Axel tertegun tapi senang saat mendapati Shakira menyambut kedatangannya di depan pintu utama rumah.“Shaki? Apa yang kau lakukan? Seharusnya kau masih beristirahat di kamar,” tegur Axel seraya berjalan mendekat.“Tidak apa-apa, aku sudah sehat. Dan aku ingin menyambutmu pulang kerja. Karena aku tak melihat kau berangkat dan kau pulang sangat terlambat,” papar Shakira dengan senyum ringan.Axel segera meraih punggung Shakira untuk memeluknya. Lalu mengecup puncak kepalanya dalam-dalam.“Apa kau sangat sibuk hari ini, sampai pulang selarut ini?” tanya Shakira berjalan beriringan bersama Axel.“Iya, dan semua urusan itu membuatku pusing, benar-benar melelahkan karena seolah tak ada habisnya. Sudahlah, aku tak ingin membawa ke rumah masalah kantor,” sahut Axel mengelak menjelaskan saat melihat wajah Shakira mengernyit, “dan kau baru sembuh dari sakitmu Nyonya, jangan ikut-ikutan memikirkan masalah kantor,”Shakira cemberut namun menuruti ucapan Axel, “apa kau sudah makan?” tanya Shakira
Jantung Shakira berdegup sangat kencang, akan tetapi Shakira segera menguasainya agar Axel tak merasakan hal itu.“Kenapa kau berpikir begitu? Apa kau sedang menuduhku?” Shakira balik bertanya menanggapi pertanyaan Axel.Axel menghela napas panjang, “bukan seperti itu. Maksudku, kalau ada masalah tentang diriku sebaiknya kau jujur saja padaku. Agar aku tahu aku harus bagaimana. Aku tak mau melihatmu sakit seperti kemarin. Kau pikir bagaimana perasaanku saat melihatmu pingsan, tergeletak di lantai?Untung saja kemarin kau tak terluka. Coba bagaimana kalau kepalamu terbentur atau semacamnya? Kau pikir aku tak panik? Kau pikir aku khawatir? Rasa-rasanya aku tak mau sedikit pun memejamkan mata sebelum kau terbangun.Aku sampai ribut dengan Erick, karena dia bilang kau hanya demam karena stres. Mama menasihatiku agar kita sama-sama tenang dan saling berpikir. Jadi lebih baik aku sedikit menjaga jarak denganmu agar kau lepas dari kekanganku,”Mendengar penjelasan Axel, Shakira menangis dan
Siang itu, Shakira telah berada di sebuah mal untuk makan siang bersama Axel. Lalu tak berapa lama Rachel datang dan bergabung bersama mereka.“Baiklah, sudah waktunya aku pergi. Bersenang-senanglah kalian. Aku akan kembali ke kantor,” sahut Axel pada Shakira dan Rachel.Axel mengecup lembut pipi dan bibir Shakira, “jaga dirimu, jangan terlalu lelah,”“Iya, terima kasih Axel. Kau juga ya, aku tak akan lama, hanya menemani Rachel mencari buku lalu langsung pulang,” sahut Shakira membalas kecupan di bibir Axel sebelum Axel akhirnya beranjak pergi seraya menyapa Rachel sekedarnya. “Sekarang aku paham kenapa kau sampai sakit seperti itu Shaki. Di depan mata Axel terlihat seperti seorang suami yang begitu sempurna. Dan bahkan aku merasakan bagaimana ia sangat mencintaimu,” ucap Rachel sepeninggal Axel.Mereka masih menatap sosok Axel dari belakang yang berjalan menjauh menuju lobi sampai menghilang dari pandangan.“Iya Race,” jawab Shakira dengan wajah sedih.“Dan kau pasti berpikir, baga
Sesampainya di rumah Shakira yang sudah bisa menguasai dirinya, berjalan tertatih-tatih diiringi Rachel, sementara Aksa memarkirkan kendaraannya. Melihat rombongan yang tak biasa itu, Natarina segera menyongsong Shakira yang terlihat pucat pasi.“Ada apa ini? Apa yang sudah terjadi? Oh apa Shaki kambuh lagi?” cecar Natarina terlihat panik diikuti oleh para pelayan rumah.Melihat kondisi Shakira yang tak baik-baik saja para pelayan berinisiatif mengambilkan minuman untuk Shakira dan para tamu.“Kami melihat kecelakaan maut tante. Di depan mata kami. Dan Shakira sangat syok karena itu,” sahut Rachel yang kini ikut duduk di sofa tunggal bersebelahan dengan Shakira yang kini duduk bertelekan kepala sofa.Lalu Rachel menceritakan secara detailnya kepada Natarina yang membelalak kaget, bertepatan Aksa memasuki rumah.“Oh Aksa, terima kasih nak, kau datang tepat pada waktunya,” ucap Natarina berterima kasih dan menyambut Aksa dengan memberinya pelukan.“Iya Ma, sebenarnya aku juga tak sengaj
Seharian Shakira hanya bisa gelisah menunggu kepulangan Axel, dua kali ia menghubungi nomor ponselnya namun tak sekali pun Axel mengangkatnya. Shakira menatap jam dinding yang bertengger di dinding ruang tengah, di mana ia duduk menunggu Axel seraya menonton televisi.Jam menunjukkan pukul sepuluh lebih dua puluh lima menit malam. Sejak pukul sembilan para asisten rumah tangga telah berada di kamar masing-masing karena mereka harus bangun lebih awal dari para majikan.“Sudahlah nak, sebaiknya Shaki tidur lebih dulu. Mungkin Axel sedang sibuk dengan keluarga Tuan Wellington. Mungkin Axel sibuk mengurusi administrasi jenazahnya,” hibur Natarina yang melihat Shakira tak bisa menutupi gelisahnya setelah panggilan teleponnya tak mendapatkan respon dari suaminya.“Iya Ma, tapi Shaki belum mengantuk. Sebaiknya Mama tidur ya. Sebentar lagi mungkin Axel akan pulang,” sahut Shakira seraya berdiri mengantarkan Ibunya ke kamar.Dan benar saja, tak berapa lama Natarina memasuki kamar, terdengar su
“Apa, maksudmu?” ulang Axel perlahan-lahan seolah menegaskan perkataannya.“Jangan berpura-pura tak paham, banyak pasangan yang menuduh pasangannya berselingkuh, tapi itu hanya sebagai dalih, padahal dialah yang berselingkuh,” papar Shakira dengan wajah kesal.“Aku tidak menuduhmu. Aku hanya bertanya kenapa kau menemui Aksa di belakangku? Bahkan setelah aku melarangmu. Itu saja,” elak Axel dengan tatapan dingin, “seharusnya kau cukup bilang padaku, itu tak sengaja. Tapi, kau terlalu banyak bicara dan bahkan menangis seperti ini,”Shakira tercekat mendengar ucapan Axel yang sinis dan terdengar sarkasme. Itu tandanya kemarahan Axel telah memuncak. Dan Shakira lebih memilih diam tanpa menjawab.“Kenapa diam?” tegur Axel tak henti-hentinya menatap tajam Shakira.“Apalagi yang harus aku katakan? Semua ucapanku tak ada artinya buatmu. Semua penjelasanku tak berguna untukmu. Yang kau butuhkan hanyalah pembenaran dari tuduhanmu. Ya sudah sekarang terserah kamu,” jawab Shakira menatap sedih pa
Shakira mencoba mengabaikan pesan kode rahasia dari Aksa. Ia hanya ingin fokus memperbaiki hubungannya dengan Axel yang tiba-tiba memburuk karena saling salah paham.Shakira menghela napasnya dengan berat seraya menghapus pesan masuk dari Aksa.Aku merasa semua ini harus dihentikan dan harus diakhiri sampai di sini. Entah benar atau tidak, aku merasa orang-orang itu meninggal karena korban dari dalang di balik tragedi itu. Dan sepertinya orang ini terlalu besar dan kuat untuk dijamah.Lagi-lagi Shakira menghela napas dengan berat, tanpa diketahuinya Axel telah berada di belakangnya dan memperhatikan setiap gerak geriknya yang terlihat gelisah seraya sesekali memandang ponselnya. Dan karena melihat Shakira yang melamun tak berdaya membuat Axel sedikit menjahilinya.Shakira terlonjak kaget dari duduknya saat ponselnya bergetar dan berdering di genggaman tangannya. Shakira segera meraih ponselnya saat melihat nama Love Hubby terpampang di layar ponselnya.“Halo?” sapanya dengan wajah sed
“Axel, apa maksudmu? Tolong jangan seperti ini,” elak Shakira berpaling menatap wajah Axel. Mereka saling menatap dalam diam.“Entahlah. Maafkan aku, aku hanya merasa terkadang kau begitu membenciku tapi terkadang ....”Ucapan Axel terhenti seketika karena Shakira menggigit bibir bawah Axel dan menariknya dengan gemas, “ya aku sangat membencimu, bahkan aku ingin melahapmu sampai tak tersisa,” ucap Shakira berbisik di bibir Axel dengan mata nyalang menantang.Axel terkekeh senang, “begitu? Baiklah, as you wish my lady,” sahut Axel mengangkat tubuh Shakira ke atas meja dan melumat bibir Shakira dengan penuh gairah. Sementara tangannya menggenggam kedua tangan Shakira.Mereka saling memagut seolah saling melahap satu sama lain karena kelaparan. Hingga gerakan Axel yang ingin menarik kaki Shakira melingkari pinggangnya malah menyenggol air teh yang disiapkan Shakira untuknya.Gelas itu dengan mulus mendarat di lantai dan membuat suara gaduh karena berbenturan dengan lantai. Mereka terpeki
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan