Share

Lebih Baik Pergi

Mark tiba di depan pintu, ia melihat Verrel tengah berhadapan dengan Angela. 

"Hentikan!"

"Tolong, jangan katakan apapun!" cegah Mark.

Angela terlihat bingung melihat ke arah Mark dan Verrel secara bergantian. Entah apa yang di sembunyikan kedua pria itu. 

"Sebenarnya, apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Angela dengan bibir gemetar.

Angela yang masih merasakan sakit di bagian perutnya yang di sesar harus merasakan rasa sakit lebih dalam. 

"Angela, sepertinya pernikahan kita harus berakhir. Kau boleh bahagia dengan orang yang kau cintai," kata Verrel.

Tubuh Angela membeku seketika, bukan ini yang ia harapkan dari Verrel. Ia ingin sebuah pelukan hangat, kata-kata maaf karena tidak datang menjenguknya. Apa kesalahannya memang tidak bisa di maafkan, ia sudah cukup menyesal karena ceroboh mengajak berenang di laut hingga sampai kehilangan bayi yang di kandungnya.

"Aku pasti salah dengar kan?" tanya Angela sekali lagi. Ia masih tidak percaya dengan perkataan Verrel.

"Ku pikir kau seorang wanita yang cerdas, dan tidak memiliki kekurangan dalam pendengaran. Jadi kau pasti paham dengan kata-kataku. Akan segera ku urus berkas perceraian kita," kata Verrel membalikkan tubuhnya berniat akan pergi dari kamar. 

"Tunggu!" teriak Angela.

Verrel menghentikan langkahnya tanpa menoleh pada Angela. 

"Aku tahu aku salah, karena bersikap ceroboh sehingga bayi kita meninggal. Tapi ... apakah memang perceraian ini hukuman yang pantas untukku! Aku juga menyayangi anakku! Tidak mungkin aku membunuhnya dengan sengaja!" Tak terasa air mata Angela turun dari pelupuk matanya. Nafasnya naik turun, dadanya rasanya sesak sekali, hatinya sangat sakit tak terkira.

"Bukan hanya itu, aku tidak mungkin bersama dengan wanita yang mencintai pria lain," ucap Verrel lirih.

"Apa maksudmu mencintai pria lain? Dalam hidupku hanya kau satu-satunya pria yang ku cintai," terang Angela. Ia menangis sesenggukan. Tapi Verrel tetap bersikukuh dengan prasangkanya.

"Jangan bohong! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau bermesraan dengan Mark. Bukankah dia cinta masa kecilmu. Tentu saja kau lebih mencintainya ketimbang diriku!" tuduh Verrel.

Angela melihat ke arah Mark, ia i gin mencari jawaban dari Mark. Apa yang di katakan Verrel itu benar. Jika dirinya adalah cinta pertama Mark.

"Angela, maafkan aku," jawab Mark lirih.

"Kenapa kau tidak pernah mengatakannya?" tanya Angela lagi.

"Itu karena _." Belum sempat Mark menjelaskan Verrel sudah berniat pergi.

"Silahkan lanjutkan nostalgia kalian! Aku akan mengurus berkas perceraiannya," ucap Verrel meninggalkan mereka.

"Verrel!"

"Verrel!" panggil Angela. 

Ia berteriak berulang kali tetapi Verrel masih saja tidak menggubrisnya. Mark menghampiri Angela menepuk pundak wanita itu agar lebih kuat dan sabar.

Angela masih saja terus menangis terisak-isak, tak tega akhirnya Mark meminjamkan bahunya untuk bersandar. 

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja," bujuk Mark.

"Tidak, tidak ada yang baik-baik saja. Pernikahanku telah hancur. Dia sendiri yang ingin mengakhirinya," ujar Angela. Ia berusaha untuk kuat tapi rasa sakit di hatinya sangat perih.

"Tolong bantu aku keluar dari rumah ini," kata Angela.

"Tidak, kau jangan gegabah. Verrel sedang emosi. Setelah reda dia pasti akan berubah pikiran," ucap Mark berusaha membujuk Angela.

Angela tersenyum sinis. “Aku tidak ingin mengemis padanya, aku masih punya sedikit harga diri yang harus aku pertahankan." Angela menyeka air matanya.

"Kau masih sakit, lebih baik kau istirahat saja dulu. Setelah bangun tidur, semua pasti baik-baik saja," kata Mark.

"Tak ada yang baik, aku ingin keluar dari rumah ini segera," pinta Angela dengan tatapan memelas. 

"Kamu masih sakit, jangan gegabah," ujar Mark. 

"Aku mohon, tolong aku. Bawa aku keluar dari tempat yang sudah tidak mau menerimaku ini," kata Angela dengan tatapan memohon.

Mark sebenarnya merasa kasihan dengan Angela. Karena kehadirannya, memperkeruh suasana. Padahal Angela sudah berusaha menjelaskan, tapi Verrel tidak mau mendengar sama sekali.

"Aku akan membantumu keluar dari sini hari ini," kata Mark.

"Terima kasih, nanti akan ku beritahu kita kemana," kata Angela.

"Apa perlu aku bawakan pakaianmu yang ada di lemari?" tanya Mark.

"Tidak usah, semua baju itu dia yang membelikannya. Aku tidak mau di anggap pencuri di rumah ini," ucap Angela. Hatinya terlalu sakit, rasanya ia tidak mungkin membawa barang pemberian dari Verrel. 

Mark mendorong kursi roda Angela keluar dari kamar. Mata Angela memandangi sekeliling, tak ada Verrel di sana. Ia lalu menyuruh Mark untuk melanjutkan untuk mendorong kursi rodanya keluar dari rumah utama.

"Kau yakin? Jika tidak yakin, maka aku akan berhenti sekarang juga," kata Mark.

Angela mengeratkan pegangannya pada gagang kursi. Ia sebenarnya berat, tapi kata-kata Verrel terlalu menyakitinya. Ia memutuskan pergi karena Verrel sudah tidak menginginkannya.

Mark membopong Angela masuk ke dalam mobilnya. Sementara itu ia melipat kursi rodanya dan menaruh di bagasi mobil. Angela duduk melihat ke luar jendela mobil, ia memandangi rumah yang pernah menjadi tempatnya bernaung. Ia masih ingat ketika saat menyelamatkan Verrel dari kasusnya dengan Hellen dulu. Jika mengingat itu hatinya malah bertambah sakit. Rasa kecewa menggelayuti hatinya, ia ingin pergi sejauh mungkin agar bisa bernafas.

Verrel melihat kepergian Angela dari balik jendela kamarnya. Ia menyayangkan kenapa Angela tidak ada niatan sama sejali untuk mempertahankan hubungan mereka. 

"Apakah cintamu memang hanya sebatas itu, aku marah begitu saja kau sudah pergi meninggalkanku?" ujar Verrel lirih.

---Bersambung---

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fitriyani Puji
emng perempuan apa udah di talak kok masih dablek kaya kurang laki aja rsakan akibat nya kamu itu kaya ank kecil
goodnovel comment avatar
Dewirina Situmorang
jika kalian saling cinta, tak semudah itu untuk berpaling. karna cinta tidak egois. karna cinta ada kesabaran. karna cinta saling menghargai. karna cinta butuh pembuktian nyata. cinta disini terlalu banyak drama dan orang ke 3. dan cinta yang belum dewasa.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status