Hari sudah sore dan Andri telah pulang dari tempatnya bekerja. Tidak lupa dia membeli bakso ikan laut yang semenjak hamil menjadi makanan kesukaan sang istri. Karena Andri tahu Della kini sering bermain di rumahnya hingga sore, jadi dia pun membelikannya sosis bakar. Dia berasumsi Della kini masih berada di rumahnya bersama Zelda.
Saat tiba di halaman rumahnya, Andri mencium aroma harum dan gurih perpaduan dari santan serta daun suji yang direbus. Dia sangat yakin Zelda tengah membuat suatu hidangan di dapur, seperti kebiasaan istrinya semenjak Della kembali bermain di rumahnya. Andri mempercepat langkahnya menuju pintu rumah karena sudah tidak sabar melihat hidangan yang tengah dibuat oleh Zelda dan Della.
“Kalian sedang membuat apa, harumnya sampai tercium dari luar?” tanya Andri setelah berada di dekat dapur dan menaruh barang bawaannya di atas meja makan.
“Puding, Om,” Della yang bertugas menata cetakan puding pada nampan di atas meja
Della menepati ucapannya. Selesai mandi, Bi Rani diminta agar mengantarnya kembali ke rumah Andri untuk menikmati puding yang tadi dibuatnya bersama Zelda. Berhubung saat ini Della berada di rumahnya, Zelda pun terpaksa membuat sup ayam dan perkedel kentang untuk berjaga-jaga jika balita menggemaskan tersebut lapar, mengingat waktu makan malam sebentar lagi.Della dan Andri masih asyik menikmati puding sambil mengobrol, sedangkan Zelda sudah selesai menyiapkan sup ayam serta perkedel kentang di atas meja makan. Baru saja Zelda ingin menyambangi Andri dan Della, ketukan pintu membuatnya mengurungkan niat. Dia menebak orang yang mengetuk pintu rumahnya tidak lain Nath, Bi Rani, atau Donna karena ingin menjemput Della.Tebakan Zelda benar, yang mengetuk pintu rumahnya ternyata Nath. Dia mengajak ibu satu anak tersebut memasuki rumahnya dan memberitahukan bahwa buah hatinya tengah bersama Andri mengobrol di dalam.Nath sempat menanyakan kondisi perkembangan kehamila
Andri dan Zelda menjalani kegiatannya masing-masing seperti biasa. Andri sibuk dengan aktivitasnya di tempat kerja, sedangkan Zelda menghabiskan waktunya bersama Della. Setelah beberapa bulan bekerja, Andri mendapat kenaikan gaji dari bosnya dan Zelda yang diberi tahu sangat bersyukur mendengarnya. Hal tersebut dikarenakan Andri jarang meminta libur di luar jatahnya. Cara kerjanya pun dinilai baik sekaligus memuaskan oleh bosnya.Entah kenapa hari ini Zelda kurang fokus dan tidak terlalu menikmati waktunya saat menemani Della bermain. Tanpa direncanakan tiba-tiba pikirannya tertuju pada Luan, sehingga membuat Della kesal dan minta diantarkan pulang karena merasa diabaikan. Zelda yang menyadari kekesalan Della pun segera meminta maaf dan menuruti permintaan gadis kecil yang kini ekspresinya tengah cemberut tersebut.Meski awalnya Zelda menolak saat Della meminta digendong mengingat kondisi perutnya, tapi dia terpaksa menurutinya karena mata balita mungil tersebut mulai
Zelda bangun lebih pagi dari biasanya karena ingin membuat nasi goreng sosis untuk sarapannya bersama Andri dan Dave. Ini kali pertama dia kembali membuat sarapan untuk suaminya, setelah pertengkarannya dulu. Karena saking seriusnya berkutat dengan kegiatannya, Zelda tidak menyadari bahwa Andri tengah memerhatikan kesibukannya dari belakang.“Sudah lama aku tidak menikmati menu sarapan buatanmu.” Andri mendekati Zelda dan tanpa permisi langsung melingkarkan kedua lengannya pada perut buncit sang istri.Tubuh Zelda yang awalnya menegang karena terkejut oleh tindakan tiba-tiba Andri pun kembali melemas. “An, hentikan kebiasaanmu memelukku secara tiba-tiba,” tegurnya sambil menoleh ke belakang.Andri terkekeh mendengar teguran Zelda, kemudian mengurai belitan kedua lengannya. Dia berpindah ke samping Zelda dan tanpa permisi mengambil alih kegiatan istrinya yang tengah mengaduk nasi goreng di wajan.“Ternyata keahlian memasakmu s
Zelda kini sedang bersandar pada dada bidang Andri di atas tempat tidur. Dia masih sulit memercayai, bahkan sangat tidak menyangka jika Della dan Nath adalah dua orang yang selama ini dicari-cari oleh Dave. Tadi siang Zelda sangat terkejut ketika mengetahui anak kandung Dave ternyata Della, dan Nath adalah istri kedua sahabatnya tersebut. Setelah Bi Rani menjelaskan semuanya dari awal, akhirnya Zelda mengerti penyebab Nath membawa Della pergi jauh dari Dave. Ternyata penyebab utamanya karena Keisha.“Sedang memikirkan apa, hm?” Andri yang tengah sibuk membaca majalah otomotif bertanya saat menyadari istrinya hanya diam.Zelda mendongak agar bisa menatap wajah suaminya. “Aku masih sulit percaya mengenai kenyataan tentang Nath dan Della. Dua orang yang selama ini dicari Dave hingga frustrasi,” jawabnya sambil menghela napas. “Ternyata selama ini mereka menjadi penolong sekaligus tetangga kita,” sambungnya terkekeh.Mendengar jaw
Andri mengisi waktu liburnya di dalam rumah saja, karena hujan belum juga reda, malah semakin deras. Awalnya usai makan siang Andri ingin mengajak Zelda berkeliling mencari perlengkapan bayi, tapi karena kondisi di luar tidak memungkinkan, jadi dia mengurungkan niatnya dan hanya bermalas-malasan di atas tempat tidur.“An, pisang gorengnya sudah matang.” Zelda menyambangi Andri yang masih berada di dalam kamar mereka. “Aku juga sudah membuatkanmu kopi panas untuk menghangatkan tubuhmu.” Kini Zelda sudah berdiri di sisi tempat tidur mereka. Usai tadi makan siang, Zelda kembali berkutat di dapur karena tiba-tiba ingin menikmati pisang goreng.Andri mendongak dan mengerling menatap istrinya. “Sebenarnya bukan kopi yang bisa menghangatkan tubuhku, tapi kamu,” ucapnya kemudian mengecup perut buncit Zelda. “Apalagi tenaga kita sudah terisi penuh dan suasananya juga sangat mendukung. Jika sekarang kita melakukannya, maka kamu bisa bert
Sesuai dugaannya, got tersumbat oleh sampah sehingga aliran airnya tidak lancar. Dengan cekatan dia mengambil sampah-sampah plastik yang menjadi pemicu got tersumbat. Berselang beberapa menit memunguti sampah, Dave pun datang membantunya.“Della kenapa, Dave?” tanya Andri saat samar-samar mendengar tangisan melengking Della, meski suara hujan lebih mendominasi telinganya.Sebelum menjawab, Dave menoleh ke arah Della yang tengah menangis di gendongan Nath. “Nath memberitahukan kepulanganku ke Denpasar kepada Della. Mungkin Della mengira aku akan pergi untuk selamanya, makanya dia menangis seperti itu. Bahkan, dari tadi Della terus saja mengekoriku,” jawabnya sambil terkekeh.Andri ikut terkekeh di sela-sela aktivitasnya memungut sampah. “Sepertinya Della sudah merasa nyaman denganmu, meski aku yakin dia belum mengerti jika kamu adalah ayah kandungnya,” komentarnya. “Oh ya, apakah Nath sudah memberimu sinyal perdamaian ata
Bola mata Zelda membesar saat Andri menuduhnya berselingkuh. Dengan sekuat tenaga dia menepis tangan Andri yang mencengkeram rahangnya sangat kuat, sehingga rasa ngilu kini menghampirinya. Namun, ngilu pada rahangnya tidak sebanding dengan yang dirasakan hatinya atas tuduhan tanpa sebab suaminya.“Atas dasar apa kamu menuduhku berselingkuh, An?!” Emosi Zelda mulai tersulut karena tindakan anarkis suaminya.Andri tersenyum mengejek mendengar pertanyaan Zelda. “Masih berusaha mengelak? Aku tidak akan berkata jika tidak ada bukti, sebaiknya kamu akui saja dan katakan yang sejujurnya padaku.” Andri berbalik dan berjalan ke arah tempat tidur. Dia mengambil ponsel Zelda yang tadi dijatuhkan. “Apakah pesan menjijikkan ini belum cukup kuat?” tanyanya penuh penekanan setelah kembali berdiri di depan Zelda.Napas Zelda tercekat saat membaca pesan yang tertera pada ponselnya, dari nomor tanpa nama. Keterkejutannya tersebut tidak luput da
Andri mengacak rambutnya, karena kini perasaannya campur aduk terhadap istrinya. Tadi setelah dia menyuruh Zelda pergi, ponsel yang sempat dilemparnya kembali berbunyi. Dengan kasar Andri mengambil ponsel tersebut dan kembali mendapat pesan singkat. Alangkah terkejutnya Andri setelah membaca isi pesan singkat itu, hingga akhirnya dia mengetahui identitas pemilik nomor tanpa nama di ponsel Zelda tersebut.“Sepulangnya dari Jakarta, Papa akan kembali mengunjungimu sekaligus ingin bertemu dengan suamimu untuk meminta maaf. Jangan lupa mengonsumsi makanan yang bergizi agar kamu dan bayimu tetap sehat. Selalu jaga kesehatanmu dan anakmu, Sayang. Papa menyayangi kalian.”Kecewa, lega, kesal, marah, dan menyesal, itulah yang kini berkecamuk dalam diri Andri usai membaca isi pesan singkat dari ayah mertuanya tersebut.Andri mengalihkan tatapannya saat mendengar pintu kamarnya dibuka secara perlahan. Dia menyipitkan mata untuk memastikan penglihatann
Zelda yang sedang menduduki kursi malas di pinggir kolam renang sambil menyusui Edgar tertawa saat melihat Andri mengusili Kevin. Gara-gara terganggu oleh tawa renyah Papa dan Kakaknya, Edgar yang tadinya telah terbuai menjadi berhenti menyusu. Balita enam bulan tersebut kini malah menoleh ke arah kolam renang, tak lama kemudian Edgar pun ikut tertawa. Sejak kemarin siang Zelda bersama Andri dan kedua jagoan mereka telah berada di vila milik keluarga Pagory di daerah Ubud untuk menikmati liburan. Vila yang dulu menjadi saksi bisu pernikahan mereka. Andri sengaja mengajukan cuti selama seminggu dari kantor Luan agar bisa melepas penat bersama keluarga kecilnya setelah menyelesaikan tumpukan tanggung jawabnya.“Ed belum selesai menyusu?” tanya Andri yang sedang mengajari Kevin berenang.Zelda menjawabnya dengan gelengan kepala. “Gara-gara tawa kalian, dia menjeda aktivitasnya menyusu,” beri tahunya sambil mengusap pipi mulus Edgar yang kini sudah
Zelda yang baru saja selesai memoleskanlipstickberwarnapeachpada bibirnya menoleh ketika mendengar pintu kamarnya dibuka dari luar. Dia hanya menyapa dengan senyuman laki-laki gagah yang memasuki kamarnya sambil menggendong balita. Kedua laki-laki berwajah sangat mirip, tapi beda generasi tersebut sudah berpenampilan rapi. Dia kembali mengalihkan perhatian ke arah kaca rias di hadapannya demi memastikan penampilannya sendiri untuk terakhir kalinya.“Belum selesai?” Andri bertanya setelah berdiri di samping Zelda. “Mamamu cantik sekali ya, Sayang,” imbuhnya pada Kevin di gendongannya saat melihat penampilan Zelda melalui pantulan kaca rias.“Jika aku tidak cantik, mana mungkin dulu kamu bersusah payah mempertahankanku agar kita tetap hidup bersama,” Zelda menanggapinya sambil terkekeh. “Ayo berangkat, aku sudah selesai,” ajaknya setelah mengambilclutchyang tadi
Di tengah kesibukan Andri yang kembali beraktivitas di perusahaan sejak beberapa bulan lalu, laki-laki tersebut tetap mempunyai waktu bersama keluarga kecilnya, terutama saatweekenddan hari libur. Seperti hari ini, dia menemani Zelda membeli kebutuhan mereka dan sang buah hati disupermarket. Zelda meminta bantuan Zara untuk menjaga Kevin yang masih terlelap di apartemen Andri. Jagoannya tersebut kini telah berusia satu tahun.Sejak usia Kevin empat bulan, Andri dan Zelda kembali tinggal di Denpasar. Alasannya karena Luan masuk rumah sakit dan harus mendapat perawatan setelah tiba-tiba pingsan sepulangnya dari kantor. Dari hasil pemeriksaan dokter, penyebab kondisi Luan seperti itu karena kelelahan dan kurang beristirahat. Setelah mempertimbangkan dengan matang, akhirnya Andri memutuskan untuk kembali tinggal di Denpasar agar Zelda juga bisa merawat Luan yang tengah sakit. Bahkan, untuk mengurangi beban pikiran Luan dan agar fokus pada keseh
Dulu rumah sederhana yang ditinggali hanya berdua, kini sudah diramaikan oleh tangis bayi. Zelda dan bayinya sudah kembali ke rumah seminggu yang lalu. Sejak kepulangannya dari klinik bersalin, Zelda meminta bantuan Bi Rani agar mengajarinya memandikan bayi. Setelah melihat cara Bi Rani beberapa kali memandikan anaknya, kini Zelda sudah bisa melakukannya sendiri.“Zel, Papamu berkunjung,” Andri memberitahukan kedatangan mertuanya kepada Zelda yang tengah duduk sambil menyusui anaknya usai dimandikan. Dia berjongkok di hadapan Zelda.Zelda mengangguk. “Kamu temani dulu Papaku. Setelah Kevin tidur, aku akan menyusulmu,” ucapnya pelan agar anak di pangkuannya yang baru memejamkan mata tidak terganggu oleh suaranya.“Baiklah,” balas Andri tanpa mengalihkan tatapannya dari bibir mungil Kevin yang masih menyesap pabrik ASI istrinya.“Cepat keluar!” usir Zelda ketika memergoki tatapan lapar Andri. Dia juga menyenti
Mendapat kabar dari ibunya mengenai kondisi istrinya membuat Andri dilanda kekhawatiran sekaligus kepanikan. Dia terpaksa meminta izin dadakan kepada bosnya untuk menyambangi tempat istrinya dibawa. Untunglah saat menuju klinik bersalin yang diberitahukan ibunya, jalanan tidak seramai pagi hari sehingga dia terhindar dari kepadatan lalu lintas.Sesampainya di tempat tujuan, Andri melihat dokter kandungan istrinya tengah berjalan tergesa-gesa bersama seorang perawat. Dia sangat yakin jika mereka menuju ruangan istrinya berada, hal tersebut membuatnya semakin cemas. Dia takut telah terjadi sesuatu yang buruk menimpa istri dan anaknya. Tanpa menegur, Andri langsung mengikuti dokter dan perawat tersebut dengan langkah kakinya yang lebar.“Zelda,” panggil Andri khawatir saat melihat istrinya berbaring sambil meringis. Bahkan, kedua sudut mata istrinya terlihat basah, yang dia asumsikan karena menahan sakit.“An,” balas Zelda lirih nyaris tanpa
Untuk menghabiskan sisa liburnya, Andri menemani Zelda yang ingin berjalan-jalan di pantai. Awalnya Andri menolak dan menyarankan untuk berjalan-jalan di halaman rumah saja karena langit mulai mendung, tapi saat melihat ekspresi kecewa Zelda, akhirnya dia memutuskan menurutinya.“An, sedang melamunkan apa?” tegur Zelda ketika menyadari suaminya hanya membisu, meski tetap mengikuti langkah kakinya.Andri menoleh dan mengeratkan pelukannya pada pinggang Zelda dari samping. “Aku hanya memikirkan perkataanmu tadi pagi,” jawabnya.Langkah kaki Zelda terhenti dan menghadap suaminya. “Perkataanku yang mana?” tanyanya bingung.“Jika Mamaku dan Papamu tetap bersama, maka kisah cinta kita tidak akan pernah ada,” ucap Andri sendu.Spontan Zelda tertawa mendengar ucapan suaminya. Dia tidak habis pikir jika perkataannya tadi pagi ditanggapi serius oleh suaminya, padahal yang dilakukannya hanya untuk mengalihkan to
Zara ditemani Ivan mendatangi rumah anak dan menantunya. Kini keduanya sudah duduk di hadapan Andri, sedangkan Zelda tengah berada di dapur membuatkan minuman untuk mereka. Tadi saat Andri memintanya datang, Zara langsung menyanggupinya. Tanpa membuang waktu, Zara bergegas menuju alamat rumah yang dikirimkan Andri melalui pesan singkat.“Silakan diminum,” Zelda mempersilakan setelah Andri membantunya memindahkan empat cangkir berisi tehchamomiledan biskuit kelapa di nampan ke atas meja.“Terima kasih, Zel,” ujar Zara dan Ivan canggung. Keduanya pun secara bersamaan mengambil cangkir tersebut, kemudian menyeruput tehnya.Andri ikut mengambil cangkir dan mulai menyesap teh buatan istrinya, sedangkan Zelda lebih memilih menikmati biskuit kelapa yang dibelinya tadi diminimarketdekat rumahnya usai sarapan.“Oh ya, kapan Papa datang?” tanya Andri memecah kebisuan.
Aroma gurih seketika menusuk indra penciuman Zelda yang baru saja keluar dari kamar tidurnya. Sambil menajamkan indra penciumannya, dia berjalan menuju dapur yang diyakini menjadi asal aroma tersebut. Benar saja, ketika beberapa langkah lagi mencapai dapur, dia melihat Andri tengah berdiri membelakanginya dan sibuk mengaduk sesuatu.“An, kamu sedang membuat apa?” Zelda menghampiri Andri sambil masih menghirup dalam-dalam aroma yang dia tebak berasal dari santan mendidih.“Eh, sudah bangun ternyata.” Andri terkejut karena tidak mendengar langkah kaki istrinya mendekat. “Aku membuat bubur kacang hijau sebagai menu sarapan kita hari ini. Kamu tidak keberatan kita sarapan bubur kacang hijau?” jawabnya setelah memberikanmorning kissuntuk Zelda.“Tentu saja tidak.” Zelda mengambil alih kegiatan Andri yang ternyata tengah mengaduk santan, karena suaminya sedang menyapa anaknya. “Kamu pakai santa
Zelda tersenyum semringah ketika Andri datang membawa martabak manis yang diinginkannya. Dia meminta Andri untuk bergegas membersihkan diri agar mereka bisa menikmati martabak manis tersebut bersama-sama. Sambil menunggu Andri selesai mandi, Zelda membuat air panas untuk menyeduh tehchamomileuntuk suaminya.Usai membersihkan diri dan berpakaian, Andri menghampiri Zelda yang tengah menonton sambil duduk di atas kasur lantai. Dia melihat di samping istrinya sudah tersedia sebuah nampan berisi secangkir tehchamomileyang masih mengeluarkan uap dan sepiring martabak manis. Sesekali istrinya terlihat memperbaiki posisi duduk untuk mencari kenyamanan, mengingat kondisi perutnya yang semakin membesar. Menurut dokter di tempat Zelda sering memeriksakan kandungan, kelahiran bayi mereka diperkirakan tiga minggu lagi.“Kenapa belum dimakan martabaknya, Zel?” tanya Andri. Dia duduk di sebelah istrinya yang tengah meluruskan kaki