Home / Rumah Tangga / Noda Cinta Istri Kedua / Serahkan Juga Tubuh Indahmu

Share

Serahkan Juga Tubuh Indahmu

Author: Meylda
last update Last Updated: 2023-05-13 17:33:00

    “Kau sungguh brengsek! Kenapa kau terus membuatku menderita Mas! Kau bukan manusia, kau binatang buas!” umpat  Aliya dengan sarkas. Ia terpaksa berlutut supaya pria berjas hitam itu tidak menyambuknya lagi.

     Sosok jangkung berjas hitam itu menatap Aliya nyalang dengan ekspresi mengerikan dan mengayunkan cambuk di tanganya yang siap kapan saja menyambuk istrinya lagi.

     Arya mencondongkan tubuhnya lalu wajahnya mendekat pada wajah Aliya. “Kau sebut aku binatang buas?” lirihnya sembari menarik dagu Aliya ke atas menggunakan jemarinya, membuat mata wanita itu langsung beradu dengan sorot matanya yang tajam. Bahkan Aliya dapat merasakan napas panas pria itu menerpa wajahnya. “Kau salah, kau bisa menyebutku monster!”

     Arya tertawa puas, matanya yang tajam masih melotot, alisnya menukik tajam menunjukkan bahwa di balik tawanya ia menyimpan amarah yang besar. Cengkeramannya di dagu Aliya semakin kuat membuat Aliya menjerit kesakitan sambil memejamkan mata.

     “Baiklah, monster ini akan menujukkan kekejamanya!”

      SPLASH!!

      “AKHHHH!!!”

      “Lebih keras! Ayo berteriak dan menangislah lebih keras lagi Aliya!”

       Hanya jerit kesakitan yang kini terdengar memenuhi ruang gudang, Aliya hanya bisa pasrah menerima semua kekejaman dari suaminya, kulit putihnya yang terekspos karena tidak terbalut pakaian memperlihatkan memar dan lebam di mana-mana, sebagian tubuhnya juga mengeluarkan darah segar akibat cambukan panas yang tak hanya membakar kulitnya tapi juga membakar hatinya, tangannya mengepal dengan kencang, ia berteriak setiap kali cambuk mengenai tubuhnya, meneriakkan nama Arya dengan penuh kebencian, hingga akhirnya tubuhnya yang rapuh itu tak kuasa menahan rasa sakit yang menyerang, Aliya pun tergeletak tak sadarkan diri.  

***

     Siang telah berganti menjadi malam. Aliya perlahan membuka matanya, begitu ia sadar, tubuhnya langsung bergetar ketakutan. Namun, ketika dia mengamati ruangan, dia bisa bernafas sedikit lebih lega karena sekarang dia tidak lagi berada di gudang gelap tempat dia dihukum dengan kejam, melainkan di kamarnya sendiri. Tangan dan kakinya tidak lagi terikat oleh tali, dan tubuhnya pun sudah terbalut pakaian. Tapi, wanita itu masih sangat ketakutan karena tubunya benar-benar terasa sangat sakit dan hancur.  

     Air mata Aliya menitik, rasanya hatinya benar-benar telah hancur dan kehilangan rasa hormat pada suaminya, sudah cukup dia menahan segala kesengsaraan ini, dia sudah tak tahan lagi, dia ingin melarikan diri secepat mungkin dari kehidupan pernikahan yang seperti neraka ini.

     “Kesempatan terkadang tidak datang dua kali Aliya!”

      Tiba-tiba bayangan suara Jevan saat itu terngiang di telinganya.

      Hawa dingin malam menembus masuk lewat jendela kamar yang terbuka, terasa menusuk-nusuk kulit Aliya hingga mengigil kedinginan, rasa perih di sekujur tubuhnya pun semakin tak terkendali. Aliya melangkah gontai menghampiri jendela hendak menutupnya.

      Namun, ketika matanya memandang keadaan luar yang sepi dan terlihat damai, membuat pikiranya berkecamuk untuk melarikan diri dari rumah bagai neraka kehidupan ini, dia tidak tahu kapan Arya akan kembali dan menyakitinya lagi, sehingga Aliya berpikir bahwa melarikan diri adalah pilihan yang tepat untuk melepaskan diri dari penderitaannya.     

     Aliya terhuyung-huyung menuju pintu kamar, sialnya pintu itu tidak dapat dibuka karena ternyata suaminya yang kejam telah menguncinya dari luar, Aliya benar-benar seperti binatang yang diperlakukan semena-mena sampai dikurung tak merasakan kebebasan. Dia pun berteriak penuh frustasi.

     “Aku tidak akan menyerah! Aku butuh kebebasan!” suaranya tegas penuh penekanan, matanya menatap jendela kamar yang masih terbuka, terlintas sebuah ide untuk kabur dari sana.

     Aliya hendak nekat melompat dari lantai dua kamarnya, tetapi nyalinya tiba-tiba menciut kala para penjaga berbaju hitam tiba-tiba mengepung gerpang depan rumah. Sepertinya Arya sengaja memerintahkan anak buahnya agar wanita itu tidak kabur setelah dia aniaya.

     “Sial, kenapa tiba-tiba mereka datang! Apa jangan-jangan mereka sadar kalau aku akan kabur?” monolognya.

     Saat Aliya tengah sibuk berpikir tiba-tiba terdengar suara nyaring berasal dari benda pipih di atas nakas sebelah ranjangnya. Segera dia menghampiri nakas untuk mengambil ponselnya.

     Matanya yang sayu tiba-tiba membelalak saat secercah harapan datang padanya. Seseorang telah meneleponnya, orang itu adalah Jevan, Aliya merasa bahwa ia harus mengambil keuntungan dari kebetulan ini. Segera ia mengangkat telepon itu.

     "Tolong aku!" Aliya berteriak begitu telepon tersambung.

    “Sudah kuduga kau akan mengatakan hal itu padaku. Jangan takut, aku akan menolongmu, lagipula ini sangat mudah karena suamimu yang bodoh itu malah memilih bersama istrinya yang koma.” di seberang telepon Jevan tengah berada di dalam mobilnya yang terparkir di depan rumah Aliya, bahkan pria itu sekarang menatap jendela besar terbuka di lantai dua tepat di mana Aliya berada.

     “Bawa aku kabur dari rumah ini, kumohon!” Aliya terhenyak karena belum selesai berbicara, sambungan telepon tiba-tiba terputus.

     Bugh!

     Bugh!

     Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari luar, Aliya yang merasa penasaran langsung melihat keadaan dari jendela. Matanya terbelalak hingga mulutnya terbuka karena melihat Jevan dengan gantlenya sedang menghabisi anak buah Arya yang sedang berjaga, pria tersebut dengan kasar menghajar orang-orang yang menghalanginya untuk menolong Aliya.

     Jevan sepertinya menguasai ilmu bela diri dengan sangat baik, terlihat bagaimana tubuhnya yang berotot atletis dengan lihai dan cepat menyingkirkan anak buah Arya dan langsung masuk ke dalam rumah menuju kamar Aliya yang terkunci.

    “Aliya, benarkah yang ini kamarmu?” tanya Jevan memastikan karena pria itu sempat salah membuka beberapa kamar dan hanya kamar di hadapanya yang terkunci.

      Aliya pun mendekat pada pintu. “Benar, tolong aku!’

      “Mundurlah dari pintu, aku akan mendobraknya!”

       Brakkk!                     

        Jevan terus mendobrak begitu kuat hingga beberapa kali dobrakkan pintu Aliya berhasil terbuka, membuat sudut bibir Aliya terangkat samar, keinginan begitu kuat untuk kabur telah dibantu oleh Jevan. Saking leganya Aliya langsung menghambur memeluk Jevan.

     “Terimakasih, aku sungguh bersyukur kau telah datang dan menolongku.”

      Tiba-tiba Aliya merasakan kedua tangan Jevan kini melingkar pada tubuhnya membalas pelukannya dengan erat. Dan tanpa Aliya ketahui, Jevan tersenyu miring dan hatinya seakan menang karena Aliya seolah telah masuk ke dalam perangkapnya.

      “Ini tidak gratis Nona, aku meminta hatimu sebagai gantinya,” balas Jevan lirih lalu mencium telinga Aliya hingga merambat ke leher jenjangnya dengan intim membuat Aliya mengelinjang karena sensitif. Jevan lebih merapatkan tubuhnya pada Aliya. “Serahkan juga tubuh indahmu padaku."

     

    

Related chapters

  • Noda Cinta Istri Kedua   Berhasil Kabur

    "Ah tolong pelan-pelan, sakit," rengek Aliya ketika kapas yang dibasahi cairan antiseptik menyentuh memar kemerahan di lehernya. Setelah berhasil kabur dari rumahnya, Aliya dibawa Jevan ke sebuah vila mewah dengan nuansa tenang karena vila tersebut terletak sekitar dua puluh kilometer dari pusat kota. Vila ini tersembunyi di balik hutan yang menawarkan nuansa kedamaian. Keduanya kini duduk di sofa abu-abu di ruang tamu berukuran 10x10 meter persegi yang dindingnya didominasi cat abu-abu dan hitam. Jevan merawat luka Aliya dengan hati-hati agar tidak membekas dan merusak kulit putih mulus wanita itu. "Suamimu benar-benar kejam, setelah ini apa kau yakin masih mau kembali bersamanya?" Jevan bertanya sambil meniup-niup luka Aliya. Aliya tidak menjawab malah termenung cukup lama hingga ia tidak menyadari bahwa tangan Jevan mulai menangkupkan kemejanya untuk mengobati luka-luka lain di tubuhnya. Ketika kapas yang dibasahi cairan antiseptik mengenai tubuhnya, wanita itu secara reflek

    Last Updated : 2023-05-15
  • Noda Cinta Istri Kedua   Kehilangan

    "Dokter, apa pun yang terjadi, tolong selamatkan istri saya!" Perawat dan dokter merawat Nadia dengan cepat, melakukan segala cara untuk menyadarkannya dari henti jantung. Mereka menghubungkan Nadia ke monitor dan mesin pernapasan untuk memantau status kesehatannya secara terus menerus. Dokter di ICU juga memasang defibrilator ke tubuh Nadia untuk memberikan kejutan listrik, dengan harapan dapat membantu mengembalikan irama jantungnya yang terhenti. Akhirnya, defibrilator itu meledak dan memberikan sengatan listrik ke tubuh Nadia. Semua orang menahan napas dan menunggu perubahan. Namun pada akhirnya, napas Nadia tidak pernah kembali dan dia dinyatakan telah meninggal Dunia. "Kami sudah melakukan segala upaya untuk menyelamatkan Nyonya Nadia, namun saya turut berduka cita dan menyampaikan maaf sebesar-besarnya karena nyonya Nadia telah meninggal Dunia." Dokter berbicara dengan suara bergetar menyampaikan berita duka tersebut, Para perawat juga merasakan kesedi

    Last Updated : 2023-05-19
  • Noda Cinta Istri Kedua   Masih Istri Sah

    Aliya berjalan menuju makam Nadia dengan langkah berat dan mata berkaca-kaca. Dalam situasi yang menyedihkan ini, ia datang bersama Jevan. Aliya menyesal karena saat ia tiba, sahabatnya Nadia sudah dimakamkan, para pelayat juga sudah pergi meninggalkan Arya sendirian. Tanpa menghiraukan Arya yang menatapnya tajam, ia meletakkan karangan bunga itu dengan rapi di atas tanah kuburan, sambil menangkupkan kedua tangannya, mulutnya mulai memanjatkan doa. “Tenanglah di surga Nad.” Aliya berlutut sembari tangannya mengelus batu nisan Nadia, lalu kedua air matanya yang menyalurkan kesedihan hatinya pun menumpahkan air mata duka yang begitu mendalam. Sementara itu, di belakang Aliya, Arya berdiri dengan tangan terkepal. Aliya yang menyadari bahwa ia sedang ditatap dengan tatapan marah oleh Arya, hanya berpura-pura terlihat santai. Padahal, jauh di dalam hatinya, ia sangat takut dengan laki-laki seperti monster itu, namun karena Jevan ada bersamanya dan berjanji akan melindun

    Last Updated : 2023-05-21
  • Noda Cinta Istri Kedua   Dihargai atau Tidak

    Mobil putih Jevan melaju dengan kecepatan penuh membelah jalanan kota yang padat, seperti orang yang kerasukan setan, ia terus menginjak gas dengan kecepatan tinggi, melewati kota dengan kemarahan dan kekecewaan yang membayangi pikirannya. Saat hendak menabrak pengendara lain, dia reflek membanting setir mobilnya ke sisi jalan hingga mobil putih itu menabrak pepohonan yang ada di pinggir jalan, hingga bagian depan mobilnya rusak parah. Beruntung Jevan tidak luka parah, hanya saja pelipisnya yang sempat terbentur mengeluarkan sedikit darah. “Sial! Aliya kau tidak akan kulepaskan dengan mudah, tunggu saja kau akan segera kembali ke pelukanku!” dia berteriak sambil meremas kencang setir mobilnya lalu memukul-mukul kaca samping mobilnya hingga tangannya berdarah.*** Aliya menatap Arya, yang kini terbaring tak berdaya di ranjangnya. Terlihat jelas jika hatinya kini telah hancur dan penuh kesedihan. Melihat hal itu, perasaan Aliya campur aduk antara kasihan dan am

    Last Updated : 2023-05-23
  • Noda Cinta Istri Kedua   Nama Wanita Lain

    “Tidak Mah, biar kupanggilkan pembantu yang lain. Dia tugasnya memasak,” ucap Arya dengan datar, menatap Aliya yang masih membeku di tempatnya dengan mengisyaratkan mata seolah dalam perkataannya wanita itu harus menaati perintahnya barusan. Aliya membalas tatapan itu dengan matanya yang memerah menahan bulir-bulir air mata, tangannya mengepal erat. Disebut sebagai pembantu membuat harga dirinya jatuh sedalam jurang yang paling dalam. Dirinya menggeleng menandakan dia tak mau melaksanakan perintah suaminya. “Aku bukan pembantu, aku nyonya besar di rumah ini!” teriak Aliya di dalam hatinya, rasanya ia ingin menyuarakan hal tersebut sekeras-kerasnya di depan keluarga Arya. Saat amarah masih menguasai hatinya, Aliya dapat merasakan langkah tegas Arya mendekat padanya, kemudian tangannya yang terkepal seketika di genggam oleh Arya dan pria itu menariknya menjauh dari ruang tamu, menjauh dari keluarga yang dia hormati. “Jangan pernah mengaku pada mereka jika kau ist

    Last Updated : 2023-05-27
  • Noda Cinta Istri Kedua   Masa Lalu Kelam

    Ciumannya terasa semakin dalam dan liar. Jevan seperti hewan buas yang kini melahap Aliya dengan rakus. Lidahnya bahkan menerobos masuk seakan mengoyak dan mengobrak-abrik mulut Aliya. “Jevan hentikan!” pekik Aliya di sela-sela menarik nafas saat Jevan memberinya kesempatan. Aliya tampak megap-megap karena pungutan Jevan jauh dari kata lembut, pria di atasnya itu kembali menciumnya dengan brutal sampai bibir Aliya berdarah. Ciumannya turun ke leher dan meninggalkan bekas kemerahan di sana. “Sadarlah kau mabuk!” kali ini Aliya berteriak lebih keras karena Jevan perlahan menyusuri area sensitifnya. “Jevan!” Aliya kehilangan kesabaran, tangannya melayang di udara menampar Jevan dengan keras agar pria mabuk itu menghentikan aksinya. “Akh!” pria itu meringis kesakitan sembari mengusap pipinya yang panas. Pandangannya masih sayu, akal sehatnya perlahan-lahan mulai kembali. Namun bersamaan dengan itu, kepalanya berdenyut tak karuan bercampur perutn

    Last Updated : 2023-05-29
  • Noda Cinta Istri Kedua   Ingin Bercerai

    “Ada hal penting yang ingin ayah bicarakan denganmu,” Adikara membuka suara di tengah-tengah suasana sarapan pagi saat mereka semua berkumpul di ruang makan. Setelah sesuap nasi dan lauk pauk masuk ke dalam mulutnya, Arya menaruh perlahan sendok yang semula ada di genggaman untuk berhenti sejenak terlebih dahulu dari aktivitas makannya, menggeser piringnya untuk meletakkan kedua tangan yang terlipat rapi di atas meja makan. Arya menatap ayahnya dengan rasa penasaran. “Ya Ayah, apa yang ingin Anda sampaikan?” Adikara termenung terlebih dahulu sebelum mengutarakan apa yang akan dia sampaikan, merangkai kata yang tepat agar putranya menerima ucapannya dan mematuhinya dengan segera. Tanpa basa-basi dia akhirnya membuka suaranya lagi. “Ayah pikir sudah saatnya kau memikirkan kembali tentang keturunan.” Ucapan itu bagai sebuah tuntutan yang tiba-tiba menyerang hatinya yang masih bersedih dan berduka atas kematian istrinya. “Apa yang ayah katakan! Istri saya baru saja m

    Last Updated : 2023-06-02
  • Noda Cinta Istri Kedua   Keputusan Labil

    Para pekerja di kantor pada heboh melihat Aliya kembali bekerja, mereka menelisiknya penuh tanda tanya karena mereka sangat penasaran kenapa dia tiba-tiba keluar kerja dan sekarang kembali lagi bekerja. Hal yang lebih heboh adalah, mereka kaget bukan main karena Aliya datang ke kantor semobil dengan CEO perusahaan, Jevan. “Aliya!” Pekik Caca kegirangan saat Aliya tengah berjalan menuju ruang kerjanya, dia adalah rekan kerja yang dapat diandalkan dan sudah baik padanya selama ini, Caca dengan antusias menghambur memeluk tubuh Aliya dengan erat seolah mengobati rindu sudah lama tak berjumpa. “Kangen banget tau, hei ponselmu tuh buat apa sih! Ada apa-apa ngak kabar-kabar, aku khawatir tau Al!” protes Caca masih memeluk Aliya dengan erat. Jangan tanya di mana Jevan berada, setelah memarkirkan mobilnya, dia di sambut dengan para asistennya dan langsung bergegas bekerja meninggalkan Aliya sendirian. Yah, ia memakluminya karena pria itu termasuk orang yang gila bekerja.

    Last Updated : 2023-06-03

Latest chapter

  • Noda Cinta Istri Kedua   Ketulusan yang Dicemburui

    Kedua mata Arya memang tertutup rapat, tetapi dia sepenuhnya sadar akan rasa sakit akibat luka yang menusuk-nusuk kulitnya dan badannya yang terasa remuk. Luka di pelipisnya, selebar lima sentimeter, kini sudah dijahit, meskipun rasa sakitnya masih terasa. Untungnya, lukanya tidak sampai menyebabkan gegar otak. Ada pula luka di bagian kaki dan lengan akibat tergores aspal. Yang parah, kakinya mengalami patah tulang dan dipastikan dia tidak akan bisa berjalan, meskipun tidak permanen. Dokter pun menyarankan perawatan maksimal. Dokter menjelaskan bahwa Arya harus menjalani berbagai tindakan perawatan, seperti reposisi atau penyusunan kembali tulang. Kemudian, untuk menjaga tulang dalam posisi yang benar, akan dipasang gips. Pengobatan untuk menetralisir rasa nyeri juga akan dilakukan, dan dilanjutkan dengan rehabilitasi. Aliya, sebagai pihak keluarga, tentu menyetujui keputusan yang diberikan oleh dokter. Soal biaya, tidak perlu khawatir karena suaminya memiliki asuransi kesehatan bisn

  • Noda Cinta Istri Kedua   Masih Ada Rasa

    "Kita akan mengetahuinya setelah kau ikut pulang bersamaku Aliya." Arya menggenggam kedua tangan Aliya dan menatapnya serius untuk meyakinkannya. "Tidak! Aku bukan wanita bodoh, aku tidak akan kembali dan terluka lagi Mas, kita harus bercerai!" Aliya langsung menarik tangan dari genggamannya, berjalan cepat meninggalkan Arya yang terpaku atas penolakan. "Kumohon Aliya! Ayah dan ibuku memaksaku menikah lagi dan segera punya keturunan, aku… maafkan aku karena tak mengakuimu Aliya. Aku berjanji setelah kita pulang nanti semuanya akan berbeda!" Langkah Aliya terhenti, tangannya tiba-tiba mengepal menahan rasa sesak yang lagi-lagi timbul dalam hati, ia sudah menduga jika akan kecewa lagi dan lagi. Arya jelas sekali mengatakan jika permohonan itu bukan murni muncul dalam lubuk hatinya melainkan hanya sebuah perintah dari orang tuanya. Aliya berbalik, menatap pria yang masih sah suaminya itu dengan tatap nanar. Bibirnya mengulas senyum samar yang dipaksakan.

  • Noda Cinta Istri Kedua   Keputusan Labil

    Para pekerja di kantor pada heboh melihat Aliya kembali bekerja, mereka menelisiknya penuh tanda tanya karena mereka sangat penasaran kenapa dia tiba-tiba keluar kerja dan sekarang kembali lagi bekerja. Hal yang lebih heboh adalah, mereka kaget bukan main karena Aliya datang ke kantor semobil dengan CEO perusahaan, Jevan. “Aliya!” Pekik Caca kegirangan saat Aliya tengah berjalan menuju ruang kerjanya, dia adalah rekan kerja yang dapat diandalkan dan sudah baik padanya selama ini, Caca dengan antusias menghambur memeluk tubuh Aliya dengan erat seolah mengobati rindu sudah lama tak berjumpa. “Kangen banget tau, hei ponselmu tuh buat apa sih! Ada apa-apa ngak kabar-kabar, aku khawatir tau Al!” protes Caca masih memeluk Aliya dengan erat. Jangan tanya di mana Jevan berada, setelah memarkirkan mobilnya, dia di sambut dengan para asistennya dan langsung bergegas bekerja meninggalkan Aliya sendirian. Yah, ia memakluminya karena pria itu termasuk orang yang gila bekerja.

  • Noda Cinta Istri Kedua   Ingin Bercerai

    “Ada hal penting yang ingin ayah bicarakan denganmu,” Adikara membuka suara di tengah-tengah suasana sarapan pagi saat mereka semua berkumpul di ruang makan. Setelah sesuap nasi dan lauk pauk masuk ke dalam mulutnya, Arya menaruh perlahan sendok yang semula ada di genggaman untuk berhenti sejenak terlebih dahulu dari aktivitas makannya, menggeser piringnya untuk meletakkan kedua tangan yang terlipat rapi di atas meja makan. Arya menatap ayahnya dengan rasa penasaran. “Ya Ayah, apa yang ingin Anda sampaikan?” Adikara termenung terlebih dahulu sebelum mengutarakan apa yang akan dia sampaikan, merangkai kata yang tepat agar putranya menerima ucapannya dan mematuhinya dengan segera. Tanpa basa-basi dia akhirnya membuka suaranya lagi. “Ayah pikir sudah saatnya kau memikirkan kembali tentang keturunan.” Ucapan itu bagai sebuah tuntutan yang tiba-tiba menyerang hatinya yang masih bersedih dan berduka atas kematian istrinya. “Apa yang ayah katakan! Istri saya baru saja m

  • Noda Cinta Istri Kedua   Masa Lalu Kelam

    Ciumannya terasa semakin dalam dan liar. Jevan seperti hewan buas yang kini melahap Aliya dengan rakus. Lidahnya bahkan menerobos masuk seakan mengoyak dan mengobrak-abrik mulut Aliya. “Jevan hentikan!” pekik Aliya di sela-sela menarik nafas saat Jevan memberinya kesempatan. Aliya tampak megap-megap karena pungutan Jevan jauh dari kata lembut, pria di atasnya itu kembali menciumnya dengan brutal sampai bibir Aliya berdarah. Ciumannya turun ke leher dan meninggalkan bekas kemerahan di sana. “Sadarlah kau mabuk!” kali ini Aliya berteriak lebih keras karena Jevan perlahan menyusuri area sensitifnya. “Jevan!” Aliya kehilangan kesabaran, tangannya melayang di udara menampar Jevan dengan keras agar pria mabuk itu menghentikan aksinya. “Akh!” pria itu meringis kesakitan sembari mengusap pipinya yang panas. Pandangannya masih sayu, akal sehatnya perlahan-lahan mulai kembali. Namun bersamaan dengan itu, kepalanya berdenyut tak karuan bercampur perutn

  • Noda Cinta Istri Kedua   Nama Wanita Lain

    “Tidak Mah, biar kupanggilkan pembantu yang lain. Dia tugasnya memasak,” ucap Arya dengan datar, menatap Aliya yang masih membeku di tempatnya dengan mengisyaratkan mata seolah dalam perkataannya wanita itu harus menaati perintahnya barusan. Aliya membalas tatapan itu dengan matanya yang memerah menahan bulir-bulir air mata, tangannya mengepal erat. Disebut sebagai pembantu membuat harga dirinya jatuh sedalam jurang yang paling dalam. Dirinya menggeleng menandakan dia tak mau melaksanakan perintah suaminya. “Aku bukan pembantu, aku nyonya besar di rumah ini!” teriak Aliya di dalam hatinya, rasanya ia ingin menyuarakan hal tersebut sekeras-kerasnya di depan keluarga Arya. Saat amarah masih menguasai hatinya, Aliya dapat merasakan langkah tegas Arya mendekat padanya, kemudian tangannya yang terkepal seketika di genggam oleh Arya dan pria itu menariknya menjauh dari ruang tamu, menjauh dari keluarga yang dia hormati. “Jangan pernah mengaku pada mereka jika kau ist

  • Noda Cinta Istri Kedua   Dihargai atau Tidak

    Mobil putih Jevan melaju dengan kecepatan penuh membelah jalanan kota yang padat, seperti orang yang kerasukan setan, ia terus menginjak gas dengan kecepatan tinggi, melewati kota dengan kemarahan dan kekecewaan yang membayangi pikirannya. Saat hendak menabrak pengendara lain, dia reflek membanting setir mobilnya ke sisi jalan hingga mobil putih itu menabrak pepohonan yang ada di pinggir jalan, hingga bagian depan mobilnya rusak parah. Beruntung Jevan tidak luka parah, hanya saja pelipisnya yang sempat terbentur mengeluarkan sedikit darah. “Sial! Aliya kau tidak akan kulepaskan dengan mudah, tunggu saja kau akan segera kembali ke pelukanku!” dia berteriak sambil meremas kencang setir mobilnya lalu memukul-mukul kaca samping mobilnya hingga tangannya berdarah.*** Aliya menatap Arya, yang kini terbaring tak berdaya di ranjangnya. Terlihat jelas jika hatinya kini telah hancur dan penuh kesedihan. Melihat hal itu, perasaan Aliya campur aduk antara kasihan dan am

  • Noda Cinta Istri Kedua   Masih Istri Sah

    Aliya berjalan menuju makam Nadia dengan langkah berat dan mata berkaca-kaca. Dalam situasi yang menyedihkan ini, ia datang bersama Jevan. Aliya menyesal karena saat ia tiba, sahabatnya Nadia sudah dimakamkan, para pelayat juga sudah pergi meninggalkan Arya sendirian. Tanpa menghiraukan Arya yang menatapnya tajam, ia meletakkan karangan bunga itu dengan rapi di atas tanah kuburan, sambil menangkupkan kedua tangannya, mulutnya mulai memanjatkan doa. “Tenanglah di surga Nad.” Aliya berlutut sembari tangannya mengelus batu nisan Nadia, lalu kedua air matanya yang menyalurkan kesedihan hatinya pun menumpahkan air mata duka yang begitu mendalam. Sementara itu, di belakang Aliya, Arya berdiri dengan tangan terkepal. Aliya yang menyadari bahwa ia sedang ditatap dengan tatapan marah oleh Arya, hanya berpura-pura terlihat santai. Padahal, jauh di dalam hatinya, ia sangat takut dengan laki-laki seperti monster itu, namun karena Jevan ada bersamanya dan berjanji akan melindun

  • Noda Cinta Istri Kedua   Kehilangan

    "Dokter, apa pun yang terjadi, tolong selamatkan istri saya!" Perawat dan dokter merawat Nadia dengan cepat, melakukan segala cara untuk menyadarkannya dari henti jantung. Mereka menghubungkan Nadia ke monitor dan mesin pernapasan untuk memantau status kesehatannya secara terus menerus. Dokter di ICU juga memasang defibrilator ke tubuh Nadia untuk memberikan kejutan listrik, dengan harapan dapat membantu mengembalikan irama jantungnya yang terhenti. Akhirnya, defibrilator itu meledak dan memberikan sengatan listrik ke tubuh Nadia. Semua orang menahan napas dan menunggu perubahan. Namun pada akhirnya, napas Nadia tidak pernah kembali dan dia dinyatakan telah meninggal Dunia. "Kami sudah melakukan segala upaya untuk menyelamatkan Nyonya Nadia, namun saya turut berduka cita dan menyampaikan maaf sebesar-besarnya karena nyonya Nadia telah meninggal Dunia." Dokter berbicara dengan suara bergetar menyampaikan berita duka tersebut, Para perawat juga merasakan kesedi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status