Share

Part 41

Penulis: Azuretanaya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-09 06:20:47

Andri mengacak rambutnya, karena kini perasaannya campur aduk terhadap istrinya. Tadi setelah dia menyuruh Zelda pergi, ponsel yang sempat dilemparnya kembali berbunyi. Dengan kasar Andri mengambil ponsel tersebut dan kembali mendapat pesan singkat. Alangkah terkejutnya Andri setelah membaca isi pesan singkat itu, hingga akhirnya dia mengetahui identitas pemilik nomor tanpa nama di ponsel Zelda tersebut.

“Sepulangnya dari Jakarta, Papa akan kembali mengunjungimu sekaligus ingin bertemu dengan suamimu untuk meminta maaf. Jangan lupa mengonsumsi makanan yang bergizi agar kamu dan bayimu tetap sehat. Selalu jaga kesehatanmu dan anakmu, Sayang. Papa menyayangi kalian.”

Kecewa, lega, kesal, marah, dan menyesal, itulah yang kini berkecamuk dalam diri Andri usai membaca isi pesan singkat dari ayah mertuanya tersebut.

Andri mengalihkan tatapannya saat mendengar pintu kamarnya dibuka secara perlahan. Dia menyipitkan mata untuk memastikan penglihatann

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Not Just An Escape   Part 42

    Andri memerhatikan Zelda yang masih terlelap di sampingnya. Dia merutuki dan sangat menyesali perbuatannya kemarin malam. Hanya gara-gara cemburu buta dia tega kembali membentak dan bertindak kasar kepada istrinya yang tengah mengandung. Andri mengalihkan tatapannya dari wajah damai Zelda ke arah tumpukan buku kehamilan, di samping tempat tidurnya. Ternyata Luan mengirimkan beberapa buku kehamilan milik mendiang ibu mertuanya kepada Zelda.Perhatian Andri kembali teralih saat merasakan Zelda menggeliat dan merapatkan selimut pada tubuhnya sendiri. Melihat istrinya kembali terlelap, Andri pun mengulum senyum. Dia bersyukur karena ternyata Zelda juga memiliki perasaan yang sama dengannya.“Ternyata benar kata orang, rasa cinta bisa tumbuh di hati sepasang insan jika keduanya terbiasa bersama,”ucap Andri dalam hati.“Pagi, Zel.” Andri menyambut Zelda yang baru membuka mata dengan seulas senyuman.Zelda membalas senyuman

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Not Just An Escape   Part 43

    Daramikha tersenyum lebar. Dia yakin rencananya akan berjalan lancar. “Kamu harus membagi keuntungan proyek suamimu yang Luan danai, mengingat aku juga punya andil di sana,” ucapnya frontal.Zara dan Nissa tercengang mendengar permintaan Daramikha.“Wanita gila!”umpat Nissa dalam hati.Zara membalas senyuman Daramikha setelah beberapa lama tercengang. “Pantas saja Luan tanpa berpikir panjang mengambil keputusan menceraikanmu, ternyata kamu sangat licik.” Tanpa ragu Zara menanggapi permintaan mantan besannya.“Apakah ucapanmu itu berarti penolakan atas permintaanku?” Daramikha menyimpulkan dan menyipitkan matanya.“Tentu saja,” Zara menjawabnya cepat dan tanpa ragu.Daramikha mendengkus. “Baiklah. Aku rasa kamu sudah mengetahui konsekuensi atas penolakanmu itu,” ancamnya.Zara tersenyum lebar. Bahkan, terkesan mengejek. “Perlu kamu ketahui,

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Not Just An Escape   Part 44

    Pagi ini langit sangat cerah setelah beberapa hari bumi diguyur hujan. Meski sudah saling mengakui perasaan masing-masing, tapi entah kenapa malah membuat Zelda dan Andri berbalik canggung ketika ingin mengungkapkan rasa cintanya. Padahal dulu bermesraan pun layaknya pasangan kekasih dirasakan biasa saja. Terlepas dari itu, hati keduanya kini terasa lebih lega setelah Luan bisa menerima pernikahan mereka dengan tangan terbuka, terlebih tanpa syarat atau kesepakatan lainnya. Walau bagaimanapun, pernikahan mereka harus diterima oleh kedua belah pihak keluarga. Kini tinggal menunggu orang tua Andri yang harus membentangkan tangannya lebar-lebar atas pernikahan mereka.“Zel, ikut mencari udara segar di halaman?” tanya Andri usai membersihkan tempat tidurnya.“Duluan saja, nanti aku menyusul,” jawab Zelda yang masih mencuci piring dan gelas di dapur.“Cuci yang bersih ya, Sayang,” ejek Andri sembari mencubit pipi gembil Zelda denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Not Just An Escape   Part 45

    Akhirnya semua bisa bernapas lega setelah Della berhasil dibujuk oleh Nath dan Dave. Karena hari sudah sore, jadi mereka membatalkan keinginannya mengunjungi Kebun Raya. Demi mengobati kekecewaan Della, Dave dan Nath mengajak buah hatinya mengunjungi kebunstrawberryyang berada tidak jauh dari vila, mumpung masih sore. Yang lainnya, kecuali Bi Rani juga ikut menemani Della.Walau tidak terlalu menyukai buahstrawberry, tapi Della sangat kagum melihat hamparan buah tersebut memenuhi kebun. Untungnya lagi, tidak ada banyak orang yang datang untuk memetiknya, mengingat hari sudah sore. Dengan penuh semangat Della mengajak Devi mulai memetik buah tersebut, agar keranjang yang dibawanya cepat penuh. Beberapa kali Della menjerit karena Devi memaksanya mencicipi buahstrawberry. Sebagai balasan atas tindakan Devi, Della pun melemparkan keranjang kecil kepada tantenya. Yang lainnya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Devi dan Del

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Not Just An Escape   Part 46

    Setelah membicarakan keinginannya dengan Nissa, Zara memutuskan menemui Andri terlebih dulu sebelum bertemu Zelda. Ivan pun menyetujuinya demi kebaikan kondisi kehamilan Zelda.Di dalam mobil Zara dihinggapi kegelisahaan saat menunggu kedatangan Nissa dari tempat kerja Andri. Nissa memang diminta menyambangi tempat kerja Andri untuk memberitahukan bahwa dia ingin bertemu.“Bagaimana, Niss?” tanya Zara tidak sabar setelah adik iparnya memasuki mobil.“Minum dulu, Ra.” Nissa menyerahkan sebotolsoft drinkdingin yang tadi dibelinya di tempat kerja Andri. “Kita tunggu Andri di rumah makan di depan sana,” lanjutnya usai meneguk minumannya.“Awalnya Andri sangat kaget melihat kedatanganku, tapi setelah aku memberinya penjelasan singkat, akhirnya dia menerima ajakan kita bertemu sepulang kerja,” Nissa kembali memberitahukan setelah melihat Zara selesai menikmati minuman pemberiannya.Keta

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Not Just An Escape   Part 47

    “Mama ingin meminta maaf kepada kalian. Kamu dan istrimu,” ucap Zara pada akhirnya dengan mata berkaca-kaca. “Mama tidak akan pernah lagi memintamu untuk bertunangan atau menikah dengan jalang sialan itu.” Sorot mata Zara kembali menyala saat bayangan Ruhandhina muncul dalam benaknya.“Ruhan yang Mama maksud?” Andri memastikan sambil mengernyit. Ingin rasanya dia tertawa sekencang-kencangnya saat melihat Zara mengangguk, sebab dulu ibunya sangat membanggakan wanita yang ingin dijodohkan dengannya tersebut.“Mama sangat menyesal karena sempat membujukmu mati-matian agar kamu mau bertunangan atau menikah dengan wanita itu. Mama memaklumi jika kamu dan Zelda tidak mungkin memaafkan Mama dengan mudah, tapi Mama sungguh-sungguh menyesal. Perkataan dan perbuatan Mama pasti sangat melukai kalian, terutama Zelda,” aku Zara dengan nada penuh penyesalan.Andri mengembuskan napas melihat penyesalan yang diungkapkan ibunya. An

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Not Just An Escape   Part 48

    Zelda tersenyum semringah ketika Andri datang membawa martabak manis yang diinginkannya. Dia meminta Andri untuk bergegas membersihkan diri agar mereka bisa menikmati martabak manis tersebut bersama-sama. Sambil menunggu Andri selesai mandi, Zelda membuat air panas untuk menyeduh tehchamomileuntuk suaminya.Usai membersihkan diri dan berpakaian, Andri menghampiri Zelda yang tengah menonton sambil duduk di atas kasur lantai. Dia melihat di samping istrinya sudah tersedia sebuah nampan berisi secangkir tehchamomileyang masih mengeluarkan uap dan sepiring martabak manis. Sesekali istrinya terlihat memperbaiki posisi duduk untuk mencari kenyamanan, mengingat kondisi perutnya yang semakin membesar. Menurut dokter di tempat Zelda sering memeriksakan kandungan, kelahiran bayi mereka diperkirakan tiga minggu lagi.“Kenapa belum dimakan martabaknya, Zel?” tanya Andri. Dia duduk di sebelah istrinya yang tengah meluruskan kaki

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Not Just An Escape   Part 49

    Aroma gurih seketika menusuk indra penciuman Zelda yang baru saja keluar dari kamar tidurnya. Sambil menajamkan indra penciumannya, dia berjalan menuju dapur yang diyakini menjadi asal aroma tersebut. Benar saja, ketika beberapa langkah lagi mencapai dapur, dia melihat Andri tengah berdiri membelakanginya dan sibuk mengaduk sesuatu.“An, kamu sedang membuat apa?” Zelda menghampiri Andri sambil masih menghirup dalam-dalam aroma yang dia tebak berasal dari santan mendidih.“Eh, sudah bangun ternyata.” Andri terkejut karena tidak mendengar langkah kaki istrinya mendekat. “Aku membuat bubur kacang hijau sebagai menu sarapan kita hari ini. Kamu tidak keberatan kita sarapan bubur kacang hijau?” jawabnya setelah memberikanmorning kissuntuk Zelda.“Tentu saja tidak.” Zelda mengambil alih kegiatan Andri yang ternyata tengah mengaduk santan, karena suaminya sedang menyapa anaknya. “Kamu pakai santa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09

Bab terbaru

  • Not Just An Escape   Special Part

    Zelda yang sedang menduduki kursi malas di pinggir kolam renang sambil menyusui Edgar tertawa saat melihat Andri mengusili Kevin. Gara-gara terganggu oleh tawa renyah Papa dan Kakaknya, Edgar yang tadinya telah terbuai menjadi berhenti menyusu. Balita enam bulan tersebut kini malah menoleh ke arah kolam renang, tak lama kemudian Edgar pun ikut tertawa. Sejak kemarin siang Zelda bersama Andri dan kedua jagoan mereka telah berada di vila milik keluarga Pagory di daerah Ubud untuk menikmati liburan. Vila yang dulu menjadi saksi bisu pernikahan mereka. Andri sengaja mengajukan cuti selama seminggu dari kantor Luan agar bisa melepas penat bersama keluarga kecilnya setelah menyelesaikan tumpukan tanggung jawabnya.“Ed belum selesai menyusu?” tanya Andri yang sedang mengajari Kevin berenang.Zelda menjawabnya dengan gelengan kepala. “Gara-gara tawa kalian, dia menjeda aktivitasnya menyusu,” beri tahunya sambil mengusap pipi mulus Edgar yang kini sudah

  • Not Just An Escape   Extra Part

    Zelda yang baru saja selesai memoleskanlipstickberwarnapeachpada bibirnya menoleh ketika mendengar pintu kamarnya dibuka dari luar. Dia hanya menyapa dengan senyuman laki-laki gagah yang memasuki kamarnya sambil menggendong balita. Kedua laki-laki berwajah sangat mirip, tapi beda generasi tersebut sudah berpenampilan rapi. Dia kembali mengalihkan perhatian ke arah kaca rias di hadapannya demi memastikan penampilannya sendiri untuk terakhir kalinya.“Belum selesai?” Andri bertanya setelah berdiri di samping Zelda. “Mamamu cantik sekali ya, Sayang,” imbuhnya pada Kevin di gendongannya saat melihat penampilan Zelda melalui pantulan kaca rias.“Jika aku tidak cantik, mana mungkin dulu kamu bersusah payah mempertahankanku agar kita tetap hidup bersama,” Zelda menanggapinya sambil terkekeh. “Ayo berangkat, aku sudah selesai,” ajaknya setelah mengambilclutchyang tadi

  • Not Just An Escape   Epilog

    Di tengah kesibukan Andri yang kembali beraktivitas di perusahaan sejak beberapa bulan lalu, laki-laki tersebut tetap mempunyai waktu bersama keluarga kecilnya, terutama saatweekenddan hari libur. Seperti hari ini, dia menemani Zelda membeli kebutuhan mereka dan sang buah hati disupermarket. Zelda meminta bantuan Zara untuk menjaga Kevin yang masih terlelap di apartemen Andri. Jagoannya tersebut kini telah berusia satu tahun.Sejak usia Kevin empat bulan, Andri dan Zelda kembali tinggal di Denpasar. Alasannya karena Luan masuk rumah sakit dan harus mendapat perawatan setelah tiba-tiba pingsan sepulangnya dari kantor. Dari hasil pemeriksaan dokter, penyebab kondisi Luan seperti itu karena kelelahan dan kurang beristirahat. Setelah mempertimbangkan dengan matang, akhirnya Andri memutuskan untuk kembali tinggal di Denpasar agar Zelda juga bisa merawat Luan yang tengah sakit. Bahkan, untuk mengurangi beban pikiran Luan dan agar fokus pada keseh

  • Not Just An Escape   Part 53 - The End

    Dulu rumah sederhana yang ditinggali hanya berdua, kini sudah diramaikan oleh tangis bayi. Zelda dan bayinya sudah kembali ke rumah seminggu yang lalu. Sejak kepulangannya dari klinik bersalin, Zelda meminta bantuan Bi Rani agar mengajarinya memandikan bayi. Setelah melihat cara Bi Rani beberapa kali memandikan anaknya, kini Zelda sudah bisa melakukannya sendiri.“Zel, Papamu berkunjung,” Andri memberitahukan kedatangan mertuanya kepada Zelda yang tengah duduk sambil menyusui anaknya usai dimandikan. Dia berjongkok di hadapan Zelda.Zelda mengangguk. “Kamu temani dulu Papaku. Setelah Kevin tidur, aku akan menyusulmu,” ucapnya pelan agar anak di pangkuannya yang baru memejamkan mata tidak terganggu oleh suaranya.“Baiklah,” balas Andri tanpa mengalihkan tatapannya dari bibir mungil Kevin yang masih menyesap pabrik ASI istrinya.“Cepat keluar!” usir Zelda ketika memergoki tatapan lapar Andri. Dia juga menyenti

  • Not Just An Escape   Part 52

    Mendapat kabar dari ibunya mengenai kondisi istrinya membuat Andri dilanda kekhawatiran sekaligus kepanikan. Dia terpaksa meminta izin dadakan kepada bosnya untuk menyambangi tempat istrinya dibawa. Untunglah saat menuju klinik bersalin yang diberitahukan ibunya, jalanan tidak seramai pagi hari sehingga dia terhindar dari kepadatan lalu lintas.Sesampainya di tempat tujuan, Andri melihat dokter kandungan istrinya tengah berjalan tergesa-gesa bersama seorang perawat. Dia sangat yakin jika mereka menuju ruangan istrinya berada, hal tersebut membuatnya semakin cemas. Dia takut telah terjadi sesuatu yang buruk menimpa istri dan anaknya. Tanpa menegur, Andri langsung mengikuti dokter dan perawat tersebut dengan langkah kakinya yang lebar.“Zelda,” panggil Andri khawatir saat melihat istrinya berbaring sambil meringis. Bahkan, kedua sudut mata istrinya terlihat basah, yang dia asumsikan karena menahan sakit.“An,” balas Zelda lirih nyaris tanpa

  • Not Just An Escape   Part 51

    Untuk menghabiskan sisa liburnya, Andri menemani Zelda yang ingin berjalan-jalan di pantai. Awalnya Andri menolak dan menyarankan untuk berjalan-jalan di halaman rumah saja karena langit mulai mendung, tapi saat melihat ekspresi kecewa Zelda, akhirnya dia memutuskan menurutinya.“An, sedang melamunkan apa?” tegur Zelda ketika menyadari suaminya hanya membisu, meski tetap mengikuti langkah kakinya.Andri menoleh dan mengeratkan pelukannya pada pinggang Zelda dari samping. “Aku hanya memikirkan perkataanmu tadi pagi,” jawabnya.Langkah kaki Zelda terhenti dan menghadap suaminya. “Perkataanku yang mana?” tanyanya bingung.“Jika Mamaku dan Papamu tetap bersama, maka kisah cinta kita tidak akan pernah ada,” ucap Andri sendu.Spontan Zelda tertawa mendengar ucapan suaminya. Dia tidak habis pikir jika perkataannya tadi pagi ditanggapi serius oleh suaminya, padahal yang dilakukannya hanya untuk mengalihkan to

  • Not Just An Escape   Part 50

    Zara ditemani Ivan mendatangi rumah anak dan menantunya. Kini keduanya sudah duduk di hadapan Andri, sedangkan Zelda tengah berada di dapur membuatkan minuman untuk mereka. Tadi saat Andri memintanya datang, Zara langsung menyanggupinya. Tanpa membuang waktu, Zara bergegas menuju alamat rumah yang dikirimkan Andri melalui pesan singkat.“Silakan diminum,” Zelda mempersilakan setelah Andri membantunya memindahkan empat cangkir berisi tehchamomiledan biskuit kelapa di nampan ke atas meja.“Terima kasih, Zel,” ujar Zara dan Ivan canggung. Keduanya pun secara bersamaan mengambil cangkir tersebut, kemudian menyeruput tehnya.Andri ikut mengambil cangkir dan mulai menyesap teh buatan istrinya, sedangkan Zelda lebih memilih menikmati biskuit kelapa yang dibelinya tadi diminimarketdekat rumahnya usai sarapan.“Oh ya, kapan Papa datang?” tanya Andri memecah kebisuan.

  • Not Just An Escape   Part 49

    Aroma gurih seketika menusuk indra penciuman Zelda yang baru saja keluar dari kamar tidurnya. Sambil menajamkan indra penciumannya, dia berjalan menuju dapur yang diyakini menjadi asal aroma tersebut. Benar saja, ketika beberapa langkah lagi mencapai dapur, dia melihat Andri tengah berdiri membelakanginya dan sibuk mengaduk sesuatu.“An, kamu sedang membuat apa?” Zelda menghampiri Andri sambil masih menghirup dalam-dalam aroma yang dia tebak berasal dari santan mendidih.“Eh, sudah bangun ternyata.” Andri terkejut karena tidak mendengar langkah kaki istrinya mendekat. “Aku membuat bubur kacang hijau sebagai menu sarapan kita hari ini. Kamu tidak keberatan kita sarapan bubur kacang hijau?” jawabnya setelah memberikanmorning kissuntuk Zelda.“Tentu saja tidak.” Zelda mengambil alih kegiatan Andri yang ternyata tengah mengaduk santan, karena suaminya sedang menyapa anaknya. “Kamu pakai santa

  • Not Just An Escape   Part 48

    Zelda tersenyum semringah ketika Andri datang membawa martabak manis yang diinginkannya. Dia meminta Andri untuk bergegas membersihkan diri agar mereka bisa menikmati martabak manis tersebut bersama-sama. Sambil menunggu Andri selesai mandi, Zelda membuat air panas untuk menyeduh tehchamomileuntuk suaminya.Usai membersihkan diri dan berpakaian, Andri menghampiri Zelda yang tengah menonton sambil duduk di atas kasur lantai. Dia melihat di samping istrinya sudah tersedia sebuah nampan berisi secangkir tehchamomileyang masih mengeluarkan uap dan sepiring martabak manis. Sesekali istrinya terlihat memperbaiki posisi duduk untuk mencari kenyamanan, mengingat kondisi perutnya yang semakin membesar. Menurut dokter di tempat Zelda sering memeriksakan kandungan, kelahiran bayi mereka diperkirakan tiga minggu lagi.“Kenapa belum dimakan martabaknya, Zel?” tanya Andri. Dia duduk di sebelah istrinya yang tengah meluruskan kaki

DMCA.com Protection Status