Andri mengisi waktu liburnya di dalam rumah saja, karena hujan belum juga reda, malah semakin deras. Awalnya usai makan siang Andri ingin mengajak Zelda berkeliling mencari perlengkapan bayi, tapi karena kondisi di luar tidak memungkinkan, jadi dia mengurungkan niatnya dan hanya bermalas-malasan di atas tempat tidur.
“An, pisang gorengnya sudah matang.” Zelda menyambangi Andri yang masih berada di dalam kamar mereka. “Aku juga sudah membuatkanmu kopi panas untuk menghangatkan tubuhmu.” Kini Zelda sudah berdiri di sisi tempat tidur mereka. Usai tadi makan siang, Zelda kembali berkutat di dapur karena tiba-tiba ingin menikmati pisang goreng.
Andri mendongak dan mengerling menatap istrinya. “Sebenarnya bukan kopi yang bisa menghangatkan tubuhku, tapi kamu,” ucapnya kemudian mengecup perut buncit Zelda. “Apalagi tenaga kita sudah terisi penuh dan suasananya juga sangat mendukung. Jika sekarang kita melakukannya, maka kamu bisa bert
Sesuai dugaannya, got tersumbat oleh sampah sehingga aliran airnya tidak lancar. Dengan cekatan dia mengambil sampah-sampah plastik yang menjadi pemicu got tersumbat. Berselang beberapa menit memunguti sampah, Dave pun datang membantunya.“Della kenapa, Dave?” tanya Andri saat samar-samar mendengar tangisan melengking Della, meski suara hujan lebih mendominasi telinganya.Sebelum menjawab, Dave menoleh ke arah Della yang tengah menangis di gendongan Nath. “Nath memberitahukan kepulanganku ke Denpasar kepada Della. Mungkin Della mengira aku akan pergi untuk selamanya, makanya dia menangis seperti itu. Bahkan, dari tadi Della terus saja mengekoriku,” jawabnya sambil terkekeh.Andri ikut terkekeh di sela-sela aktivitasnya memungut sampah. “Sepertinya Della sudah merasa nyaman denganmu, meski aku yakin dia belum mengerti jika kamu adalah ayah kandungnya,” komentarnya. “Oh ya, apakah Nath sudah memberimu sinyal perdamaian ata
Bola mata Zelda membesar saat Andri menuduhnya berselingkuh. Dengan sekuat tenaga dia menepis tangan Andri yang mencengkeram rahangnya sangat kuat, sehingga rasa ngilu kini menghampirinya. Namun, ngilu pada rahangnya tidak sebanding dengan yang dirasakan hatinya atas tuduhan tanpa sebab suaminya.“Atas dasar apa kamu menuduhku berselingkuh, An?!” Emosi Zelda mulai tersulut karena tindakan anarkis suaminya.Andri tersenyum mengejek mendengar pertanyaan Zelda. “Masih berusaha mengelak? Aku tidak akan berkata jika tidak ada bukti, sebaiknya kamu akui saja dan katakan yang sejujurnya padaku.” Andri berbalik dan berjalan ke arah tempat tidur. Dia mengambil ponsel Zelda yang tadi dijatuhkan. “Apakah pesan menjijikkan ini belum cukup kuat?” tanyanya penuh penekanan setelah kembali berdiri di depan Zelda.Napas Zelda tercekat saat membaca pesan yang tertera pada ponselnya, dari nomor tanpa nama. Keterkejutannya tersebut tidak luput da
Andri mengacak rambutnya, karena kini perasaannya campur aduk terhadap istrinya. Tadi setelah dia menyuruh Zelda pergi, ponsel yang sempat dilemparnya kembali berbunyi. Dengan kasar Andri mengambil ponsel tersebut dan kembali mendapat pesan singkat. Alangkah terkejutnya Andri setelah membaca isi pesan singkat itu, hingga akhirnya dia mengetahui identitas pemilik nomor tanpa nama di ponsel Zelda tersebut.“Sepulangnya dari Jakarta, Papa akan kembali mengunjungimu sekaligus ingin bertemu dengan suamimu untuk meminta maaf. Jangan lupa mengonsumsi makanan yang bergizi agar kamu dan bayimu tetap sehat. Selalu jaga kesehatanmu dan anakmu, Sayang. Papa menyayangi kalian.”Kecewa, lega, kesal, marah, dan menyesal, itulah yang kini berkecamuk dalam diri Andri usai membaca isi pesan singkat dari ayah mertuanya tersebut.Andri mengalihkan tatapannya saat mendengar pintu kamarnya dibuka secara perlahan. Dia menyipitkan mata untuk memastikan penglihatann
Andri memerhatikan Zelda yang masih terlelap di sampingnya. Dia merutuki dan sangat menyesali perbuatannya kemarin malam. Hanya gara-gara cemburu buta dia tega kembali membentak dan bertindak kasar kepada istrinya yang tengah mengandung. Andri mengalihkan tatapannya dari wajah damai Zelda ke arah tumpukan buku kehamilan, di samping tempat tidurnya. Ternyata Luan mengirimkan beberapa buku kehamilan milik mendiang ibu mertuanya kepada Zelda.Perhatian Andri kembali teralih saat merasakan Zelda menggeliat dan merapatkan selimut pada tubuhnya sendiri. Melihat istrinya kembali terlelap, Andri pun mengulum senyum. Dia bersyukur karena ternyata Zelda juga memiliki perasaan yang sama dengannya.“Ternyata benar kata orang, rasa cinta bisa tumbuh di hati sepasang insan jika keduanya terbiasa bersama,”ucap Andri dalam hati.“Pagi, Zel.” Andri menyambut Zelda yang baru membuka mata dengan seulas senyuman.Zelda membalas senyuman
Daramikha tersenyum lebar. Dia yakin rencananya akan berjalan lancar. “Kamu harus membagi keuntungan proyek suamimu yang Luan danai, mengingat aku juga punya andil di sana,” ucapnya frontal.Zara dan Nissa tercengang mendengar permintaan Daramikha.“Wanita gila!”umpat Nissa dalam hati.Zara membalas senyuman Daramikha setelah beberapa lama tercengang. “Pantas saja Luan tanpa berpikir panjang mengambil keputusan menceraikanmu, ternyata kamu sangat licik.” Tanpa ragu Zara menanggapi permintaan mantan besannya.“Apakah ucapanmu itu berarti penolakan atas permintaanku?” Daramikha menyimpulkan dan menyipitkan matanya.“Tentu saja,” Zara menjawabnya cepat dan tanpa ragu.Daramikha mendengkus. “Baiklah. Aku rasa kamu sudah mengetahui konsekuensi atas penolakanmu itu,” ancamnya.Zara tersenyum lebar. Bahkan, terkesan mengejek. “Perlu kamu ketahui,
Pagi ini langit sangat cerah setelah beberapa hari bumi diguyur hujan. Meski sudah saling mengakui perasaan masing-masing, tapi entah kenapa malah membuat Zelda dan Andri berbalik canggung ketika ingin mengungkapkan rasa cintanya. Padahal dulu bermesraan pun layaknya pasangan kekasih dirasakan biasa saja. Terlepas dari itu, hati keduanya kini terasa lebih lega setelah Luan bisa menerima pernikahan mereka dengan tangan terbuka, terlebih tanpa syarat atau kesepakatan lainnya. Walau bagaimanapun, pernikahan mereka harus diterima oleh kedua belah pihak keluarga. Kini tinggal menunggu orang tua Andri yang harus membentangkan tangannya lebar-lebar atas pernikahan mereka.“Zel, ikut mencari udara segar di halaman?” tanya Andri usai membersihkan tempat tidurnya.“Duluan saja, nanti aku menyusul,” jawab Zelda yang masih mencuci piring dan gelas di dapur.“Cuci yang bersih ya, Sayang,” ejek Andri sembari mencubit pipi gembil Zelda denga
Akhirnya semua bisa bernapas lega setelah Della berhasil dibujuk oleh Nath dan Dave. Karena hari sudah sore, jadi mereka membatalkan keinginannya mengunjungi Kebun Raya. Demi mengobati kekecewaan Della, Dave dan Nath mengajak buah hatinya mengunjungi kebunstrawberryyang berada tidak jauh dari vila, mumpung masih sore. Yang lainnya, kecuali Bi Rani juga ikut menemani Della.Walau tidak terlalu menyukai buahstrawberry, tapi Della sangat kagum melihat hamparan buah tersebut memenuhi kebun. Untungnya lagi, tidak ada banyak orang yang datang untuk memetiknya, mengingat hari sudah sore. Dengan penuh semangat Della mengajak Devi mulai memetik buah tersebut, agar keranjang yang dibawanya cepat penuh. Beberapa kali Della menjerit karena Devi memaksanya mencicipi buahstrawberry. Sebagai balasan atas tindakan Devi, Della pun melemparkan keranjang kecil kepada tantenya. Yang lainnya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Devi dan Del
Setelah membicarakan keinginannya dengan Nissa, Zara memutuskan menemui Andri terlebih dulu sebelum bertemu Zelda. Ivan pun menyetujuinya demi kebaikan kondisi kehamilan Zelda.Di dalam mobil Zara dihinggapi kegelisahaan saat menunggu kedatangan Nissa dari tempat kerja Andri. Nissa memang diminta menyambangi tempat kerja Andri untuk memberitahukan bahwa dia ingin bertemu.“Bagaimana, Niss?” tanya Zara tidak sabar setelah adik iparnya memasuki mobil.“Minum dulu, Ra.” Nissa menyerahkan sebotolsoft drinkdingin yang tadi dibelinya di tempat kerja Andri. “Kita tunggu Andri di rumah makan di depan sana,” lanjutnya usai meneguk minumannya.“Awalnya Andri sangat kaget melihat kedatanganku, tapi setelah aku memberinya penjelasan singkat, akhirnya dia menerima ajakan kita bertemu sepulang kerja,” Nissa kembali memberitahukan setelah melihat Zara selesai menikmati minuman pemberiannya.Keta