Share

Kelemahan Gadisnya

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah taksi sampai lokasi, Rani langsung turun. Sebelum masuk gedung ia membaca lebih dulu peraturan agar bisa masuk ke dalam dengan leluasa. Begitu merasa semua aman, dan memenuhi syarat, Rani pun melangkah masuk.

Ia bersyukur akhirnya sampai Duta Mall dengan selamat, ia kemudian melangkahkan kaki menuju lobi. Di mana Ardian dan Aji menunggu. Rani celingukan ke sana ke mari, tapi belum juga menemukan sosok dua pria yang setia menolongnya itu.

"Apa mereka belum datang?" tanya Rani heran. Namun, ia tak menyerah dan terus mencari mereka.

Langkahnya terus bergerak semakin ke dalam, tapi belum lagi matanya menangkap sosok yang dicari keamanan menghampirinya.

"Permisi." Salah seorang dari dua orang pria berseragam menyapanya.

Rani menoleh. Ia terkejut sebentar. Karena takut jika yang menghampiri adalah utusan Heru. Namun, saat melihat bahwa itu petugas, Rani punerasa lega. Sesuai pesan Aji bahwa dia tak boleh jauh-jauh dari pihak keamanan.

"Ya?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Noda di Seragam Putriku    Gila Karena Wanita

    "Di mana dia?" gumam Aji sambil celingukan, mencari sosok Rani dalam kerumunan di lobi Mall. Bahkan lobi mulai sepi karena akan tutup sebentar lagi."Bukannya ucapanku sudah sangat tegas, kalau dia harus menunggu di sini." Ardian memandangi nomor kontak atas nama Rani. Ingin sekali ia menghubungi nomor tersebut. Tapi pasti akan meninggalkan jejak di sana dan akan dicurigai Heru atau orang suruhannya. Yang kemudian posisi mereka akan terlacak."Mana bisa menghubunginya kalau ponselnya saja ditinggal di kompleks." Ardian mengomel. Kesal. Seolah buntu. Bagaimana jika mereka tak bertemu Rani, dan wanita itu malah tertangkap oleh Heru dalam pelariannya."Coba saja kita punya uang, pasti kita bisa melawan Heru dengan bantuan mafia juga. Ck. Keren sekali hidup dia," keluh Ardian meratapi kemiskinan hidupnya. Hingga merasa sulit untuk bergerak, mau pun bersaing dengan orang lain yang punya banyak uang."Bahkan setelah membunuh orang dan menguntit kita pun bisa le

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Noda di Seragam Putriku    Enggan Berpisah

    "Kalau begitu kita bisa melacak keberadaan Rani dan dua idiot itu sekaligus, dari nomor ponsel mereka juga." Heru menyahut.Pengacara itu memiliki ide yang mengejutkan. Sesuatu yang tak terpikirkan oleh Heru, hingga ia membuang waktu terlalu lama."Huum. Anda benar. Lakukan tanpa ancaman dan memberi peringatan pada mereka agar tak sempat kabur. Ingat waktu kita hanya 24 jam," sambung sang pengacara mengingatkan sekaligus memberi semangat pada pria itu."Benar juga." Heru kembali membenarkan. Ia segera menghubungi anak buahnya untuk melacak nomor Ardian dan Aji dalam waktu bersamaan."Halo, aku akan mengirim nomor mereka. Jangan lupa beritahu posisi mereka padaku! Oya, kemungkinan besar istriku ada bersama mereka juga!" perintah Heru. Dia ingat kali terakhir melihat Rani bersama Ardian di parkiran hotel. Juga tetangganya yang suka bergosip, mengatakan Rani pergi dengan pria yang dia yakini adalah Aji.Di ujung telepon, mereka seperti mendapat secerc

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Noda di Seragam Putriku    Aris yang Menggila Karena Laila

    Baru saja tangan lengan gadis itu lepas, Aris menariknya kembali. Menatapnya lebih dalam. Lalu kembali, mengirimkan kehangatan lebih lama dari sebelumnya. Laila benar-benar telah membuatnya gila sekarang.Ia tak rela gadisnya itu menemui pria lain, bahkan jika nanti mata pria bejat itu hanya memandangnya.Tak ada yang bisa Laila lakukan selain pasrah. Meski ia merasa sesak dan kesulitan bernapas. Mana bisa menolak keromantisan yang datang dari pria yang dicintainya?"Ehm, maaf," ucapnya tersengal. Aris yang sebenarnya belum merasa puas, terpaksa melepaskan Laila. Takut gadis itu muak atas perilakunya.Laila yang dadanya juga naik turun karena menahan napas sebelumnya, mengangguk. Ia menunduk malu sebentar. Namun, melihat wajah Aris yang tampaknya gelisah, dan merasa bersalah atas perlakuannya tadi, Laila memberanikan diri mendekatkan kepala dan membalas ciuman suaminya.Mata Aris melebar. Ia lalu tersenyum kala gadis itu telah selesai menarik kepal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Noda di Seragam Putriku    Aris yang Blak-Blakan

    "Apa yang terjadi, Mas?" tanya Rani yang panik.Mendengar obrolan Rani dan Ardian, Aji segera menghentikan mobilnya."Apa terjadi sesuatu?" Wanita di samping Aji mengulang pertanyaan. Sejak tadi hatinya terus dipenuhi was-was."Ya," sahut Aji tanpa menoleh pada Rani. Ia memperhatikan orang-orang di depan sana. Mereka malambai ke semua mobil yang lewat.Mata Aji melebar kala menangkap beberapa wajah di depan sana. "Bukankah mereka yang mengajarku dan Ardian tadi?""Ya, Mas?""Gawat kita harus pergi!" Aji segera menyalakan mobil dan berputar arah. Masuk ke gang untuk mengambil jalan lain."Ada apa, Mas?" Rani sangat ingin jawaban."Ran, buang ponselku ke luar!" seru Aji pada Rani."Hah? Buang?""Mereka melacak ponselku. Sebelumnya panggil Ardian dan beritahu hal yang sama. Oya, jangan lupa menghapus semua chat dan daftar panggilan di sana." Aji mengingatkan.Ia tak berani membuka kaca jendela dan meneriaki Ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Noda di Seragam Putriku    Tak Bisa Mengendalikan Diri

    Mata Heru sontak membuka, kala mendengar suara seseorang berteriak. Mengerjap, mencari kesadaran dengan berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum ia tidur.Setelah Sadar sedang ada di mana dan ingat apa yang dilakukan sebelum ini, pria itu mencari sosok yang harusnya ada di sampingnya."Ke mana pengacara itu?" gumamnya sembari melepas sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya.Sebelum ke luar, Heru menyempatkan diri melihat pada arloji yang melingkar di tangan kiri."Sial, aku ketiduran lebih dari 30 menit," umpatnya kesal.Ia kemudian merogoh ponsel di hapenya. Melihat percapakan dengan Laila. Ada satu balasan dari gadis itu.[Aku sudah sampai.]Pria itu pun segera keluar mobil. Mencari Laila, dan pengacara sekali gus."Apa Laila sudah pulang? Lalu di mana pria itu?" tanya Heru celingukan mencari sosok kedua orang tersebut."Suara apa tadi? Siapa yang berteriak malam-malam begini? Apa aku cuma mimpi?" Pria itu kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Noda di Seragam Putriku    Hati dan Ucapan yang Berbeda

    "Apa salahku?" Laila membulatkan mata."Kamu yang sudah membangunkan macan tidur. Jangan salahkan aku jika sesuatu terjadi di dalam sana." Aris mengucap santai dan pelan. Melirik sebentar ke arah Laila untuk melihat ekspresinya.Aris geleng-geleng. Senang. Laila tampak speechless mendengar ucapannya.Setelah sampai dan memarkirkan mobil kesayangan, Aris mulai menyiapkan barang-barang yang sudah disiapkan di ransel.Pemuda itu segera membuka pintu dan keluar. Namun, merasa ada yang salah hingga ia perlu diam sebentar, mengamati seseorang harusnya sudah mengikutinya.Saat berbalik, ia masih melihat Laila duduk manis di dalam mobil. Aris mendesah. Ada apa dengan gadis cantik itu?Tak membuang waktu ia pun mendekat dan mengetuk pintu mobil. Laila pun tersentak, dan menoleh ke arahnya."Tidak turun?" tanya Aris menautkan dua alisnya. Tampaknya Laila benar-benar takut kalau dia akan menerkamnya di dalam sana.Tak ada jawaban. Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Noda di Seragam Putriku    Aku Siap, Kak!

    "Argh! Sial! Ada apa denganmu dan gadis itu?!" teriak ayah tiri Laila.Heru merasa butuh penjelasan dari pengacara, tapi penjelasannya terkesan berbelit."Kamu ini padahal pengacara, tapi kenapa ucapanmu sulit kupahami?" keluh Heru. "Mana tampilanmu lebih parah dari pada pengemis!""Ehm. Ya ... ini karena aku kesakitan!" kilahnya. Pengacara itu terus mencuci wajahnya di bawah air kran yang mengalir dengan posisi berjongkok. Untung saja di sekitar gedung itu ada kran-kran yang bisa menyala dan mengalirkan air."Apa mulutmu juga sakit?" tanya Heru sembari mencoba menghubungi nomor Laila yang tadi sempat tak bisa dihubungi. Heru merasa muak pada pengacara itu, yang kentara berusaha menutupi kejadian sebenarnya.Panggilan pada Laila tersambung. Namun, tidak juga diangkat."Sial, kenapa tak diangkat? Dia menantang ku rupanya." Heru bertanya kesal.Ia lalu beralih pada sang pengacara. "Sebenarnya apa yang kamu lakukan padanya. Ini gara-gara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Noda di Seragam Putriku    Pelangi Untuk Laila

    Barangkali ini yang dinamakan setelah hujan badai, ada kalanya pelangi hadir dalam kehidupan seseorang. Dan ia yakin pelangi dalam hidup Laila adalah Aris.❤❤❤Sekarang ini, satu-satunya cara memancing Rani, Aji dan Ardian sekaligus adalah dengan menahan Laila di sisinya.Belum lagi pria itu menyimpan ponselnya, tiba-tiba ponsel itu bergetar. Saat melihatnya, mata Heru. Buru-buru ia mengangkat panggilan paling ditunggu-tunggunya."Laila." Heru menaikkan satu sudut bibir. Merasa puas karena pada akhirnya gadis itu menghubunginya."Sudah kuduga, ia tak bisa mengabaikan ancamanku. Tinggal menyebut nama Bundanya, dia akan terbirit-birit mencariku." Pria itu menoleh pada pengacara, menyombongkan kehebatannya bisa memaksa Laila mengikuti semua kemauannya.Pengacara gelagapan karena itu. Karena sebelumnya sudah membocorkan rencana Heru pada gadis belia tersebut."Kenapa sikapmu jadi aneh begitu. Ck." Heru mendecak sembari mengklik icon berwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 20: Terakhir

    Acara lamaran Lintang berlangsung sangat khidmat. Senyum tak lepas dari bibir gadis itu. Akhirnya pemuda yang selama hampir tiga tahun dekat dengannya ini, membuktikan keseriusannya.Begitu juga dengan Aris, kedua sahabat ini pernah berkelakar bahwa mereka akan jadi sodara ipar. Fanno berkali-kali pernah menawarkan diri untuk jadi adik ipar sahabatnya ini.Ternyata benar, ucapan itu adalah doa, maka ucapkanlah yang baik-baik agar menjadi doa yang baik-baik pula.Selesai acara lamaran, semua yang hadir menyantap hidangan yang telah disediakan oleh Ajeng.Fanno mendekati sahabat sekaligus calon Abangnya itu."Gimana kerjaan lu?""Sopan dikit kek, sekarang gue udah jadi calon Abang lu. Masa masih manggil seperti itu?" Aris protes."Oke, Bang, gue ralat. Gimana sekarang kerjaan lu, Bang?""Tetap aja, ya, tapi gapapa lah gue maklum.""Lagian, begitu aja jadi masalah. Pertanyaan gue kagak dijawab juga.""Lu kepo aja uru

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 19: Menuju Akhir

    Ekstra Part 19Menuju AkhirAris berusaha untuk menikmati pekerjaannya sebagai tukang cuci mobil. Meski bayaran yang dia terima tidak sebanyak ketika bekerja di kantor Papanya David. Tetap saja ia syukuri.Dua hari sudah waktu yang David janjikan untuk membawa Zara kepada keluarga Aris. Tapi belum ada tanda-tanda pria itu akan menepati janjinya."Gue cuma mau ngingetin, ini sudah hampir 2 x 24 jam, Dav," kata Aris lewat sambungan telepon."Gue usahain nanti malam, Ris.""Bener, ya?""Bener. Entar gue kirim alamatnya.""Lu datang ke rumah gue saja.""Enggak bisa, Ris. Lu tahu Zara seperti apa? Ini juga gue enggak yakin.""Lah, gue pikir udah deal.""Tadi 'kan gue bilang mau usahain.""Oke, gue tunggu kabar selanjutnya."Aris memutus sambungan telepon. Ia berharap David bisa membuktikan ucapannya.***Selepas magrib David mengirimkan alamat pad

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 18: Klarifikasi

    Malam itu juga Aris pergi ke rumah David. Tidak sulit baginya untuk menemukan alamat orang kaya dan terkenal seperti keluarga David.Sebelumnya Aris mengirim pesan terlebih dahulu pada pria berambut klimis itu kalau dia sedang dalam perjalanan ke rumahnya.[Gue lagi di luar, Ris. Besok aja, ya, kita ketemu di kantor.]David beralasan.[Tanggung gue udah di jalan. Enggak apa-apa kalau lu enggak ada, gue ketemu Bokap lu aja.]Tulis Aris sambil tersenyum.[Oke, gue balik. Lu tunggu gue, jangan ngadu macem-macem sama bokap gue!]Aris tersenyum membaca balasan dari David. Pria itu ternyata sangat sayang dengan jabatannya, sehingga dia sangat takut kehilangan.Ternyata Aris sampai terlebih dahulu dari tuan rumah. Dia menunggu di dekat pos satpam. Kata Pak satpam barusan, David belum sampai ke rumah.Berselang lima belas menit, mobil David memasukkan pintu gerbang. Ia langsung mengajak Aris masuk melalui pintu samping dan duduk

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 17: Fitnah

    "Mama tidak menyangka kamu tega mencoreng muka Mama dan Papa. Memberikan kesan buruk pada keluarga kita, Ris. Maksudnya apa ini?" Ajeng mengetuk-ngetuk layar ponselnya."Itu fitnah, Ma. Aris dijebak, Mama tahu 'kan wanita itu yang mengacau di acara wisudaku beberapa bulan ke belakang.""Iya, Mama tahu. Tapi ini tidak bisa dikatakan fitnah. Sedangkan jelas orang di dalam poto ini adalah kamu. Mama tidak bisa membayangkan kalau Papa sampai tahu." Ajeng merasa terpukul.Lagipula, Aris tak habis pikir, dari mana wanita itu mendapat nomor Ajeng."Aku bisa jelaskan, Ma.""Apa lagi yang mau dijelaskan? Semuanya sudah jelas, kamu tidak bisa beralasan." Ajeng berpaling."Adegan dalam poto ini rekayasa, Ma.""Tidak mungkin, kamu tidak bisa membodohi Mama. Kalau kamu tidak mau harusnya berontak dan menolak. Dari segi mana itu dibilang rekayasa. Atau kamu mau bilang itu adegan poto untuk kepentingan komersial? Kalaupun ia, Mama tidak setuju!"

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 16

    Selama perjalanan menuju rumah sakit, Laila maupun Aris tidak banyak bicara. Keduanya bingung harus bersikap, secara dari semalam Laila masih belum bersikap manis pada suaminya.Aris ingin segera menunjukkan video itu pada Laila. Tapi sepertinya waktunya tidak tepat jika sekarang.Laila pun tak tahu harus bagaimana memulai untuk minta maaf pada Aris. Ia merasa canggung karena dari semalam dia tidak bersikap baik pada suaminya.Keduanya hanya bersikap biasa ketika berbicara dengan Ariel. Selebihnya seperti dua orang asing yang baru saja bertemu.Kaku.Di rumah sakit, untung saja Laila segera datang, karena ternyata Rani sendirian. Beberapa menit yang lalu, Aji pamit pulang dulu untuk mengambil sesuatu di rumah. Itu kata Rani, wanita itu tidak mau berterus terang bahwa Aji sedang mencari pinjaman uang untuk melunasi biaya rumah sakit.Tabungan mereka belum cukup untuk melunasi semua biaya. Aji sedang menemui beberapa teman kerjanya siapa tahu

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 15

    "Ini surat pengunduran diri saya." Aris meletakkan surat itu dihadapan Pak Jani, pria yang dulu menerimanya bekerja."Saya perlu tahu, kenapa kamu ingin berhenti bekerja di sini. Padahal kamu termasuk karyawan terbaik meski baru dua bulan bergabung bersama kami. Apa kamu ada masalah dengan salah satu karyawan di sini?" Pak Jani bersandar pada kursinya sambil memperhatikan Aris."Saya tidak ada masalah, Pak. Selama bekerja di sini saya sangat senang. Tapi saat ini, saya ingin mencoba mengembangkan usaha sendiri meski kecil-kecilan." Aris beralasan."Saya sangat menyayangkan saja, Ris. Harus kehilangan karyawan baik seperti kamu. Next kalau kamu ingin bergabung kembali dengan kami, jangan sungkan, ya. Pintu selalu terbuka buat kamu.""Baik, Pak. Terima kasih telah memberikan kesempatan buat saya bekerja di sini. Saya permisi." Aris bangkit dan mengulurkan tangannya."Terima kasih juga sudah pernah bergabung bersama kami," jawab Pak Jani sambil meneri

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 14: Kepercayaan

    Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, Aris seperti kesetanan mengemudikan mobilnya. Ia terus merutuki kebodohannya, kenapa harus menuruti David. Bukankah ia sudah punya janji dengan Laila dan Ariel.Kenapa pula ia harus terus menerus merasa tidak enak pada David, bukankah ia juga punya hak untuk menolak."Sial. Seharusnya aku sudah berhenti kerja setelah tahu David itu sepupuan dengan Zara. Sebab aku tahu Zara itu licik dan nekad." Aris memukul setir.Berkali-kali ia menekan klakson karena ada yang menghalangi jalannya. Hingga satu ketika mobilnya oleng dan hampir saja menabrak pembatas jalan."Astaghfirullah," ucapan sambil memelankan mobilnya.Ia usap wajahnya berkali-kali, lalu membuang nafas perlahan. Ini salah, melampiaskan kekesalan dengan cara ugal-ugalan saat menyetir, memang tidak dibenarkan. Bisa membahayakan dirinya juga pengendara lain. Bukannya mengurangi masalah malah akan manambah masalah jadinya."Papa?!" Matanya membola keti

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 13: Hati Wanita

    Ekstra Part 13Hati WanitaLaila mondar mandir sambil terus mengotak-atik ponselnya. Dari tadi ia menghubungi Aris tapi tidak diangkat. Akhir pekan ini, pria halalnya itu berjanji akan pulang cepat demi mengajak Ariel jalan-jalan."Habis ashar kamu dan Ariel langsung siap-siap, ya. Supaya aku tidak nunggu lama dan kita punya banyak waktu untuk mengajak Ariel jalan-jalan." Itu pesan Aris beberapa jam yang lalu lewat telepon.Tapi sampai saat ini suaminya itu belum juga datang. Laila mencoba menghubunginya, tapi tak satupun panggilan darinya diangkat."Mungkin Kak Aris terjebak macet, maklum ini sudah masuk akhir pekan jadi banyak yang ke luar untuk liburan," guman Laila menghibur diri.Matanya tak lepas dari layar ponsel yang masih menyala."Tapi ... kalau memang iya terjebak macet, kenapa sampai tidak bisa menjawab telepon?"Laila bangkit dari duduknya lalu melihat ke luar rumah melalui kac

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 12: Hukuman Untuk Orang Jahat

    "Lepaskan aku! Kalian tidak punya hak menangkapku!"Helen terus meronta ketika dua orang sipir memegangi tangannya. Kedua pria itu membawa Helen ke luar sel tersebut."Lepaskan!!" Helen mencoba mengayunkan tangannya agar terlepas, tapi sia-sia karena tenaga dua orang pria itu tentu saja lebih kuat.Tiba-tiba wanita itu berhenti. Ia berusaha mundur ketika dua orang berseragam itu menariknya."Aku bilang lepaskan! Kalian akan membawa aku kemana?""Tindakanmu barusan itu membahayakan penghuni lain. Kamu harus dipisahkan," ujar salah satunya."Tidak mau! Aku tidak mau sendirian! Aku mau bersama dengan yang lain. Lepas, aku bilang lepas!!"Lama-lama tenaga Helen terkuras sia-sia karena terus meronta. Wanita yang dulu selalu berpenampilan bak artis ibu kota itu akhirnya harus pasrah ketika dirinya dimasukkan ke sel terpisah tanpa teman."Heeyy! Lepaskan aku!! Kalian tidak tahu pacarku kaya, banyak duitnya. Sebentar lagi dia akan data

DMCA.com Protection Status