandi dan mengenakannya. "Kamu mau mandi?" tanya Handaru pada Mitha, wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya. Menjadi seorang Nyonya Handaru Pratama. Sang Milyuner yang kekayaannya tak akan habis tujuh turunan. Mitha mengangguk, pipi wanita itu merona. "Boleh aku ikut?" ucap Handaru dengan kerlingan nakal. Mitha memukul bahu

  • ONE NIGHT STAND   135. EPILOG

    Enam bulan kemudian...Di sebuah tanah lapang berumput hijau dengan pemandangan alam yang indah di sekitarnya, sebuah keluarga tampak berkumpul menikmati indahnya hari.Sudah menjadi rutinitas wajib bagi keluarga Malik untuk mengadakan piknik keluarga di akhir pekan."Arsen, ayo makan dulu," teriak Diana yang ikutan berlari mengejar sang cucu yang asik bermain bola bersama Dirga.Sarah yang tampak asik mengobrol dengan Berta. Mereka duduk di atas tikar piknik dengan berbagai macam makanan lezat yang mereka bawa.Sementara itu, di sisi lain lokasi tersebut Xander, Jarvis dan Aldrian tampak asik menikmati indahnya pemandangan."Kamu sudah pantas menggendong anak, Al. Mau sampai kapan menjomblo terus?" ucap Xander menggoda Aldrian yang saat itu sedang menggendong salah satu bayi kembar sang Kakak.

  • ONE NIGHT STAND   134. SEBUAH AKHIR

    Seorang wanita tampak menarik napas dalam-dalam. Peluh menetes membanjiri wajahnya yang pucat. Sesekali terdengar rintihan dan teriakan dari arah brankar ruangan bersalin itu tatkala si wanita merasa dirinya tak mampu lagi menahan nyerinya kontraksi.Sejak kepulangan keluarga Malik usai menghadiri acara pernikahan Jarvis dan Aliana, lalu mereka melangsungkan acara pesta barbeque di halaman rumah kediaman Malik yang luas, seharian itu Mischa memang kurang istirahat. Terlebih efek gembira ketika dirinya mampu berjalan kembali seperti sedia kala.Mischa terus beraktifitas, berjalan mondar-mandir ke sana kemari dengan keadaan perutnya yang buncit.Hingga pesta usai, Mischa justru harus kembali melakukan aktifitas ranjang bersama sang suami hingga waktu mendekati pagi.Itulah sebabnya, menjelang fajar di pagi hari, Mischa merasakan perutnya mulas dan kram."Xander..." gumam Mischa lirih.

  • ONE NIGHT STAND   133. KEAJAIBAN

    Acara sakral itu berlangsung begitu khidmad dan lancar.Jarvis sangat tenang saat melafalkan kalimat ijab dan kabulnya.Setelah ijab dan kabul usai, lalu kedua mempelai menyambut tamu undangan yang hendak bersalaman di atas pelaminan, sore harinya acara pun selesai.Jarvis dan Aliana sudah berganti pakaian. Kini mereka sedang berkumpul di lapangan parkir gedung hendak pulang. Saat itu keluarga Malik terlihat berkumpul di sekitar area parkir, mereka menunggu kedatangan pasangan pengantin baru. Malam ini, keluarga Xander berencana mengundang Jarvis dan Aliana untuk makan malam bersama di kediaman utama keluarga Malik.Baik Jarvis dan Aliana, yang memang sama-sama tak memiliki keluarga, jelas sangat senang atas undangan itu. Bahkan jika hari weekend tiba, mereka seringkali ikut nimbrung dalam acara piknik keluarga Malik. Dan bagi keluarga Malik, mereka sudah layaknya keluarga sendiri.Saat it

  • ONE NIGHT STAND   132. IN THE MORNING

    Mentari pagi terlihat bersinar cerah di angkasa. Cahayanya menerobos jendela kaca bening sebuah kamar besar nan mewah yang terletak di salah satu perumahan elit Jakarta.Mischa menggeliat tatkala wajahnya terkena pantulan cahaya matahari langsung. Dia mengernyitkan kening, menguap satu kali seraya mengucek ke dua bola matanya secara bersamaan.Ketika kedua bola matanya berhasil terbuka, Mischa tak mendapati sosok Xander di sisinya.Mungkin, suaminya itu sedang di kamar mandi, pikirnya.Tubuh Mischa kembali menggeliat. Dia merentangkan ke dua tangannya ke atas. Entah kenapa, pagi ini dia bangun dengan keadaan tubuh yang lebih segar dari kemarin-kemarin.Apa mungkin karena...?Kedua pipi Mischa mendadak merona, saat otaknya kembali memutar kejadian tadi malam di dalam kamar ini.Bahkan setelah hampir dua bulan berlalu tanpa adanya aktifitas ranjang dalam bid

  • ONE NIGHT STAND   131. LEMBARAN KEHIDUPAN BARU

    Selang satu bulan sejak penolakan yang dilakukan Mischa pada Xander, silih berganti pihak keluarga datang mengunjungi Mischa. Baik itu Dirga maupun Diana. Sayangnya, usaha mereka sia-sia. Mischa tetap pada pendiriannya semula. Bahkan dengan teganya Mischa justru meminta Xander menceraikannya. Hindun dan Suroto sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Mischa pada pihak keluarga Xander yang semakin membuat pihak keluarga merasa miris akan keadaan Mischa saat ini. Terlebih dengan Diana. Dirinya tidak menyangka jika apa yang dia alami dahulu di masa muda kini harus berlanjut menimpa Mischa, sang menantu kesayangannya. Dengan segala daya dan upaya mereka terus berusaha meyakinkan Mischa agar Mischa tidak terus menerus larut dalam rasa traumanya. Namun sayang, semua usaha merega gagal dan tak membuahkan hasil.

  • ONE NIGHT STAND   130. PENOLAKAN

    Suara Adzan Isya baru saja berkumandang.Seorang wanita dengan perutnya yang membuncit sudah siap dengan mukenanya, dia hendak melaksanakan shalat Isya berjamaah dengan Hindun dan Suroto, kedua orang tuanya. Wanita itu duduk di atas kursi roda, sementara Hindun berdiri di sampingnya."Allahu Akbar," Suroto memulai takbir pertama tanda shalat telah dimulai.Para makmum mengikuti di belakang.Dalam suasana seperti inilah, hal yang selalu Mischa tunggu-tunggu.Hatinya terasa jauh lebih tenang.Sampai detik ini, Mischa masih terus menerus dihantui bayang-bayang mengerikan sekaligus menjijikan yang pernah dia alami sewaktu di Florida.Semua kejadian buruk yang menimpanya sebelum akhirnya Tuhan menyelamatkannya melalui Mendy.Satu alasan besar yang menjadikan Mischa tidak ingin bertemu Xander dalam keadaannya sekarang, saat dirinya tahu bahwa dia telah mengandung, setelah apa yang sudah dilaluinya di Florida setengah tahun yang lalu.

  • ONE NIGHT STAND   129. SEBUAH KABAR

    Selang satu jam kemudian.Xander baru saja mengirim pesan singkat pada Diana bahwa dia akan pulang terlambat.Lelaki itu sudah berada di Club sejak sepuluh menit yang lalu. Xander hanya memesan cocktail dengan kadar alkohol yang sangat sedikit. Dia sudah berjanji pada Mischa untuk tidak mabuk-mabukkan lagi. Dan Xander akan berusaha untuk tetap menepati Janjinya walau tak ada Mischa sekali pun.Xander masih bergelut dengan ponsel pribadinya.Satu hal yang menjadi kebiasaannya saat sedang sendirian, yakni menatap lama wajah Mischa di balik layar ponselnya.Senyuman Mischa seolah menjadikan penyemangat hidupnya kali ini. Meski hanya sebatas gambar saja. Tapi Xander tak pernah bosan menatapnya.Dengan ujung jari telunjuknya, Xander mengusap wajah Mischa yang sedang tersenyum, sangat manis.Di mana kamu berada saat ini, Mischa?

DMCA.com Protection Status