"Halo, Alfons. Aku ingin kau atur agar Celia bisa bekerja menjadi karyawati perusahaanku cabang New York. Tempatkan dia sesuai keahliannya, mungkin kau butuh tambahan tenaga baru di bagian pemasaran atau apa?" titah Morgan melalui telepon di balkon kamar hotel saat Celia masih tertidur pagi itu."Baik, Master Morgan. Apa Anda akan berkantor di New York juga untuk sementara?" tanya Alfons Boudin, asisten kepercayaan Morgan."Tidak bisa, Alfons. Aku tak ingin Celia tahu bahwa perusahaan Tasty Guaranted itu milikku. Aku sudah mengatakan bahwa dia akan kutempatkan di perusahaan kolegaku. Semua karyawan mengenaliku kalau aku masuk kantor di New York!" jawab Morgan.Alfons pun mengerti lalu berjanji mengatur pekerjaan Celia sesuai keinginan bosnya. Dia menanyakan alamat email Celia untuk memberikan panggilan pekerjaan secara resmi. "Oya, Sir. Anda ada pekerjaan di Washington DC lusa. Apa perlu saya pesankan pesawat besok?" tanya Alfons sebelum mengakhiri telepon."Ohh ... aku hampir lupa. Y
"Ohh ... kami hanya berteman saja, Liz!" jawab Celia dengan cuek. Dia tak ingin membuat situasi di antara mereka bertiga menjadi canggung.Morgan menghela napas, tadinya dia berharap Celia akan mengaku sebagai pacarnya saja. Elizabeth masih mencintainya, sedangkan dia telah menganggap masa lalu beserta kenangan pahit manisnya cinta itu selesai."Okay, jadi kalian ingin minum apa? Biar barista cafe-ku yang membuatkan pesanan kalian sementara kita mengobrol!" Tatapan mata hijau berbulu mata lentik itu tertuju ke Morgan yang justru memperhatikan suasana Stars and Moon cafe and bakery yang cukup ramai pengunjung."Iced Caramel Macchiato saja!" pilih Celia. Dia memergoki Elizabeth sedang memandangi Morgan tanpa berkedip dengan mata berbinar penuh arti, rindu atau masih cinta? Celia menebak-nebak dalam hatinya.Setelah mendengar minuman yang dipilih Celia, maka Morgan ikut memesan, "Aku ingin Iced Spanish Latte. Sepertinya tubuhku butuh asupan Vitamin D dan potasium untuk menurunkan tekanan
Central Park Zoo tidak seramai di akhir pekan atau hari libur, tetapi tetap buka untuk pengunjung di jam operasional seperti biasa setiap hari. Morgan bergandengan tangan dengan Celia melihat-lihat aneka satwa menarik yang menjadi penghuni kebun binatang di sana.Kebun binatang di kota New York itu memiliki luas lahan 6.5 hektar. Letaknya di sebelah tenggara Central Park. Morgan melihat peta lokasi tempat kandang-kandang alami satwa yang ada di kebun binatang itu."Kau akan kelelahan kalau memutari seisi kebun binatang ini, Celia. Hewan apa saja yang ingin kau lihat di sini?" ujar Morgan sambil mempelajari rute di peta yang ada di flyer. Mereka berdua duduk di salah satu bangku taman yang terbuat dari semen."Aku ingin melihat panda, harimau, singa, burung-burung, dan mengunjungi akuarium, Morgan!" jawab Celia sembari ikut melihat peta kebun binatang."Okay, aku akan coba untuk melewati sesuai
"Halo, Celia. Ini Joel Falcon. Kapan kau akan datang ke kantorku? Aku memiliki posisi bagus untukmu di perusahaan!" tanya pria yang sempat ditemui Celia di pesta Michael Falcon dua hari lalu."Halo, Joel. Sepertinya aku tidak bisa menerima tawaranmu. Temanku sudah mencarikan pekerjaan di New York dan besok aku akan masuk kantor mulai bekerja di sana!" jawab Celia tanpa merasa sungkan. Dia memang tak ingin berada di bawah kekuasaan pria otoriter seperti Joel yang terang-terangan menginginkannya.Morgan yang duduk di bangku ruang tunggu Bandara John F. Kennedy hanya mendengarkan perbincangan Celia dan Joel melalui loud speaker. Dia lebih tenang meninggalkan wanita itu di kantor perusahaan miliknya sendiri."Ohh ... di mana kau akan bekerja, Celia?" Suara Joel perpaduan antara terkejut dan juga tak senang."Di Tasty Guaranted, bagian pemasaran jasa boga," jawab Celia biasa saja. "Hmm ... itu perusahaan yang punya reputasi bagus. Kakakku juga sering memakai jasanya untuk mengurus makanan
"Alfons, kau harus jaga Celia baik-baik di perusahaan kita cabang New York. Jangan sampai ada karyawan senior yang menyulitkan Celia saat dia bekerja. Apa kau mengerti?" titah Morgan melalui telepon. Dia sangat sibuk memimpin pekerjaan timnya di kedutaan besar Amerika Serikat. "Baik, Master Morgan. Anda tak perlu kuatir. Nona Celia sudah mulai bekerja di bawah divisi pemasaran Rachel Warren. Dia ikut mengisi stand perusahaan Tasty Guaranted di Wedding Expo yang diadakan di mall Hudson Yards. Identitas Nona Celia hanya diketahui orang-orang penting dengan jabatan tinggi saja di kantor!" jawab Alfons Boudin sigap.Morgan percaya dengan kinerja asisten pribadinya yang serba bisa itu. "Okay, hubungi aku langsung kalau ada hal penting terkait Celia. Bye, Alfons!" ujarnya sebelum mengakhiri telepon. Jamuan makan petinggi pemerintahan dan delegasi negara-negara Eropa yang bertemu membicarakan kerja sama ekonomi dua benua itu diselenggarakan pada siang hari dan malam hari di gedung kedutaan
Joel Falcon berulang kali memeriksa jam tangannya di meja makan Emerald Sky Lounge. Jadwal kencan makan malamnya bersama Celia Richero seharusnya pukul 19.00, sekarang sudah tiga puluh menit berlalu dan wanita bermata ungu itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya."Sepertinya harus kutelepon dia! Ckk ... aku tak pernah harus menunggu seseorang seumur hidupku sebelumnya. Berani sekali dia begini!" gerutu Joel lalu meraih ponsel di meja.Nada sambung berbunyi beberapa kali dan tak kunjung dijawab. Namun, Joel bersikeras terus menelepon Celia berulang kali sampai panggilannya diangkat. "Hello, Little Girl. Aku menunggumu di sini sampai berlumut. Kenapa kau tak kunjung muncul di tempat janji makan malam kita?" ujar Joel dengan amarah yang terkekang kuat."Hoamph ... aduh, aku ketiduran tadi. Ini masih di apartemenku. Makanlah duluan, Joel. Ini sudah malam, nanti kau kena maag!" jawab Celia dengan suara khas orang bangun tidur.Joel melotot menahan emosinya yang sudah memuncak karena C
"Hai, Celia!" panggil Joel di meja makan restoran Tasty Guaranted yang berada satu gedung dengan kantor cabang perusahaan itu di New York.Celia tersenyum melambaikan tangan lalu menghampiri meja Joel Falcon. Dia menelan ludah melihat buket bunga mawar pink yang berada di tangan pria itu. "Ehh ... hello, Joel. Untuk apa bunga-bunga cantik ini?" tanya Celia tergelitik karena mungkin itu adalah buket bunga mawar terbesar yang pernah dia lihat seumur hidupnya."Ini kupesan spesial untukmu, Pretty!" jawab Joel seraya menyerahkan buket itu ke tangan Celia.Gadis cantik itu otomatis oleng di atas high heelsnya saat menerima buket mawar raksasa tersebut. "Sepertinya ini agak berlebihan, Joel. Bagaimana kalau dibagi-bagikan saja? Memang belum hari Valentine sih, tapi aku bingung mau diapakan bunga mawar cantik sebanyak ini!"Memang ada sekitar 1000 tangkai bunga mawar pink dalam buket itu. Celia sontak menjadi pusat perhatian para pengunjung restoran. Terlebih lagi Joel Falcon bukan sekadar p
"Hentikan. Aku tidak berminat untuk menjadi kekasih apa lagi istrimu, Joel. Jangan membuatku kesal!" ujar Celia yang kehilangan napsu makannya. Memang Yumurtali Pide buatan restoran Tasty Guaranted lezat, tak ada masalah dengan hidangannya. Namun, perbincangannya bersama Joel Falcon lama-lama membuatnya muak."Awas kalau terlalu benci kepadaku malah berbalik jadi cinta mati, Celia!" celetuk Joel seraya terkekeh. Celia melirik jam tangannya lalu bangkit berdiri dari kursi restoran. Dia berkata, "Aku yang traktir sarapan. Maaf, sudah waktunya aku melapor ke supervisor sebentar lagi. Duluan ya, Joel!" Tanpa menunggu jawaban pria matang yang berusia nyaris dua puluh tahun di atasnya, Celia melangkah menuju ke meja kasir restoran lalu membayar tunai dari dompet.Dia melambai sekilas ke Joel Falcon yang masih duduk memandanginya dengan ekspresi tak tertebak. Celia bergegas keluar dari pintu restoran lalu menuju ke lift untuk naik ke lantai lima. Gedung perkantoran terpadu itu dihuni setida
"Laut Aegea di bawah sana begitu biru, Jeff. Aku tak sabar untuk segera menginjakkan kakiku ke Bandara Thira!" seru Esmeralda sembari memandangi lautan dengan sebentuk daratan yang tak lain adalah negara Yunani.Jeffrey Norton ikut tersenyum senang mendengar antusiasme Esmeralda. Mereka memang melewatkan Italia dan langsung terbang ke Santorini, Yunani. Dia tidak keberatan asalkan istrinya bahagia. "Aku sudah melakukan reservasi villa mewah yang pemandangan kamarnya langsung ke Kaldera dan Laut Aegea, Esme. Kau pasti sangat menyukainya!" ujar Jeff. Esmeralda mengangguk-angguk penuh semangat. Booklet wisata di Santorini yang dia miliki di kamarnya di kediaman Richero kini bisa didatangi bersama pria istimewa yang tercinta. Tak sampai setengah jam pesawat Ryan Air yang mereka tumpangi mendarat dengan mulus di landasan Bandara Thira. Pramugari memberi arahan untuk penumpang turun satu per satu dengan tertib. Jeff mengambil koper bersama Esmeralda di kargo pengambilan barang penumpang
"Taman bunga Keukenhoff ini sangat luas, Jeff. Apa dulu kau sering berkunjung ke mari?" tanya Esmeralda sembari berjalan-jalan di antara rumpun bunga tulip beraneka warna. Memang tidak semua tanaman berbunga karena bukan musim semi saat ini."Tidak sering, aku banyak berada di Swiss dibanding berkunjung ke Belanda!" jawab Jeffrey Norton. Dia berjongkok lalu memetik beberapa tangkai bunga tulip berwarna ungu yang menurutnya tidak biasa ditemui. Dia mengikat beberapa bunga hasil perburuannya lalu menyerahkan ke Esmeralda sembari berlutut, "Untuk Ratuku yang paling mempesona!" Esmeralda tersenyum dengan rona merah muda di wajahnya. "Terima kasih, Jeff. Kau pria yang sangat manis! Bunga tulip ungu baru sekali aku melihatnya, apa benar boleh dipetik?" ujarnya."Taman bunga ini salah satu taman terluas di dunia. Tidak masalah bila memetik beberapa tangkai bunga nasional Belanda ini, Darling. Ayo kita lanjutkan jalan-jalannya!" ajak Jeff, dia menghirup udara segar di pagi hari menjelang sia
"Hello, Celia. Apa sudah siap pulang ke rumah?" Morgan melangkah masuk ke ruang kerja istrinya. Di luar kaca jendela ruangan vice CEO, langit mulai gelap.Celia merapikan barang pribadinya ke tas kerja lalu bangkit dari kursi. Dia menerima pelukan dan ciuman Morgan. "Hai, Hubby. Iya, hari yang melelahkan!" jawabnya lalu melangkah meninggalkan ruangan kantor menuju lift sembari menggandeng lengan suaminya.Karena Celia tidak menyinggung tentang acara memasak live show tadi pagi, Morgan lega. Dia lalu berbicara di dalam lift yang melaju turun, "Baby, kalau kita diminta dalam satu frame acara live show cooking, apa kamu bersedia?" Awalnya Celia mengerutkan keningnya, dia seolah-olah tak percaya lalu bertanya, "Apa kamu serius atau sekadar bercanda, Morgan?" "Serius, produser acara stasiun TV K-Star tadi meminta langsung kepadaku untuk mengajak serta kamu dalam acara memasak yang biasanya!" jawab Morgan lalu melangkah keluar di lantai lobi ketika lift terbuka pintunya."Baiklah, kenapa
"Pagi ini kita kedatangan tamu yaitu Annabella Stewart, please welcome!" seru Morgan sebagai host acara memasak di stasiun TV lokal K-Star. Seorang penyanyi asal Kansas City yang sedang naik daun dan lagu-lagunya menjadi top hits playlist radio itu memasuki studio sembari melambaikan tangan. Wanita berusia 27 tahun itu berjabat tangan dengan Chef Morgan dan mengecup pipi pria tampan bermata biru tersebut.Sedikit terkejut, tetapi Morgan berusaha menanggapi dengan biasa saja. "Jadi di kesempatan kali ini Bella akan menemaniku memasak Salmon Creamy Sauce with Potatoes and Asparagus dengan karbohidrat berupa Spagetti Aglio Olio. Mari kita mulai saja!" tutur Morgan memandu acara memasak yang menjadi top rating live show beberapa minggu terakhir ini di Kansas.Annabella pun menyahut, "Apa yang bisa saya bantu, Chef Morgan yang tampan?" "Apa kamu bisa memotong batang keras asparagus ini, Bella?" tanya Morgan mencoba memberi tugas yang menurutny mudah."Okay, akan kulakukan!" sahut Annabel
Seusai sarapan pagi di ruang makan yang hidangannya disiapkan oleh koki pegawai villa tersebut. Jeff dan Esmeralda memanggil taksi untuk mengantarkan mereka ke Chateau de Chillon. Obyek wisata bersejarah di Swiss yang berupa kastil bangsawan dengan tiga periode kepemilikan. Yang pertama adalah era Savoy pada abad 12 sampai 16 dengan kepemimpinan Counts of Savoy. Disusul era Bernese dan Vaudois.Pemandangan langsung di tepi Danau Jenewa membuat wisatawan yang mencari ketenangan dan melakukan refreshing menikmati kunjungan ke kastil kuno tersebut. Lokasinya yang berada di antara jalur menuju Pegunungan Alpen menjadikan tempat itu sayang untuk dilewatkan.Jeff membantu Esmeralda menapaki tangga batu melingkar di Chateau de Chillon. Ada banyak ruangan yang menyiratkan kejayaan era bangsawan dan menara tinggi di sudut-sudut kastil. Penjara bekas peninggalan Savoy pun masih bisa dilihat. Dari jendela menara tinggi yang terbuka, mereka memandangi Danau Jenewa yang terbentang luas dan latar b
"Tahukan apa alasan aku memilih villa ini dari pada hotel bintang lima di Jenewa sebagai tempat menginap kita, Darling?" tanya Jeff sembari membuka jendela kaca besar berbingkai kayu mahoni di samping jacuzzi yang sedang diisi air panas.Esmeralda menghampiri suaminya dan melihat pemandangan di luar jendela itu. Dia terkesiap takjub lalu tersenyum kepada Jeff. "Aku rasa karena kita bisa melihat langsung keindahan Danau Jenewa dengan latar belakang kastil tua di seberangnya itu. Apa tebakanku benar, Hubby?" jawabnya."Tepat sekali! Istriku memang cerdas. Iya, kuharap kau akan suka, ditambah jacuzzi ini sengaja diletakkan di sisi jendela agar tamu yang berendam bisa menikmati panorama indah itu dalam suasana santai atau ... romantis!" timpal Jeff. Dia menurunkan kerah longgar gaun selutut berbahan ringan yang dikenakan Esmeralda hingga terjatuh ke lantai lalu membenamkan kepala di antara bukit kembar istrinya."Aakh ... Jeff, kau pria yang sangat romantis. Mmhh ... airnya!" Esmeralda me
Derap kaki kuda menjelajah area perkebunan Lavaux di Zurich, Swiss. Esmeralda yang duduk di pelana kuda dan dipeluk dari belakang oleh Jeffrey Norton merasa aman. Dia baru satu kali mengendarai kuda, berbeda dengan Celia yang memang atlet tunggang serasi di kampus dulu. "Kuharap kau bisa rileks, Esme. Nanti bagian punggungmu sakit kalau tegang!" ujar Jeff seraya menarik tali kekang kuda putih yang mereka tunggangi.Esmeralda tertawa kering seraya menjawab, "Maklum saja, Hubby. Aku belum terbiasa berkuda. Jadi apa kau dan Morgan ketika remaja sering berkuda di sepanjang sungai Missouri?""Yeah ... Morgan sangat jago berkuda. Dia selalu berhasil mengalahkanku ketika kami balapan dengan kuda apa pun!" sahut Jeff terkenang masa remajanya dahulu. Esmeralda pun terkikik lalu menyeletuk, "Kurasa Morgan sangat jago, dia menunggangi Celia sampai hamil triplet sekaligus!"Jeff pun meledak dalam tawa. "Ahh ... nampaknya kau benar sekali, Esme. Kita tak boleh kalah dari mereka ya!" tukasnya lal
Mobil tahanan yang mengangkut Emilia berhenti di depan pintu penjara federal Kansas City, Missouri. Wanita berseragam oranye itu digelandang masuk menuju ke selnya. Lily dan Anne segera bergegas menghampiri Emilia. Kemudian mereka mendudukkan rekan satu sel yang terkenal namanya di penjara wanita karena hubungan spesialnya dengan John Barlow itu ke tepi tempat tidur. "Bagaimana hasil persidanganmu, Emmy?" tanya Lily tak sabar.Emilia mengendikkan bahu tak bersemangat. "Belum dibacakan vonisnya oleh hakim tadi, tapi sepertinya aku akan mendekam di sini lebih lama lagi!" jawabnya sendu.Dari tempat tidurnya, Zelda tertawa sendirian. Dia berkata, "Nikmati saja masa-masa kejayaanmu sebagai ratu penjara bersama Don Barlow, Emmy. Bukankah dia memenuhi segala keinginanmu termasuk kebutuhan biologis dan perawatan kecantikanmu yang mahal itu?" Memang yang dikatakan Zelda sesuai kenyataan. Akan tetapi, Emilia tersinggung seolah-olah Zelda menjadikannya sebagai lelucon dan tertawa di atas pen
"Emilia Pilscher, ada panggilan persidangan banding dari pihak penuntut yaitu Mister Arnold Richero di pengadilan negara bagian Kansas!" ujar sipir penjara wanita di depan jeruji sel tahanan.Wajah Emilia mendadak pucat pasi, dia tak menyangka gertakan Esmeralda akan seserius ini akibatnya. Dia pun menjawab sopan, "Baik. Atas dasar apa, Ma'am? Lalu kapan saya harus menghadiri persidangan banding itu?" "Maaf, aku tidak tahu detail isi gugatannya. Namun, jadwal akan diselenggarakan sidang memang sudah ada. Besok pagi kau harus menghadirinya dikawal oleh petugas kepolisian dengan mobil narapidana!" tutur Officer Valerie Brown. Wanita berkulit hitam itu lalu bergegas meninggalkan sel tahanan Emilia.Zelda dan kedua rekan Emilia lainnya cukup syok karena sidang banding untuk memperberat hukuman jarang dilakukan. Namun, masa tahanan setengah tahun yang diterima Emilia memang terkesan ringan bagi narapidana mana pun. "Apa suamimu tidak ingin kau cepat bebas dari penjara, Emmy?" tanya Lily