Usai menikmati hidangan di rumah Jessica, Wijaya secara tak langsung mengajak Candra ke kebun teh dengan berpamitan pada Monica seraya memandang tajam ke arah Candra yang melihat ke arahnya.“Mii, Papi sekarang mau ke kebun teh dulu,” ucapnya menatap ke arah Candra, tajam.“Iya Pii..., ingat nggak usah lama-lama. Takut tiba-tiba hujan. Papi juga kan, baru sehat,” tutur Monica.“Iya Pii..., jangan kelamaan diluar. Hawanya dingin,” imbuh Jessica tersenyum ke arah Wijaya tanpa ada rasa curiga sedikit.“Nyonya..., pak Amir udah siap mobilnya,” lapor seorang pembantu masuk ke ruang makan memberitahukan apa yang diperintahkan Wijaya sebelumnya.Kemudian, tanpa dikomandoi Candra yang melihat Wijaya bangun dari tempat duduknya ikut beranjak dari tempat duduknya dan terlihat menatap Jessica yang melihat pula ke arahnya. Namun, saat pandangan mata mereka beradu, Jessica langsung mengalihkan pandangannya pada hal lainnya.“Saya jalan dulu, Tante dan semuanya,” pamit Candra tersenyum pada Monica
“Papi ini kelewatan sekali! Mama pikir, Candra akan diajak lihat kebun teh kita, malah seperti ini..., coba kalau dia menuntut ke Papi gimana?!” ujar Monica memegang tangan suaminya dengan suara kuatir.“Suruh dia lapor polisi! Aku sudah terlanjur malu dengan kelakuannya! Aku nggak rela putriku dinikahi lelaki bejat model ini!” Tunjuk Wijaya Atmaja dengan mata membara.“Papi..., tolong ikhlas. Semua keputusan ada pada Jessica. Kita nggak bisa memaksa hal yang buat putri kita stres. Tolong Papa bersabar. Kasihan Jessi ... Pii.”“Bangun kamu pecundang!” teriak Wijaya Atmaja pada Candra yang masih bersimpuh di kakinya.Candra yang telah mengikhlaskan dirinya untuk mendapat hinaan dan pukulan dari Wijaya Atmaja yang mengasihi putrinya tetap bersimpuh dan terus memohon maaf pada Wijaya.“Maafkan saya, Om... saya tetap akan bersimpuh sampai Om memaafkan saya,” tuturnya lirih dan menundukkan kepalanya.“Enak aja! Kamu pikir, kesalahan kamu itu ringan? Aku lebih baik di tipu ratusan juta dari
Seminggu kemudian usai Candra bertemu dengan kedua orang tua Jessica, lelaki tampan itu membawa orang tuanya ke Vila milik keluarga Jessica untuk melamarnya dan hal tersebut diliput oleh beberapa wartawan yang sama sekali tidak diperkenankan masuk ke dalam rumah mewah dalam acara lamaran tersebut.Rey dan Darma yang biasa berjaga di rumah Jessica dibawa ke Vila tersebut untuk mengantisipasi banyaknya wartawan yang meliput lamaran Candra atau Bintang pada diri Jessica dan akan menggantikan pelaminan yang seharusnya diduduki Anjani.Dewi sahabat Jessica yang mendukung pernikahan antara Bintang dan Jessica menjadi juru bicara dari keluarga Wijaya Atmaja. Maka, saat prosesi lamaran berlangsung tertutup dengan sebagian kecil keluarga Bintang dan seluruh kerabat Jessica yang hadir, membuat Dewi mengambil tindakan dengan melayani pertanyaan beberapa wartawan yang ingin mendengar kisruh pembatalan pernikahan Anjani seorang artis lawan main Bintang dengan Jessica seorang pemilik perusahaan Eksp
Satu minggu kemudian, pernikahan yang ditunggu-tunggu oleh penggemar Candra pun terjadi, banyak wartawan media cetak dan media televisi menayangkan acara resepsi yang dilakukan pada sebuah hotel bintang lima. Dan di acara resepsi tersebut, Jessica yang sudah tidak lagi alergi pada wartawan, memberikan satu ruangan khusus bagi wartawan untuk menikmati makanan pada acara resepsi mewah tersebut. Dan Jessica juga meminta pada Dewi yang kini menjadi perpanjangan tangannya, untuk menyampaikan pada beberapa wartawan yang menunggu di luar hotel untuk memasuki ruangan yang telah disiapkan. Hal itu dilakukan Jessica untuk memberikan klarifikasi atas berita yang simpang siur perihal lamaran Jessica oleh Endrawan dan Candra. Sampai akhirnya, saat tamu-tamu telah kembali ke rumah masing-masing usai menghadiri perhelatan resepsi seorang artis ternama dengan seorang CEO perusahaan Ekspor Impor tersebut, kedua pasangan pengantin itu pun menemui beberapa wartawan yang telah menunggu di ruangan yang k
Kenikmatan yang diberikan oleh Candra pada Jessica membuat wanita cantik yang awalnya menolak kehadiran Candra, akhirnya mengikuti permainan yang dibangun oleh Candra hingga dirinya terlelap dalam lelah yang teramat sangat. Terlebih seharian dirinya harus menerima tamu dan melakukan konferensi dengan wartawan.Sampai akhirnya, di pagi hari saat jam menunjukkan pukul 5 pagi, Jessica yang terlupa kalau dirinya telah menikah, terkejut saat mendapati dirinya terbangun dari tidur tanpa sehelai benang.“Gila! Apa yang terjadi?!” Pekik Jessica menutup mulutnya.Lebih terkejut saat dilihat Candra tertidur di sebelah dirinya dan mereka dalam satu selimut. Hingga Jessica pun membangunkan Candra dengan mendorong tubuh lelaki tampan itu sekuat tenaga.“Pergi lo dari kamar gue!” seru Jessica mendorong tubuh Candra.Bruk!Candra yang terlelap tanpa sehelai kain, terjatuh dari atas tempat tidur dan menjerit, “Aduh!” Lelaki tampan itu mengerjap-ngerjapkan matanya dan tersenyum kecil saat menyadari d
Usai menikmati sarapannya, Jessica memanggil Asih, salah seorang pembantunya.“Asih, kamu ambil tas kerjaku sekalian tasku.”“Baik Nona...,” jawab Asih bergegas masuk ke kamar Jessica.Tak lama kemudian, Asih membawa dua buah tas. Satu tas tangan berwarna coklat tua dan satunya lagi tas cukup besar berwarna hitam.“Ini bawa ke mobil, Nona?” tanya Asih sembari memberikan tas tangan berwarna coklat.“Ya, suruh Samsuri siapkan mobil. Sepuluh menit lagi aku akan ke kantor,” perintah Jessica.“Baik Nona...,” jawab Asih membawa tas berwarna hitam keluar dari ruang makan.Jessica tampak membuka tas berwarna coklat dan mengeluarkan benda pipih dan mengecek beberapa pesan masuk. Ada sebuah pesan masuk tanpa nama mengirimkan pesan dengan huruf kapital.[Pesan masuk 081xxx : ELO ITU SAMPAH! MAU ELO SEORANG CEO DAN CANTIK TETAP SAMPAH! GUE AKAN AMBIL MILIK GUE!]Seketika wajah Jessica memerah usai membaca pesan singkat dengan huruf kapital. Dengan menelan salivanya Jessica yang sejak menikah dan
Jessica yang mampir ke butik Dewi pun, berdandan rapi dan tiba di kantor saat jam menunjukkan pukul sembilan kurang sepuluh menit. Dengan memakai blazer panjang tanpa kerah berwarna biru muda yang dipadankan dengan pakaian dalam berwarna putih berikut kerah naik menutupi bagian leher jenjangnya membuat penampilan Jessica terlihat sangat elegan dan berkelas.Rambut panjang yang diwarnai kecokelatan sengaja diurai dengan bagian bawah ikal membuat penampilan Jessica kian memesona. Ditambah, riasan wajah tipis tanpa pewarna wajah membuat kecantikan Jessica terlihat natural. Terlebih alis nya yang saling bertaut menambah ketegasan dirinya dalam bersikap.Pada bagian bibir seksinya, Jessica menampilkan warna merah menyala. Hingga semua yang melihat penampilannya tampak terpukau dengan bagian bibir seksi yang berwarna merah menyala dan membuat wajahnya kian bertambah jelita serta lebih muda dari usianya.“Pagi Buu....,” sapa Intan menyambut kedatangan Jessica dan menatapnya lekat.“Napa kamu
Usai menerima panggilan dari Jessica, Candra yang sedang bersenda gurau dan duduk di ruang keluarga dengan Anjani bersama Sekar dan Gendis, kedua adik kandungnya pun langsung beranjak dari tempat duduknya.“Jani, aku mau bicara...,” ucap Candra dingin dengan wajah tampak kaku.Melihat penampilan Candra yang tampak berubah seketika usai menerima panggilan telepon Jessica, membuat Anjani bisa menebak apa yang dikatakan oleh wanita cantik tersebut. Maka, sesampai di halaman belakang rumah Candra, Anjani langsung menebak apa yang akan ditanyakan oleh Candra.“Napa Can? Istrimu cemburu dan fitnah aku lagi?” tanya Anjani.Dengan memicingkan matanya, Candra memandang Anjani dengan tatapan tajam dan saliva yang ditelannya.“Kamu yang kirim pesan lagi sama dia?! Jawab!” cerca Candra geram sembari memegang pergelangan tangan Anjani.“Apa-apa’an sih kamu?! Lepas! Sakit...!” teriak Anjani kala pergelangan tangannya dipegang kuat.“Kamu itu ya!” sungut Candra mengangkat tangan kanannya dengan tang