"Sayaaaang... Harusnya kau istirahat di rumah saja. Lihatlah, kau masih demam.'' Natarina memegang kening Shakira yang merebahkan diri di pangkuannya. Walaupun khawatir namun ia tak bisa memungkiri kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya saat putri semata wayangnya itu datang mengunjunginya, setelah sekian minggu tak bertemu secara langsung.
"Shaki rindu sama mama. Dan mumpung si eeemmm... Axel memberiku izin jadi Shaki segera saja berangkat. Shaki ingin menginap di sini ma, boleh kan?'' rengek Shakira dengan suara sengau di selingi bersin kecil yang telah kesekian kalinya ia alami. Natarina menggeleng perlahan dengan wajah simpati.
"Tunggu sebentar,'' ucapnya sambil berdiri bangkit dari duduknya dan meninggalkan Shakira yang tergeletak lemah di atas sofa. Wanita muda itu sibuk membersihkan ingus yang meleleh dari hidungnya. Hingga ia harus bangkit dari rebahnya karena mendengar ponselnya berdering menandakan panggilan masuk.
Pasti Axel. Loh? Nomer asing siapa
Shakira mencoba mengabaikannya dan memblokir nomor asing tersebut. Akan tetapi, ia ingat akan ancaman pesan tersebut, bahkan mereka mengetahui namanya dengan jelas.Dalam gelisah, Shakira menelepon ibunya untuk memastikan bahwa wanita itu baik – baik saja. Dan benar saja, dalam telepon video itu nampak Natarina sedang tiduran menggunakan kacamata baca yang masih bertengger di ujung hidung mancungnya."Mama, aku ingin bicara pada Axel supaya mama bisa tinggal disini saja.'' Shakira mencoba mendekati inti permasalahan yang membuatnya gelisah."Jangan cengeng Shaki, mamalah yang sengaja meminta pada Axel agar hidup terpisah darimu nak.''"Hah? Kenapa ma?''"Sayaaaang, sudah berapa kali kita bahas masalah ini sejak kau menikah. Mama tak ingin mengganggu kehidupan rumah tangga kalian nak. Dan lagi, biar kalian bisa fokus untuk segera dapat momongan! Duuuh... keceplosan deh.'' Natarina tergelak, ''Kalau ada mama takutnya Axel malu - malu,'' bisikny
Melihat Axel yang tak berdaya membuat Shakira tak tega meninggalkannya begitu saja. Maka setelah memastikan Axel baik – baik saja dan menitipkannya pada pengawasan bibi Nuri, asisten rumah tangga yang memang mengurusinya sejak ia kecil, Shakira merasa lega untuk pergi ke kampus.Pagi itu ia pergi kuliah dan mencari tahu tentang kerja part time kepada teman - temannya. Banyak informasi pekerjaan yang ia terima, namun beberapa diantaranya menginginkan pekerja seharian penuh. Kesibukannya akan kuliah dan mencari pekerjaan membuatnya melupakan tentang Axel yang tak muncul di kampus.Akan tetapi siang itu entah sengaja atau tidak, teman – teman Axel duduk tak jauh dari tempat duduk Shakira saat mereka makan siang di kantin dan pembicaraan mereka hanya seputar tentang Axel. "Kemana lagi si Axel?''"Ah kurasa dia kelelahan gara – gara semalam, hahaha...''"Kau benar! Dia seperti orang gila! Yaaah siapa yang nggak gila sih kalau lihat Eliza sepe
Mobil hitam mewah itu memasuki pelataran sebuah rumah mewah yang sangat megah. Shakira turun dari mobil setelah pak Johny membukakan pintu untuknya. Walaupun Shakira tak menyukainya, namun kini ia harus patuh akan semua aturan yang telah ditetapkan oleh suaminya, jika ia tak ingin para pegawai itu dipecat seperti yang sudah – sudah karena melalaikan tugasnya, walaupun itu atas dasar permintaan Shakira. Baru saja Shakira akan menelepon ibunya, ia tertegun saat mendengar suara cekikikan perempuan dari dalam kamarnya. Sesekali ada ledakan tawa dan pembicaraan manja, salah satunya adalah suara laki – laki yang sangat ia kenal. Apa - apaan ini? Dengan menahan emosi Shakira membuka pintu dengan kasar, hingga daun pintu itu membentur dinding dengan suara yang menggema di seluruh rumah besar itu. BRAK! Dengan mengepal kesal, Shakira berdiri di tengah pintu memandang Axel yang tampak santai duduk di sofa miliknya. Lain halnya dengan perempuan yang berp
Axel melepaskan pagutan bibirnya pada Shakira, akan tetapi betapa terkejutnya wanita itu saat melihat kedua pergelangan tangannya telah terikat di depan dadanya."Axel! Apa yang kau lakukaaann?'' pekik Shakira dengan menahan kesal di dalam dirinya. Ia berusaha memukuli Axel dan menggeliat agar bisa terlepas dari kungkungan tubuh Axel yang menindihnya. Lalu dengan gerakan cepat Axel menarik lepas kaos lengan pendek yang ia pakai dan langsung diikatkan ke wajah Shakira untuk menutup kedua mata istrinya. Shakira makin histeris tak karuan dengan menendang – nendangkan kakinya."Hei, heiii... Tenang dulu ....'' bujuk Axel yang tiba – tiba membuat Shakira terdiam seolah memikirkan sesuatu."KAU GILA! APA YANG KAU LAKUKAN?" pekik Shakira penuh amarah. Belum lagi tiba – tiba Axel memposisikan kedua kaki Shakira melingkari pinggangnya dan kedua lengan Shakira kini terkalung di leher Axel.Shakira menggeliat kegelian saat Axel memegang pinggangnya
"Maafkan aku sayang karena sengaja membuatmu marah. Tapi lain kali kalau marah jangan melemparkan ponselmu. Kau bisa memukuli aku sepuasmu. Tetapi jangan membuang ponselmu. Rasanya aku bisa gila jika tak bisa menghubungimu setiap saat. Suamimu - Axel.''Shakira meletakkan sepucuk surat yang ditulis tangan oleh Axel, wanita itu tersenyum membayangkan wajah Axel saat menulisnya. Ia meraih box ponsel yang masih tersegel dan sebuah kartu GSM baru yang terletak di samping benda tersebut.Tumben, dia tak membukanya dulu, apa ini tandanya ponsel ini aman dari retasan? Dan lagi entah kenapa dia tak pernah membawaku berbelanja atau membiarkanku belanja sendiri? Oh iya, aku baru ingat, aku yang tak pernah mau mengungkap hubunganku dengannya. Apa aku salah? Lagipula, semua ini hanya nikah kontrak kan? Dan sewaktu – waktu bisa saja semua kemewahan dan keindahan ini berakhir. Ohya, lalu untuk apa aku punya kartu unlimited ini, tapi semua keperluanku selalu dipenuhi olehnya.
Menjelang sore, Shakira yang sedang sibuk membereskan tugas – tugas kuliah itu dikejutkan oleh pemberitahuan Amelia tentang kedatangan seorang laki – laki yang mencarinya. Dengan perasaan aneh dan heran ia menemui tamu misterius itu.Betapa terkejutnya ia saat melihat sosok Dave berdiri di taman depan rumah. Dan kini Shakira duduk di taman depan rumah berdua dengan Dave."Dave? Kau gila! Apa yang kamu lakukan disini?'' Shakira terlihat panik dan berusaha menyeret Dave menuju keluar pagar."Aku ingin bertemu denganmu Ra, nomormu sejak kemarin tak bisa aku hubungi. Tadi aku juga ke kampusmu, tapi kata teman – teman disana, kau sedang tak ada jadwal kuliah, makanya aku terpaksa kemari. Ada apa? Aku sangat mengkhawatirkanmu Ra.'' Dave menggenggam tangan Shakira yang langsung di lepaskan oleh Shakira dengan lembut agar tak menyinggung Dave."Pergi dari sini Dave. Kumohon, aku tak ingin terjadi masalah denganmu,'' ucap Shakira dengan panik
Sementara itu Shakira yang sempat terguncang karena alasan kedatangan Dave, dengan terburu - buru mengemasi buku - bukunya. Wanita itu mengernyit seolah menyadari sesuatu.Tunggu, ada yang salah. Ada yang aneh. Ini masih membingungkanku. Bagaimana Dave tahu tentang semua ini? Padahal pernikahanku ini kan rahasia dan tertutup untuk umum? Darimana Dave tahu, padahal dengan mengetahui rumah ini saja itu sudah tak mungkin. Lalu kenapa dia begitu khawatir dan ingin menyelamatkanku. Dari siapa? Dari Axel?Shakira menghela napas dengan berat, sambil berjalan hilir mudik di kamarnya. Pikirannya benar – benar kalut memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Seperti potongan – potongan puzzle yang bertebaran Shakira mencoba merangkai, namun ia tetap tak bisa menemukan alasan dan benang merahnya.Oh ini semua benar – benar membingungkan. Semua tak ada kaitan apa pun, Axel, Aksa dan Dave. Tidak, tidak, tidak! Aku harus tenang. Aku harus bisa menahan diri untu
Pagi itu mereka terbangun dalam keadaan masih saling memeluk. Shakiralah yang membuka mata terlebih dahulu dan menatap wajah Axel yang polos dengan posisi miring menghadapnya. Shakira tersenyum dan tanpa sadar ia menyentuh wajah tampan yang belakangan hampir selalu berhiaskan kemarahan.Shakira memainkan alis tebal Axel untuk dikerutkan saat ia marah, Shakira pun mengikutinya dengan memasang wajah merengut yang menakutkan mengejek Axel yang ternyata diam – diam mulai tersadar dari tidurnya. Akan tetapi ia ingin menikmati cara Shakira menyentuh dan memperhatikannya.Ternyata dia sangat tampan bahkan dalam keadaan muka bantal seperti ini. Walaupun menyebalkan dan pemarah tapi entah kenapa aku tak takut padanya. Apalagi akhir – akhir ini aku sudah hampir terbiasa dan tahu tabiat buruknya. Dan entah kenapa aku selalu merasa kemarahannya karena cemburunya yang berlebihan.Shakira meraba wajah Axel dari alis tebal, hidung mancung, pipi tirus dan berakhir d
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan