"Hmm ... ini sungguh berbahaya!" gumam Morgan sebelum memisahkan dirinya dari Celia di atas ranjang.
"Apa yang berbahaya, Morgan?" tanya Celia kebingungan karena mereka baru saja selesai bergumul panas hingga bermandikan peluh.
Morgan segera bangkit dari tempat tidur lalu berlarian ke kamar mandi. Dia telat! Pesta pernikahan tycoon paling disegani di pesisir pantai barat Amerika tak boleh dianggap remeh.
"Ohh ... aku tahu!" tukas Celia. Dia pun menyusul Morgan ke kamar mandi dan bersandar di bingkai pintu mengamati chef tampan itu bersiap-siap. "Baju chef itu terlihat keren ketika kau yang memakainya, Morgan!" puji Celia. Dia menyukai perut six pack pria itu dan juga lengan kekarnya yang membuat Celia teringat tokoh kartun Popeye si pelaut.
Morgan menatap Celia dari pantulan bayangan cermin dan mengerling genit. "Harus keren, sulit sekali membuat kau terpikat, Nona Muda Richero!" sahutnya
"Hmm ... gaun-gaun ini semuanya bagus. Aku jadi bingung mau pakai yang mana!" keluh Celia ketika sudah selesai mandi dan berdandan. Dia masih berlilitkan handuk menghadapi lima potong gaun yang dibelikan Morgan dari butik tadi."TING TONG.""Ahh ... sepertinya itu Morgan!" seru Celia lalu bergegas menuju ke pintu. Dia memastikan siapa yang datang dari lubang intip. Ternyata memang chef tampan itu yang pulang bekerja, wajah Morgan nampak seperti kelelahan.Ketika pintu terayun membuka dan Celia menyambutnya dengan balutan handuk saja, sepasang mata biru itu berbinar-binar bagaikan menemukan harta karun di dasar lautan. Morgan melangkah masuk lalu menendang pintu hingga menutup.Tubuh Celia dia angkat ke gendongannya. "Hello, Baby Girl. Baru selesai mandi ya? Aku merindukanmu seharian ini!" ucap Morgan yang kelihatan bucinnya.Celia terkikik geli karena gemas. Pria sebesar beruang kutub itu telah jatuh cinta setengah mati kepadanya. "Hai, Chef. Iya, aku memang baru selesai mandi. Ngomon
"Hmm ... dia pasti ke toilet. Aku akan menunggumu di sana saja dan menyeretmu ke hadapan papamu, Celia. Lihat saja!" gumam pria berjas biru itu sembari melangkah menuju ke toilet wanita.Celia buang air kecil dan memperbaiki riasan wajahnya di depan cermin wastafel. Dia tak tahu bahwa kehadirannya di sebuah pesta yang diselenggarakan di New York akan mempertemukannya dengan papanya lagi. Celia keluar dari toilet untuk kembali ke pesta bersama Morgan. Namun, tanpa diduga ..."Apa kamu sudah selesai?" tanya Morgan seraya menyerahkan lengannya untuk digandeng Celia.Dengan santai Celia melingkarkan tangannya ke lengan kokoh pria itu dan hendak melangkah kembali ke tengah pesta. Tiba-tiba pergelangan tangan kirinya ditarik hingga dia tersentak ke belakang. Baik Celia maupun Morgan sama terkejutnya.Mata ungu itu terbelalak melihat siapa yang menarik tangannya barusan. "Austin?!" seru Celia panik. Kakak i
"Celia, apa kesibukanmu sekarang?" tanya Joel Falcon yang ingin mengenal putri bungsu keluarga Richero lebih dekat lagi."Aku tidak punya pekerjaan resmi. Setelah lulus kuliah dengan gelar master bisnis dari kampus, aku malah menjadi penganguran banyak acara!" canda Celia tanpa merasa malu karena baginya itu kenyataan. Joel Falcon ikut tertawa dan menikmati obrolan ringannya bersama Celia selama pesta masih berlangsung dengan meriah. Keluarga Falcon menggelontorkan banyak dana untuk pesta high class merayakan pernikahan pewaris utama legacy tambang minyak lepas pantai. Semua sibuk dengan minat mereka masing-masing."Jadi kau tinggal bersama keluargamu di Kansas, ya?" tanya Joel lagi. Dia memikirkan cara untuk mendekati Celia karena dirinya berdomisili di New York, sekalipun dia juga sering melakukan perjalanan bisnis ke negara bagian Amerika Serikat lainnya."Ya. Kenapa?" jawab Celia singkat. Dia mengedarkan pandangannya dengan hati-hati mencari sosok Morgan. Rasanya tak enak saja ka
"Apa yang ingin kau tanyakan, Celia?" Morgan mendengarkan dengan seksama penuturan Celia mengenai isi perbincangannya tadi bersama Joel Falcon."Bagaimana menurutmu tawaran dari Joel?" tanya Celia di akhir ceritanya.Morgan berdehem sebelum menjawab, "Jangan ikuti kehendak Joel Falcon, dia menawarimu pekerjaan di perusahaannya karena ada tujuan khusus. Kalau dia yang jadi bosmu, maka kau harus menuruti semua perintahnya, Celia. Aku kuatir dia akan memanfaatkan kesempatan untuk melakukan hal yang tidak baik atasmu!" "Nah, itu dia. Aku tak ingin terjadi hal berbahaya seperti pelecehan seksual dari bosku di kantor. Joel menaruh perhatian lebih kepadaku, Morgan. Itu sedari awal membuat situasi menjadi tak nyaman!" sahut Celia setuju dengan pendapat Morgan. "Begini saja, akan kukenalkan dengan kolegaku yang memang aku tahu bisa bekerja secara profesional di kantor. Apa kamu mau, Celia?" usul Morgan.Celia langsung mengangguk-anggukkan kepalanya. "Terima kasih, Morgan. Setidaknya aku memi
"Halo, Alfons. Aku ingin kau atur agar Celia bisa bekerja menjadi karyawati perusahaanku cabang New York. Tempatkan dia sesuai keahliannya, mungkin kau butuh tambahan tenaga baru di bagian pemasaran atau apa?" titah Morgan melalui telepon di balkon kamar hotel saat Celia masih tertidur pagi itu."Baik, Master Morgan. Apa Anda akan berkantor di New York juga untuk sementara?" tanya Alfons Boudin, asisten kepercayaan Morgan."Tidak bisa, Alfons. Aku tak ingin Celia tahu bahwa perusahaan Tasty Guaranted itu milikku. Aku sudah mengatakan bahwa dia akan kutempatkan di perusahaan kolegaku. Semua karyawan mengenaliku kalau aku masuk kantor di New York!" jawab Morgan.Alfons pun mengerti lalu berjanji mengatur pekerjaan Celia sesuai keinginan bosnya. Dia menanyakan alamat email Celia untuk memberikan panggilan pekerjaan secara resmi. "Oya, Sir. Anda ada pekerjaan di Washington DC lusa. Apa perlu saya pesankan pesawat besok?" tanya Alfons sebelum mengakhiri telepon."Ohh ... aku hampir lupa. Y
"Ohh ... kami hanya berteman saja, Liz!" jawab Celia dengan cuek. Dia tak ingin membuat situasi di antara mereka bertiga menjadi canggung.Morgan menghela napas, tadinya dia berharap Celia akan mengaku sebagai pacarnya saja. Elizabeth masih mencintainya, sedangkan dia telah menganggap masa lalu beserta kenangan pahit manisnya cinta itu selesai."Okay, jadi kalian ingin minum apa? Biar barista cafe-ku yang membuatkan pesanan kalian sementara kita mengobrol!" Tatapan mata hijau berbulu mata lentik itu tertuju ke Morgan yang justru memperhatikan suasana Stars and Moon cafe and bakery yang cukup ramai pengunjung."Iced Caramel Macchiato saja!" pilih Celia. Dia memergoki Elizabeth sedang memandangi Morgan tanpa berkedip dengan mata berbinar penuh arti, rindu atau masih cinta? Celia menebak-nebak dalam hatinya.Setelah mendengar minuman yang dipilih Celia, maka Morgan ikut memesan, "Aku ingin Iced Spanish Latte. Sepertinya tubuhku butuh asupan Vitamin D dan potasium untuk menurunkan tekanan
Central Park Zoo tidak seramai di akhir pekan atau hari libur, tetapi tetap buka untuk pengunjung di jam operasional seperti biasa setiap hari. Morgan bergandengan tangan dengan Celia melihat-lihat aneka satwa menarik yang menjadi penghuni kebun binatang di sana.Kebun binatang di kota New York itu memiliki luas lahan 6.5 hektar. Letaknya di sebelah tenggara Central Park. Morgan melihat peta lokasi tempat kandang-kandang alami satwa yang ada di kebun binatang itu."Kau akan kelelahan kalau memutari seisi kebun binatang ini, Celia. Hewan apa saja yang ingin kau lihat di sini?" ujar Morgan sambil mempelajari rute di peta yang ada di flyer. Mereka berdua duduk di salah satu bangku taman yang terbuat dari semen."Aku ingin melihat panda, harimau, singa, burung-burung, dan mengunjungi akuarium, Morgan!" jawab Celia sembari ikut melihat peta kebun binatang."Okay, aku akan coba untuk melewati sesuai
"Halo, Celia. Ini Joel Falcon. Kapan kau akan datang ke kantorku? Aku memiliki posisi bagus untukmu di perusahaan!" tanya pria yang sempat ditemui Celia di pesta Michael Falcon dua hari lalu."Halo, Joel. Sepertinya aku tidak bisa menerima tawaranmu. Temanku sudah mencarikan pekerjaan di New York dan besok aku akan masuk kantor mulai bekerja di sana!" jawab Celia tanpa merasa sungkan. Dia memang tak ingin berada di bawah kekuasaan pria otoriter seperti Joel yang terang-terangan menginginkannya.Morgan yang duduk di bangku ruang tunggu Bandara John F. Kennedy hanya mendengarkan perbincangan Celia dan Joel melalui loud speaker. Dia lebih tenang meninggalkan wanita itu di kantor perusahaan miliknya sendiri."Ohh ... di mana kau akan bekerja, Celia?" Suara Joel perpaduan antara terkejut dan juga tak senang."Di Tasty Guaranted, bagian pemasaran jasa boga," jawab Celia biasa saja. "Hmm ... itu perusahaan yang punya reputasi bagus. Kakakku juga sering memakai jasanya untuk mengurus makanan
"Taman bunga Keukenhoff ini sangat luas, Jeff. Apa dulu kau sering berkunjung ke mari?" tanya Esmeralda sembari berjalan-jalan di antara rumpun bunga tulip beraneka warna. Memang tidak semua tanaman berbunga karena bukan musim semi saat ini."Tidak sering, aku banyak berada di Swiss dibanding berkunjung ke Belanda!" jawab Jeffrey Norton. Dia berjongkok lalu memetik beberapa tangkai bunga tulip berwarna ungu yang menurutnya tidak biasa ditemui. Dia mengikat beberapa bunga hasil perburuannya lalu menyerahkan ke Esmeralda sembari berlutut, "Untuk Ratuku yang paling mempesona!" Esmeralda tersenyum dengan rona merah muda di wajahnya. "Terima kasih, Jeff. Kau pria yang sangat manis! Bunga tulip ungu baru sekali aku melihatnya, apa benar boleh dipetik?" ujarnya."Taman bunga ini salah satu taman terluas di dunia. Tidak masalah bila memetik beberapa tangkai bunga nasional Belanda ini, Darling. Ayo kita lanjutkan jalan-jalannya!" ajak Jeff, dia menghirup udara segar di pagi hari menjelang sia
"Hello, Celia. Apa sudah siap pulang ke rumah?" Morgan melangkah masuk ke ruang kerja istrinya. Di luar kaca jendela ruangan vice CEO, langit mulai gelap.Celia merapikan barang pribadinya ke tas kerja lalu bangkit dari kursi. Dia menerima pelukan dan ciuman Morgan. "Hai, Hubby. Iya, hari yang melelahkan!" jawabnya lalu melangkah meninggalkan ruangan kantor menuju lift sembari menggandeng lengan suaminya.Karena Celia tidak menyinggung tentang acara memasak live show tadi pagi, Morgan lega. Dia lalu berbicara di dalam lift yang melaju turun, "Baby, kalau kita diminta dalam satu frame acara live show cooking, apa kamu bersedia?" Awalnya Celia mengerutkan keningnya, dia seolah-olah tak percaya lalu bertanya, "Apa kamu serius atau sekadar bercanda, Morgan?" "Serius, produser acara stasiun TV K-Star tadi meminta langsung kepadaku untuk mengajak serta kamu dalam acara memasak yang biasanya!" jawab Morgan lalu melangkah keluar di lantai lobi ketika lift terbuka pintunya."Baiklah, kenapa
"Pagi ini kita kedatangan tamu yaitu Annabella Stewart, please welcome!" seru Morgan sebagai host acara memasak di stasiun TV lokal K-Star. Seorang penyanyi asal Kansas City yang sedang naik daun dan lagu-lagunya menjadi top hits playlist radio itu memasuki studio sembari melambaikan tangan. Wanita berusia 27 tahun itu berjabat tangan dengan Chef Morgan dan mengecup pipi pria tampan bermata biru tersebut.Sedikit terkejut, tetapi Morgan berusaha menanggapi dengan biasa saja. "Jadi di kesempatan kali ini Bella akan menemaniku memasak Salmon Creamy Sauce with Potatoes and Asparagus dengan karbohidrat berupa Spagetti Aglio Olio. Mari kita mulai saja!" tutur Morgan memandu acara memasak yang menjadi top rating live show beberapa minggu terakhir ini di Kansas.Annabella pun menyahut, "Apa yang bisa saya bantu, Chef Morgan yang tampan?" "Apa kamu bisa memotong batang keras asparagus ini, Bella?" tanya Morgan mencoba memberi tugas yang menurutny mudah."Okay, akan kulakukan!" sahut Annabel
Seusai sarapan pagi di ruang makan yang hidangannya disiapkan oleh koki pegawai villa tersebut. Jeff dan Esmeralda memanggil taksi untuk mengantarkan mereka ke Chateau de Chillon. Obyek wisata bersejarah di Swiss yang berupa kastil bangsawan dengan tiga periode kepemilikan. Yang pertama adalah era Savoy pada abad 12 sampai 16 dengan kepemimpinan Counts of Savoy. Disusul era Bernese dan Vaudois.Pemandangan langsung di tepi Danau Jenewa membuat wisatawan yang mencari ketenangan dan melakukan refreshing menikmati kunjungan ke kastil kuno tersebut. Lokasinya yang berada di antara jalur menuju Pegunungan Alpen menjadikan tempat itu sayang untuk dilewatkan.Jeff membantu Esmeralda menapaki tangga batu melingkar di Chateau de Chillon. Ada banyak ruangan yang menyiratkan kejayaan era bangsawan dan menara tinggi di sudut-sudut kastil. Penjara bekas peninggalan Savoy pun masih bisa dilihat. Dari jendela menara tinggi yang terbuka, mereka memandangi Danau Jenewa yang terbentang luas dan latar b
"Tahukan apa alasan aku memilih villa ini dari pada hotel bintang lima di Jenewa sebagai tempat menginap kita, Darling?" tanya Jeff sembari membuka jendela kaca besar berbingkai kayu mahoni di samping jacuzzi yang sedang diisi air panas.Esmeralda menghampiri suaminya dan melihat pemandangan di luar jendela itu. Dia terkesiap takjub lalu tersenyum kepada Jeff. "Aku rasa karena kita bisa melihat langsung keindahan Danau Jenewa dengan latar belakang kastil tua di seberangnya itu. Apa tebakanku benar, Hubby?" jawabnya."Tepat sekali! Istriku memang cerdas. Iya, kuharap kau akan suka, ditambah jacuzzi ini sengaja diletakkan di sisi jendela agar tamu yang berendam bisa menikmati panorama indah itu dalam suasana santai atau ... romantis!" timpal Jeff. Dia menurunkan kerah longgar gaun selutut berbahan ringan yang dikenakan Esmeralda hingga terjatuh ke lantai lalu membenamkan kepala di antara bukit kembar istrinya."Aakh ... Jeff, kau pria yang sangat romantis. Mmhh ... airnya!" Esmeralda me
Derap kaki kuda menjelajah area perkebunan Lavaux di Zurich, Swiss. Esmeralda yang duduk di pelana kuda dan dipeluk dari belakang oleh Jeffrey Norton merasa aman. Dia baru satu kali mengendarai kuda, berbeda dengan Celia yang memang atlet tunggang serasi di kampus dulu. "Kuharap kau bisa rileks, Esme. Nanti bagian punggungmu sakit kalau tegang!" ujar Jeff seraya menarik tali kekang kuda putih yang mereka tunggangi.Esmeralda tertawa kering seraya menjawab, "Maklum saja, Hubby. Aku belum terbiasa berkuda. Jadi apa kau dan Morgan ketika remaja sering berkuda di sepanjang sungai Missouri?""Yeah ... Morgan sangat jago berkuda. Dia selalu berhasil mengalahkanku ketika kami balapan dengan kuda apa pun!" sahut Jeff terkenang masa remajanya dahulu. Esmeralda pun terkikik lalu menyeletuk, "Kurasa Morgan sangat jago, dia menunggangi Celia sampai hamil triplet sekaligus!"Jeff pun meledak dalam tawa. "Ahh ... nampaknya kau benar sekali, Esme. Kita tak boleh kalah dari mereka ya!" tukasnya lal
Mobil tahanan yang mengangkut Emilia berhenti di depan pintu penjara federal Kansas City, Missouri. Wanita berseragam oranye itu digelandang masuk menuju ke selnya. Lily dan Anne segera bergegas menghampiri Emilia. Kemudian mereka mendudukkan rekan satu sel yang terkenal namanya di penjara wanita karena hubungan spesialnya dengan John Barlow itu ke tepi tempat tidur. "Bagaimana hasil persidanganmu, Emmy?" tanya Lily tak sabar.Emilia mengendikkan bahu tak bersemangat. "Belum dibacakan vonisnya oleh hakim tadi, tapi sepertinya aku akan mendekam di sini lebih lama lagi!" jawabnya sendu.Dari tempat tidurnya, Zelda tertawa sendirian. Dia berkata, "Nikmati saja masa-masa kejayaanmu sebagai ratu penjara bersama Don Barlow, Emmy. Bukankah dia memenuhi segala keinginanmu termasuk kebutuhan biologis dan perawatan kecantikanmu yang mahal itu?" Memang yang dikatakan Zelda sesuai kenyataan. Akan tetapi, Emilia tersinggung seolah-olah Zelda menjadikannya sebagai lelucon dan tertawa di atas pen
"Emilia Pilscher, ada panggilan persidangan banding dari pihak penuntut yaitu Mister Arnold Richero di pengadilan negara bagian Kansas!" ujar sipir penjara wanita di depan jeruji sel tahanan.Wajah Emilia mendadak pucat pasi, dia tak menyangka gertakan Esmeralda akan seserius ini akibatnya. Dia pun menjawab sopan, "Baik. Atas dasar apa, Ma'am? Lalu kapan saya harus menghadiri persidangan banding itu?" "Maaf, aku tidak tahu detail isi gugatannya. Namun, jadwal akan diselenggarakan sidang memang sudah ada. Besok pagi kau harus menghadirinya dikawal oleh petugas kepolisian dengan mobil narapidana!" tutur Officer Valerie Brown. Wanita berkulit hitam itu lalu bergegas meninggalkan sel tahanan Emilia.Zelda dan kedua rekan Emilia lainnya cukup syok karena sidang banding untuk memperberat hukuman jarang dilakukan. Namun, masa tahanan setengah tahun yang diterima Emilia memang terkesan ringan bagi narapidana mana pun. "Apa suamimu tidak ingin kau cepat bebas dari penjara, Emmy?" tanya Lily
Pesawat yang lepas dari landasan Bandara Kansas City membawa terbang pasangan pengantin baru Esmeralda dan Jeff menuju ke benua biru tepatnya Swiss. Mereka hanya berdua tanpa pengawal sama sekali. Jeff mengatakan ke Tuan Arnold Richero bahwa mereka bukan publik figur jadi tidak akan terlalu mencolok di antara wisatawan biasa.Sementara kakaknya menikmati liburan bulan madu yang entah berapa lamanya, Celia menggantikan tugas Esmeralda sebagai wakil CEO dibantu oleh papanya di kantor grup Richero."Kita sampai pukul berapa di Swiss, Hubby?" tanya Esme yang mulai bosan tanpa aktivitas berjam-jam duduk bengong di kabin pesawat. "Nampaknya sore waktu Swiss, sekitar beberapa jam lagi, Esme. Apa kau lelah?" jawab Jeff seraya membelai rambut panjang istrinya yang berwarna cokelat kemerahan.Esmeralda pun menggelengkan kepalanya. "Bosan saja, semoga tempat tujuan kita menyenangkan untuk dijelajahi!" sahutnya."Kurasa nanti perjalanan pulang ke Kansas kita bisa memilih pesawat Emirates yang me