Nova masih koma, kalaupun ingin berbicara dengan Brian, tidak di hadapan Nova.Oleh karena itu, Bisma hanya bisa menyerah.Namun, jika Nova membutuhkan bantuannya setelah sadar, Bisma pasti akan segera membantunya.Ketika Nova bangun, hari sudah gelap.Saat membuka matanya, dia masih linglung.Namun, sebelum sadar sepenuhnya, Nova mendengar seseorang bertanya, "Kamu sudah sadar?"Suara yang sangat familier, tapi tidak menimbulkan gelombang apa pun di hatinya."Ya."Nova menjawab dengan lirih."Ada yang sakit? Aku akan memanggil dokter untukmu."Nova baru menyadari bahwa Brian baru saja memegang tangannya.Nova menundukkan kepalanya tanpa reaksi yang tidak perlu.Dokter datang dan melakukan pemeriksaan. "Meski sudah bangun, dia belum pulih sepenuhnya dari infeksi paru-paru dan luka memar di tubuhnya, tentu saja masih perlu istirahat."Nova menjawab, "Oke, terima kasih dokter."Setelah dokter pergi, Brian kembali duduk di samping tempat tidurnya.Brian biasanya ingin memegang tangannya.
Sikap Brian sangat tegas.Dia memandang Nova dengan mata merah."Nova, aku sudah mengatakannya berkali-kali. Kalau aku nggak setuju, jangan harap kamu bisa berpisah dariku! Aku akan memberi Damian pelajaran. Jaga kesehatanmu dan berhenti membuat masalah."Mendengarkan kata-katanya, Nova merasa hatinya penuh dengan kepahitan.Nova bersandar di tempat tidur seperti boneka yang akan pecah jika disentuh.Namun, tatapan matanya benar-benar terlihat keras kepala."Brian, aku benar-benar nggak mau mengikutimu lagi. Sejak kamu meninggalkanku sendirian ketika ibuku sakit kritis dan karena kamu pergi mencari Yasmin tanpa mengetahui ada bahaya di sekitarku, aku nggak mau bersamamu lagi. Sekalipun nanti nggak ada penculikan, aku nggak akan mau lagi!"Setelah Nova selesai berbicara, lingkaran matanya menjadi sedikit merah.Brian memandang wanita rapuh di depannya dan hatinya terasa sakit."Masalah ini bukan ada dalam jangkauanmu. Kamu harus tahu bahwa aku punya banyak cara untuk membuatmu nggak bis
Nova tersenyum dan mengangguk.Nabila membantunya meletakkan lilin di atas kue dan menyalakannya."Ayo berdoa dulu. Semuanya akan aman dan hal seperti ini nggak akan terjadi lagi."Nova melihat lilin yang menari di depannya dan berpikir. "Aku harap bisa bebas di masa depan."Dia meniup lilinnya tapi tidak berminat untuk memakan kuenya.Nabila tidak memaksakannya."Krim sulit dicerna. Nanti aku akan membuatkanmu sesuatu yang mudah dicerna."Nova menunduk dan berkata, "Nabila, belikan aku ponsel, pergi ke rumahku dan buat surat perjanjian, lalu siapkan obat untukku."Nabila langsung mengerutkan kening."Obat apa?""Obat yang membuatku nggak bisa makan, kalaupun aku terpaksa memakannya, aku akan segera memuntahkannya."Nova berkata sambil tersenyum.Nabila tiba-tiba terkejut."Apa kamu sudah gila? Tahukah kamu kalau tubuhmu membutuhkan nutrisi saat ini?"Nova tersenyum pahit. "Aku nggak punya pilihan lain."Jika Brian tidak melepaskannya, dia benar-benar tidak akan bisa pergi.Jadi dia ha
Yasmin tercekat saat mendengar kata-katanya.Dia tidak menyangka Nova akan mengucapkan kata-kata seperti itu secara terang-terangan.Namun, tak lama kemudian, ekspresinya kembali gelap.Karena dia menemukan bahwa setelah Nova mengucapkan kata-kata ini, raut wajah Brian terlihat sangat dingin.Brian tidak senang mendengar Nova mengatakan hal seperti itu.Pria ini tidak berniat berpisah dari Nova."Yasmin, kamu pulang dulu saja," ujar Brian dengan tegas.Raut wajah Yasmin terlihat sangat jelek.Dia mengabaikan Brian dan terus menatap Nova."Bu Nova, aku nggak bermaksud begitu, aku ....""Pergi!"Nova benar-benar terlalu malas untuk mendengarkan nada soknya. Nova pun berkata langsung kepadanya, "Apa perlu aku panggil satpam? Nona Yasmin, sebagai tokoh masyarakat, jangan sampai diusir seperti ini di hadapan publik!"Yasmin terdiam, air mata langsung memenuhi matanya.Yasmin memandang Brian dengan sangat sedih."Brian, aku hanya khawatir Bu Nova akan marah denganmu, jadi aku ingin menjelask
Raut wajah Nabila berubah menjadi suram."Aku tahu hari ini kamu masih ada, jadi aku minta untuk dipindahkan ke lantai VIP, tapi wanita jalang itu memintaku untuk menuangkan air dan mengupas buah untuknya. Aku seorang dokter, bukan pengasuhnya. Alhasil, aku hanya berkata beberapa kata dan dia benar-benar komplain. Pemimpin kami baru saja memarahiku.""Brian si berengsek itu, sudah membuatmu terluka dan anehnya dia masih ingin merayakan ulang tahun Yasmin. Aku benar-benar ingin membuang kue ini ke kepalanya! Apa dia merayakan ulang tahunmu?"Nova tersenyum pahit dan tidak menanggapi kata-katanya, hanya berkata, "Maaf, akulah yang menimbulkan masalah bagimu.""Karena kamu? Wanita jalang itu memang menyebalkan! Awalnya aku mengira Brian cukup baik. Terakhir kali masalah amukan warganet, Brian nggak peduli, tapi kali ini, dia benar-benar membuatku jijik. Cepat biarkan Yasmin menikah dengannya. Keduanya adalah pasangan yang sempurna. Jangan tunda lagi. Saat kamu berpisah darinya, aku akan m
Nova menunduk."Pak Brian, bisakah kamu pergi sebentar? Aku perlu berbicara dengan Pak Michael sendirian."Brian mencibir. "Kenapa? Apa aku nggak boleh di sini?"Michael memilah dokumen di tangannya. "Tentu saja bisa, tapi aku harap Pak Brian bisa diam."Ketika berbicara tentang tugas resmi, temperamen lembut Michael menghilang tanpa jejak dalam sekejap, hanya menyisakan ketajaman dan keganasan.Nova terdiam beberapa saat."Pak Michael, kita bicara di luar saja."Michael melirik Brian dan berkata, "Baiklah."Raut wajah Brian begitu muram.Akhirnya, sebelum Nova berdiri, Brian berdiri.Saat sampai di pintu, dia berkata lagi, "Setelah makan, kita mengobrol lagi."Setelah mengatakan itu, Brian langsung meninggalkan bangsal.Pintu bangsal dibanting olehnya.Bibir Nova menegang.Michael mengerutkan kening dan menatapnya. "Kamu belum makan?"Nova menggelengkan kepalanya. "Aku nggak lapar."Michael tampak tidak setuju. "Apa pun yang terjadi, kamu harus makan."Nova langsung menuju ke topik."
"Dari tadi menunggu di sini selama dua jam?"Brian meliriknya dan berkata, "Kamu benar-benar ingin membantunya?"Michael mengangkat alisnya lalu menjawab, "Kenapa nggak membantu?"Brian mencibir, "Jangan salahkan aku karena nggak mengingatkan kamu, dia nggak mampu membayar biayanya."Sebagian besar kasus yang ditangani Michael adalah perselisihan ekonomi besar atau kasus perceraian orang kaya.Biaya pengacara untuk satu kasus setidaknya akan berjumlah miliaran.Michael tertawa, "Aku juga kadang-kadang melakukan amal."Raut wajah Brian langsung berubah menjadi suram. "Michael, apa kamu benar-benar nggak tertarik padanya? Kenapa aku nggak percaya?"Raut wajah Michael juga tidak terlihat bagus."Brian, apa kamu nggak tahu sekarang sikapmu seperti anjing yang sembarangan menggigit orang?""Kalau kamu benar-benar nggak mau Nova pergi, pikirkan kenapa Nova ingin meninggalkanmu, daripada marah-marah di sini!"Brian menyipitkan matanya.Setelah beberapa saat, Brian menjawab, "Terserah aku mau
Nova dengan lemah memegang pintu toilet dan tertawa, "Ini bukan salahmu, hanya karena aku saja."Setelah berbicara, dia melirik Brian yang raut wajahnya terlihat sangat suram.Pelipis Brian bergerak-gerak."Nova, kalau bisa, tetaplah keras kepala seperti ini saja seumur hidup!"Nova hanya tersenyum dan menjawab.Baru pada saat itulah pelayan menyadari bahwa mereka berdua mengalami masalah lagi.Setelah Brian pergi, pelayan langsung membujuk Nova."Nona Nova, jangan nggak makan seperti ini."Nova tersenyum lemah dan berkata, "Bibi nggak perlu mengkhawatirkanku, aku melakukan ini karena suatu alasan."Pengasuhnya mengerutkan kening dan tidak tahu bagaimana membujuknya.Nova bertahan selama tiga hari.Dalam tiga hari, raut wajah Brian menjadi semakin suram dari hari ke hari.Keduanya tampak terlibat perang diam-diam.Nova dengan keras kepala menggunakan tubuhnya untuk melawan kekuatan Brian.Brian pun tampak menepati janjinya dan menolak melepaskannya.Simon melihat ekspresi Brian yang se