Home / Romansa / Nona Muda yang Terbuang / Tunggu Aku Disana

Share

Tunggu Aku Disana

Author: Shanin.H
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Seorang pria berusia lima puluh tahun, ada bekas luka di alisnya. Dia duduk dibalik meja hitam, sembari menatap keluar jendela dari lantai paling atas kantornya. Ia sudah tidak bisa merokok, harus menahan diri karena peringatan keras dari dokternya.

“Permisi pak?” seorang pria jangkung, dengan stelan serba hitam masuk ke dalam ruangan itu.

“Bagaimana?”

“Sudah dipastikan pak!”

Beberapa uban sudah terselip di balik rambut hitamnya. Uang memberikan segala baginya, dia pun mendapatkan perawatan yang sangat baik dari dokter pilihan. Dialah tuan Varo, Direktur rumah sakit. Kegigihannya diakui oleh pesaingnya, hingga ia bisa mendirikan rumah sakit terbaik di kota.

“Hah! Sepertinya aku kurang tegas mendidik putraku! Dia mungkin mengira aku tidak bisa melakukan apapun di usiaku ini ya, ha ha ha” Varo tertawa dengan berwibawa

Matanya kembali terangkat “Dimana gadis itu sekarang?”

“Dia masih bekerja di bagian dapur! Ada hal penting pak yang harus anda tau!”  ucap Galang, pria yang sudah bekerja sebagai tangan kanan kepercayaan tuan Varo. Entah seberapa kotor tangannya untuk menyelesaikan semua permasalahan itu

“Apa?”

“Mereka sudah bermalam pak!”

“Hah! Lebih buruk ternyata!” Varo menopang keningnya dengan jemarinya. Gerutan cemas bercampur dengan ketenangan

“Apa aku singkirkan saja?”

“Tidak! Tidak perlu, biar aku yang mengurus ini! Wanita itu harus bisa menyadari, bagaimana dia menjadi debu ditengah-tengah berlian”

Varo menggantung jas putihnya, dia menyingkir dari kursi singgasanannya. Melangkah ke tempat itu.

Di tempat yang berbeda,  Richella merasa bergairah untuk apa yang dia rasakan. Mendengar Azam yang memanggilnya sayang, dia sangat yakin kalau Azam tidak mempermasalahkan tentang kehamilannya. Jauh di belakang rumah sakit, di tempat yang jarang dikunjungi orang-orang.

“Richi?” suara Azam menggelora hatinya Richi, ia tersenyum penuh haru.

“Azam? Lihat ini!” Richella langsung menunjukkan hasil tes  kehamilannya.

Richellea tidak mendapatkan kasih sayang di rumahnya, belum lagi dia bingung bertindak untuk masa lalu yang kelam. Kematian orang tuanya janggal, tapi dia tidak punya tenaga untuk mencari kebenaran. Ia hanya pasrah dengan cinta yang begitu besar ia taruh kepad Azam.

“Richi, ini?”

“Iya, ini anak kita! Dia ada disini!” Richella mengelus perutnya

Awalnya, dia tidak percaya diri untuk menjadi seorang ibu. Ia berjanji pada dirinya, menjaga benih dari pria yang sangat ia cintai.

“Kamu bahagia kan sayang?” Richella bertanya penuh harap

Azam menatap wanitnya, ia menyatukan alisnya sebagai bentuk kebingungan untuk sikapnya “K-kamu nggak minum obat yang aku kasih ya?”

“Hah?”

“Obat itu, sebelum kita ngelakuin sex! Kamu nggak minum kan?”

Iris mata Richella bergetar, sejalan dengnan hatinya yang bertanya akan kegelisahan. Apakah pria di depannya meragukannya? Setelag dia memberanikan diri memberikan keperawanannya. Ia bahkan merasa tubuhnya berubah semenjak terakhir kali mereka melakukan sex.

Richella merasa ukuran dada dan bokong nya jauh lebih besar. Dada yang kenyal sampai bra nya terasa agak sempit, dan bokong yang terasa lebih padat.

“Sayang! Maaf, aku tidak minum obat itu karena aku lupa! Kau sering memancing segalanya dengan vodka, sampanye dan lainnya. Itu membuat aku gerah, sampai lupa meminum obat itu”

Azam terperangah, ia memijit keningnya. Ekspresinya berganti cemas dengan cepat. Lintas cahaya yang mengalahkan petir, sungguh Azam tidak ingin menjadi lebih rumit.

“Richella aku akan…”

“Kalian berdua!” ucap sura berwibawa, yang membuat mereka tersentak. Ketika Varo, ayahnya Azam berjalan dengan santai mendekati mereka.

***

Pandangan yang terasa hangat, garis bibir dengan senyuman teduh. Richelle berfikir, inikah wajah asli dari sang Direktur? Apa mungkin ada keramahan hingga mereka menerima kedatangannya di tempat ini?

“Tidak nyaman kalau membicarakan masalah ini diluar! Itulah mengapa aku membawa kalian ke dalam ruanganku” Varo memulai obrolan

Azam menggerakkan jemarinya, sesekali ia mengutil ujung kukunya pertanda ia cemas. Ia sudah bermain dengan banyak wanita, dan sungguh dia tidak menduga ayahnya akan menangkap basah dirinya ketika hubungannya bersama karyawan rendahan di rumah sakit ini.

“Dad? Sejak kapan kau tau?” Azam bersuara, tidak sejalan dengan kecemasan hatinya. Dia bersikap begitu tenang dari luar, tapi hatinya menjerit dari dalam. Ayahnya terbiasa mendidiknya keras, namun ada sesuatu di dalam diri Azam yang memaksanya untuk membuktikan tentang keberadaanya itu kepada ayahnya, meskipun pada akhirnya semua masalahnya diselesaikan oleh ayahnya.

“Kau Richella, dari bagian dapur dan sudah bekerja di rumah sakit ini selama setahun lebih kan?”

Richelle terhentak ketika sang Direktur menyebut namanya, padahal sebelum ini dia bahkan tidak pernah berpapasan langsung dengan Direktur rumah sakit.

“I-iya Pak!” jawabnya bersusah payah

“Jadi kau kekasih putraku?”

“Dad?” Azam bersuara, dia tidak nyaman ketika ayahnya bertanya seperti itu

“A-aku!”

“Tidak perlu dijawab Richi! Dad? Tolong bahas ini denganku saja!” Azam memotong kalimatnya. Richella tertunduk bingung, harapannya begitu besar kepada Azam.

“Aku sudah tau semuanya Azam! Aku ayahmu, tentu aku mengenal dengan baik putraku! Sekarang, Richella, untuk menerima mu di dalam keluarga kami, tentu aku ingin mengenalmu lebih jauh bukan?” Varo menunjukkan sisi tegasnya

Richelle langsung terbuai, dia merasa sangat bangga karena ternyata Direktur di rumah sakit ini mau menerima perempuan biasa sepertinya.

“Iya Pak!” jawabnya dengan senyuman sumringah

“Oke! Aku mendengar semua yang kalian bahas tadi, hanya untuk memastikan. Apa benar kau hamil anaknya Azam?”

Dengan rona wajah merah, dan rasa malu yang masih tersisa. Richella terpaksa menjawab pertanyaan itu “Iya pak! Hanya pak Azam kekasih saya, hanya dia yang saya cintai seutuh ini, hanya dengannya saya berjalan sejauh ini”

Varo langsung menatap Azam, dan tentu Azam bisa mengerti maksud dari tatapan mata ayahnya. Menjadi putra satu-satunya, ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan ayahnya dibandingkan ibunya.

“Baiklah! Hmm, aku senang karena sebentar lagi akan memiliki cucu! Masalahnya, kau tau situasi rumah sakit sedang genting dari isu tentang dokter yang melanggar aturan bulan lalu kan? Aku tentu tidak ingin ada berita lain yang menggemparkan! Bisakah kau menerima saran dariku?” ucapnya dengan kalimat penuh paksaan.

“Apa itu pak?” Richella yang merasa diterima, tidak menaruh curiga sama sekali

“Pergilah ke villa kami di California, lahirkan anakmu disana, dan Azam akan menyusul untuk menikahi kamu! Aku akan memberitahu keluargamu, dan setelah itu aku yang mengurus sisanya!”

Itu adalah keputusan mutlak yang tidak bisa Richella bantah. Dia pulang ke rumahnya, dengan wajah ceria karena Azam akan bertanggung jawab, dan keluara Azam menerima dirinya. Meskipun ketika sampai di rumah, rambutnya ditarik paksa oleh pamannya.

“Sakit paman! Sungguh, sakit sekali” dia merengek dengan air mata yang begitu mudah untuk jatuh

“Jalang sialan! Bagaimana bisa kau menjual dirimu kepada putra dari tuan Varo? Sejak kapan kau menjadi pelacur yang terlatih hah?”

“Paman? Apa tuan Varo sudah mengatakan padamu? Aku akan keluar dari rumah yang pengap ini” Richella mendorong tangan pamannya, dia merasa sudah memiliki kekuatan karena Azam bersamanya sekarang.

Tantenya datang, melemparkan tas jinjing dan satu koper kecil ke arah Richella “Mulai sekarang, keluar kau dari rumah ini. Aku tidak sudi ada pelacur di rumah ini. Coba saja hidupmu diluar sana! kami tidak mengakui dirimu sebagai keluarga”

Kening Richelle mengkerut, kenapa dia di usir dari rumahnya sendiri? Rumah yang sudah dengan susah payah dibangun orang tuanya.

“Kalian kejam, ini rumah orang tuaku yang kalian rebut paksa dari gadis tiga belas tahun yang tidak tau tentang apapun di masa lalu” ucapnya merintih pilu

“Keluar kau jalang!” tantenya menghantam kopernya, membuat Richella semakin jauh terdorong ke belakang. Satu-satunya harapannya hanyalah Azam. Dia merogoh ponselnya, kembali mengadu kepada pria yang sangat dia cintai

“Hallo? Azam? A-aku di usir! Tolong jemput aku sayang….” ucapnya manja

“Baiklah! Kalau begitu kau pergi sore ini ke California!” balas Azam.

Related chapters

  • Nona Muda yang Terbuang   Bunuh Benih Itu

    Sebelum Richella mendengar boarding announcement . Bandara menjadi tempat yang akan menyakitkan untuk ia kenang. Ia berdiri di depan pria yang kini setengah mati ia cintai. Jemarinya menyentuh perutnya, mempertahankan bayi yang juga ia harapkan lahir dalam keadaan selamat. “Jangan menangis! Aku akan menyusulmu! Cobalah untuk kuat selama ada disana, mengerti?” Azam menyentuh pipi lembut Richell. Mereka terlihat seperti pasangan romantic, bagi siapapun yang melirik ke arah mereka. Richelle terpukul mendengar kalimat Azam. Sudah cukup ia membuang air mata selama ini. Sekarang di depannya ada masa depan yang menanti. “Berjanjilah kau akan datang kesana, sayang!” Richelle memeluk Azam begitu erat, terbenam dalam aroma yang tidak ingin dia lepaskan. “Iya! Aku akan menyusulmu! Seperti rencana kita!” Azam berucap Kelegaan hati, itulah yang Richelle pertahankan. Ia tidak peduli bagaimana waktu bisa berjalan begitu lambat. Di ujung nanti, dia juga akan berjalan berdampingan bersama Azam di

  • Nona Muda yang Terbuang   Menikah Untuk Dendam

    “Aduhh!” Richelle mengeluh, perlahan matanya terbuka. Alat monitor yang berbunyi, aroma ruangan yang begitu kental. Jendela kaca geser terbuka lebar, menunjukkan awan cerah berbaur dengan langit biru. “Di-Dimana ini?” Dia memaksa diri untuk duduk, hingga rasa ngilu diseluruh tubuhnya terasa. Tangan yang pegal, kaki yang perih, dan perut nya yang terasa sangat ngilu. “Ya ampun! Tu-tubuhku!” dia meringis. Matanya teralihkan ke arah pintu geser bercorak bunga di depannya. Seseorang membuka pintu ruangan itu. Pria dengan T-shirt hitam masuk dan mereka langsung saling beradu tatap. “Kau sudah bangun rupanya!” baritone pria itu terdengar asing untuk Richell. “S-siapa kau?” Richelle teringat dengan serangan yang dia terima. Meskipun tubuhnya menahan rasa perih bertubi-tubi, dia mencoba untuk mundur padahal tidak banyak pergerakkan yang bisa dia lakukan di atas tempat tidur, dan alat medis melekat di tubuhnya. “Kenapa? Aku bukan salah satu dari mereka! Tidak perlu takut padaku!” “Kau

  • Nona Muda yang Terbuang   Jadi Menikah

    “A-aku berakhir seperti ini?” Richelle bergumam. Dia memandang pantulan seluruh tubuhnya yang mengenakkan gaun pengantin di depan cermin panjang. Ruangan tunggu untuk pengantin wanita sebelum masuk ke altar pernikahan.Untuk permukaannya saja, Richelle sudah mengetahui siapa Daimaro. Founder perusahaan mobil yang bahkan mendapatkan penghargaan tahun lalu berskala internasional, dialah putra sang walikota di tempat asalnya.Lalu kenapa dari sekian banyak wanita, Daimaro memilih dirinya? Ini perihal balas budi di masa lalu yang Daimaro sudah katakan kepada Richelle, meskipun Richelle masih belum tau pasti tentang itu.“Nona Richella! Sudah waktunya!” seorang wanita dengan gaun putih, dan rambut yang ditata sanggul formal datang menghampirinya. Dia Mona, sekretaris yang sudah bekerja dengan Daimaro enam tahun lebih. Boleh dibilang, keluarganya sudah melayani keluarga besar Daimaro sejak dulunya.“A-apa? Sekarang?” Richelle tersentakDaimaro hanya memberikan waktu satu malam untuk mendeng

  • Nona Muda yang Terbuang   Gadis Malang

    “Apa dia sudah tidur?” Daimiro duduk di mini bar sayap kanan dari rumahnya. Tidak ada orang tua, dan rumah ini begitu besar untuk menampung dirinya. Meskipun dia mempekerjakan beberapa pegawai di rumah ini, tetap saja dia merasa sepi.“Setelah minum obat, dia sudah tidur! Apa kau tidak terlalu menekannya, tuan Dai?” Mona menuangkan sampanye ke gelas berukuran kecil, dia harus memastikan atasannya itu tidak minum terlalu banyak. Besok ada rapat mengenai barang import yang sempat tertunda, salah satu pegawai menggelapkan uang dan itu menjadi masalah yang masih cukup mudah diatasi oleh Daimaro.“Kalau aku tidak bersikap keras padanya, dia akan hanyut dengan mentalnya dan menjadi gadis lemah! Sudah cukup aku mendengar kehidupannya buruk tentangnya”“Dia, gadis yang malang!”“Hmmm, aku akan membuatnya menyadari perang yang sebenarnya!”“Kenapa tidak berencana untuk mencintainya saja, tuan?”“Mencintainya? Aku tidak tertarik, Mona! Aku hanya bertanggung jawab sampai balas dendamnya terlepas

  • Nona Muda yang Terbuang   Tolong Sentuh Aku

    Daimiro, lebih gampangnya mereka selalu memanggil dirinya dengan tuan Dai. Dia sudah teralahir dari keluarga pengusaha garis keras. Bebuyutnya memiliki beramacam-macam usaha, hingga dia mewarisi segala ilmu dan membiarkan orang tuanya pergi dengan tenang.“Pusing sekali kepalaku, sudah lama aku mencarinya, malah berakhir menjadi gadis buangan!” Dai menyipit bingung. Tumpukkan berkas pekerjaan dimejanya tidak dia indahkan.Dia menyingsing lengan kemejanya tiga lipat, melangkah menuju kulkas mini disamping meja kecil di dekat rak buku. Ia mengeluarkan botol wine 1924 buatan prancis, menuangkan setengah gelas dan menghirup dalam aroma minuman itu sebelum menyusup melewati bibirnyaTiga menit dia menikmati wine nya, ketukan di pintu tidak membuatnya berpaling dari jendela “Masuk!”Pria bertubuh tegap dengan dada bidang, stelan serba hitam masuk dengan senyuman di wajahnya “Saya sudah kembali pak!” suara Sean membuat Dai memutar badannya.“Senang bertemu lagi! Kau sudah bisa bekerja besok!

  • Nona Muda yang Terbuang   Caraku Menunjukkan

    “Menyentuh dia layaknya seorang istri, hmmm?” Dai tersenyum tipis Usai meeting dengan investor, dia melangkah ke lantai paling atas, melewati pintu dengan lima tangga dan berada di taman atap gedung pencakar langit itu. Angin sejuk berhembus, memberikan sensasi sejuk dengan mata yang dimanjakan oleh pemandangan kota. Sean khawatir dengan tingkah laku atasannya itu, jangankan sarapan, untuk menyentuh minuman kesukaannya saja sudah tidak. “Tuan Dai?” Sean berdiri disampingnya, memandang pria yang tengah termenung dalam lamunannya itu “Apa masih ada meeting?” “Tidak, aku hanya bertanya-tanya tentang dirimu!” “Kenapa?” mata Dai beralih untuk menatap Sean. Sean memilih berdiri di depan atasannya, meskipun mereka sudah saling mengenal lama, ada batasan yang terkadang tidak bisa untuk Sean sentuh. “Apa rencanamu untuk nona Richi?” “Aku hanya perlu membantunya untuk membalaskan dendamnya kan?” “Bagaimana kalau dia tidak mau?” “Sudah kubilang, aku yang akan membunuhnya, dengan begit

  • Nona Muda yang Terbuang   Aku Mabuk

    Richelle berulang kali menyiratkan tentang pernikahan yang sesungguhnya. Di benaknya, menaklukkan Daimiro, agar dia memiliki senjata yang tangguh. Ketika pria itu memberinya pilihan, sulit baginya untuk tidak memikirkan cara yang licik.Jiwanya berdesir menerima remasan halus di bagian bongkahan pinggulnya, dia menarik dirinya dan seketika aroma alkohol yang tidak terlalu kuat tercium dari tubuh Daimiro.“Dai? Kau mabuk?”“Sedikit! Aku masih sadar!” Daimiro menarik lengan Richelle, mempersempit jarak diantara mereka ketika tubuh Richelle harus condong ke arahnya. Mendekati aroma maskulin yang bercampur dengan parfum luxury, tidak ini juga sisa minuman yang menepi di sudut bibir Daimiro.“Katakan, kau siap aku gagahi?”“A-apa? Kenapa tiba-tiba?” Richelle tersentak. Awalnya dia hanya sekedar mengancam, hatinya belum bisa pulih dari luka itu.Semenjak Azam mewarnainya, mereka melakukan hubungan itu tiga kali lagi, dan setelah kehamilan dia dicampakkan. Azam selalu melakukan segalanya

  • Nona Muda yang Terbuang   Kamu Senjataku

    Mona melirik ke langit-langit di atasnnya, helaan nafas dan senyuman menjadi satu. Dia merasa berhasil dengan rencananya, meskipun masih ada keraguan yang terbesit. Wisky terakhir ia telan dalam hitungan detik. Matanya sudah mulai lelah dengan rasa kantuk.“Honey? Jangan minum lagi, nanti mabuk!” suara suaminya yang sudah lama ia rindukan. Sean menghampirinya, memeluk tubuh istrinya dari belakang.Seperti biasa, Mona tidak akan langsung membalas hangat sentuhan Sean. Meskipun secara usia, Mona jauh lebih muda dari Sean, sulit baginya untuk menjadi gadis manja bagi pria itu.“Aku memasukkan pil perangsang ke dalam minuman tuan Dai!” Mona berucap“Kau mengerjainya? Kalau dia tau, bisa habis kita dimarahi tuan kasar itu!”“Mau bagaimana lagi, dia menikahi gadis malang itu, tapi tidak menyentuhnya layaknya seorang istri. Aku yang perih mendengar rengekkan Richelle memohon disentuh!”“Yah, semoga saja obat itu bekerja!”“Sepertinya sedang bekerja! Sebelum efeknya habis!”“Hmm, apa kau tid

Latest chapter

  • Nona Muda yang Terbuang   Perbaikan Episode

    Rose sedang memulihkan diri di rumah karena patah tulang ringan. Itu hanya seminggu setelah masa-masa indah, karena Sean terstimulasi oleh hasil akhir ujian tengah semesternya dan mengantarnya ke sekolah. Satu-satunya keuntungan adalah dia memiliki sopir untuk menjemput dan mengantarnya selama cedera. Rose belum beradaptasi dengan kehidupan awal. Dia tidur grogi untuk dua kelas. Dalam keadaan linglung, dia samar-samar merasakan seseorang di depan matanya. Ketika dia membuka matanya, ruang kelas kosong. Hanya Matthew dari Kelas 5 yang berdiri di depannya dan menatapnya dengan cemberut. Rose ingat bahwa Matthew dan Andrew menekannya seperti bukit hari itu, hampir sekarat, dan merasakan lengannya sakit lagi. Dia mendongak dan saling menatap miring. "Mengapa kamu di sini?" Matthew memandang rendah Rose, yang cuek dan frustrasi. Senang melihatnya tanpa jalan memutar, tetapi tidak mungkin. Siapa yang membiarkan dirinya memuk

  • Nona Muda yang Terbuang   Dia Bukan Wanita yang Sama

    Richelle berusaha untuk menutupi rasa gemetar di tubuhnya. Dia tidak ingin wartawan menilai keterpaksaan dirinya untuk berdiri disamping Daimiro. Tidak, ini bukan karena dia ketakutan. Dia hanya bingung, mengapa Daimiro bertindak sejauh ini? Waktu berlalu, mereka kembali ke rumah ketika sore. Richella langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Matanya melirik pemandangan langit-langit kamarnya yang terasa sendu. Apa yang salah? Dia gelisah dengan tidak menentu “Kenapa tidak mandi?” Daimiro masuk ke dalam kamar. Ia melepaskan dasinya, dan membuat Richelle tersentak karenanya. Ia mengganti posisinya duduk, menekuk lututnya menyatu dengan dadanya dan menatap Daimiro dengan sayu. Fikirannya hanya dipenuhi dengan pertanyaan yang tidak menentu. Meskipun begitu, mulutnya tidak bisa mengatakan apapun. “Kenapa?” Daimiro menyingsing lengan kemejanya hingga siku. Sorot matanya nampu melelehkan hati Richella. Di depan mereka, kalangan pembisnis, rekan kerja, dan media. Daimiro seperti dew

  • Nona Muda yang Terbuang   Harus Berhenti?

    Tubuh Richella masih merasakan getaran hebat sisa semalam. Selama ini, untuk mendapatkan sentuhan seperti itu dari Daimiro, ia membutuhkan dorongan alkohol. Pria itu melakukan hubungan itu dengan kesadarannya.“Apa dia benar-benar cemburu?” Richella bergumam, dan fikirannya membayangkan raut wajah Daimiro. Dia begitu seksi ketika bercinta, tubuh gagah nya, dan keringat yang mengalir di tubuh Daimiro. Itu mengkilap seperti tidak akan pernah usai.“Apa yang kau fikirkan Richi?” Mona menghampiri gadis di depannya, ia meletakkan segelas coklat hangat di depan Richella. Tiba-tiba saja Richella ingin meminum minuman manis itu“Hah? Tidak ada!” Richella tersenyum tipisMona merasa sangat puas, melihat Richella mampu mengendalikan diri di lokasi pesta. Meskipun begitu, Daimiro sudah memikirkan banyak hal yang mungkin saja terjadi ke depannya. Sejak awal, Daimiro lebih dulu mengambil resiko untuk Richella, tanpa gadis itu sadari.“Apa kau merasa terbebani dengan situasi ini?” Mona bertanya, se

  • Nona Muda yang Terbuang   Aku Hanya Takut

    “Apa kau tidak menyadari, kalau istrimu ini pembohong tuan Dai?” ucapan terakhir dari Naomi masih tersisa di fikiran Richella. Apa benar dia yang bersalah dalam situasi ini?Kalau saja dia berbohong, maka pernikahan ini juga sebuah kebohongan. Richella merasa gelisah, fikirannya di hantui oleh beberapa hal yang rasanya tidak layak. Apakah jalannya benar? Apa dia harus bertahan? Dia merasa Daimiro tidak akan pernah menjadi suaminya.Ketika segalanya bercampur aduk, dia justru diserang oleh ciuman tiba-tiba dari Daimiro. Suaminya itu bahkan mendorong tubuhnya kasar hingga ia telentang di atas ranjang nya. Matanya membundar begitu melirik Daimiro melepaskan ikat pinggang nya.“Dai? A-ada apa? Kenapa kau marah padaku?”Daimiro mempersempit jarak diantara mereka, hanya 5 cm dalam situasi mereka saling bertatapan.“Apa aku terkesan tidak berguna bagimu?” nada bicara Daimiro lirih, namun matanya menatap dengan putus asa.“Dai? Kau marah kan? Apa kesalahanku? Aku sudah berusaha untuk…”“Kau b

  • Nona Muda yang Terbuang   Rendah tapi dalam Kemarahan

    Menyadari sesuatu yang janggal untuk istrinya, Azam pun mendekat. Awalnya dia berfikir kalau isrtinya hanya sekedar bertegur sapa dengan Daimiro. Wajahnya agak menegang begitu melihat ekspresi Daimiro yang terkesan tidak bersahabat.Dia masih tidak yakin kalau Rihcella sudah kembali, sepengatahuannya Richella sudah di urus oleh ayahnya untuk tidak mengusik dirinya. Dia mencoba membangun benteng dirinya, dan meyakini wanita yang berada di samping Daimiro itu hanya sekedar mirip dengan Richella.“Sayang? Kamu ngobrol banyak ya?” Azam menghampiri istrinya dengan nada bicara yang rendah, ia langsung menyentuh pundak istrinya.Richella merasa getir, dia merasa tidak adil. Di masa lalu, Azam begitu mencintainya, terlihat seperti itu. Lalu sekarang apa?Azam, mengangkat kepalanya. Dia memberanikan diri menatap Daimiro “Senang kau kembali Dai!” lalu dia beralih melihat wanita di samping Daimiro “Dan untukmu istrinya…” Azam terdiamTidak ada yang lebih tau dibandingkan dirinya, bagaimana cara

  • Nona Muda yang Terbuang   Apa yang Harus Aku Lakukan Dengan Lidah Ini

    Richella takut, jika saja dia kembali bertemu dengan masa lalu. Apa mungkin dia sudah mengikis habis orang itu dari memorinya?Azam adalha pria yang pertama kali dia cintai. Pria yang membuat luluh dirinya, bahkan sampai di titik dia memberikan segalanya. Richella berfikir, kelak dia harus bertemu dengan pria yang bisa membuatnya aman, maka dirinya akan terlepas dari genggaman keluarga pamannya.“Kau tunggu disini! Aku akan menemui orang tuaku!”Richella menganggukkan kepalanya, semuanya terjadi begitu cepat. Apalagi pernikahan antara dirinya dan Daimiro. Sesuatu yang terkesan tidak nyata. Dia tidak memiliki keluarga, tapi bagaimana dengan Daimiro?Richella hanya melirik foto keluarga Daimiro, mendengar suara ayah mertuanya dari jauh. Meskipun begitu, dia tidak berniat untuk bertanya sebelum Daimiro mengatakan lebih.“Jangan gemetar! Tuan Daimiro akan menjagamu!” Mona mengelus pundak Richella.Richella menundukkan kepalanya, entah seperti apa nasibnya setelah ini. Katakan saja dia sud

  • Nona Muda yang Terbuang   Istriku Harus Patuh

    Richella harus menetapkan dirinya. Berfikir untuk mulai memahami seperti apa tujuan yang layak untuk ia lakukan. Ini tentang balas dendamnya, tapi sepertinya perhatiannya teralihkan ke hal lain. Pria itu, Diamiro.Mengapa dia begitu dingin? Apakah sekarang pernikahan mereka hanya tentang sex? Tidak! Richella ingin memastikan, wanita terbuang sepertinya layak mendapatkan cinta.Namun sejujurnya, dia sudah kehilangan harga dirinya semenjak ia membuka kakinya di depan Daimiro, membiarkan pria itu menyentuhnya atas permintaannya.Apa yang Richella lontarkan kala itu? Jika dia Daimiro ingin menyentuh tubuhnya hanya karena bercinta, maka dia dengan rela hati akan melakukan hal itu. Dialah yang sudah membuka pintu seperti itu.“Hei, besok pesta itu akan dilakukan! Ucapan tuan Dai, jangan terlalu dimasukkan hati, di memang selalu begitu” Mona meletakkan jus jeruk di depan RichellaGadis di depannya itu, sedari tadi terkesan gelisah dengan lamunan panjang. Hanya ucapannya yang mengatakan dia i

  • Nona Muda yang Terbuang   Teringat Kembali

    Sapuan angin lembut yang menyapu punggung Richella, membuat nafasnya terengah-engah. Sisa dingin dari batu es masih terasa di tubuhnya, dan angin malam membuat sensasi itu menjadi lebih kental. Dingin itu meresap, dan dera nafas yang tersisa adalah bentuk hasrat yang sudah berada di pucuk kepalanya.“Hak!” Richella tersentak ketika Daimiro mengangkat kakinya ke atas. Paha mulus itu terbuka lebar, dan dera nafas Richella semakin membuatnya bergairah. Dia sudah merasakan panas di dalam tubuhnya terbakar dengan perlahan.“Kau?” Daimiro menatap Richella, mata mereka saling beradu tatap. Rona pipi Richella yang merah, bibir yang dia gigit untuk menahan gejolaknya, dan juga pemandangan dari tubuh sintalnya yang kini tidak di tutupi oleh sehelai benang pun.Sesuatu tengah menampar akal sehat Daimiro. Dia tidak berfikir untuk bisa melanjutkan ini, meskipun hasratnya benar-benar ingin terpenuhi sekarang. Dia benar-benar sudah berada di puncak kenikmatan, hanya harus menikmati saja, namun…“K-k

  • Nona Muda yang Terbuang   Batu Es

    Gadis ini polos, pikirnya. Atau mungkin Richella memang tidak pernah menikmati hal itu sebelumnya. Aliran sungai di belakang rumah, seharusnya tetap mengarah ke laut. Tidak peduli bagaimana cabang yang dilewati.“J-jangan mengatakan hal yang tidak-tidak! Kau sedang mabuk sekarang!” Daimiro yang paling waras untuk saat ini. Dialah yang seharusnya mengendalikan. Dia bukanlah pria yang melakukan kesalahan dua kali. Apalagi terhadap seorang wanitaRona wajah Richella berubah. Dia menjadi sendu, bibir yang turun ke bawah. Alis yang mengkerut, dan yang lebih menggoda lagi, kali ini Richella menggigit bibir bawahnya “Kau jijik padaku kan?”Richella melontarkan pertanyaan, yang selalu ada di dalam ingatannya. Pertanyaan yang seharusnya tidak pernah ada, lalu menjadi ada. Itu semua terjadi begitu saja. Alam bawah sadarnya, sudah menuntunnya, hingga segalanya menjadi seperti ini.“Jangan berkata seperti itu lagi! Kau tidak tau bagaimana penilaian seseorang terhadap dirimu. Kenapa kau seperti be

DMCA.com Protection Status