“Papi ini kelewatan sekali! Mama pikir, Candra akan diajak lihat kebun teh kita, malah seperti ini..., coba kalau dia menuntut ke Papi gimana?!” ujar Monica memegang tangan suaminya dengan suara kuatir.“Suruh dia lapor polisi! Aku sudah terlanjur malu dengan kelakuannya! Aku nggak rela putriku dinikahi lelaki bejat model ini!” Tunjuk Wijaya Atmaja dengan mata membara.“Papi..., tolong ikhlas. Semua keputusan ada pada Jessica. Kita nggak bisa memaksa hal yang buat putri kita stres. Tolong Papa bersabar. Kasihan Jessi ... Pii.”“Bangun kamu pecundang!” teriak Wijaya Atmaja pada Candra yang masih bersimpuh di kakinya.Candra yang telah mengikhlaskan dirinya untuk mendapat hinaan dan pukulan dari Wijaya Atmaja yang mengasihi putrinya tetap bersimpuh dan terus memohon maaf pada Wijaya.“Maafkan saya, Om... saya tetap akan bersimpuh sampai Om memaafkan saya,” tuturnya lirih dan menundukkan kepalanya.“Enak aja! Kamu pikir, kesalahan kamu itu ringan? Aku lebih baik di tipu ratusan juta dari
Seminggu kemudian usai Candra bertemu dengan kedua orang tua Jessica, lelaki tampan itu membawa orang tuanya ke Vila milik keluarga Jessica untuk melamarnya dan hal tersebut diliput oleh beberapa wartawan yang sama sekali tidak diperkenankan masuk ke dalam rumah mewah dalam acara lamaran tersebut.Rey dan Darma yang biasa berjaga di rumah Jessica dibawa ke Vila tersebut untuk mengantisipasi banyaknya wartawan yang meliput lamaran Candra atau Bintang pada diri Jessica dan akan menggantikan pelaminan yang seharusnya diduduki Anjani.Dewi sahabat Jessica yang mendukung pernikahan antara Bintang dan Jessica menjadi juru bicara dari keluarga Wijaya Atmaja. Maka, saat prosesi lamaran berlangsung tertutup dengan sebagian kecil keluarga Bintang dan seluruh kerabat Jessica yang hadir, membuat Dewi mengambil tindakan dengan melayani pertanyaan beberapa wartawan yang ingin mendengar kisruh pembatalan pernikahan Anjani seorang artis lawan main Bintang dengan Jessica seorang pemilik perusahaan Eksp
Satu minggu kemudian, pernikahan yang ditunggu-tunggu oleh penggemar Candra pun terjadi, banyak wartawan media cetak dan media televisi menayangkan acara resepsi yang dilakukan pada sebuah hotel bintang lima. Dan di acara resepsi tersebut, Jessica yang sudah tidak lagi alergi pada wartawan, memberikan satu ruangan khusus bagi wartawan untuk menikmati makanan pada acara resepsi mewah tersebut. Dan Jessica juga meminta pada Dewi yang kini menjadi perpanjangan tangannya, untuk menyampaikan pada beberapa wartawan yang menunggu di luar hotel untuk memasuki ruangan yang telah disiapkan. Hal itu dilakukan Jessica untuk memberikan klarifikasi atas berita yang simpang siur perihal lamaran Jessica oleh Endrawan dan Candra. Sampai akhirnya, saat tamu-tamu telah kembali ke rumah masing-masing usai menghadiri perhelatan resepsi seorang artis ternama dengan seorang CEO perusahaan Ekspor Impor tersebut, kedua pasangan pengantin itu pun menemui beberapa wartawan yang telah menunggu di ruangan yang k
Kenikmatan yang diberikan oleh Candra pada Jessica membuat wanita cantik yang awalnya menolak kehadiran Candra, akhirnya mengikuti permainan yang dibangun oleh Candra hingga dirinya terlelap dalam lelah yang teramat sangat. Terlebih seharian dirinya harus menerima tamu dan melakukan konferensi dengan wartawan.Sampai akhirnya, di pagi hari saat jam menunjukkan pukul 5 pagi, Jessica yang terlupa kalau dirinya telah menikah, terkejut saat mendapati dirinya terbangun dari tidur tanpa sehelai benang.“Gila! Apa yang terjadi?!” Pekik Jessica menutup mulutnya.Lebih terkejut saat dilihat Candra tertidur di sebelah dirinya dan mereka dalam satu selimut. Hingga Jessica pun membangunkan Candra dengan mendorong tubuh lelaki tampan itu sekuat tenaga.“Pergi lo dari kamar gue!” seru Jessica mendorong tubuh Candra.Bruk!Candra yang terlelap tanpa sehelai kain, terjatuh dari atas tempat tidur dan menjerit, “Aduh!” Lelaki tampan itu mengerjap-ngerjapkan matanya dan tersenyum kecil saat menyadari d
Usai menikmati sarapannya, Jessica memanggil Asih, salah seorang pembantunya.“Asih, kamu ambil tas kerjaku sekalian tasku.”“Baik Nona...,” jawab Asih bergegas masuk ke kamar Jessica.Tak lama kemudian, Asih membawa dua buah tas. Satu tas tangan berwarna coklat tua dan satunya lagi tas cukup besar berwarna hitam.“Ini bawa ke mobil, Nona?” tanya Asih sembari memberikan tas tangan berwarna coklat.“Ya, suruh Samsuri siapkan mobil. Sepuluh menit lagi aku akan ke kantor,” perintah Jessica.“Baik Nona...,” jawab Asih membawa tas berwarna hitam keluar dari ruang makan.Jessica tampak membuka tas berwarna coklat dan mengeluarkan benda pipih dan mengecek beberapa pesan masuk. Ada sebuah pesan masuk tanpa nama mengirimkan pesan dengan huruf kapital.[Pesan masuk 081xxx : ELO ITU SAMPAH! MAU ELO SEORANG CEO DAN CANTIK TETAP SAMPAH! GUE AKAN AMBIL MILIK GUE!]Seketika wajah Jessica memerah usai membaca pesan singkat dengan huruf kapital. Dengan menelan salivanya Jessica yang sejak menikah dan
Jessica yang mampir ke butik Dewi pun, berdandan rapi dan tiba di kantor saat jam menunjukkan pukul sembilan kurang sepuluh menit. Dengan memakai blazer panjang tanpa kerah berwarna biru muda yang dipadankan dengan pakaian dalam berwarna putih berikut kerah naik menutupi bagian leher jenjangnya membuat penampilan Jessica terlihat sangat elegan dan berkelas.Rambut panjang yang diwarnai kecokelatan sengaja diurai dengan bagian bawah ikal membuat penampilan Jessica kian memesona. Ditambah, riasan wajah tipis tanpa pewarna wajah membuat kecantikan Jessica terlihat natural. Terlebih alis nya yang saling bertaut menambah ketegasan dirinya dalam bersikap.Pada bagian bibir seksinya, Jessica menampilkan warna merah menyala. Hingga semua yang melihat penampilannya tampak terpukau dengan bagian bibir seksi yang berwarna merah menyala dan membuat wajahnya kian bertambah jelita serta lebih muda dari usianya.“Pagi Buu....,” sapa Intan menyambut kedatangan Jessica dan menatapnya lekat.“Napa kamu
Usai menerima panggilan dari Jessica, Candra yang sedang bersenda gurau dan duduk di ruang keluarga dengan Anjani bersama Sekar dan Gendis, kedua adik kandungnya pun langsung beranjak dari tempat duduknya.“Jani, aku mau bicara...,” ucap Candra dingin dengan wajah tampak kaku.Melihat penampilan Candra yang tampak berubah seketika usai menerima panggilan telepon Jessica, membuat Anjani bisa menebak apa yang dikatakan oleh wanita cantik tersebut. Maka, sesampai di halaman belakang rumah Candra, Anjani langsung menebak apa yang akan ditanyakan oleh Candra.“Napa Can? Istrimu cemburu dan fitnah aku lagi?” tanya Anjani.Dengan memicingkan matanya, Candra memandang Anjani dengan tatapan tajam dan saliva yang ditelannya.“Kamu yang kirim pesan lagi sama dia?! Jawab!” cerca Candra geram sembari memegang pergelangan tangan Anjani.“Apa-apa’an sih kamu?! Lepas! Sakit...!” teriak Anjani kala pergelangan tangannya dipegang kuat.“Kamu itu ya!” sungut Candra mengangkat tangan kanannya dengan tang
Sementara itu, di kantor Jessica terlihat wanita tersebut tengah berbicara dengan Intan sekretarisnya. Usai menghubungi Candra dan mengambil keputusan atas suaminya yang baru dua hari lalu menikahinya. Jessica pun memanggil Intan, saat ia tidak bisa menghubungi Samsuri sopir pribadinya.“Sialan! Kemana sih Samsuri!” Umpatnya masih dengan memegang ponselnya setelah menghubungi Intan dari telepon direct nya.“Permisi Buu,” salam Intan saat dilihat sang bos berdiri mondar-mandir dan sesekali mendengar umpatannya.Melihat kedatangan Intan, Jessica menghentikan langkahnya yang tak jelas dan memandang ke arah sekretarisnya seraya berkata-kata.“Intan, sekarang kamu turun ke tempat parkir mobilku. Cari Samsuri ke lantai bawah. Aku bolak telepon nggak bisa. Mungkin jaringannya bermasalah di bawah. Minta dia ke ruanganku,” perintah Jessica pada Intan dengan wajah penuh kekesalan.“Baik Buu,” jawab Intan berlalu dari ruangan tersebut.Setelah Intan keluar dari ruang kerjanya, Jessica yang hatin
Candra kembali ke sofa panjang di kamar Jessica. Kemudian, ia membuka seluruh pakaian Jessica dengan sesekali mengecup seluruh bagian tubuh wanita cantik tersebut. Hingga semua terasa berdenyut nikmat dan Jessica yang tahu kalau kaki Candra belum sepenuhnya cukup kuat untuk melakukan gerakan bertumpu pada dengkulnya pun, berkata.“Can, kita nggak usah dulu berhubungan. Kakimu belum pulih benar. Aah!” ujar Jessica diikuti oleh pekikkan nikmat, saat Candra mengecup bagian intinya.“Sayang, aku memang belum bisa terlalu banyak bergerak karena kakiku. Tapi, bibirku mampu buat kamu merasakan nikmat dan histeris,” ucapnya menatap nakal ke arah Jessica yang tanpa selembar kain pun, dan kini saling menautkan bibir mereka dengan mesra.Setelah itu, Jessica yang telah merebahkan tubuhnya pada sofa panjang membuka lebar kedua kakinya. Sesaat kemudian, kepala Candra telah tenggelam di antara kedua kaki Jessica yang terbuka lebar. Lima menit kemudian, erangan panjang Jessica dengan sesekali mengan
Satu minggu kemudian, dokter yang menangani kondisi kaki Candra akhirnya memperbolehkan artis muda itu pulang ke rumah usai menjalani operasi pemasangan pen pada kakinya. Saat Candra yang dinyatakan telah pulih dan akan pulang ke rumah Jessica membuat beberapa wartawan menunggu di depan rumah sakit dan langsung mengikuti mobil yang membawa Candra ke rumah Jessica yang terletak di Jakarta. Berita simpang siur kepulangan Candra yang awalnya akan kembali ke Vila orang tua Jessica akhirnya memilih untuk kembali ke rumah Jessica. Hal itu dilakukan karena, agar Jessica bisa secara berkala memeriksa kehamilannya. Perjalanan Bandung ke Jakarta yang ditempuh selama empat jam pun sampai di sebuah rumah mewah yang telah ditinggali oleh Jessica sejak dirinya ingin tinggal di Vila sang mama. Rombongan mobil yang berhenti di depan rumah mewah Jessica pun, satu persatu masuk ke halaman luas rumah Jessica.Dua orang pembantu dan tukang kebun langsung diperintahkan oleh Jessica untuk membawa meja dan
Keesokan harinya, berita tentang kecelakaan tunggal yang dialami oleh Candra telah menjadi pemberitaan di media massa dan media Online serta media elektronika. Bahkan, beberapa awak media datang ke Rumah Sakit tempat Candra di rawat. Beberapa saat kemudian, Rumah Sakit tempat di rawatnya Candra menjadi ramai, sehingga team dokter yang menangani Candra akhirnya melakukan konferensi pres perihal kejadian kecelakaan yang menimpa artis film tersebut.Sementara, Jessica yang tidak ingin memberikan konferensi pres hanya berada di dalam kamar perawatan Candra di ruang VIP. Begitu juga dengan Monica dan Wijaya langsung ke Bandung usai mendengar kecelakaan yang dialami oleh Candra, sang menantu. Namun, karena dilihat Candra sudah dalam kondisi lebih membaik dari perkiraannya. Atmaja di pagi itu berpamitan dengan menantu dan putri semara wayangnya serta sang istri untuk menjalani aktivitas di kantornya usai Jessica hamil dan berada di Bandung.“Candra, Jessi ... Papi balik dulu ke Jakarta. Kala
Malam itu, Samsuri sopir pribadi Jessica mengantar sang majikan bersama Monica menuju rumah sakit tempat Candra dibawa oleh kepolisian satuan lalu lintas. Dimana, Candra disebutkan mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan mobil yang ditumpangi menabrak pembatas jalan dan terguling hingga melewati pembatas. Hal itu jelas membuat Jessica menangis tiada henti seraya mengelus perutnya yang belum terlalu kelihatan.Monica yang melihat kondisi Jessica sangat terpukul pada berita itu, terus menggenggam erat tangan sang putri seraya terus menasihati dan menghiburnya.“Sayang..., kamu jangan panik. Mami yakin Candra akan baik-baik saja. Ingat, kamu jangan terlalu stres seperti ini. Kasihan bayi yang kamu kandung,” ujar Monica menasihati putri tunggalnya.“Mami, gimana kalau terjadi apa-apa sama Candra? Tadi Jessi yang minta dia pulang. Gimana Mii...? Hikss...,” tangis Jessica hingga membuat bahunya terguncang hebat.“Sayang, percaya Mami semua akan baik-baik saja. Jangan salahkan dirimu
Konferensi pers pun dilakukan oleh Candra kala jam menunjukkan pukul 2 siang. Hal itu dilakukannya agar ucapan sang adik tidak menjadi bola liar bagi kehidupan rumah tangganya. Dan semua pertanyaan wartawan tentang pernyataan Sekar yang menyudutkan Jessica pun dijawab dengan lugas. Setelah itu, Monica yang telah mempersiapkan makanan untuk beberapa awak media yang meliput konferensi pres itu pun, memberikan makan awal media di Vilanya. Sekitar pukul 4 sore seluruh awak media pun, berpamitan dan kini Candra bersama Jessica dan Monica mengobrol banyak perihal kehidupan di dunia ke ’artisan. Disaat sedang mengobrol bersama Monica dan Jessica, ponsel Candra berdering dan terlihat ada panggilan dari Sukesih, sang mama Candra.“Ya Maa, ada apa?” tanya Candra.“Candra, apa benar yang dikatakan Gendis kalau kamu udah nggak mau kasih biaya untuk adikmu? Kok bisa-bisanya kamu seperti itu setelah menikah? Coba kalau kamu menikah dengan Anjani, mama rasa dia cukup mengerti kondisi kita,” keluh S
Jessica yang mendengar keinginan kedua orang tuanya agar rumah tangga mereka tetap berjalan dan selalu berkomunikasi satu dan lainnya, menerima kehadiran Candra sebagai suami yang seutuhnya diterima dalam hatinya. Dan telah selama dua hari, Jessica dan Candra menikmati kebersamaan di Vila orang tua Jessica. Mereka menghabiskan waktu ke kebun teh dan menikmati hawa sejuk pegunungan serta keindahan kebun teh saat dilihat dari atas Vila milik keluarga Wijaya Atmaja.Namun dua hari yang telah mereka lalui, terusik disiang hari saat Jessica dan Candra tengah duduk di ruang santai sembari menikmati teh hangat usai makan siang. Kebetulan, di hari ini Wijaya Atmaja yang telah lama tidak ke kantor, memutuskan untuk ke kantor disaat Jessica berlibur di Vila. Hal itu merupakan saran dari Monica yang ingin melihat hubungan Jessica dan Candra berjalan baik.Terlebih usai mereka memancing dua hari lalu, tampak Jessica telah bisa menerima kehadiran Candra. Hingga Monica berharap mereka mampu mempert
Jessica yang marah karena Monica tidak memberitahukan kedatangan Candra langsung masuk ke dalam rumah. Sementara itu, Monica yang tak menduga kalau Candra langsung ke halaman belakang kini turut memasuki Vila bersamaan dengan Candra. Sesampai di dalam Vila, tampak Wijaya Atmaja tengah berjalan menuju teras Vila mereka. Melihat Jessica putrinya berjalan tergesa-gesa dan tampak kesal dari wajahnya, Wijaya pun memanggilnya.“Jessi...!” Panggil Wijaya.Mendengar panggilan Wijaya, Jessica yang kesal dengan kedatangan Candra pun, langsung berjalan menuju kamarnya tanpa memedulikan panggilan Wijaya. Dan saat Wijaya akan memanggil lagi putrinya, tampak istri dan menantunya memasuki Vila usai dari halaman belakang pula.“Monic ... Ada apa dengan Jessica?” tanya Atmaja memandang curiga pada Monica dan Candra yang tampak tegang pada wajah mereka.Dengan menarik napas panjang, Monica berucap, “Biasalah Pii..., orang hamil bawaannya ngambek terus. Udah sana, Candra mengobrol di depan sama Papi...
Keesokan paginya, sekitar pukul tujuh pagi sebuah mobil mewah memasuki halaman Vila milik Wijaya Atmaja. Terlihat, Jessica keluar dari dalam mobil yang dikendarai oleh sang sopir Samsuri. Kedatangan Jessica di pagi hari itu, disambut oleh kedua pembantu di sana.“Bik! Mami sama Papi belum bangun?” tanya Jessica yang melihat satu mobil diluar garasi dan dibalut oleh penutup mobil. Sedangkan dua mobil yang biasa di pakai Monica dan Wijaya bertengger di garasi samping Vila. Dalam benak Jessica saat itu, kalau keluarganya membeli mobil baru dan belum dibuatkan garasi karena itu, mobil tersebut ditutup oleh sarung mobil tersebut.“Tuan dan Nyonya belum bangun, Nona...,”jawab Bik Ami menganggukkan kepalanya dan membawa tas kerja Jessica.“Jam berapa Nona berangkat dari Jakarta?” tanya Ami.“Selepas subuh, Bik,” jawab Jessica memasuki ruang keluarga.“Non Jessi mau minum susu murni?” tanya pembantu rumah tangga tersebut.“Ya boleh, tapi dihangatkan dulu ya, Bik!” jelas perintah Jessica duduk
Candra yang tak menyangka akan dihubungi Monica, menjalankan mobilnya dengan kecepatan 80 kilo meter per jam kala telah lepas dari pintu tol Cikampek. Lelaki tampan itu terus memikirkan pertemuannya dengan Jessica esok hari. Dapat di pastikan, ia akan sampai di Ciwidey kira-kira pukul 7 malam, sebab saat memutar arah menuju tol ke Bandung, jalan raya padat merapat. Hal itu dikarenakan bersamaan jam pulang bekerja.Di dalam mobil, Candra terus bernyanyi riang mengikuti alunan musik yang diputarnya. Namun, saat mobilnya keluar dari tol Cikampek untuk menuju arah ke Bandung, terdengar dering panggilan telepon dari ponselnya.“Ya Dis, ada apa?” tanya Candra pada Gendis adik bungsunya seraya memakai earphone dan fokus di jalan tol tersebut.“Kakak jam berapa pulang? Apa kakak masih di rumah Kak Jessi?” tanya Gendis kala sang kakak menanyakan keperluannya.“Kakak besok baru pulang. Apa ada masalah di rumah?” tanya Candra kembali memperlambat laju mobilnya.“Ini Kak ... Ada wartawan ke rumah