Home / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 47 Mengajak Zuri Ke Tempat Spesial

Share

BAB. 47 Mengajak Zuri Ke Tempat Spesial

last update Last Updated: 2025-03-28 17:35:51

Edward dan Zuri baru saja menyelesaikan pencarian mereka untuk cincin pernikahan yang sempurna. Setelah berkeliling beberapa toko perhiasan, mereka akhirnya menemukan cincin yang diinginkan sepasang cincin emas putih dengan ukiran halus yang melambangkan keabadian cinta mereka.

Edward merasa lega dan bahagia melihat senyum di wajah Zuri saat menggenggam kotak cincin tersebut.

Edward lalu berkata, "Bagaimana, Sayang? Apakah kamu suka cincinnya?"

“Suka sekali, Mas Edward. Ini sempurna. Terima kasih ya, Mas!” sahut Zuri senang.

"Tentu, Sayang. Apapun akan kulakukan untukmu. Sekarang, bagaimana kalau kita makan siang di tempat spesial?" tawar Edward kepada istrinya.

"Memangnya kita mau makan siang di mana, Mas?" ujar Zuri penasaran.

"He-he-he. Aku punya kejutan untukmu, Cintaku. Ikuti saja, ya." sahut Edward sambil tersenyum manis ke arah istrinya.

“Ok deh, Mas.”

Mobil mereka pun mulai melaju menuju ke sebuah restoran berbintang Michelin yang terkenal dengan hidangan western-nya yang ad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 48 Tinggal Satu Atap Denganku

    Setelah selesai berziarah, Edward dan Zuri kembali menuju Jakarta. Aksa, asisten pribadi Edward, dengan setia menyetir mobil mereka. Langit yang cerah di Karawang mulai berubah menjadi senja saat mereka meninggalkan San Diego Memorial Park. Langit biru perlahan berwarna oranye kemerahan, menciptakan suasana tenang dan damai di dalam mobil.Edward duduk di kursi belakang, terlihat diam dengan mata tertutup. Raut wajahnya menunjukkan betapa dalam perasaannya saat ini. Mengunjungi makam ayahnya dan menyematkan cincin pernikahan di sana merupakan momen yang sangat emosional baginya. Dia butuh waktu untuk menetralisir perasaannya yang campur aduk antara haru, bahagia, dan kerinduan.“Ayah … aku sangat merindukanmu,” gumamnya sedih dalam hatinya.Zuri, sang istri duduk di sebelahnya, memperhatikan suaminya dengan penuh kasih. Gadis itu bisa merasakan betapa besar cinta Edward kepada ayahnya. Zuri pun memilih untuk tidak mengganggu Edward, membiarkan suaminya tenggelam dalam pikirannya sendi

    Last Updated : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 49 Home Tour Apartemen Edward

    “Mirah! Lo kok malah memperkeruh keadaan!” kesal Zuri dalam hatinya.Gadis itu pun segera menghubungi sahabatnya untuk meminta penjelasan darinya. Namun sayangnya, Mirah tidak mengangkat panggilan telepon dari Zuri. Sementara di sebuah apartemen, Mirah memandangi ponselnya lalu melihat jika Zuri, sang sahabat dari tadi mencoba menghubunginya, akan tetapi Mirah sengaja tidak mengangkatnya. Tentu saja gadis itu tidak mau kehilangan bonus uang dalam jumlah besar yang diberikan oleh Bos Edward dengan cuma-cuma kepadanya, jika mendukung hubungan sang atasan dan sahabatnya, Zuri.Mirah tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini, apalagi Bos Edward telah menjanjikan bonus yang lebih besar lagi jika Mirah mengikuti setiap perintahnya.“Sorry banget, Zuri Sahabatku yang cantik. Kali ini aku berpihak dengan Bos Edward. He-he-he!” Setelah berkata seperti itu, Mirah pun memutuskan untuk menonaktifkan ponselnya.Kembali ke apartemen Edward,“Mirah! Lo kok malah matiin ponsel Lo, sih?” Zuri semakin

    Last Updated : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 50 Ketakutan Zuri

    “Apa? Kok kamu malah bertanya seperti itu, Zuri?” celetuk Edward tak habis pikir dengan perkataan istrinya.“Ya … secara kan ada dua kamar di dalam apartemenmu yang sungguh luas ini, Mas.” seru Zuri tak mau kalah. “Cih! Alasan saja! Dengar ya, Nona Zuri Agnesa! Kamu itu adalah istriku! Tentu saja akan tidur satu kamar denganku di dalam kamar utama! Titik! Nggak pakai koma! Sekarang buruan mandi, di sini. Aku akan mandi di dalam kamar tamu. Setelah itu, kita akan video call dengan Bunda dan menjelaskan jika pertemuan dengan keluarga ditunda malam ini.“Ta … tapi, Mas?” Zuri ingin membantah. Namun Edward segera berkata,“Tidak ada kata tapi, Zuri Agnesa! Segeralah mandi! Jangan lupa, pakai baju ganti yang ada di dalam paper bag itu!”“Ta … tapi, Mas.” Zuri mencoba membantah lagi.“Zuri Agnesa! Kamu dengar nggak aku ngomong? Tidak ada kata tapi! Sekali lagi kamu membantah perkataanku, aku akan menggendongmu ke dalam kamar mandi dan memandikan di dalam sana! Aku pastikan kakimu tidak ak

    Last Updated : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 51 Zuri Merasa Canggung

    Setelah selesai mengeringkan rambut Zuri, istrinya. Edward pun segera menghubungi sang ibu, Nyonya Rahayu, untuk mengabari jika malam ini mereka tidak jadi datang ke Kediaman Keluarga Besar Kenneth.Edward pun mulai mengaktifkan panggilan video untuk menghubungi ibundanya.Edward : “Halo, Bundaku, Sayang!”Zuri : “Selamat Malam, Bunda.”Zuri juga ikut menyapa ibu mertuanya yang ada di seberang sana.Bunda Ayu : “Edward, Zuri? Kalian kok pada pakai baju tidur? Kalian nggak jadi ke sini?”Edward : “Besok malam jadinya, Bunda. Hari ini kami sangat sibuk.Lalu Edward pun menceritakan kepada sang ibu kesibukannya dan Zuri seharian ini.Nyonya Ayu : “Ya ampun, Edward! Untung saja Bunda belum melakukan persiapan resmi.”Edward : “Pokoknya besok, Bunda harus mengundang tiga trio kwek-kwek, ya? Soalnya aku juga ingin memperkenalkan istriku kepada mereka!”Nyonya Ayu : “Baiklah, Edward. Bunda akan mempersiapkan semuanya. Tapi benar kan? Pernikahanmu dan Zuri, bukan pernikahan pura-pura? Kamu ja

    Last Updated : 2025-03-30
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 52 Menjalani Hari Bersama

    Apartemen milik Edward adalah tempat yang luas dan elegan, dengan langit-langit tinggi dan jendela-jendela besar yang membiarkan sinar matahari pagi menyusup masuk. Mereka baru saja menikah, dan Zuri sedang berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya bersama Edward, sang suami yang ternyata berwibawa namun juga sangat hangat. Edward dan Zuri sudah bangun bersamaan pagi ini. Dia tengah asyik di dapur, memanfaatkan mesin pembuat kopi canggih miliknya. Mesin itu, dibeli olehnya dengan sangat mahal, dan merubah sesuatu yang dirinya banggakan. Suara mesin yang berdesir memenuhi ruangan, mencampur aroma kopi segar yang mulai memenuhi udara di dalam dapur tersebut."Kopi atau cappuccino, Sayang?" Edward bertanya kepada istrinya tanpa menoleh, fokus pada pekerjaannya."Kopi saja, Sayang. Aku masih sedikit ngantuk," jawab Zuri sambil tersenyum, mulai berjalan mendekat ke dapur. Dengan sigap, dia membuka lemari pendingin dan mengeluarkan beberapa bahan untuk membuat omelette keju kesuk

    Last Updated : 2025-03-30
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 53 Persiapan di Kediaman Kenneth

    Pagi itu di kediaman Keluarga Kenneth, Suasana sangat sibuk dan penuh semangat. Bunda Ayu dan beberapa maid telah sibuk sejak matahari belum sepenuhnya terbit. Dapur mewah dengan peralatan modern tampak ramai oleh kegiatan memasak yang tiada henti. Aroma harum rempah-rempah memenuhi udara, menggoda siapa saja yang berada di rumah tersebut.Bunda Ayu tampak sibuk mengarahkan para maid. "Maid, pastikan rendangnya dimasak dengan api kecil. Kita butuh dagingnya benar-benar empuk dan bumbunya meresap sempurna.""Baik, Nyonya," jawab sang maid sambil mengaduk rendang di atas wajan besar."Nyonya, lihat ini. Opor ayamnya sudah hampir matang. Bumbunya sudah mengental dan aromanya luar biasa," ujar salah satu maid lainnya.Bunda Ayu mengangguk sambil tersenyum. "Bagus, Maid. Pastikan semua masakan yang kita masak sempurna. Edward sangat suka opor ayam, dan aku yakin Zuri juga akan menyukainya."Di sudut lain dapur, seorang maid sedang menyiapkan ikan tuna sambal goreng spesial. "Nyonya, sa

    Last Updated : 2025-03-30
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 54 Akhirnya Sampai Di Kediaman Kenneth

    Dalam perjalanan menuju rumah keluarga Edward, Zuri terlihat diam dari tadi. Dia malah sibuk memandangi gedung-gedung tinggi yang mereka lewati melalui kaca jendela mobil.Asisten Aksa terlihat sedang fokus melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju ke Kediaman Keluarga Kenneth. Walaupun tangan Zuri berada di dalam genggaman tangan Edward, namun pikirannya entah mengembara ke mana.Sang suami pun menjadi penasaran melihat istrinya yang tiba-tiba menjadi pendiam.“Hei … Kamu kenapa? Kok tiba-tiba berubah menjadi mode silent?” seru Edward mencoba mencairkan suasana.“Ih … apa-apaan sih, Mas Edward! Apa dia nggak tahu jika aku sangat gugup sekarang?” gumam Zuri dalam hatinya.Edward pun semakin dalam menatap istrinya yang masih bertahan dengan mode berdiam diri.“Sayang, Kamu kok diam saja, sih? Apakah kamu sedang memikirkan sesuatu? Tell me, Baby! Jangan dipendam sendiri siapa tahu kamu bisa berbagi masalah denganku?” celetuk Edward lagi.“Apa? Berbagi masalah? Berbagi makanan itu

    Last Updated : 2025-03-31
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 55 Suasana Berubah Mencekam

    Dalam sebuah ruang keluarga yang luas dan mewah di rumah megah milik Keluarga Edward, dengan dinding-dindingnya yang tinggi dihiasi lukisan-lukisan klasik, sementara perabotan bergaya Victorian menambah kesan elegan ruangan itu. Sebuah chandelier besar menggantung di langit-langit, menerangi ruangan dengan cahaya lembut yang memantulkan kilauan emas dari setiap sudut.Namun suasana yang tadinya memancarkan kebahagiaan atas kabar bahagia pernikahan antara Edward dan Zuri, mendadak berubah menjadi tegang. Setelah perkataan Bobby yang sungguh menusuk yang mampu membungkam setiap orang yang sedang berkumpul di ruangan elegan itu,Edward masih saja duduk di sofa panjang dengan Zuri Agnesa, seorang wanita cantik dan anggun yang telah mencuri perhatian banyak orang, termasuk beberapa anggota keluarga besar Edward. Hari ini, di hadapan seluruh keluarga besar dan sahabat-sahabat terdekatnya, Edward dengan bangga telah memperkenalkan Zuri sebagai istri sahnya."Hei, Bobby! Aku dan Zuri memang t

    Last Updated : 2025-04-03

Latest chapter

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 96 Penyesalan Edward

    Zuri terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat akan tetapi tampak lebih tenang setelah beberapa jam dirawat di UGD. Setelah dipastikan kondisinya stabil, tim dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan yang berada di lantai atas. Keadaannya mungkin sudah lebih baik, namun kekhawatiran masih menggelayuti wajah setiap orang yang menunggunya di luar.Bunda Ayu, Opa Bram, Jemy, Mirah, dan Bobby sudah menanti dengan penuh harap di depan pintu ruang perawatan. Ketika perawat memberitahu bahwa mereka diperbolehkan masuk, Bunda Ayu segera melangkah masuk, diikuti oleh yang lainnya. Dengan langkah tergesa, Bunda Ayu menghampiri menantu kesayangannya yang masih terbaring di ranjang, sambil menggenggam erat tangan Zuri."Zuri, syukurlah kamu baik-baik saja, Nak," ucap Bunda Ayu dengan suara penuh kelegaan. “Bunda sangat khawatir tadi.”Zuri tersenyum lemah, akan tetapi senyum itu cukup untuk menenangkan hati Bunda Ayu. "Terima kasih, Bunda. Saya juga ber

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 95 Zuri Dilarikan Ke Rumah Sakit

    Jemy melangkah cepat di tepian Pantai Ancol, langkah-langkahnya teratur namun tegang. Dia memeluk tubuh Zuri yang pingsan dengan erat, tubuh perempuan itu terasa ringan di pelukannya, akan tetapi beban yang dirasakan Jemy di hatinya jauh lebih berat. Pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran. Untungnya Tadi, sebelum dia menggendong Zuri, dia sempat menelepon Bobby, yang juga merupakan sepupu Edward, yang baru saja selesai mengikuti rapat penting di gedung yang sama yang ada di area Pantai Ancol."Bobby, aku sudah menemukan keberadaan Zuri. Tapi dia sedang pingsan! Sekarang aku sedang menggendongnya, cepat siapkan mobil di parkiran. Kita harus segera ke rumah sakit!" Suara Jemy terdengar panik di telepon.Tanpa banyak bicara, Bobby langsung bergegas menuju parkiran dan menyiapkan mobilnya.Sesampai di parkiran, Bobby melihat Jemy datang dengan langkah cepat, Zuri berada dalam gendongannya. Bobby segera membuka pintu penumpang yang ada di belakang, memberikan ruang bagi Jemy untuk memasuk

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 94 Untung Ada Jemy

    Beberapa saat yang lalu,Angin pantai Ancol berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang memenuhi area itu. Zuri berjalan dengan langkah pelan, menyusuri garis pantai. Hatinya terasa berat, penuh dengan kekesalan yang belum juga hilang setelah pertengkarannya dengan Edward, suaminya. Kata-kata tajam dari Edward tadi, masih terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya sulit untuk menenangkan diri.Dia berhenti sejenak, menatap riak kecil yang menggulung di permukaan air. Pasir halus di bawah kakinya terasa dingin dan menenangkan, namun rasa sakit di hatinya tetap tidak berkurang. Edward jarang sekali marah, tapi kali ini, pertengkaran mereka begitu hebat hingga Zuri memutuskan untuk menjauh sementara waktu.Dia tak ingin kembali ke apartemen yang terasa begitu sempit dengan ketegangan.Perempuan cantik itu semakin kesal kepada Edward karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya sedikitpun.Bahkan Edward malah pergi meninggalkannya di apartemen sendiri. Hal itu semakin membuat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 93 Situasi Semakin Buruk

    Di sebuah apartemen,Sore yang cerah perlahan berubah menjadi kelabu di langit Jakarta ketika Ranti, seorang wanita karier yang sukses, baru saja tiba di apartemennya. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan di kantor, Ranti berharap bisa menemukan ketenangan di rumahnya. Namun, langkah cepatnya begitu memasuki apartemen seolah menggambarkan keresahan yang sejak tadi melanda pikirannya. Ada hal lain yang jauh lebih penting mengisi benaknya saat ini yaitu tentang sepupunya, Tari.Tari sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya di apartemen ini. Setelah sebelumnya sang sepupu dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di salah satu sudut Kota Jakarta.Tari mengalami gangguan jiwa saat Edward, mantan kekasih dari sang sepupu memutuskan hubungan dengannya. Hal tersebutlah yang membuat Ranti ingin membalaskan dendam Tari terhadap Edward, yang juga merupakan mantan kekasih pengusaha sukses itu.Namun sayangnya, Ranti yang awalnya hanya ingin memainkan perasaan Edward. Malah benar-b

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 92 Bunda Ayu Menjelaskan Semuanya

    Kedatangan Bunda Ayu,Nyonya Rahayu Kenneth, dengan gaun hijau lumutnya yang menambah wibawanya, turun dari mobil mewahnya di depan kediaman megah Opa Bram. Tangannya menggenggam tas kulit elegan, sementara langkahnya mantap memasuki halaman yang asri, dipenuhi oleh pepohonan tua dan bunga-bunga yang tertata rapi. Sejak suaminya meninggal, Opa Bram, ayah mertuanya, menjadi salah satu tumpuan hidupnya dalam menghadapi berbagai situasi. Dia merasa perlu bertemu dengannya hari ini.Begitu pintu besar kayu jati terbuka lebar, Asisten Geri, pria berwajah dingin yang selalu setia melayani Opa Bram, menyambutnya dengan senyum hangat.“Selamat pagi, Nyonya Rahayu,” sapa Asisten Geri dengan sopan, membungkukkan badannya sedikit. “Opa Bram sudah menunggu Anda di ruang kerjanya, Nyonya.”“Terima kasih, Asisten Geri,” jawab Nyonya Rahayu. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, telinganya menangkap suara keras yang berasal dari lantai dua.Suara itu sangat dikenalnya, suara putranya, Edward

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 91 Bertemu Opa Bram

    Di jalanan Kota Jakarta,“Sial! Sial! Sial!” gerutu Edward sambil memukul-mukul keras setir mobil.Pasalnya pria itu masih saja terjebak kemacetan Kota Jakarta yang begitu hakiki. “Kenapa mesti sekarang, macetnya?” kesalnya lagi.Amarah semakin memuncak di dalam dirinya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena jalanan memang sedang macet-macetnya. Pria tampan itu hanya bisa sabar untuk saat ini.Setelah beberapa saat dalam perjalanan, akhirnya dia sampai juga. Edward pun melangkah cepat dan keluar dari mobilnya begitu sampai di depan rumah besar milik Opa Bram. Udara pagi yang sejuk tak mampu meredakan amarah yang membara di dadanya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Edward langsung masuk melalui pintu depan, yang dibiarkan terbuka oleh asisten pribadi kakeknya, Geri.Asisten Geri terlihat sedang sibuk dengan beberapa orang mekanik yang sedang mengurusi koleksi mobil milik sang kakek. Tanpa menunggu lama lagi, Edward pun menanyakan keberadaan Opa Bram kepada sang asisten."Asisten

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 90 Ingin Menenangkan Diri

    Setelah Edward pergi dengan langkah cepat dan marah dari apartemen, Zuri hanya bisa menatap pintu yang baru saja tertutup keras dengan perasaan campur aduk. Air mata yang dari tadi dia tahan kini mulai mengalir perlahan. Dia mengambil napas panjang, mencoba menenangkan diri. Dia tahu Edward marah besar karena dokumen penting milik Opa Bram, namun Zuri merasa tidak adil karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya."Kenapa Mas Edward gak mau dengar aku dulu?" gumam Zuri pelan, sambil mengusap wajahnya yang mulai memerah karena menangis.Dia tahu sekarang bukan saat yang tepat untuk terus menangis. Zuri sadar, jika dirinya perlu menenangkan diri, terutama karena dia harus menjaga kesehatannya, bukan hanya untuk dirinya sendiri akan tetapi juga untuk bayi yang sedang tumbuh di dalam rahimnya. Perlahan, Zuri menurunkan tangan dan mengusap lembut perutnya yang masih datar, sambil tersenyum kecil.“Maaf, Sayang. Mommy janji akan jaga kamu baik-baik," bisiknya lembut.Setelah meras

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 89 Edward Semakin Marah

    Beberapa saat yang lalu,Edward berjalan mondar-mandir di ruang tamu apartemen mereka yang luas dan mewah. Matanya tak henti-hentinya menatap setumpuk dokumen di tangannya, wajahnya memerah karena emosi yang semakin memuncak. Di hadapannya, Zuri, istrinya, berdiri dengan tatapan penuh kecemasan. Air mata menggenang di matanya, sementara tangannya gemetar mencoba meraih lengan Edward.“Mas Edward, please. Dengarkan aku dulu. Aku ingin menjelaskan semuanya.” Zuri berusaha bicara, tapi suaranya terdengar seperti pecahan kaca yang sia-sia di hadapan dinding emosi yang dibangun oleh suaminya.Tanpa menjawab, Edward menghempaskan tumpukan dokumen itu ke atas meja dengan kasar, membuat suara keras yang menggema di seluruh ruangan. Dokumen-dokumen itu berserakan, beberapa halaman terlempar ke lantai, memperlihatkan judul-judul mencolok tentang “Misi Rahasia.” Ada cap tebal di pojok kanan atas yang bertuliskan: KONFIDENSIAL. Edward mendekatkan tangannya ke wajah, mengusap pelipisnya dengan ge

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 88 Edward Marah Besar

    Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan dari bandara Internasional Soekarno-Hatta, Edward akhirnya tiba di apartemen tempat tinggalnya bersama sang istri, Zuri. Dia baru saja kembali dari perjalanan dinas luar kota selama tiga hari lamanya.Berjuta kerinduan untuk Zuri tercipta sempurna di dalam hati Edward. Ingin rasanya secepatnya dia memeluk istrinya dan melepaskan segala penat dan lelahnya selama berada di luar kota.Sebagai seorang CEO EK Corp, hari-harinya dipenuhi dengan rapat, strategi, dan tekanan besar. Namun, saat ini, pikirannya tertuju hanya pada satu hal yaitu bertemu Zuri, istrinya yang selalu menjadi tempatnya bersandar setelah hari yang panjang. Edward menarik napas dalam-dalam dan memijit pelipisnya, mencoba meredakan rasa capeknya.Edward pun menekan kata sandi apartemen, pintu segera terbuka, dan dia pun mulai melangkah masuk. Pria tampan itu merasa lega bisa kembali ke rumah. Edward pun mulai memanggil nama istrinya,“Zuri, aku pulang,” serunya sambil melepas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status