"Alfons, kau harus jaga Celia baik-baik di perusahaan kita cabang New York. Jangan sampai ada karyawan senior yang menyulitkan Celia saat dia bekerja. Apa kau mengerti?" titah Morgan melalui telepon. Dia sangat sibuk memimpin pekerjaan timnya di kedutaan besar Amerika Serikat. "Baik, Master Morgan. Anda tak perlu kuatir. Nona Celia sudah mulai bekerja di bawah divisi pemasaran Rachel Warren. Dia ikut mengisi stand perusahaan Tasty Guaranted di Wedding Expo yang diadakan di mall Hudson Yards. Identitas Nona Celia hanya diketahui orang-orang penting dengan jabatan tinggi saja di kantor!" jawab Alfons Boudin sigap.Morgan percaya dengan kinerja asisten pribadinya yang serba bisa itu. "Okay, hubungi aku langsung kalau ada hal penting terkait Celia. Bye, Alfons!" ujarnya sebelum mengakhiri telepon. Jamuan makan petinggi pemerintahan dan delegasi negara-negara Eropa yang bertemu membicarakan kerja sama ekonomi dua benua itu diselenggarakan pada siang hari dan malam hari di gedung kedutaan
Joel Falcon berulang kali memeriksa jam tangannya di meja makan Emerald Sky Lounge. Jadwal kencan makan malamnya bersama Celia Richero seharusnya pukul 19.00, sekarang sudah tiga puluh menit berlalu dan wanita bermata ungu itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya."Sepertinya harus kutelepon dia! Ckk ... aku tak pernah harus menunggu seseorang seumur hidupku sebelumnya. Berani sekali dia begini!" gerutu Joel lalu meraih ponsel di meja.Nada sambung berbunyi beberapa kali dan tak kunjung dijawab. Namun, Joel bersikeras terus menelepon Celia berulang kali sampai panggilannya diangkat. "Hello, Little Girl. Aku menunggumu di sini sampai berlumut. Kenapa kau tak kunjung muncul di tempat janji makan malam kita?" ujar Joel dengan amarah yang terkekang kuat."Hoamph ... aduh, aku ketiduran tadi. Ini masih di apartemenku. Makanlah duluan, Joel. Ini sudah malam, nanti kau kena maag!" jawab Celia dengan suara khas orang bangun tidur.Joel melotot menahan emosinya yang sudah memuncak karena C
"Hai, Celia!" panggil Joel di meja makan restoran Tasty Guaranted yang berada satu gedung dengan kantor cabang perusahaan itu di New York.Celia tersenyum melambaikan tangan lalu menghampiri meja Joel Falcon. Dia menelan ludah melihat buket bunga mawar pink yang berada di tangan pria itu. "Ehh ... hello, Joel. Untuk apa bunga-bunga cantik ini?" tanya Celia tergelitik karena mungkin itu adalah buket bunga mawar terbesar yang pernah dia lihat seumur hidupnya."Ini kupesan spesial untukmu, Pretty!" jawab Joel seraya menyerahkan buket itu ke tangan Celia.Gadis cantik itu otomatis oleng di atas high heelsnya saat menerima buket mawar raksasa tersebut. "Sepertinya ini agak berlebihan, Joel. Bagaimana kalau dibagi-bagikan saja? Memang belum hari Valentine sih, tapi aku bingung mau diapakan bunga mawar cantik sebanyak ini!"Memang ada sekitar 1000 tangkai bunga mawar pink dalam buket itu. Celia sontak menjadi pusat perhatian para pengunjung restoran. Terlebih lagi Joel Falcon bukan sekadar p
"Hentikan. Aku tidak berminat untuk menjadi kekasih apa lagi istrimu, Joel. Jangan membuatku kesal!" ujar Celia yang kehilangan napsu makannya. Memang Yumurtali Pide buatan restoran Tasty Guaranted lezat, tak ada masalah dengan hidangannya. Namun, perbincangannya bersama Joel Falcon lama-lama membuatnya muak."Awas kalau terlalu benci kepadaku malah berbalik jadi cinta mati, Celia!" celetuk Joel seraya terkekeh. Celia melirik jam tangannya lalu bangkit berdiri dari kursi restoran. Dia berkata, "Aku yang traktir sarapan. Maaf, sudah waktunya aku melapor ke supervisor sebentar lagi. Duluan ya, Joel!" Tanpa menunggu jawaban pria matang yang berusia nyaris dua puluh tahun di atasnya, Celia melangkah menuju ke meja kasir restoran lalu membayar tunai dari dompet.Dia melambai sekilas ke Joel Falcon yang masih duduk memandanginya dengan ekspresi tak tertebak. Celia bergegas keluar dari pintu restoran lalu menuju ke lift untuk naik ke lantai lima. Gedung perkantoran terpadu itu dihuni setida
"Terima kasih untuk masakan Anda bersama kru dapur yang luar biasa, Chef Morgan. Untuk pembayaran jasa boga Tasty Guaranted, sudah ditransfer ke rekening perusahaan!" ujar William Norton yang menjadi ketua panitia penyambutan delegasi Eropa dalam pertemuan kenegaraan selama tiga hari di Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat.Morgan menjabat tangan pria tersebut dengan hangat, dia lega karena segala tugasnya sudah selesai dengan sempurna. Dia pun berpamitan singkat kepada William Norton sebelum membubarkan kru dapurnya. Chef-chef dan asisten dapur yang bergabung membantunya setiap mendapat pekerjaan penting berasal dari banyak cabang Tasty Guaranted di seluruh penjuru Amerika Serikat. Bisnis yang dikatakan kecil oleh Joel Falcon itu diam-diam menggurita di semua negara bagian Negeri Paman Sam. Karena Morgan tumbuh di Kansas maka dia menjadikan negara bagian itu sebagai pusat kepemimpinannya."Apa Anda akan langsung terbang ke Kansas, Chef?" tanya Chef Eugene Botswa kepada Morgan ketik
"P—Papa?!" Celia terbeliak ketika melihat sosok Tuan Arnold Richero berdiri di depan pintu unit apartemennya bersama Joel Falcon dan Carlos Peron. "Kamu kumpul kebo dengan pria sembarangan yang kau temui di New York 'kah, Celia?!" tuduh papanya yang sontak membuat wanita muda itu kehilangan kata-kata. Kini dia paham siasat Morgan dengan berpakaian resmi di kamar mandinya."Tidak, Pa. Apa maksud Papa mengunjungiku secara mendadak begini?" balas Celia yang gelisah. Dia melirik ke arah Joel Falcon di sisi papanya.Joel hanya menyeringai lebar seolah-olah dia puas melihat ketidak berdayaan Celia di hadapan sang papa. Kemudian dia menoleh ke arah kamar mandi di unit apartemen tersebut lalu perlahan-lahan berjalan untuk memeriksanya.Sepasang mata ungu itu menatap penuh ketakutan dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Tak ada jendela di kamar mandi dan Morgan tidak mungkin bisa melarikan diri dari situasi rumit yang menimpa mereka pagi ini."Ceklek!" Pintu kamar mandi justru terbuka dar
"Sir, barang-barang Celia biar saya bereskan!" ujar Carlos Peron yang masih menemani majikannya di apartemen sewaan tersebut."Ya, bereskan barang-barang Celia. Akan kubawakan untuknya nanti!" jawab Tuan Arnold Richero."Silakan duduk saja dulu, Sir. Mungkin ini butuh waktu sejenak untuk mengemasi barang nona muda ke koper!" balas Carlos lalu mulai memunguti benda-benda milik Celia ke dalam koper.Morgan teringat bahwa Celia meninggalkan handphone miliknya juga. Maka dia pun berkata kepada Carlos, "Biar saya bantu kamu supaya tak ada barang yang tercecer di sini. Kalau memang sudah tidak ditempati, lebih baik kuncinya dikembalikan ke pengelola gedung saja agar biaya sewanya tidak berjalan terus."Maka Carlos pun mengangguk serta membiarkan Morgan membantunya. Dia telah mendengar perbincangan sengit dari semua pihak tadi saat bertengkar. Carlos menilai Morgan memang tulus mencintai Celia. Mereka berdu
"Celia, setelah proses pemulihanmu selesai, kau ikutlah pulang ke mansion milik Joel di Brooklyn!" ujar Tuan Arnold yang duduk di samping bed pasien ruang perawatan VIP.Helaan napas itu menyiratkan rasa lelah, Celia enggan menanggapi permintaan papanya. Tinggal seatap dengan Joel Falcon sama halnya memasukkannya bulat-bulat ke kandang singa lapar."Ayolah ... dia pria yang baik dan sopan. Papa berani jamin, Joel tak akan menyentuhmu sebelum malam pengantin nanti!" bujuk Tuan Arnold lagi agar Celia menuruti keinginannya.Namun, tetap saja bagi Celia menyeramkan. "Pa, bisakah aku tinggal di hotel saja? Kalau Joel takut aku kabur sebelum acara, suruh saja dia menempatkan para bodyguard di depan pintu kamar hotel!""Tapi, di mansion Joel ada banyak pelayan yang siap melayanimu 24 jam, Celia Sayang!" debat Tuan Arnold."Aku bukan orang lumpuh yang butuh dilayani 24 jam, P
"Kau kenapa, Morgan?!" seru Elizabeth berpura-pura panik. Dia lalu berteriak meminta tolong ke pegawai bar and lounge hotel agar membantunya memapah Morgan ke lift untuk kembali ke kamarnya.Rencana Elizabeth nampaknya berjalan mulus. Mata chef tampan itu nyaris terpejam tak fokus lagi melihat sekelilingnya, badan kekarnya limbung ditopang oleh dua waiter di dalam lift."Ada apa dengan tuan ini, Nona? Apakah Anda istri atau kekasihnya?" tanya salah satu waiter bernama Ronny."Dia terlalu lelah beraktivitas dan tadi minum-minum sedikit. Aku istrinya!" jawab Elizabeth berakting begitu meyakinkan.Akhirnya, kedua waiter itu membawa Morgan ke kamar Elizabeth dan membaringkannya di atas tempat tidur. Dengan segera Elizabeth memberikan tip untuk mereka lalu berterima kasih. Dia langsung mengunci pintu kamar lalu berjingkat-jingkat menghampiri mantan kekasihnya itu. "Morgan Darling, apa kau mendengarku?" ucap Elizabeth sembari membelai wajah pria itu. Peluh Morgan bercucuran di dahinya, di
Morgan semakin merindukan Celia setelah telepon mereka berakhir. Dia menghela napas lalu mengisi daya ponsel di nakas samping tempat tidur. Masih lusa barulah dia bisa kembali ke Kansas. Pekerjaan memasak di Gedung Putih tidak bisa diwakilkan bila tidak dalam keadaan sangat terpaksa karena menyangkut reputasi bisnis jasa boga Tasty Guaranted yang dia besarkan dari nol.Malam bergulir lambat menuju pagi, alarm di handphone Morgan meraung-raung berusaha membangunkan chef tampan yang masih membenamkan wajahnya di bantal. "Huhh ... cepat sekali pagi tiba!" gumam Morgan seraya meraih benda pipih yang terus berisik memekakkan telinganya.Dia menatap angka jam di layar ponsel lalu menyeret tubuhnya ke bawah shower. Air dingin menjadi opsi terbaik agar sel-sel sarafnya dapat tersegarkan setelah terlelap semalaman.Pikiran Morgan terbagi antara pekerjaan dapur yang akan dikerjakannya di The White House dan istrinya. Dia sangat ri
"Creamy Mushroom Black Pepper Salmon with Spinach apa sudah siap?" seru Morgan di tengah dapur Gedung Putih yang hectic dengan suara alat masak berbunyi bergantian bak orchestra.Chef Eugene Botswa yang terbiasa menjadi asisten executive chef menyahut, "Ready, Chef!""Minta pelayan mengeluarkan kereta hidangan salmon setelah ini kita fokus ke dessert sebagai penutup makan malam tamu Mister President!" ujar Morgan sembari memeriksa progres Tres Leches Cake atau yang dikenal dengan nama Dulce De Tres Leches, dessert lezat berupa kue bolu ringan yang direndam dalam tiga campuran susu manis dengan topping whipcream dan stroberi segar. Kue dingin ini terkenal di Mexico dan Amerika.Aroma manis susu menguar di dalam dapur dan menerbitkan air liur bagi siapa pun yang menciumnya. Kepiawaian Morgan sebagai executive chef tak diragukan oleh kru dapurnya. Pilihan menu darinya tak pernah monoton dan selalu extraordinary
Hurricane Restoran. Papan nama berhias lampu neon terang mengelilingi tulisan berwarna merah keemasan yang menyiratkan kemewahan itu menyambut mobil-mobil para pengunjung yang berhenti menurunkan penumpang. John memarkir sendiri mobilnya dan menolak jasa vallet parking usai menurunkan Emilia Pilscher di depan pintu masuk restoran. Alasannya agak jika terjadi sesuatu tak terduga, dia dapat langsung kabur dengan mobil miliknya karena tahu di mana lokasi terparkir.Sesaat menunggu John bergabung dengannya di depan pintu restoran menyisakan ketegangan di wajah Emilia. Dari kaca pintu restoran dia melihat keluarga Richero ditemani seorang pria muda perlente duduk mengelilingi meja makan bundar. Mereka tertawa riang sembari berbincang seru.'Ahh sialan! Bagaimana bisa restoran yang dimiliki kolega John juga dipilih sebagai tempat keluarga laknat itu makan malam?!' gerutu Emilia sambil mengamati rombongan kecil itu dari depan pintu restoran.John menghampiri wanita itu dan menepuk bahunya.
"Wow, Emmy kau sangat beruntung dipuja oleh sang penguasa penjara!" sanjung Anne yang melihat koleksi perawatan tubuh dan juga kosmetik yang dimiliki teman satu sel tahanannya itu.Lilly pun menimpali, "Rambutmu yang dipangkas cepak oleh Katlin Rookie juga sudah tumbuh makin panjang berkat shampo dan krim yang diberikan oleh John Barlow!"Senyuman sombong terukir di bibir Emilia Pilscher, dia memang bak seorang ratu kecil di penjara wanita Kansas City saat ini melengserkan posisi Katlin Rookie. Wanita malang sok hebat itu mengalami depresi berat akibat pembalasan dari John tempo hari karena memimpin pengeroyokan serta penganiayaan atas dirinya.Katlin kini dijauhi oleh seisi penjara wanita, terkadang senior juga membully dia seenak perut mereka. Tak ada lagi bekingan dari John Barlow yang membuat narapidana berkepala plontos itu mengangkat dagunya arogan di hadapan penghuni penjara lainnya."Aku mema
"Peter, pulanglah duluan ke rumah. Petang ini aku akan diantarkan oleh Dokter Jeffrey Norton!" titah Esmeralda kepada sopir yang menjemputnya di depan pintu keluar Richero Center Building.Dokter tampan itu memang belum tiba di tempat kerja Esmeralda, lalu lintas sore pada jam pulang kantor selalu macet. Maka Esmeralda duduk menunggu di coffee shop yang ada di lantai lobi. Dia memesan segelas Iced Caramel Machiato untuknya dan Caffe Americano untuk Dokter Jeff sembari memeriksa ponselnya.Nampaknya Celia sudah pulang dari perjalanan bulan madu panjangnya bersama Morgan sore ini, Esmeralda mendapat pesan dari papanya. Sejenak memang Esme pernah merasa tertarik dengan Morgan Bradburry. Chef itu sangat tampan dan berkharisma, wanita mana yang tidak jatuh hati. Akan tetapi, hubungannya dengan Celia semakin membaik pasca Emilia Pilscher dijatuhi vonis pidana. Esmeralda memupus rasa suka yang berlebihan di hatinya.Saat dia se
Pesawat yang membawa rombongan kecil itu kembali ke Kansas seusai liburan bulan madu Celia bersama Morgan. Penerbangan dari Asia Tenggara itu menuju Amerika Serikat menghabiskan waktu seharian."Hubby, apa kau tidak kelelahan? Sesampainya di Kansas, kamu harus segera berangkat ke Washington!" ujar Celia cemas. Dia sendiri merasakan badannya begitu letih dan mulai jetlag."Memang pasti melelahkan, tetapi aku harus menjalani pekerjaan itu, Sayang. Yang terpenting, selama kutinggalkan ke luar kota, kamu jaga diri baik-baik ya!" pesan Morgan. Dia tetap akan menempatkan pengawal menjaga Celia, tetapi istrinya juga harus berhati-hati."Iya. Aku janji akan jaga diri baik-baik selama kamu pergi bekerja. Dan tolong beri kabar sesering yang kau bisa selama berada di Washington. Aku pencemburu bila menyangkut pria yang kucintai, ada Elizabeth di sana bersamamu. Sebenarnya aku kurang suka!" Celia mengungkapkan keberatannya, te
"Okay, jadi apa malam ini aku boleh tidur sambil memeluk tubuhmu, Celia?" tanya Morgan seusai mereka menghabiskan menu makan malam berdua.Celia bangkit dari kursinya tanpa menjawab pertanyaan suaminya. Dia memang sengaja menguji kesabaran Morgan. Tak biasanya Celia bersikap tidak sopan dan acuh begitu kepada orang yang disayanginya. Namun, dia masih belum bisa meredakan api amarah di hatinya.Tiba-tiba kakinya terangkat dari permukaan lantai kamar hotel dan tubuhnya mendarat di dekapan Morgan. "Kau ini membuatku terkena serangan jantung! Apa maumu sih?" omel Celia memukuli dada suaminya."Aku ingin menerkam istriku yang menggemaskan ini!" jawab Morgan sembari terkekeh. Dia langsung membawa Celia menuju ke ranjang dan mengecupi ceruk lehernya yang harum. "Arhh ... hentikan, Morgan!" protes Celia. Namun, bibirnya segera menjadi bulan-bulanan pria yang teramat bergairah mencumbunya. 'Ckk ... dia ini! Aku masih kesal karena kebohongannya ... aakh tapi tubuhku mengkhianatiku!' batin Celi
"TING TONG." Suara bel kamar yang ditekan dari luar berbunyi nyaring memupus keheningan di dalam kamar presidential suite yang dihuni oleh pasangan yang tengah berbulan madu itu.Langkah kaki Morgan terasa berat, itu room service yang mengantarkan menu makan malam pesanannya tadi. Dia juga memesan untuk Celia, tetapi istrinya terdiam di ranjang pura-pura tidur mengabaikannya."Permisi, Sir. Saya mengantarkan menu pesanan Anda!" ucap pemuda berkebangsaan Vietnam bermata monolid bermanik hitam itu seraya mendorong kereta susun tiga."Hidangkan di meja dengan rapi!" sahut Morgan. Dia berdiri di tepi pintu mengawasi pegawai room service hotel itu.Setelah pemuda itu pergi, Morgan menutup pintu lalu menghampiri tempat tidur di sisi istrinya berbaring. "Kamu pasti lapar, bukan? Jangan menyiksa diri kalaupun kamu marah kepadaku, Celia!""Kenapa tidak kau biarkan saja aku mati, Morgan? A