Sosok yang tinggi dan cantik itu pun muncul di hadapan mereka, Darwin tanpa sadar langsung berpegangan pada sandaran tangan kursi rodanya."Kenapa kamu membawanya kemari?”Daniel tampak acuh tak acuh, "Bukankah kamu baru saja mengatakan kalau ada kesalahpahaman, harus menjelaskannya sesegera mungkin, tidak boleh menunda terlalu lama.""Yang aku bicarakan itu kamu!" Darwin memelototi Daniel.Daniel tersenyum tipis di bibirnya, menatap Sinta dan melambai dengan lembut.Jessika berjalan ke arah mereka perlahan dengan langkah berat.Semakin dekat, semakin jelas bayangan masa lalu itu hadir di pikirannya.Raut wajah Darwin tampak dingin dan dia sedikit membalikkan badannya. Namun, pada saat dia membungkuk untuk memegang kursi roda, gerakannya agak lebar dan kalung yang dipakainya pun terlihat ada dibalik pakaian rumah sakitnya.Hati Jessika menegang.Jessika juga memakai kalung yang identik sama di lehernya.Sebenarnya, ini bukan kalung, hanya rantai biasa dengan sebuah cincin. Cincinnya ju
Jessika membenci tingkah Darwin yang cuek bebek dan tidak mau memberikan penjelasan apapun. Padahal pria itu punya begitu banyak cara untuk mencintai Jessika, tapi dia justru memilih cara yang paling bodoh dan paling tolol!Jantung Darwin bergetar hebat, saat ini lukanya mulai terasa sakit.Setelah berjemur di bawah terik matahari untuk waktu yang lama, kekuatan fisiknya mulai terkuras, wajahnya tampak pucat, butiran keringat tampak bercucuran di dahinya.Ekspresi Daniel berubah, dia segera melangkah maju untuk memeriksa keadaan Darwin.Mungkin lukanya robek dan kain perban pun mulai berdarah.Sinta segera berlari mencari perawat.Jessika berjongkok di depan Darwin dengan gugup, memegang tangannya, "Darwin, bagaimana kondisimu? Apakah ... lukamu serius?"Sebenarnya, luka tusukan itu tidak berarti apa-apa bagi Darwin. Dia bahkan pernah menderita luka tembak yang lebih serius dari ini berkali-kali.Hal yang membuat Darwin merasa tidak nyaman adalah apa yang dikatakan Jessika dan cara wan
Tak lama kemudian, Sinta kembali setelah membeli sesuatu. Dia tersenyum lembut saat melihat Jessika merawat Darwin dengan baik.Dia hanya memesan beberapa patah kata pada Jessika dan kemudian menarik Daniel pergi.Sepanjang perjalanan, Sinta berceloteh terus, seperti burung murai kecil yang berkicau. Beban pikirannya yang satu ini akhirnya tuntas. Meskipun Jessika tidak bersama Lukas seperti yang dia harapkan, asalkan Jessika membuat pilihan, Sinta pasti akan mendukung Jessika sepenuhnya!“Suamiku.” Sinta tersenyum manis, “Menurutku kamu dan Darwin pasti akan lebih sering bertemu kelak. Lupakan masa lalu dan cobalah untuk hidup rukun!”"Ya." Sebenarnya, tidak ada yang terjadi di masa lalu.Daniel menatap Sinta dengan tatapan rumit dan tiba-tiba berhenti.Dia sedang dalam suasana hati yang baik saat ini. Kalau aku mengatakan sesuatu padanya, dia seharusnya bisa menerimanya ....Akan tetapi, dia harus memulai dari mana?Daniel menarik napas dalam-dalam dan menatap mata Sinta yang jernih.
Sinta mencemaskan Jessika yang sendirian di rumah sakit, ketika dia berkunjung, dia melihat Jessika sedang menyuap Darwin.Jessika yang biasanya sangat kasar, setiap suap dia lakukan dengan hati-hati, sambil meniup sendok sup berulang kali, dia takut bibir Darwin terkena panas dan melepuh.Sedangkan pria yang di ranjang rumah sakit itu seperti orang yang tak mampu mengurusi dirinya sendiri, siapa sangka kalau pria ini dua hari yang lalu masih aktif melakukan latihan fisioterapi di ruang pemulihan?Sinta tersenyum dan tiba-tiba teringat pada prianya sendiri.Tehadap orang luar, dia selalu menunjukkan wajah sangar dan sekujur tubuhnya seperti ada tulisan "Jangan dekat-dekat, awas sengol bacok".Tapi begitu Daniel melihat Sinta, dia akan menempel terus dengan Sinta, dia bahkan tidak bisa dihalau pergi. Dia selalu memanggil-manggil “istriku, istriku”, bahkan kicauan burung murai di pohon pun kalah.“Kamu sudah datang.” Pada saat ini, suara yang familier tiba-tiba terdengar dari belakang.S
Sinta bahkan lebih terkejut lagi, "Untuk apa kamu mengeluarkan buku nikah!"Tenggorokan Daniel tercekat dan sudut mulutnya kering, dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya.Saat Sinta tidak ada di rumah, dia mengambil kesempatan untuk mencari buku nikah. Benar saja, nama yang tertulis di buku nikah adalah Dani Setyawangsa .... Saat Sinta menikah menggantikan Santi, keluarga Wijaya mencari koneksi dan langsung mendaftar dengan KTP Dani. .Jika pada saat itu dia tahu kalau hatinya akan berlabuh di hati Sinta, bagaimana pun juga dia pasti akan mendatangi Biro Urusan Sipil secara langsung, apapun yang terjadi.Agus memberitahunya kalau belum terlambat untuk mengubahnya sekarang, hanya butuh usaha keras.Namun, saat Daniel ingin mengambil surat nikah itu, Sinta malah mendapatinya.“Suamiku, ada apa denganmu?” Melihat Dani kebingungan, Sinta merasa tidak tenang.“Kamu … kamu mengacak-ngacak rumah kita, hanya untuk mencari buku nikah? Untuk apa kamu menginginkan buku nikah?”Daniel dengan engg
"Untuk berjaga-jaga, ‘kan!"Sinta menyentuh perutnya sendiri dan tersenyum lembut pada Daniel, dengan lembut tetapi teguh."Kalau nanti kita benar-benar punya anak, kita harus merencanakan untuk anak itu. Akan tetapi asuransi ini aku belikan untukmu..."Sinta memegang tangan Daniel, di dalam hati dan mata Sinta hanya ada dia.“Suamiku… ini kehamilan pertamaku, aku sangat gugup. Aku sudah membaca banyak informasi dalam dua hari terakhir ini. Aku takut jika terjadi sesuatu padaku seperti yang tertulis di artikel ini, maka aku ....”“Omong kosong apa sih!” Wajah Daniel menjadi gelap dan dia menatap Sinta dengan sangat serius, “Jangan berpikir terlalu jauh, kamu akan baik-baik saja!”“Jangan terlalu bersemangat!” Sinta bersandar di bahunya, “Aku hanya mengatakan kalau terjadi sesuatu, kamu harus ingat untuk mengambil uang ini.”"Tidak, hal itu tidak akan terjadi! Tidak mungkin terjadi! "Daniel tidak bisa menahan diri untuk tidak meraung, wajahnya yang suram dan menakutkan itu bahkan membua
"Sinta, kondisi tubuhmu sangat lemah. Ini sebenarnya kehamilan palsu yang relatif jarang terjadi. Tapi ini bukan masalah besar. Jika kamu menjaga dirimu dengan baik, kamu masih bisa hamil.""Selain itu, masih ada satu masalah lagi ..."Lukas mengeluarkan laporan pemeriksaan kesehatan.Nama yang tertera di atas adalah Hendra Wijoyo."Saya ingin meminta maaf padamu terlebih dahulu atas masalah ini. Bapak Wijoyo pernah melakukan pemeriksaan kesehatan di sini, beberapa mahasiswa kedokteran yang berada di bawah bimbinganku, mereka tanpa izin menggunakan beberapa sampel darah sebagai sampel percobaan untuk melakukan tes DNA. Sampel darah ini termasuk milikmu dan Bapak Wijoyo.""Ini merupakan pelanggaran serius terhadap peraturan rumah sakit, beberapa mahasiswa itu juga telah dihukum.”"Tapi aku membaca laporan penilaian yang mereka keluarkan, hasilnya menunjukkan ... kamu dan Hendra tidak memiliki hubungan darah apa pun!"Telinga Sinta berdengung dan pikirannya menjadi kosong....Daniel ber
Akan tetapi apakah Hendra benar-benar tidak menyadari masalah ini?Lalu kenapa Julia selalu menggunakan kata-kata seperti "anak bajingan" ketika memakinya dulu? Memikirkannya sekarang, anak bajingan itu mungkin bukan asal disebut Julia ketika dia marah, tapi itu benar dan beralasan...Jadi dia dan Anton benar-benar dua anak haram yang tidak diketahui siapa ayahnya?Pikiran Sinta semakin kacau, seolah-olah setumpuk rumput liar tumbuh di hatinya, membuatnya tidak bisa bernapas.Daniel berjongkok di depan Sinta, dengan mata lembut, mengangkat tangannya untuk mengusap rambut Sinta dengan lembut."Istriku," suara Dani sangat lembut, "ayo, kita pulang.""Aku ....""Jangan katakan lagi, aku mengerti. Aku tahu suasana hatimu sedang buruk sekarang, tapi ada beberapa hal yang tidak bisa diselidiki dalam waktu singkat.""Sayang, ayo luangkan waktu kita. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu. Jangan khawatir, ya?"Sinta menatap mata Dani dan merasa ingin menangis.Sepanjang jalan Daniel
Ini bukan hanya alasan pernikahan Daniel dengan Yenni, tetapi juga alasan kenapa Yenni memamerkan kekuatannya di hadapan Sinta beberapa kali!Semua itu karena Yenni terlahir sebagai nona muda dari keluarga yang hebat.Sinta menggigit bibirnya, tiba-tiba hatinya terasa sesak dan dia mendorong Daniel menjauh.Daniel terkejut dan mengamati ekspresi Sinta dengan cermat, dia tidak melewatkan ekspresi apa pun di wajah sang istri."Kenapa, istriku ….""Tidak apa-apa." Wajah Sinta tampak datar dan dia menyesali aksinya yang mendorong Daniel menjauh.Sinta tahu dirinya sudah bersikap tidak masuk akal.Namun, Sinta merasa cemas memikirkan wanita lain yang mendambakan suaminya!Daniel tersenyum tersanjung dan dengan ragu-ragu meletakkan tangannya di bahu Sinta lagi. “Kalau tidak apa-apa … bagaimana kalau kita tidur saja?""Kamu tidur dulu, aku masih ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan.""Kamu masih mau bekerja?" Nada bicara Daniel mulai berubah.Sinta melirik Daniel secara samar-samar. San
"Apa?" Daniel mengerutkan kening.Daniel tidak tahu kapan terakhir kali Ismail datang ke Taman Imperial.Sinta menceritakan keseluruhan ceritanya dan berkata, "Aku tidak memberitahumu sebelumnya. Pertama, aku merasa masalah ini telah diselesaikan dan tidak perlu menceritakannya lagi. Kedua ….""Pikiranku memang terlalu polos." Sinta merasa kesal. "Aku tidak menyangka Ismail akan menyembunyikan identitasnya begitu hebat!""Jangan salahkan dirimu sendiri." Daniel membelai bahu Sinta. "Bahkan aku juga tidak menyangka Ismail ternyata orang seperti itu.""Ponsel ini dirusak oleh Bibi Inem." Sinta memandang Daniel. "Saat itu, aku khawatir foto keluarga kita di ponsel itu tidaklah aman, jadi Bibi Inem memikirkan cara dan menjatuhkan ponsel itu ke dalam sup panas."Daniel mengangguk.Meskipun ponsel telah rusak, kalau data dapat dipulihkan, foto di dalam ponsel masih dapat dilihat ….Daniel menyerahkan ponsel pada Wilman. Dalam sekejap, Wilman tahu apa yang harus dilakukan dan segera mundur."
Raut wajah Daniel menjadi muram.Sinta juga tercengang. Dia secara samar-samar ingat kalau terakhir kali Ismail dan Diana datang untuk bermain, mereka membawa sesuatu di tangan mereka."Barang-barang itu disimpan di dapur dan aku tidak pernah memerhatikannya." Bibi Inem menghela napas. "Aku ingin membuatkan sup sarang burung dan kurma untuk Nona Sinta hari ini, jadi aku mengeluarkannya. Aku tidak tahu kalau …."Ekspresi Daniel langsung berubah menjadi ganas.Jadi, Ismail bukanlah karyawan permanen yang sederhana! Tujuannya mendekati Diana sudah jelas.Ismail hanya ingin menggunakan tangan Diana untuk menyingkirkan Daniel dan Sinta!Kalau sesuatu terjadi pada Daniel dan Sinta ketika mereka tinggal di Taman Imperial, Keluarga Sanjaya yang pasti akan disalahkan.Ketika saatnya tiba, Keluarga Hidayat dan Keluarga Sanjaya akan saling berselisih. Kedua pihak akan bersaing satu sama lain dan hanya akan merugikan semua orang …."Daniel." Sinta juga menyadari betapa seriusnya masalah ini. "Kita
"Apa?" Mata Daniel sedikit menyipit saat berpikir sejenak, lalu mencibir, "Aku takut dia melarikan diri dari kejahatannya!"Sinta menatap Daniel dengan bingung. Secara kebetulan, barusan dia juga menduga bahwa itu adalah Ismail karena selain Ismail dan Daniel, Taman Imperial tidak pernah menjamu tamu lain."Wilman." Daniel menatap dengan tatapan tegas, "Apakah kamu tahu ke mana dia pergi?"Wilman mengangguk, "Tiket Ismail langsung menuju ke Semarang."Sepertinya ada sesuatu di Semarang yang membuat Ismail tertarik."Pertama, kendalikan beberapa pekerja bermarga Fairul di rumah itu." Nada suara Daniel jelas dan dingin, "Segera kirim seseorang ke Semarang untuk melacak keberadaannya!""Oke.""Ismail bisa mengambil cuti panjang dan melarikan diri dari kediaman Keluarga Hidayat, pasti ada yang membantunya!"Tatapan Daniel tampak tegas dan jelas, dia sudah memiliki rencana awal di kepalanya. Ismail hanyalah umpan, Daniel akan menggunakan Ismail untuk memancing orang yang berada di bel
"Dia keracunan makanan, tapi gejalanya ringan. Aku sudah memberinya obat dan dia hanya perlu istirahat yang cukup agar cepat pulih."Sinta berseru, "Keracunan makanan?""Ini kesalahanku." Daniel menatapnya."Sinta … tadi pagi aku melarangmu untuk memakan sup karena aku curiga Bibi Inem telah memasukan racun."Sinta menarik napas dalam-dalam. Namun, dia tahu bahwa Daniel tidak akan mencurigai seseorang tanpa alasan, apalagi salah menuduh seorang pelayan tua yang setia padanya."Tadinya aku berniat membawakan semangkuk sup untukmu, tapi kemudian Haju melompat ke jendela untuk mencari makanan, jadi aku memberikan padanya.""Lalu Haju menunduk sambil mengendus-endus.""Saat itu juga, aku bertanya-tanya apa mungkin ada sesuatu di dalam supnya."Sinta baru mengerti Kenapa Daniel begitu sibuk saat itu, kenapa Daniel mengatakan hal aneh yang melarang memakan makanan yang dibuatkan oleh Bibi Inem …."Aku pulang ke rumah pada sore hari dan melihat Bibi Inem yang sedang sibuk." Daniel melanju
Raut wajah Sinta sedikit berubah dan dia merenung sangat lama.Sepertinya dia sudah lama tidak mendengar kabar dari Ismail sejak keributan yang terjadi di rumah waktu itu.Sinta menjawab dengan terus terang, "Aku tidak tahu dia ada di Jakarta atau tidak. Tapi, dia adalah pekerja lama di kompleks kediaman keluarga Hidayat. Setiap hari, kerjaannya sangat banyak, jadi tidak mungkin dia meninggalkan pekerjaannya, bukan?""Oh!" Lukas mengangguk sambil berkata, "Belakangan ini Diana tidak bertemu dengan pria ini, jadi aku kira pria ini sudah meninggalkan Jakarta.""Dokter Lukas!" Sinta segera berkata, "Bahkan kalau pria ini muncul, aku juga tidak akan membiarkan dia bertemu dengan Diana!""Aku dan Daniel tidak ingin Diana berhubungan dengan pria ini lagi. Dia terlalu berbahaya!"Lukas berpikir sebentar, kemudian mengangguk pelan.Pada saat ini, seorang asisten berlari ke arah Lukas dan memberitahunya, "Nona Diana sudah bangun, tapi kondisi mentalnya tidak terlalu baik."Lukas segera bergega
Jantung Sinta berdebar makin kencang, dia tampak sedikit panik.Pada saat ini, tiba-tiba ada panggilan masuk.Dengan gugup, dia pun mengangkat teleponnya. Dari ujung telepon, dia mendengar suara lembut dan pelan yang berkata, "Sinta, ya? Aku Lukas.""Oh!" Dia menenangkan diri, lalu berkata, "Dokter Lukas, ya. Ada masalah apa?"Lukas tertegun sejenak, kemudian dia berkata dengan suara yang makin pelan, "Apakah sekarang kamu bisa datang ke klinik? Ini adalah tempat kerjaku. Hari ini aku ada jadwal konsultasi di Departemen Psikologi."Sinta punya firasat ini ada hubungannya dengan Diana.Dia menutup teleponnya dan segera pergi ke klinik.Lukas sudah menunggunya. Ketika mereka bertemu, mereka pun berbincang-bincang. Lukas menatapnya dengan penuh perhatian, tatapannya penuh makna."Beberapa hari ini aku sudah memberikan konsultasi psikologi kepada Diana," kata Lukas sambil mendorong sebuah laporan ke hadapannya.Sinta pun mengambil laporan itu. Ketika dia melihatnya, tangannya sedikit gemet
Sinta menjulurkan lidahnya sambil tersenyum.Dia mengabaikan Daniel dan langsung berjalan ke arah jalan. Jarak dari sini sangat dekat dengan Asea Media, lalu dia pun bergegas berjalan ke perusahaan.Daniel berdiri di bawah gedung selama beberapa saat.Wilman menelepon Daniel dan berkata, "Tuan, masa Tuan tidak tahu bagaimana gaya bekerjanya Nyonya Nella? Dia tidak akan membiarkan pekerjaan karyawannya terpengaruhi hanya karena masalah perasaan pribadi!""Kalau Tuan mempublikasikan hubunganmu dengan Nona Sinta di perusahaan, pasti akan menimbulkan banyak masalah!"Daniel berkata dengan tidak sabar, "Memangnya bisa ada masalah apa?""Contohnya … seniman di bawah kendali Nyonya Nella juga begitu, mereka juga pacaran. Lalu, bagaimana mereka bisa fokus menerima laporan?"Raut wajah Daniel menjadi masam, lalu dia berkata, "Jadi, aku harus berpura-pura tidak mengenal istriku?"Wilman tertawa getir sambil berkata, "Pokoknya ... itulah yang dikatakan ibumu."Daniel langsung menutup teleponnya.
Sinta tidak punya pilihan selain mengulurkan tangannya, lalu merangkul leher Daniel dan mencium bibirnya.Meskipun tidak terlalu puas, Daniel tetap tersenyum dan melepaskannya.Sinta berkata dengan lembut, "Kamu tidak perlu membuat sarapan lagi. Seharusnya sekarang Bibi Inem sudah pergi berbelanja dan sebentar lagi akan pulang! Dia sangat gesit, dia bisa menyiapkan sarapan dalam waktu singkat.""Omong-omong, Bibi Inem bilang aku harus minum sup ini sebelum sarapan!"Sambil berbicara, Sinta mengulurkan tangannya untuk mengambil sup itu.Namun, sebuah ide tiba-tiba terlintas di benak Daniel. Dia dengan sengaja meletakkan sup itu di samping.Sinta tertegun sambil menatap Daniel dengan tercengang dan berkata, "Kamu … kenapa?""Oh, tidak apa-apa. Sup ini agak dingin, jangan minum lagi.""Bukannya Bibi Inem selalu menghangatkannya?"Daniel tertegun sejenak, lalu berkata, "Sinta, untuk saat ini kamu jangan minum ini, ya. Satu lagi, Bibi Inem sudah sedikit tua. Dia harus mengurus rumah dan mem