Share

Dendam

"Pa, kenapa Papa enggak biarin aku hidup tenang?" Rindu terisak-isak. Ia tidak terima dengan apa yang Pak Wisnu katakan. "Aku dan Mama udah nerima Papa usir kami berdua seperti tikus. Tapi, tolong ... jangan hancurkan aku lagi dengan mengacaukan masa depanku ...."

"Kamu minta orang lain tidak mengacaukan masa depanmu?" hardik Bu Rasti. "Sementara apa yang kamu lakukan telah menghancurkan masa depan Dewita, putriku! Apa di rumah kamu tidak punya cermin?"

"Bu, Mas Gibran yang terus merayuku. Dia bilang sendiri kalau sudah enggak nyaman dengan Dewi. Dia bilang sendiri jenuh dengan pernikahannya apalagi dengan sikap Dewi yang seenaknya sendiri. Mas Gibran yang merayuku, Bu. Mas Gibran yang selalu bilang kalau dia lebih nyaman saat bersamaku. Kalau dia lebih punya gairah hidup saat bersamaku, bukan saat bersama Dewi. Bukan aku yang merayunya!" kilah Rindu.

"Bohong!" seru Gibran. "Bu, Wi, apa yang dia katakan bohong, Wi ...."

"Diam kamu, Gibran!" bentak Bu Rasti. Matanya menatap tajam pada
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ayue Sekartaji
lanjut thor,,
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status