Beranda / Horor / Nisan Retak / Bab 6 Jejak yang tak terlihat

Share

Bab 6 Jejak yang tak terlihat

Penulis: tama17
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 23:55:43

Amira menatap kearah langit dimalam yang berkelap-kelip dengan mata yang penuh tekad. Angin kota yang dingin menerpa wajahnya, membawakan aroma tak dikenal yang jauh dari bau tanah desa mereka. Ia merasa terasing, namun semakin kuat dalam keyakinannya bahwa perjalanan ini adalah satu-satunya cara untuk mengungkap apa yang terjadi pada ayahnya. Ayah yang selama ini diam, menjaga jarak, dan akhirnya... hilang begitu saja.

"Amira, aku tahu kamu ingin tahu lebih banyak, tapi kita harus berhati-hati," kata Anzar dengan suara pelan, merujuk pada pertemuan mereka dengan mantan manajer proyek. "Semakin dalam kita menggali, semakin banyak bahaya yang mengintai kita."

Amira menoleh ke arah Anzar, matanya yang tajam menunjukkan tekad yang tidak bisa digoyahkan. "Aku sudah tidak bisa mundur, Anzar. Apa yang sudah terjadi pada ayahku, dan proyek itu—semua ini terlalu besar untuk dibiarkan begitu saja. Kita harus mencari tahu siapa yang bertanggung jawab."

Anzar menghela napas panjang. Ia tahu betu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Nisan Retak   Bab 7 Kebenaran dalam bayangan

    Amira dan Anzar kembali ke hotel mereka dengan kepala penuh pikiran. Malam itu terasa lebih dingin dari biasanya, seolah udara kota ikut menyerap kegelapan dari rahasia yang mereka ungkap. Amira duduk di pinggir tempat tidur, menatap keluar jendela ke arah lampu-lampu kota yang berkelap-kelip, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menghadapi langkah selanjutnya."Rudi menyebutkan sesuatu yang penting," kata Anzar, memecah keheningan. "Orang-orang di balik ini mungkin lebih sulit dijangkau daripada yang kita duga. Jika kita tidak hati-hati, kita akan menjadi target berikutnya."Amira mengangguk perlahan. "Tapi kita sudah terlalu jauh untuk mundur. Aku tidak bisa membiarkan mereka lolos begitu saja setelah apa yang mereka lakukan pada ayahku. Dia layak mendapatkan keadilan."Anzar menatapnya dengan tatapan penuh kekhawatiran. "Aku mengerti, Amira. Tapi kita harus merencanakan langkah kita dengan hati-hati. Jika tidak, kita mungkin tidak akan memiliki kesempatan untuk bertahan."Jejak Ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Nisan Retak   Bab 7 Bayang bayang kekuasaan

    Gang sempit itu menyelamatkan mereka sementara, tetapi Amira dan Anzar tahu mereka tidak bisa bersembunyi lama. Mobil hitam yang mengikuti mereka akhirnya pergi setelah beberapa menit, tetapi Amira yakin mereka hanya sementara kehilangan jejak."Kita harus segera meninggalkan kota," ujar Anzar, napasnya masih terengah. "Mereka pasti tahu kita sedang menyelidiki sesuatu. Kalau tidak segera bergerak, mereka akan menangkap kita.""Tidak," bantah Amira, meskipun tubuhnya sedikit gemetar. "Kita tidak bisa pergi sekarang. Semua ini dimulai di sini, dan aku yakin jawabannya ada di kota ini. Kita hanya perlu tempat yang lebih aman."Anzar terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah, tapi kita tidak bisa sembarangan. Kita harus bergerak di bawah radar."Anzar kemudian menghubungi seorang kenalannya, Indra, yang bekerja sebagai mekanik di sebuah bengkel tua di pinggir kota. Indra dikenal sebagai pria yang jago mengotak-atik mobil, tetapi ia juga memiliki koneksi dengan jaringan informasi bawah t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Nisan Retak   Bab 8 Pertemuan dengan jaringan baru

    Amira, Anzar, dan Indra duduk di dalam pondok kecil milik Pak Alex. Malam semakin larut, namun suasana hening di luar hutan tidak membawa ketenangan. Mereka baru saja melarikan diri dari pengejaran sengit, dan kini mereka harus menyusun rencana matang untuk menghadapi ancaman Mekarjaya Group yang semakin nyata."Kita tidak bisa terus berlari," kata Amira, mencoba menenangkan napasnya. "Kita harus menyerang balik. Tapi dengan cara yang benar."Anzar menatap Amira dengan ragu. "Kita ini siapa? Mekarjaya punya koneksi, uang, dan orang-orang yang bersenjata. Kita cuma punya rekaman dan keberanian nekat."Indra, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Aku setuju dengan Amira. Kita memang kecil, tapi bukan berarti tidak bisa melawan. Kita harus mencari dukungan. Orang-orang yang juga dirugikan oleh Mekarjaya pasti ada. Kalau kita bisa mengumpulkan bukti lebih banyak, kita pasti punya peluang."Amira mengangguk, wajahnya menunjukkan tekad yang kuat. "Kita butuh jaringan. Orang-orang y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Nisan Retak    Bab 9 Menyusup kedalam jaringan

    Amira dan Anzar kembali dari pertemuan dengan Ibu Susi dengan penuh tekad. Kini mereka memahami bahwa perjuangan mereka belum selesai. Berita tentang skandal Mekarjaya Group telah menyebar luas, memicu protes besar-besaran, tetapi Subagio Dormanjoyo dan kroninya masih bebas, melancarkan upaya untuk membungkam kebenaran. "Kita harus membuat langkah terakhir yang akan benar-benar menjatuhkan mereka," kata Amira saat mereka duduk di ruang kecil perlindungan polisi. "Semua bukti yang kita kumpulkan harus digunakan untuk menyerang inti jaringan mereka." Anzar mengangguk, matanya penuh keseriusan. "Tapi kita harus hati-hati. Mereka pasti akan meningkatkan pengawasan dan mencoba menjebak kita. Kita butuh rencana yang sangat matang." Strategi Baru Malam itu, Amira, Anzar, Indra, dan Via berkumpul di sebuah lokasi rahasia yang disediakan oleh jaringan jurnalis independen. Mereka mulai memetakan langkah-langkah berikutnya. Via, dengan keahliannya sebagai hacker, menemukan jejak transaksi mencur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Nisan Retak   Bab 10 Keberanian yang tertinggal

    Meskipun mereka telah berhasil meruntuhkan salah satu jaringan korupsi terbesar di negara itu, Amira dan Anzar tahu bahwa perjuangan mereka baru saja dimulai. Tangan-tangan yang kuat yang dikendalikan oleh Subagio dan kroninya tidak akan hanya duduk diam setelah kalah dalam satu pertempuran besar. Mereka tahu bahwa banyak yang tersisa untuk diperbaiki, dan dunia mereka akan terus dipenuhi dengan bahaya yang mengintai.Beberapa minggu setelah konferensi pers yang mengungkap skandal besar itu, Amira dan Anzar duduk di ruang tamu dirumah kecil mereka, disebuah desa yang terpencil, jauh dari hiruk-pikuk Jakarta. Meskipun perasaan lega karena kemenangan mereka terasa, mereka juga merasa seolah-olah ada bayangan yang selalu mengikuti mereka.Menghadapi Bayang-Bayang Masa LaluAmira memandang jauh ke luar jendela, matanya terpaku pada hijaunya ladang yang membentang luas di depan rumah mereka. "Apa kita benar-benar aman?" tanyanya pelan, seolah berbicara lebih kepada dirinya sendiri daripada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Nisan Retak   Bab 10 Keberanian yang tertinggal ( lanjutan )

    Setelah berhasil lolos dari serangan yang hampir fatal di rumah mereka, Amira dan Anzar tahu bahwa tak ada lagi waktu untuk berpikir panjang. Bahaya kini bukan hanya datang dari pihak Mekarjaya Group, tetapi juga dari seluruh sistem yang mereka coba ubah. Mereka merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Namun, semangat mereka tetap teguh, dan mereka tahu bahwa mereka berada di jalur yang benar meskipun risiko yang dihadapi semakin besar.Langkah Baru dalam PerjuanganMalam itu, setelah mereka berhasil melarikan diri dari kejaran orang-orang yang bekerja untuk Mekarjaya Group, mereka duduk di ruang bawah tanah yang gelap dan terlindung dari dunia luar. Rencana mereka yang sebelumnya tampak matang kini harus direvisi. Mereka tidak bisa lagi bekerja sembunyi-sembunyi atau secara terbuka di Jakarta. Perjuangan mereka kini harus lebih terorganisir dan terencana dengan sangat hati-hati.Via, yang sejak awal menjadi tulang punggung teknologi mereka, memberikan informasi terbaru mengenai pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Nisan Retak   Bab 10 Keberanian yang tertinggal ( lanjutan II )

    Setelah berbulan-bulan bersembunyi dan merencanakan langkah berikutnya, Amira dan Anzar akhirnya merasa saat yang tepat untuk mengungkapkan seluruh kebenaran. Mereka tahu bahwa dunia internasional kini menunggu bukti lebih lanjut yang dapat menghancurkan struktur kekuasaan yang telah lama dibangun oleh orang-orang yang berusaha menutupi skandal Mekarjaya Group.Persiapan Terakhir: Mengungkap SegalanyaHari itu, mereka berkumpul di ruang kecil yang menjadi markas sementara mereka. Indra, Via, dan beberapa kontak internasional yang telah mereka ajak bekerja sama semua berada di sana. Mereka mulai menyusun rencana besar untuk konferensi pers internasional yang akan mengungkapkan semua bukti yang mereka kumpulkan. Bukti-bukti ini bukan hanya berupa dokumen dan email yang telah mereka temukan, tetapi juga rekaman suara dan video yang menunjukkan bagaimana para elit ini merencanakan dan menjalankan konspirasi besar mereka."Ini lebih dari sekadar membongkar satu perusahaan atau individu," ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Nisan Retak   Bab 11 Dibalik bayangan

    Amira, Anzar, Via, dan Indra duduk di ruang gelap sebuah apartemen tersembunyi di pinggiran kota yang asing bagi mereka. Wajah mereka penuh ketegangan. Telepon genggam Amira terus bergetar—pesan-pesan dari rekan jurnalis dan kontak internasional membanjiri layar. Rekaman konferensi pers mereka sudah tersebar luas, tapi serangan yang terjadi membuat isu lain mencuat: ada kekuatan besar yang bersiap menghentikan mereka dengan cara apa pun.Indra memandang layar laptopnya. "Mereka lebih cepat dari dugaan kita. Jejak digital kita sudah mulai mereka cari. Server yang kita gunakan tadi malam hampir diretas."Via berdiri dari kursinya, berjalan mondar-mandir di ruangan kecil itu. "Kalau mereka bisa melacak kita, ini artinya kita hanya punya sedikit waktu sebelum mereka menemukan tempat ini."Anzar tetap tenang, tetapi matanya penuh kewaspadaan. "Kita harus terus bergerak. Mereka akan mengerahkan segala sumber daya untuk memastikan kita tidak bisa berbicara lebih jauh. Apa langkah berikutnya?

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28

Bab terbaru

  • Nisan Retak   Bab 14 Perang Bayangan dimulai

    Di tengah malam yang semakin dingin, Via dan Indra akhirnya tiba di tempat persembunyian baru mereka, sebuah bunker yang disiapkan oleh sekutu internasional. Dengan tembok tebal dan teknologi keamanan canggih, tempat itu menjadi benteng terakhir mereka dalam perang yang semakin sengit melawan Mekarjaya Group."Kita tidak punya waktu untuk beristirahat," kata Indra sambil membuka laptop. "Kuncoro pasti sedang merancang serangan balik. Kita harus menyerang duluan."Via mengangguk. Ia tahu permainan ini belum selesai, dan musuh mereka tidak akan berhenti sebelum menghancurkan mereka sepenuhnya.Strategi BaruMereka memutuskan untuk menggunakan bukti yang baru saja mereka peroleh sebagai senjata. Rekaman percakapan Kuncoro Atmaja yang menunjukkan rencana untuk menyuap pejabat tinggi di berbagai negara adalah pukulan telak yang harus segera diluncurkan."Kita sebarkan bukti percakapan ini ke media global, tetapi dengan pendekatan berbeda," kata Via. "Bukan hanya menyerang Mekarjaya, tetapi

  • Nisan Retak   Bab 13 Warisan Yang Abadi

    Pagi itu, dunia terguncang. Berita tentang kebocoran data Mekarjaya Group menjadi topik utama di semua media internasional. Jutaan dokumen, rekaman suara, dan video tersebar di berbagai platform, mengungkap skandal besar yang melibatkan tokoh-tokoh penting di dunia politik, bisnis, dan hukum.Organisasi HAM dan jurnalis investigatif langsung bergerak, menganalisis data yang tak terbantahkan itu. Tuntutan hukum mulai dilayangkan di berbagai negara. Di Indonesia, rakyat turun ke jalan, memprotes dan menuntut perubahan.Namun di balik semua itu, ada cerita yang belum diketahui publik: pengorbanan Amira dan Anzar.Menyusun Ulang PerlawananVia dan Indra kini bekerja dari tempat persembunyian baru. Mereka merasa kehilangan besar atas sahabat-sahabat mereka, tetapi juga sadar bahwa perjuangan ini belum selesai. Data yang tersebar hanyalah langkah awal. Mekarjaya Group, meskipun terpukul keras, masih memiliki jaringan yang kuat dan sumber daya yang besar untuk melawan."Kita harus memanfaatk

  • Nisan Retak   Bab 12 Langkah terakhir

    Udara pagi yang dingin menyelimuti kota saat Amira dan timnya kembali ke markas sementara. Malam yang penuh ketegangan telah berlalu, tapi mereka tahu ini hanyalah awal dari pertempuran yang lebih besar. Flash drive yang mereka bawa sekarang menjadi aset paling berharga, namun juga ancaman terbesar.Di dalam ruangan sempit itu, Amira memasukkan flash drive ke laptop. File-file yang terbuka membuat semua orang terdiam. Ada nama-nama yang selama ini hanya mereka dengar dalam bisik-bisik, tokoh-tokoh yang selama ini tak tersentuh hukum. Data itu mencakup transaksi besar-besaran, penggelapan dana, hingga pembelian pengaruh di tingkat internasional."Ini lebih besar dari yang kita bayangkan," gumam Via, matanya terpaku pada layar."Dan lebih berbahaya," tambah Anzar. "Orang-orang ini tidak akan ragu menghancurkan siapa saja yang menghalangi mereka. Kita harus bertindak sekarang."Rencana yang BerbahayaAmira bangkit dari kursinya, menatap rekan-rekannya dengan mata penuh tekad. "Kita harus

  • Nisan Retak   Bab 11 Dibalik bayangan

    Amira, Anzar, Via, dan Indra duduk di ruang gelap sebuah apartemen tersembunyi di pinggiran kota yang asing bagi mereka. Wajah mereka penuh ketegangan. Telepon genggam Amira terus bergetar—pesan-pesan dari rekan jurnalis dan kontak internasional membanjiri layar. Rekaman konferensi pers mereka sudah tersebar luas, tapi serangan yang terjadi membuat isu lain mencuat: ada kekuatan besar yang bersiap menghentikan mereka dengan cara apa pun.Indra memandang layar laptopnya. "Mereka lebih cepat dari dugaan kita. Jejak digital kita sudah mulai mereka cari. Server yang kita gunakan tadi malam hampir diretas."Via berdiri dari kursinya, berjalan mondar-mandir di ruangan kecil itu. "Kalau mereka bisa melacak kita, ini artinya kita hanya punya sedikit waktu sebelum mereka menemukan tempat ini."Anzar tetap tenang, tetapi matanya penuh kewaspadaan. "Kita harus terus bergerak. Mereka akan mengerahkan segala sumber daya untuk memastikan kita tidak bisa berbicara lebih jauh. Apa langkah berikutnya?

  • Nisan Retak   Bab 10 Keberanian yang tertinggal ( lanjutan II )

    Setelah berbulan-bulan bersembunyi dan merencanakan langkah berikutnya, Amira dan Anzar akhirnya merasa saat yang tepat untuk mengungkapkan seluruh kebenaran. Mereka tahu bahwa dunia internasional kini menunggu bukti lebih lanjut yang dapat menghancurkan struktur kekuasaan yang telah lama dibangun oleh orang-orang yang berusaha menutupi skandal Mekarjaya Group.Persiapan Terakhir: Mengungkap SegalanyaHari itu, mereka berkumpul di ruang kecil yang menjadi markas sementara mereka. Indra, Via, dan beberapa kontak internasional yang telah mereka ajak bekerja sama semua berada di sana. Mereka mulai menyusun rencana besar untuk konferensi pers internasional yang akan mengungkapkan semua bukti yang mereka kumpulkan. Bukti-bukti ini bukan hanya berupa dokumen dan email yang telah mereka temukan, tetapi juga rekaman suara dan video yang menunjukkan bagaimana para elit ini merencanakan dan menjalankan konspirasi besar mereka."Ini lebih dari sekadar membongkar satu perusahaan atau individu," ka

  • Nisan Retak   Bab 10 Keberanian yang tertinggal ( lanjutan )

    Setelah berhasil lolos dari serangan yang hampir fatal di rumah mereka, Amira dan Anzar tahu bahwa tak ada lagi waktu untuk berpikir panjang. Bahaya kini bukan hanya datang dari pihak Mekarjaya Group, tetapi juga dari seluruh sistem yang mereka coba ubah. Mereka merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Namun, semangat mereka tetap teguh, dan mereka tahu bahwa mereka berada di jalur yang benar meskipun risiko yang dihadapi semakin besar.Langkah Baru dalam PerjuanganMalam itu, setelah mereka berhasil melarikan diri dari kejaran orang-orang yang bekerja untuk Mekarjaya Group, mereka duduk di ruang bawah tanah yang gelap dan terlindung dari dunia luar. Rencana mereka yang sebelumnya tampak matang kini harus direvisi. Mereka tidak bisa lagi bekerja sembunyi-sembunyi atau secara terbuka di Jakarta. Perjuangan mereka kini harus lebih terorganisir dan terencana dengan sangat hati-hati.Via, yang sejak awal menjadi tulang punggung teknologi mereka, memberikan informasi terbaru mengenai pe

  • Nisan Retak   Bab 10 Keberanian yang tertinggal

    Meskipun mereka telah berhasil meruntuhkan salah satu jaringan korupsi terbesar di negara itu, Amira dan Anzar tahu bahwa perjuangan mereka baru saja dimulai. Tangan-tangan yang kuat yang dikendalikan oleh Subagio dan kroninya tidak akan hanya duduk diam setelah kalah dalam satu pertempuran besar. Mereka tahu bahwa banyak yang tersisa untuk diperbaiki, dan dunia mereka akan terus dipenuhi dengan bahaya yang mengintai.Beberapa minggu setelah konferensi pers yang mengungkap skandal besar itu, Amira dan Anzar duduk di ruang tamu dirumah kecil mereka, disebuah desa yang terpencil, jauh dari hiruk-pikuk Jakarta. Meskipun perasaan lega karena kemenangan mereka terasa, mereka juga merasa seolah-olah ada bayangan yang selalu mengikuti mereka.Menghadapi Bayang-Bayang Masa LaluAmira memandang jauh ke luar jendela, matanya terpaku pada hijaunya ladang yang membentang luas di depan rumah mereka. "Apa kita benar-benar aman?" tanyanya pelan, seolah berbicara lebih kepada dirinya sendiri daripada

  • Nisan Retak    Bab 9 Menyusup kedalam jaringan

    Amira dan Anzar kembali dari pertemuan dengan Ibu Susi dengan penuh tekad. Kini mereka memahami bahwa perjuangan mereka belum selesai. Berita tentang skandal Mekarjaya Group telah menyebar luas, memicu protes besar-besaran, tetapi Subagio Dormanjoyo dan kroninya masih bebas, melancarkan upaya untuk membungkam kebenaran. "Kita harus membuat langkah terakhir yang akan benar-benar menjatuhkan mereka," kata Amira saat mereka duduk di ruang kecil perlindungan polisi. "Semua bukti yang kita kumpulkan harus digunakan untuk menyerang inti jaringan mereka." Anzar mengangguk, matanya penuh keseriusan. "Tapi kita harus hati-hati. Mereka pasti akan meningkatkan pengawasan dan mencoba menjebak kita. Kita butuh rencana yang sangat matang." Strategi Baru Malam itu, Amira, Anzar, Indra, dan Via berkumpul di sebuah lokasi rahasia yang disediakan oleh jaringan jurnalis independen. Mereka mulai memetakan langkah-langkah berikutnya. Via, dengan keahliannya sebagai hacker, menemukan jejak transaksi mencur

  • Nisan Retak   Bab 8 Pertemuan dengan jaringan baru

    Amira, Anzar, dan Indra duduk di dalam pondok kecil milik Pak Alex. Malam semakin larut, namun suasana hening di luar hutan tidak membawa ketenangan. Mereka baru saja melarikan diri dari pengejaran sengit, dan kini mereka harus menyusun rencana matang untuk menghadapi ancaman Mekarjaya Group yang semakin nyata."Kita tidak bisa terus berlari," kata Amira, mencoba menenangkan napasnya. "Kita harus menyerang balik. Tapi dengan cara yang benar."Anzar menatap Amira dengan ragu. "Kita ini siapa? Mekarjaya punya koneksi, uang, dan orang-orang yang bersenjata. Kita cuma punya rekaman dan keberanian nekat."Indra, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Aku setuju dengan Amira. Kita memang kecil, tapi bukan berarti tidak bisa melawan. Kita harus mencari dukungan. Orang-orang yang juga dirugikan oleh Mekarjaya pasti ada. Kalau kita bisa mengumpulkan bukti lebih banyak, kita pasti punya peluang."Amira mengangguk, wajahnya menunjukkan tekad yang kuat. "Kita butuh jaringan. Orang-orang y

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status